skip to main | skip to sidebar Cerita X Seru
Home About Contact Home About Contact Grup ini adalah grup yang berisikan materi-materi berbau pornografi atau menceritakan adegan seksual tanpa sensor, hanya kami tujukan bagi kalangan dewasa berusia 17 tahun keatas dan telah menikah.. Jangan pernah meniru adegan dalam cerita DOSA!!! Tampilkan posting dengan label Pesta Seks. Tampilkan semua posting Tampilkan posting dengan label Pesta Seks. Tampilkan semua posting
The Ugly Duckling , Cinderella Game Label: Pesta Seks 0 komentar
Sabtu, 09 Januari 2010
Disclaimer
Cerita ini ditulis dimaksudkan sebagai tempat menyalurkan ide dan fantasi penulis semata. Dalam tulisan ini terkandung segala yang berhubungan dengan hal erotis, hubungan seksual dan perkosaan. Jika anda masih di bawah umur dan atau tidak suka dengan hal itu semua, JANGAN melanjutkan membaca karya penulis.
Seperti yang sudah penulis jelaskan di atas, cerita ini murni fantasi penulis. Semua nama tokoh adalah fiksi, dan kejadian dalam cerita ini bukanlah kisah nyata. Apabila ada kemiripan tokoh ataupun peristiwa dalam cerita ini, adalah satu kebetulan belaka, tak ada unsur kesengajaan dari penulis.
#####
1 : SI Buruk Rupa
Hey, sudah lama ya,..
Apanya yang lama ??
Ya kita berteman seperti ini,
Hmm , sejak SD ya..
Iya Kelas 3 SD kan ?? Waktu itu kamu sering banget diganggu si Gendut Jani,..
Ha ha ha, iya, tapi memang dari dulu aku sering diganggu,..
Bukan Cuma kamu, kita… he he he
Eh, iya-iya tapi memang kita dulu sering banget diganggu ya,..
Hemm, iya sich, memang mereka-nya saja yang nakal,..
Ya, aku memang selalu dikerjai anak-anak yang mungkin tak bisa juga disebut teman oleh-ku, aku tak lebih dari sasaran ejekan , hinaan dan bahan lelucon oleh teman-teman-ku, mungkin karena memang perawakan-ku ini yang membuatku dikerjai oleh mereka,..
Namaku Anton, aku hanya seorang anak lelaki biasa, cenderung pemalu, dan juga lemah, tubuhku pendek, hanya sekitar 155cm, gendut dan juga bertampang culun dengan kacamata bulat-ku,.. sejak kecil memang aku sudah terbiasa untuk menjadi sasaran ejekan dan lelucon oleh teman-teman-ku, capek, bosan ingin melawan, namun aku tak punya keberanian, sampai sekarang beranjak dewasa, tetap tak ada yang berubah, ya hanya wajahku yang dipenuhi jerawat-jerawat batu yang bertebaran di seluruh permukaan wajahku, hanya itu yang berubah dari penampilan-ku,..
Sedangkan satu-satunya teman-ku, Astrid yang juga selalu dikerjai sejak zaman SD dulu, sama seperti-ku, dia juga menggunakan kacamata, rambutnya panjang namun tanpa gaya, sedangkan tubuhnya pun pendek sama seperti-ku, dulu kami terkenal sebagai pasangan buruk rupa, berdua selalu menjadi santapan tawa teman-teman kami, telinga pun sudah kebal rasanya selalu ditertawai seperti itu,..
Namun perlahan semuanya berubah, si itik buruk rupa pun berubah menjadi angsa putih yang cantik, perlahan sejak memasuki SMA, mungkin juga dipacu hormon pertumbuhan tubuhnya, Astrid muali bermetamorfosis dari seorang gadis lucu dan culun perlahan menjadi seorang gadi periang yang cantik, dan memang benar-benar cantik,.
Pandangan mereka yang dulu melecehkannya pun mulai berubah, Boy misalnya salah satu yang paling gemar mengerjai kami berdua malah tergila-gila dan menyatakan cintanya pada Astrid dipenghujung kelulusan kami,.. Astrid mulai menumbuhkan rasa kepercayaan dirinya, dia mulai menyadari kalau dia memiliki kelebihan, namun masih seperti dulu, kami masih sering pulang bareng, makan bareng , atau bercanda bersama yang membuat mata anak-anak lelaki di sekolah terkesan sinis melihat kedekatan-ku dengan gadis tercantik disekolahku ini,..
Astrid berubah menjadi begitu cantik, namun aku masih aku yang dulu, ya seperti yang aku bilang tadi, aku masih seorang yang gendut berkacamata paling ya jerawat saja yang makin banyak di wajah-ku, dalam hati terkadang aku merasa kawatir, aku takut Astrid berubah, aku sudah tahu, sejak kami masih kecil aku tahu Astrid itu cantik, aku yang pertama kali menyadari kecantikannya, Aku orang yang selalu bersamanya, kami tertawa bersama, menangis bersama, dan aku pun tahu aku mencintai-nya,..
Namun setelah Astrid menjadi begitu cantiknya, aku kawatri, aku takut tak lagi bias seperti dulu, aku takut ada seorang lelaki tampan yang mengambil dirinya dari-ku, aku taku, aku tak berani bahkan untuk sekedar berfikir kalau aku akan kehilangan dirinya,. Dan aku sampai detik ini hanya bisa menyimpan perasaan-ku itu, mengamatinya , mencintainya dan menjaganya meski tak bisa menjadi Kekasihnya,..
Senyum, gelak tawa, air matanya masih sama seperti dulu, Astrid masih seorang gadis penyayang yang begitu perhatian dengan temannya ini, masih menjadi tempatku mencurahkan air mata dan kekesalan, namun terkadang dia malah melindungi-ku melindungi dengan kecantikannya, yang membuat mereka para pengejek-ku berhenti membuat lelucon tentang diriku saat Astrid ada di dekat-ku,..
Masih Astrid yang dulu, ya aku tahu, dia masih Astrid yang dulu, sampai tahun pertama kami memasuki bangku kuliah, perlahan aku tahu, tak lama lagi aku akan kehilangn bidadari-ku, di itik buruk rupa-ku,.. si cantik yang selalu menemani aku, kehidupan kuliahku tak berbeda dengan zaman SMA, SMP, dan SD-ku, masih menjadi pesuruh kelas dan bahan olokan teman-teman,..
Berbeda dengan Astrid yang menjadi bunga yang selalu dikeliling pejantan-pejantan yang berusaha menghisap madu dari bunga itu, hati-ku bergetar, takut kehilangan, namun juga bergetar karena aku tahu aku tak bisa melakukan apapun untuk membuat Astrid kembali pada-ku, mencintai-ku, bersama-ku lagi, aku hanya bisa menatap-nya dari kejauhan sambil mengerjakan perintah ‘teman-teman-ku’, menatapnya dari kejauhan, melihat Astrid yang sedang bercanda dengan kawan-kawan Prianya, yang bahkan tak aku tahu namanya, berbeda sekali dengan zaman sekolah dulu, aku selalu tahu, dari Astid sendiri yang mengenalkan teman-teman prianya pada-ku, mengenalkan-ku sebagai Sahabatnya,..
Diam, hanya bisa diam aku tak mungkin juga menanyakan-nya pada Astrid kenapa dia berubah seperti sekarang ?? Hati-ku bertanya sendiri, hati-ku berusaha mencari pembelaan diri, hatiku menangis, namun aku tak bisa mencari pembenaran untuk dirinya, aku takut aku takut sendiri untuk menyadari kalau Astrid mulai Malu pada diri-ku ini, Anton yang masih saja buruk rupa,..
Yang aku tahu hanya seorang lelaki yang mungkin akan merampas Astrid selamanya dari diriku, seorang lelaki yang memang jauh lebih tampan dari diri-ku, seorang lelaki bernama Peter, yang tampak membuat Astrid-ku tergila-gila padanya, mata cantik Astrid yang berbinar bahagia saat bersama lelaki itu, adalah Airmata perih-ku,..
#####
2 . Itik Kecil dan Angsa yang cantik
Kepala-ku ini penuh rasanya, air mataku tak henti mengalir, aku tak tahu harus melakukan apa melihat Anton yang sedang dijadikan samsak tinju oleh teman-teman sekelas, habis menonton pertandingan tinju katanya, dan mereka meminta Anton menjadi sasaran mereka berlatih, aku menangis tak bisa melakukan apapun, bahkan nyaris aku menjadi pengganti Anton bila aku masih menggangu mereka, namun Anton berusaha tegar saat tahu aku hampir menjadi sasaran kenakalan mereka, itu yang membuat aku tak bisa menghentikan air mata-ku ini,..Aku tahu Anton melindungiku meski dengan mata yang lebam, bibir yang pecah dan air matanya yang menahan rasa sakit,..
Aku hanya berdiri disudut ruangan, menatap anak-anak nakal itu, terutama Boy yang begitu terlihat menikmati bagaimana tiap pukulannya mendarat di tubuh gempal Anton dengan tawanya yang begitu menghina kami berdua, sebelum akhirnya mereka puas sambil berjalan tanpa rasa bersalah meninggalkan Anton yang tersungkur di atas tanah lapangan belakang sekolah,..
Aku hanya bisa menangis sambil memegangi Anton yang merintih kesakitan, Anton masih bisa meminta-ku untuk berhenti menangis, dan mengatakan kalau dia baik-baik saja meski air mata-nya masih mengucur deras,..Aku tahu Anton begitu baik, dan aku tahu Anton selalu berusaha melindungi-ku,..
Beranjak ke SMA, aku mulai mendapatkan apa yang biasa didapatkan seorang wanita, tubuhku yang mulai berubah sejak kelas 2 SMP makin menampilkan tubuh seorang wanita dewasa, aku mulai datang bulan di penghujung kelas 3 SMP dan dada-ku yang mulai tumbuh makin indah di masa-masa SMA ini, perlahan aku mulai perduli dengan penampilan-ku, Wajar kata Mama, apalagi Anton yang memuji-ku, dia bilang aku cantik, seperti seorang itik yang berubah menjadi Angsa putih yang begitu indah,..
Perlahan pula kurasakan pandangan yang lain terhadap diriku mulai berubah, aku bukan lagi sasaran kenakalan mereka, mungkin karena aku wanita, namun Anton masih saja menjadi bahan tertawaan mereka, aku ingin sedikit lebih melindungi Anton, sedikit melindungi orang yang mungkin aku sayangi,..
Boy, anak nakal itu sempat membuat-ku kaget, dipenghujung kelas 3 satu bulan sebelum UAN, dia menyatakan cintanya pada-ku, Jelas aku menolaknya, aku tak ingin menjalin hubungan seperti itu dengan Boy, jelas, aku tak ingin juga melihat orang yang selalu menghina Anton itu setiap hari,..
Tapi Anton, aku merasa dia sedikit berubah, aku tak tahu apa yang dia sembunyikan dariku, padahala aku ingin sekali melihat senyum dan tawa lepasnya seperti dulu, namun kurasakan dia sedikit berubah, dia masih sering bercerita pada-ku, segala masalahnya, namun aku tahu, aku tahu dari matanya kalau dia menyembunyikan sesuatu, entah apa itu,..
Usai sudah masa-masa SMA, aku masih bersama Anton, masih di universitas yang sama dengan Anton, meski berbeda jurusan, sesekali kami masih tertawa bersama, masih makan bersama, ataupun saling bertukar cerita, aku masih merindukan Anton yang dulu, aku masih ingin tahu segala hal tentang Anton sama seperti dulu, bukan Anton yang seolah sedang menyembunyikan sesuatu dari-ku,..
Aku tak tahu harus bereaksi seperti apa, yang pasti perlahan aku mulai merasa percaya diri, aku mulai merasa kalau aku ini cukup cantik, meski memang mungkin tidak istimewa, perlahan aku mulai dikelilingi oleh para mahasiswa, aku sadar terkadang aku tak lagi begitu perhatian dengan Anton, namun juga kurasakan dia perlahan menjauhi-ku,.
Aku sempat menanyakan-nya pada Anton, namun dia hanya menjawab dengan diam, dan senyuman, aku tak tahu harus bagaimana, aku tak ingin persahabatan kami hancur karena termakan frekuensi waktu yang makin berkurang, aku masih ingin Anton yang dulu, dan semua hal yang biasa kami lakukan dulu,..
Peter, seorang kakak kelas, yang membuat pikiran-ku ini selalu diisi oleh diri-nya, baik , dia pintar, dan cakep bangettt , aku sendiri sampai tak percaya saat dia mengajak-ku berkenalan dan meminta nomor HP-ku, bahkan saat dia pertama kali menghubungi-ku sampai-sampai aku tak berani mengangkat panggilan darinya, wajahku terasa panas ditambah jantung-ku yang berdebar demikian kencangnya, aku hanya bisa menatap tak percaya Layar HP-ku yang bertuliskan Peter Calling,.. Setelah itu perlahan hubungan kami mulai tumbuh dan cukup akrab, Anton tahu tentang hal ini..
Siang itu, rasanya aku melihat Anton melintas di dekat-ku saat sedang mengerjakan tugas, namun dia seolah enggan menyapa-ku, dan itu membuatku makin tak mengerti dengan apa yang sedang disembunyikan oleh Anton, apa dia marah, atau dia sedang punya masalah, aku ingin memanggilnya, namun melihat matanya yang dingin dari balik lensa kacamatanya membuat-ku mengurungkan niat-ku,..
#####
3 . Cinderella Game 1
Ponsel Astrid berbunyi, perlahan gadis cantik itu mengeluarkan Hpnya dari dalam tas sambil masih melihat Paper Tugas yang ditunjukan oleh salah seorang teman-nya,..
“ Peter.. “ Gumam Astrid saat melihat siapa yang meneleponnya,..
“ Bentar ya Dre.. “ Astrid perlahan berjalan menuju pintu kelas, sambil mengangkat telepon dari Peter,..
“ Halo,.. “
“ Trid, nanti malam jalan yuk… “ suara Peter terdengar dari ujung telepon sana..
“ Nanti malam ?? Jam berapa ?? “ jelas Astrid tak akan menyia-nyiakan setiap kesempatan untuk bisa bersama dengan Peter,.
“ Hmm, kamu bisanya jam berapa ?? Jam 7 ?? “, ‘ Kamu ‘ baru kali ini, Astrid mendengar kata itu dari Peter dan itu membuatnya melayang, mendengar Peter mengganti kata lu dengan kamu..
“ Yawda bisa koq, jemput kan ?? “ wajah Asrid terasa hangat memerah,..
“ Yupz,, Pasti donk, aku jemput kamu ya dirumah, Jam 7an, gak pake ngaret dech, he he“
“ He he, iya CU ya.. “ Astrid mengakhiri pembicaraan dengan hati yang berbunga-bunga..
“ Ok, CU 2 ya.. “
Tak terasa senyum erekah dari wajah cantik Astrid,.. pikirannya melayang sebelum disadarkan oleh panggilan seseorang,..
“ Trid, oi pasti Peter dech.. “ Andre memanggil
“ eh ah, ah gak koq,.. he he “ Astrid salah tingkah , terlebih Andre pernah menembaknya, meski ditolak karena Astrid memiliki harapan yang besar pada Peter..
“ Ha ha, yawda jadi dah tahu kan yang mana yang musti dikerjain,.. “ Tanya Andre..
“ OK, ok, tapi nanti bantuin juga ya, gak gitu bisa tentang Regresi ini.. “ Jawab Astrid,..
“ Iya, nanti yang lain juga Bantu koq,.. “ balas Andre,.
“ Ok, thanx ya Dre.. “
“ Gue jalan dulu dech ya,.. “
” Ati-ati Dre,.. “
” Lu juga Trid,.. “
Astrid pun membereskan Papernya kedalam Tas kuliah-nya, sebelum perlahan dia beranjak dari tempat duduk menuju lift kampus,.. Pikirannya melayang memikirkan hal Romantis apalagi yang akan dilakukan Peter nanti malam..
Namun sosok Anton membuyarkan semua khayalan Astrid tadi,. Anton tampak enggan bertemu dengan Astrid, terlihat perlahan dia membalikan tubuhnya, berjalan kearah sebaliknya, Astrid terlihat binggung harus melakukan apa, namun dia tak mau hubungan seperti ini berlarut-larut,..Astrid pun memantapkan hatinya untuk mengejar Anton,..
“ Ton, kenapa sich, kenapa kamu berubah gitu “ Tanya Astrid begitu berhasil mengejar Anton, yang memang berjalan tak terlalu cepat tadi,..
“ Eh, gak, mank kenapa sich ?? “ Anton tak bisa berbohong, wajahnya tampak binggung harus berkata apa,..
“ Aku tahu Ton, kamu kenapa sich ?? “ Sambil duduk di bundaran kampus
Anton pun mengikuti Astrid duduku disebelahnya,..
Wajah Anton tampak binggung, Astrid masih menunggu jawaban dari Anton, dia tak ingin memendam hubungan aneh ini lebih lama, dia ingin Anton kembali seperti Anton yang dulu,..
“ Pe,. Peter gimana ?? “ Anton membuka pembicaraan,..
“ Hah,.. oh gitu-gitu aja,.. “ Mulut Astrid berkata seperti itu, namun wajahnya merah merona,..
Anton tahu, perubahan itu, namun apalah daya-nya,..
“ Yang bikin aku begini, aku kawatir aja kalau kamu kenapa-kenapa,.. “ Anton berbohong, iya dia memang kawatir,..
“ Tenang aja Anton, gak akan ada apa-apa.. “ Astrid menenangkan sahabatnya,..
“ Iya bagus dech, sory ya aku begini, aku Cuma kawatir,.. “ Kata Anton “ Aku khawatir Peter merebut kamu dari-ku,.. “ Lanjut Anton, sayang hanya dalam hati,..
“ Makasih ya Anton,.. kamu memang selalu perhatian sama aku, sekarang kamu jangan gini lagi ya, jangan bikin aku ikut kawatir,.. “ Astrid menjawab dengan mantap,..
“ Ok,.. he he.. “ Anton berusaha tersenyum lepas,..
“ Nah sekarang kita makan yukzz.. “ Ajak Astrid,..
#####
4. Cinderella Game 2
Terasa hembusan angin yang begitu hangat, dengan cahaya rembulan yang bersinar bulat sempurna, sebuah tenda yang berdiri ditengah atap sebuah gedung yang sudah lama tak terpakai, sebuah meja makan dengan 3 buah lilin yang menyala memberikan kesan suasana yang begitu romantis, hidangan makan malam yang tersaji, tidak bias dibilang mewah, hanya sebuah BBQ ribs dengan sebuah Wine yang tersaji, namun suasana yang dibangun oleh Peter cukup untuk membuat hati gadis manapun untuk luluh..
Astrid seolah tak percaya, tak percaya akan mendapatkan sebuah kejutan seindah ini dari Peter, lelaki yang begitu dikaguminya, lelaki yang begitu membuatnya tergila-gila,..
“ Peter, apa ini ?? “ Tanya Astrid tak percaya,..
“ Ini khusus buat kamu,.. Ada sesuatu yang ingin aku katakana sama kamu,.. “
Kata Peter sambil menarik Kursi mempersilahkan Astrid duduk di kursi itu,..
Keduanya tak menyadari ada sepasang mata yang mengawasi dari sudut pintu tangga yang sedikit terbuka,..mengamati dengan penuh rasa cemas pada kedua anak muda yang sedang terbakar cinta itu,..
“ Astrid,.. “ Kata Peter,..
Astrid mengerlingkan wajah, menatap Peter yang duduk tepat dihadapannya, dia tampak cantik sekali hari ini, sebuah Gaun dengan Model Sederhana namun indah dengan detail-detail yang begitu cantik, membuat kecantikan Astrid begitu memancar,.terlebih pemilihan warna hitam gaun yang diberikan Peter itu tampak begitu kontras dengan kulit putih Astrid yang begitu menawan,..
“ Astrid “ terpotong “ Mau kan kita melanjutkan hubungan ini kearah yang lebih serius..”
Astrid tersenyum bahagia, namun dia tak ingin bereaksi berlebihan,..
“ Serius ?? “ Pura-pura bertanya,..
“ Aku ingin membagi kebahagiaan-ku, semuanya tangis canda, Cuma sama kamu, dan kaum pun harus begitu,. “ Peter perlahanmenjawab, kata-katanya terdengar mantap, tanpa keraguan,..
Astrid makin terbuai, menghentikan tangannya yang sedang menikmati makan malam yang begitu romantis itu,. Dia menatap Peter dalam-dalam, berusaha untuk mempercayai semua ini, sebelum dia mengangguk,.. dia tak sadar ada seorang yang memperhatikannya tak terlalu jauh memang, dan mengharapkan Astrid menolak Peter,..
Orang itu tak ingin kehilangan Gadis yang dicintainya itu, pun lagi tak ingin Peter merebut gadis itu dari dirinya,.. Air matanya mengalir, harapannya, semua obrolan tadi siang yang seolah Astrid mengatakan akan tetap bersamanya menguap begitu saja, Orang itu berusaha menahan derai air matanya,..sambil berusaha menyembunyikan dirinya,.
Peter mengajak Astrid berdiri, menjauh dari meja makan menuju sebuah tenda tanpa dinding yang sudah disediakan, didalamnya ada sebuah pemutar Mp3 menyanyikan lagu-lagi romantis, keduanya tampak asyik bercengkarama, sesekali berusaha menari meski keduanya terlihat canggung tak terbiasa menari dengan alunan Waltz seperti itu,..
Orang itu kembali mendekat, mengendap-endap, dengan mata yang berkaca-kaca, menyadari mungkin hanya tinggal hari ini dia bisa menatap gadis yang dicintainya itu, seolah gadis itu akan segera menghilang esok hari,..
Peter memeluk Astrid mesra,.. menghancurkan hati si lelaki misterius itu lagi,..
Tangannya menempel di wajah gadis yang baru saja menjadi miliknya itu,..Mata mereka saling beradu, seolah mengatakan ‘aku sayang kamu’ dan perlahan Peter mendekatkan bibirnya dengan bibir Astrid yang tipis itu,.
Astrid binggung harus melakukan apa, pikirannya masih melayang antara kebahagiaan, ataupun rasa bersalah kepada Anton, ia takut Anton akan kembali menghindarinya, karena dia kini sudah memiliki seorang pacar,..
Namun ciuman Peter membuatnya sadar, ingin dia mendorong Peter, menolak ciumannya, namun dia urung melakukannya dan balas mencium Peter,..
Keduanya berciuman mesra,..
Mereka cocok, mereka cocok, mereka memang pantas bersama,..
Kata itu terus diulang oleh si sosok misterius itu,..sementara dia pun perlahan pergi menjauh meninggalkan kedua remaja yang sedang dimabuk asmara itu,..
Mencintai adalah kehilangan,..
Sementara Peter dan Astrid saling berpagutan, mereka menikmati indahnya malam, pelukan Peter membuat Astrid bertambah luluh, tanpa disadarinya perlahan tangan itu menurunkan satu tali gaunnya, dan Astrid entah mengapa tak menolak diperlakukan seperti itu,..
Ciuman Peter beralih ke tengkuknya, sementara memberikan keleluasaan Peter menjelajahi dada gadis itu… menciuminya dengan mesra sambil mulai turun ke arah payudaranya yang masih ditutupi oleh bra, ingin rasanya Astrid menolak, mendorong lelaki itu . namun entah Setan apa yang menyelingkupi dirinya, dia enggan menolak kegilaan ini,..
Bahkan saat Peter melepas kait bra-nya, membuat untuk pertama kalinya, bagian kewanitaanya dilihat oleh seorang Pria,. Dia masih diam saja, diam tak bergeming seolah membiarkan kegilaan ini terus berlanjut,..
Payudaranya yang putih mengantung indah, ukurannya tak berapa besar, namun cukup untuk membuat bergairah semua orang yang menatapnya,..
Peter menciumi gundukan payudara itu, sebelumnya perlahan dia mencium payudara itu, sebelum merambat naik ke arah puting payudaranya..
Diciumnya puting Astrid yang berwarna pink, kecoklatan,.. Astrid tak menolak sementara lidah Peter mulai memainkan putting itu,..
“ Hmmm, Pete.. “ Astrid mendesah, setiap sapuan lidah Peter mendarat di payudaranya itu,..
Hmm, kenikmatan terlarang yang dirasakan oleh seorang gadis virgin yang baru saja lepas dari ketidakberdayaannya di masa lampau, seorang gadis yang bertransformasi dari seorang itik buruk rupa, menjadi seorang angsa putih yang indah, jelas dia bukan lah orang yang terbiasa dengan pujian dan segala rayuan, membuatnya begitu mudah jatuh dalam kebusukan lelaki ini,..
Kebusukan lelaki yang mungkin akan segera mengambil madu gadis itu, apakah Astrid salah ?? dia hanya seorang korban, dan wajar bila dia tak bisa melawan keinginannya itu, dan membiarkan Peter yang mulai menurunkan Gaunnya yang tadi masih tertahan di perutnya, turun ke bawah, hingga kini hanya sebuah celana dalam yang masih ada di tubuh Astrid,..
Tubuh itu begitu indah, sebuah harta karun tersembunyi, sementara seekor lebah tampak makin leluasa menghisapi madunya,.. Tangannya turun, membelai permukaan vagina gadis itu yang masih tertutupi celana dalam, membelainya perlahan, membelah vagina itu sambil menekan sesuatu di ujung atas vagina itu yang terasa seperti sebuah biji jagung,..
Astrid bergetar saat jemari itu menyentuh bagian sensitifnya itu, iya tak berusaha melawan, namun ia juga tak berdaya menahan birahinya yang mulai naik, birahi yang mulai membakar dirinya dan membuatnya bergetar-getar di setiap sentuhan jari itu,..
Terasa bagaimana jemari itu menekan-nekan dan berputar-putar diatas bagian itu, perlahan Astrid pun merasakan vaginanya yang mulai mengeluarkan cairan, Astrid menutup matanya pasrah, menikmati permainan Peter terhadap dirinya,.. dan hanya diam saja meski Peter meloloskan celana dalamnya itu, membuat gadis itu kini telanjang bulat seperti bayi yang baru dilahirkan,..
Perlahan dan lembut tangan Peter menyentuh bagian selangkangan Astrid yang hanya ditumbuhi oleh bulu-bulu halus yang tak lebat
“ Gila, apa yang gue lakuin sich “ Pikir Astrid,..Namun gadis itu tak kunjung menghentikan perbuatan Peter, masih diam sambil membalas ciuman Peter, tangannya tak menghentikan perbuatan bejat Peter,..
Peter turun, dari lidahnya meluncur turun melewari leher Astrid, terus turun kebawah melewati payudara Astrid yang sempat dihisapnya sebentar sebelum kembali turun melewati perut dan pusar Astrid sebelum akhirnya mendarat di bagian Vagina-nya..
Lidah itu menempel tepat didepan bibir vaginanya, tanpa sadar justru Astrid mengangkangkan kakinya lebih lebar, tubuhnya bergetar menikmati bagaimana lidah Peter mulai menyapu bibir vagina-nya,..
“ Peter, ough,.. apa… apaaan .. Hmmm “ Astrid mendesah,..
“ Enak sayang ?? “ Tanya Peter,.. Astrid membalasnya dengan Anggukan lemah..
Lidah Peter terus bergerak-gerak, menyapu bibir vagina Astrid menyapu seluruh permukaan vaginannya, sementara jempol Peter berada di bagian sensitive strid yang terasa seperti sebuah jendolan bagi gadis lugu macam Astrid,..
Lidah itu bagaikan ular menyerupt vagina Astrid sesekali menghisapnya membuat gadis itu hanya bias mengejang-ngejang nikmat menutup matanya,..menikmati detik demi detik dan tiap sapuan lidah Peter,..
“ Hmmmm, oughhh,.. “ Astrid gemetaran nikmat,..Sementara Peter kembali berdiri dan memeluk Astrid,..tangannya membuka resleting celannya, sambil memelorotkan sedikit celana dalamnya, batang penis Peter yang sudah mengeras itu pun muncul dari sarangnya,..
Astrid menutup mata sambil memalingkan wajahnya, namun Peter langsung menangkapnya dan mencium Astrid, “ sayang aku juga mau ya ?? “ Peter membisiki Astrid,..
Tangan Peter membimbing tangan gadis itu untuk menyentuh batang kemaluannya, semula Atstid menolak namun ciuman Peter dan kata-kata manis Peter membuat Gadis itu pasrah dengan apa yang dilakukan Peter,.. tangannya mulai menyentuh benda asing yang bahkan baru kali ini dilihatnya itu, terasa hangat dalam gengamannya dan begitu keras,..
Perlahan Astrid mengerakan tangannya mengocok penis itu, sambil membalas ciuman Peter,..Peter mendesah nikmat diantara ciuman Astrid, lidah mereka berpagutan, tangan Astrid pun masih naik turun mengocok batang kemaluan Peter,..
“ Hmmm, ammmph sayang,.. “ Mereka makin hebat berciuman,..
Sementara Tangan Peter turun, mengerjai vagina Astrid yang masih virgin itu, tangannya bergerak merangsang tiap bagian sensitive gadis itu, membuat Astrid makin bergairah dan melampiaskan pada penis yang ada di tangannya itu,..
Entah berapa meint berlalu, namun yang pasti keduanya begitu terbakar oleh suasana, penis Peter makin mengeras, demikian juga dengan Vagina Astrid yang mulai basah oleh cairan cintanya,.. Astrid hanya bisa memejamkan mata, menikmati jemari Peter yang mengesek-gesek vagina-nya itu,..
Peter menarik penisnya dari tangan Astrid, perlahan dia merengangkan Paha kekasihnya itu, Astrid menutup matanya, saat merasakan kepala penis Peter menyentuh bibir vagina-nya, wajahnya pucat, iya tak tahu harus melakukan apa,.. apa iya harus kehilangan keperawananya hari ini, namun iya tak mau mengecewakan Peter,..
” Boleh aku masukin, sayang ? ” Tanya Peter, berbisik di telinga Astrid, Astrid membeku tak bersuara,.. dia berfikir keras,.. takut dikewakan, namun juga tk ingin terbangun dari mimpi ini begitu cepat,..
Beberapa detik iya terdiam sebelum akhirnya menjawab Peter,..
“ Kamu gak akan berubah kan sayang ?? “, “ Kamu sayang sama aku kan ?? “ Astrid menjawab terbata,..
Peter mengganguk, mencium mata Astrid yang tertutup, ungkapan sayang yang paling dalam,.. Astrid pun tak lagi kuasa menolak , perlahan iya mengangguk, kembali Peter mencium Astrid,..
Jantung Astrid berdebar kencang, tiap detik hatinya penuh dengan rasa bersalah, namun dia hanya bisa diam saja, memejamkan matanya, sambil mengigit bibir bawahnya perlahan, perlahan pula, penis di bibir vaginanya mulai mendesak masuk, perlahan membelah vagina perawan-nya,..
Penis itu pun makin mendesak masuk, tertahan, terganjal oleh selaput daranya, symbol keperawanan seorang gadis, mahkota yang tak akn pernah terganti, Astrid ragu dan menahan bahu Peter, namun Peter kembali mengecupnya, membuat Astrid melepaskan pegangan tahanan tangannya, dan membiarkan Peter kembali melakukan kegilaan-nya,..
Perlahan Penis itu kembali keluar sebelum kembali didesak-kan masuk,..
“ Awwww… “ Astrid merintih perih,.. Peter menahan penetrasinya, membiarkan Astrid sesaat sambil menatap mesra kekasihnya,..
Astrid mengganguk, memberikan kesan dia baik-baik saja, dan bisa melanjutkan,..
Peter pun kembali mendesakan penisnya, kembali berulang-ulang, meski sedikit Astrid merintih sakit, namun Peter tak ingin menyiakan kesempatan menyetubuhi Astrid, gadis lugu itu pun tak ingin mengecewakan orang yang dicintainya itu, dengan menahan rasa sakit yang di rasakannya,..
Akhirnya perlahan penis Peter menjebol selaput dara Astrid, Astrid menteskan air mata, rasa sakit, namun dia mendapatkan ciuman mesra dari peter, perlahan penis Peter mendesak masuk dalam vaginanya, perlahan masuk kedalam, sementara darah keperawanan Astrid mulai mengalir keluar, tak banyak namun memiliki arti yang begitu berharga bagi seorang gadis,..
#####
5. Cinderella Game 3
Tiba-tiba Peter mencabut penisnya, dia melap penisnya dengan Gaun Astrid yang terjatuh di lantai, membiarkan Astrid yang masih melamun kebinggungan, Gadis itu diam tak berkata apa-pun tak mengerti kengan apa yang akan terjadi selanjutnya, sementara Peter mulai berjalan kearah kursi meja makan, sambil menyalakan rokoknya,..
“ Yang kenapa ?? “ Tanya Astrid kebinggungan dalam dinginnya malam…
Sementara dari belakang Peter muncul dua orang kekar dengan wajah menyeramkan dan begitu buruk rupa, rata-rata berambut ikal dan berbibir tebal, ditambah lagi kulitnya yang hitam dan bertubuhtegap, mereka mirip serang kuli ataupun kenek kendaraan,..
“ Sayang, kamu mau nyenegin aku kan ?? “,..
“ Senengin kamu ?? Maksud kamu ?? “ Astrid binggung sambil menutupi tubuhnya dengan gaunnya yang ada dilantai,.. menahan rasa perih yang teramat sangat di selangkangannya,..
“ Ya ini, namanya permainan Cinderella, dan kamu tahu, aku begitu terangsang kalau melihat orang yang aku sayang di kerjai oleh orang lain,, he he he “ Peter tertawa, matanya mengatakan lain, seolah mengatakan, “ Kamu itu gak pantes buat aku, tapi mereka,.. “
Astrid hanya bisa diam, air matanya mulai menggenang, hatinya hancur dipermainkan seperti itu, sementara kedua lelaki menyeramkan itu mulai mendekat,..
“ Cantik boss, “ Kata salah satunya yang berhanduk seperti seorang kenek,..
“ Wah, dapet amoy cantik gini, makasih boss.. “ Sahut satunya, sambil menempelkan tangannya ke wajah Astrid,..
Astrid sontak menepis tangan kasar itu, namun dia langsung dicengkram oleh tangan kuat orang itu, yang membuatnya tak berdaya melawan malah membuat gaun yang menutpi tubuhnya kembali jatuh kelantai, membiarkan tubuhnya kembali polos tanpa busana,..
Orang yang mencengkram tangan-nya langsung mencium wajah Astrid yang membuat gadis itu menjerit ketakutan,..
“ Lepasssinnnn “ Air mata mulai mengalir dari wajah Gadis itu,..
Tiba-tiba, Anton muncul dari balik tangga dan langsung menghantamkan pukulannya ke arah Peter yang masih terkejut dengan kehadirannya, pukulan Anton mendarat tepat diwajah Peter yang membuat Peter tersungkur di atas tanah, namun 2 orang suruhan Peter langsung menerjang ke arah Anton,..
Anton berusaha melawan, namun dia bukanlah orang yang pandai berkelahi,tak berapa lama dia pun berbalik menjadi orang yang dipukuli oleh kedua orang itu, pukulan demi pukulan mendarat di wajah dan tubuhnya, sebelum akhirnya Anton terjatuh akibat pukulan mereka,..
“ ****** lu ya, kenapa lu pake kesini ?? Lu suka ma dia ?? “
Anton mengumpulkan keberaniannya untuk mengganguk, dan meludah ke wajah Peter,..
Peter membalas ludahan Anton dengan pukulan diwajahnya, wajah Anton mengeluarkan darah akibat pukulan Peter tadi,..
“ Liat nich, dia bilang dia suka ma lu ha ha ha… “
Astrid terdiam, dia seolah mengerti perubahan sikap Anton belakangan ini, terlebih saat Astrid menceritakan kedekatannya dengan Peter,..
Terbayang olehnya semua kenangan sejak masa-masa SD sampai saat ini, dan Astrid pun sadar kalau dia pun memiliki perasaan yang berbeda pada Anton, namun matanya tertutup oleh kabut bernama Peter
“ Abisin aja nich orang “ Perintah Peter,..
Kedua orang suruhan itu pun, menghujamkan pukulan berulang-ulang ke tubuh dan wajah Anton, Astrid terus menangis dan berusaha berteriak, namun mereka tak juga menghentikan perbuatannya, hingga akhirnya Anton kehilangan kesadaraannya,..
Anton terjatuh setelah dipukuli oleh kedua orang kekar itu,.. Tampaknya kedua orang itu anak buah Peter, Peter melihat ke arah Anton yang diam tak bergerak,.. Sementara kedua orang itu kini berjalan mendekati Astrid yang masih digenangi air mata, sekaligus mengkhawatirkan keadaan Anton,..
Astrid kini harus melayani 2 orang lagi, yang satu adalah seorang bapak setengah baya dengan tubuh kekar yang mirip kuli bangunan yang satunya lagi, mungkin seorang kenek bus, terlihat dari handuk yang dikenakaannya melingkar di lehernya tadi sebelum kini keduanya melepaskan pakaiaanya hingga penis mereka yang besar dan begitu hitam menempel diwajah cantik Astrid yang masih belum bisa menghentikan Air Matanya, sementara Anton hanya bisa menutup matanya, masih terbaring tak bergerak diatas tanah dengan darah yang mengalir dari hidung dan mulutnya,..
Astrid terpaksa melayani dua orang itu sekaligus. Sementara perlahan Si Kenek berjalan ke arah belakang Astrid sebelum menusukan penisnya yang besar dalam vagina-nya, matanya terpejam melawan sakit akibat penis yang masuk dalam vaginanya itu..
Mata Astrid merem melek menahan rasa sakit, ditambah perasaan aneh yang mengatakan ini ‘enak’ sementara penis itu mulai membelah tubuhnya, terasa bagaimana penis itu mulai masuk, pertama kepalanya yang besar itu disusul dengan batangnya yang mulai masuk, namun tertahan oleh sempitnya vagina Astrid, kembali penis itu ditarik keluar oleh pemiliknya sebelum kembali ditekan masuk sedikit lebih dalam, Si kuli mulai tak sabaran sambil menekan-kan penisnya lebih dalam dari sebelumnya,..
“ ******, sempit banget, tapi enak kaya disedot “ kekeh si kuli, mengomentari sempitnya vagina Astrid, sementara Astrid hanya bisa mengigit bibir bawahnya sambil berusaha membiasakan tubuhnya dengan benda yang sedang memasuki tubuhnya itu,..
“ Oughh, hmmm … “ Astrid tak kuasa untuk mendesah saat penis itu berhasil masuk lebih dalam saat si Kuli menyodokan penisnya itu dengan kuat, tangan si Kuli mencengkram pinggang Astrid dengan kuat, sempat dia berhenti sesaat kembali berkomentar,..
“ Gila Boss, kedut-kedut,.. “ tawa si Kuli, pada Peter, yang duduk diatas sebuah Kursi sambil menyalakan rokok-nya,..
“ Ha ha, bagus kalo lu suka,.. “ Astrid menatap bajingan itu, air matanya mengalir deras, terlebih aroma dendam, namun dia juga mengkawatirkan Anton yang masih tak bergerak,..
Si Kenek pun mulai bergerak, tangannya meremas-remas payudara Astrid, bukan hanya meremasnya namun sesekali jemarinya memilin dan menarik-narik putingnya, membuat pemiliknya mendesah nikmat, tangannya meremas kedua payudara itu perlahan, sementara penis si Kenek yang ditaksir lebih besar dari punya si Kuli itu, menggangtung di hdapan Astrid,..
Dan tak lama, si Kenek pun tampak menginginkan hangatnya mulut Astrid,.. Penis itu ditampar-tamparkannya ke wajah Astrid seraya menyuruh Astrid membuka mulutnya,..
“ Buka non, isepin donk “ Perintah suara parau itu,..
Astrid bergeming, bau kencing ditambah lagi penis yang hitam bau, dengan urat-urat yang menonjol membuatnya ragu untuk membuka mulutnya, apalagi rasa jijik menyelimuti dirinya,..
Namun si Kenek tak kekurangan akal, Meski Astrid terus menutup mulutnya dari sergapan penis itu, Si Kenek malahan menjepit putting payudara Astrid sambil menariknya kuat-kuat,,..
“ Ahmm… “ Astrid tak lagi bisa membungkam mulutnya, saat itu juga penis si kenek langsung ditekan masuk dalam bibir tipis Astrid, tertahan tak sampai setengahnya karena mulut itu terlalu mungil untuk penis ukuran itu, namun si Kenek masih menekan-nekan kan penisnya agar bisa masuk lebih dalam, Astrid tampak binggung, menahan sakit, apa lagi penis dalam mulutnya itu masih berusaha menekan masuk,..
Si Kuli tak mau kalah dengan apa yang dilakukan oleh rekannya itu, sambil tertawa dia pun mulai menggenjot Astrid, penisnya ditarik sebelum kembali ditekan nya masuk kembali, perlahan namun makin lama makin cepat si Kuli mengerjai Astrid, perlahan makin lama makin cepat si Kuli menyodokan penisnya dalam vagina Astrid yang masih begitu sempitnya,.. Sementara penis dalam mulut Astrid pun makin lama makin masuk, meski sempatnya tersedak akibat penis itu menyodok hingga kerongkongannya,..
Si Kenek pun tampak puas dengan hangatnya mulut Astrid, terlebih penisnya yang menusuk di mulut Astris itu hanya tersisa beberapa centi dari pangkalnya,..
“ Nah Bagus neng, sekarang pelan-pelan jilatin ya,.. “ Suruh si Kenek sambil menarik penisnya keluar, Astrid langsung terbatuk-batuk ditengah desahannya, begitu penis si kenek meninggalkan mulutnya,..
Tangan si Kenek menekan wajah Astrid di keningnya membuat gadis itu menegadah ke atas, Tangan yang satunya menyodok-nyodokan penisnya di wajah Astrid,..
“ Tangan-nya neng tangannya sini “ Perintah si Kenek,..
strid tak berani membantah, satu tangannya diangkat, langsung disambut oleh si Kenek yang menyuruh Astrid mengengam penis besar itu dengan tangannya,..
Penis dalam gengamannya berkedut-kedut, Wajah Astrid tampak binggung dengan apa yang harus dilakukannya selanjutnya, penis itu terasa hangat, sama dengan penis yang sedang keluar masuk dalam vaginan-nya, yang mulai memberikannya perasaan nikmat,..
“ Nah gitu Neng,.. sekarang pelan-pelan di kocok,. Hmmm “ Si Kenek mendengus nikmat saat tangan halus nan mungil milik Astrid mulai bergerak mengocok kemaluannya itu,..
Namun belum lagi Astrid terbiasa mengosok penis itu, Si Kuli yang merasa dilupakan itu menyodokan penisnya keras keras,.. membuat Astrid melolong nikmat,..merasakan penis itu yang tertanam lebih dalam dari sebelumnya,..
“ Oughh,.. hmmmm.. “ Astrid mendesah keenakan,..
Si Kuli kembali menyodokan penisnya lebih keras lagi dari sebelumnya,.. membuat Astrid kembali melolong lagi dan lagi, hingga 6 kali banyaknya Astrid melolong sebanyak si Kuli melakukan Deep Penetrasi pada tubuhnya yang baru saja kehilangan keperawanan,..
Perlahan Astrid mulai terbiasa dengan apa yang dilakukan oleh kedua orang yang sedang memperkosanya itu, tangannya mengocok penis si Kenek,.sementara Si Kuli yang melihat payudara Astrid yang sedang menganggur itu, melepaskan satu cengkaraman tangannya dari pinggul Astrid dan meremas bongkahan payudara Astrid, membuat Gadis muda itu makin keenakan,..
“ Hmmm , pakkk pelaan pak,.. “ Pinta Astrid, yang disambut tawa kedua jongos itu, dan juga Peter yang tampak begitu menikmati Atraksi ini,..
“ He he he, enak ya non “ Tanya si Kenek,..
Astrid enggan mengganguk,.. dia diam saja, meski dia tak memungkiri kalau tubuhnya mulai terbakar oleh kenikmatan terlarang yang belum pernah dia rasakan sebelumnya,..
“ Jawab donk Non !! “ Kata si Kuli.. Kembali dia menekan-nekan-kan penisnya dalam-dalam, Astrik kembali melolong nikmat diperlakukan seperti itu, dia begitu menikmati bagaimana penis itu tertekan masuk, terlebih terasa seperti menyentuh leher rahimnya,..
Astrid masih bisa menahan untuk tidak mengangguk, namun si Kuli tak habis akal, dia pun menghentikan pacuannya,..
“ Jawab donk non, kalo gak enak gak kita lanjutin,.. “ si Kuli tampak diatas angin karena dia tahu kalau Astrid sangat menyukai diperlakukan seperti itu, terlebih saat penisnya di tekan kuat-kuat,..
Astrid binggung harus melakukan apa, bokongnya di goyangkan, gadis itu berusaha mencari kenikmatannya, namun si Kuli tak kalah akal, dan melepaskan penisnya dari vagina Astrid,..
“ Enak gak non ?? “ Tawa kedua jongos itu,..
Astrid tampak pasrah sebelum akhirnya dia mengangguk,..menyerah kalah, Peter pun tampak puas dengan apa yang telah berhasil dilakukannya untuk menghancurkan mainan barunya ini,..
“ Ha ha ha, gitu donk Non,.. “ Si Kuli kembali menekankan penisnya dalam vagina Astrid, dan Astrid pun menyukainya,..
Astrid kembali mengigit bibirnya, menikmati penis yang mulai merambat masuk dalam vaginanya itu, matanya memejam merasakan penis itu kembali masuk dalam dirinya, terasa kepala penis itu kembali membelas dirinya diikuti dengan batang kemaluan itu, masih terasa perih namun itu yang memberikan kenikmatan tak tertahan..
Penis itu menyeruak masuk sempat tertahan beberapa kali sebelum si Kuli akhirnya kembali menggenjot Astrid perlahan, tangan si Kuli pun makin asyik meremasi payudara yang renyah itu,..
“ Neng, yang ini jangan di lupain,.. “ Kekeh si Kenek, sambil menyodorkan penisnya kembali pada Astrid,.. perlahan Astrid pun kembali menggengam penis itu dengan tangannya sebelum kembali mengocoknya,..
“ Jilat donk neng “ Pinta si Kenek,..
Astrid pun sedikit ragu, namun dia tak punya pilihan lain selain mengikuti keinginan si Kenek, terlebih dalam hatinya juga ada sedikit rasa ingin mencoba,..
Perlahan lidahnya pun menjulur, mencari penis itu dan membelai kepala penis itu perlahan, membuat si kenek tak bisa untuk tak melenguh kenikmatan,..
“ Ahhhh,.. “ Desah si Kenek saat lidah Astrid membelai penis itu perlahan, membelai kepala penis itu, mengitarinya sambil merambat turun membelai batang penis itu…
Si Kenek makin kesetanan, dia pun menyuruh Astrid untuk mulai menghisapi penis itu,.. pertama astrid Agak ragu melakukannya terlebih karena baunya yang menyengat namun, akhinya Astrid menyanggupinya, terlebih setelah si Kuli yang sedang menyetubuhinya makin mantap mengarapnya,..
“ Hmmm, Oughhh .. “ Astrid mendesis nikmat, meski dengan kepala penis si Kenek dalam mulutnya, sementara si kenek pun begitu keenakan menikmati penisnya disedot-sedot dalam mulut Astrid, Tangan Astrid pun masih digunakan untuk mengocok penis si Kenek itu,..
Perlahan Anton mulai tersadar, kepalanya masih terasa pening, namun dengan mata yang layu itu, dia langsung tergelak saat menyaksikan gadis yang dicintainya itu sedang dikerjai oleh 2 orang yang memukulinya tadi, ingin rasanya bangkit berdiri dan menyelamatkan Astrid namun apalah dayanya, bahkan untuk sekedar mengangkat kepala pun dia nyaris tak mampu,..
Ditatapnya Peter yang sedang merokok sambil duduk di atas kursi, tertawa penuh dengan aroma iblis yang membuat Anton jijik luar biasa, marah namun tak tahu harus melakukan apa untuk membalas perlakuan manusia bejat itu,..
Air matanya mengalir melihat Astrid dikerjai 2 orang itu, di perkosa habis-habisan, dia tak mengerti mengapa Astrid sampai mau melakukan hal menjijikan itu, hanya satu jawaban yang terbit dalam pikirannya, dan membuat kemarahannya makin meledak saat dia berfikir bagaimana mereka memaksa Astrid melakukan hal tersebut,..
Tatapan Anton berubah bagaikan menatap binatang paling hina, terutama pada Peter, ingin rasanya bangkit berdiri menghajar orang itu, namun iya tahu iya tak bisa melakukan apapun saat ini,..
“ Auwww, oughh .. hmmm “ Astrid mendesis ditengah kulumannya mengoral penis si Kenek, masih dengan begitu bergairah Si Kuli mengerjainya, membuat Astrid begitu melayang kenikmatan, dan menyalurkan kenikmatan itu pada penis dalam mulut dan gengamannya, sesekali astir menyapukan lidahnya ke seluruh batang penis si Kenek, bahkan menyedot-nyedot buah zakarnya,..
Entah perasaan apa yang terbangun dalam batinnya, rasanya kepala Astrid berputar, setiap detik sodokan penis yang begitu terasa dalam vaginannya membuat Astrid melayang makin tinggi, melayang menikmati tiap momen penis itu mencabik tubuhnya, membelah dirinya, memberikan gadis itu kenikmatan yang luar biasa,..
Remasan-remasan pada payudaranya menambah kenikmatan yang dirasakannya,. Terlebih penis dalam Vaginanya terasa membersar ditambah serbuan si Kuli yang makin menggila, jepitan tangan si Kuli pada putting payudaranya, membuat Astrid tak mampu lagi mengocok penis di tangannya itu dengan benar, ia begitu tergila dengan penis yang menyodok dalam vaginanya itu,..
“ Oughhh,, pak enaakk pak… “ Kata Astrid perlahan,..
“ Terus neng, bapak juga enak… Hmmm “ Rambut Astrid di tarik oleh si Kuli yang kini begitu asyik merodeo Astrid sementara Si Kenek hanya terkekeh, mempersilahkan temannya menggarap gadis cantik itu sesukannya, dan menatap wajah cantik Astrid yang begitu terbakar menikmati pemerkosaan ini,..
Keringat yang mengalir diwajah cantik Astrid sama banyaknya dengan yang ada di tubuh si Kuli,.. Si Kuli makin bergairah menikmati jepitan vaginanya yang meremas keras penisnya itu, makin terbakar oleh licinnya vagina Astrid yang mulai mengeluarkan cairan cintanya, terasa oleh Astrid bagaimana tubuhnya mulai mengejang –ngejang hebat, seluruh ototnya seperti tertarik, hanya ada satu kata yang menggambarkan pikirannya saat itu, yaitu kenikmatan,..
Hanya itu yang dirasakan oleh gadis itu, dia seolah begitu menikmati penis yang sedang keluar masuk dalam vaginannya itu, menikmati tiap detik penis itu meluncur di dalamnya,.. Mulutnya terus menceracau, namun bukan hanya itu, tangannya ikut turun, membelai vaginannya menyentuh penis yang keluar masuk itu diatara celah dua jarinya,..
“ Oughh,,, ahmmm awww,.. “ Kedua orang itu mendesah saling bersahutan, entah bagaimana kenikamatan yang dirasakan oleh kedua orang itu, namun jelas membuat siapa pun yang melihat ingin ikut menikmatinya,..
Namun tidak dengan Anton, hanya Kemarahan yang ada dalam dirinya, dia tak ingin gadis yang dicintainya itu dipermainkan seperti itu, Anton sama sekali tak sadar kalau Astrid pun menyukai diperlakukan seperti itu, yang tampak dimatanya hanya-lah paksaan yang dilakukan oleh orang-orang biadab itu pada Astrid,..
Tubuh Astrid mengejang hebat selama beberapa detik, matanya menutup menikmati tiap detik setruman-setruman Organsme menghajar dirinya,.. Dan juga si Kuli yang menyadari Astrid mencapai puncaknya itu makin gila memacu vagina gadis itu, mencari puncak kenikamatan dirinya, sambil memegangi gadis yang sedang kelojotan itu dengan cengkraman kuat di pinggul gadis itu,..
“ Ouwwwh, hmmmmm….. “ Astrid seolah kehilangan seluruh tenaganya saat Organsme itu mereda, giliran si Kuli yang mencabut penisnya dari vagina Astrid, meninggalkan selangkangan gadis itu yang meneteskan sedikit cairan cintanya, berpindah ke wajah si Gadis yang reflek menutup matanya saat melihat si Kuli mengocok-ngocok penisnya di depan kedua mata Gadis itu,..
“ Ouhhhh Anjiiing… “ Lolong si Kuli sambil menyemprotkan spermanya ke wajah Astrid yang masih menutup wajahnya,..Sperma itu muncrat hingga membasahi dada Astrid, banyak sekali sementara Astrid masih menutup matanya, berharap ini segera berakhir,..
Setelah tak ada lagi cairan yang menembak ke wajahnya Astrid pun membuka matanya, dia melihat si Kuli yang sedang mengatur nafasnya lelah, dengan penisnya yang mulai terkulai layu,. Tanpa sadar dia menjilat sperma yang menempel di bibirnya,..
Si Kenek yang melihat hal yang dilakukan Astrid sebelumnya langsung berkomentar,..
“ Owhhh, si eneng doyan ya.. Ha ha,.. “ Tangannya langsung menempelkan sperma si Kuli yang berserakan di wajah Astrid dan menyodorknannya ke mulut Astrid,..
“ Ayo telen lagi ha ha,.. “ Suruh si Kenek,..
“ Tau gitu tadi di mulut aja,.. Ha ha ha,.. “ Si Kuli ikut berkomentar,..
Astrid tak bisa melawan selain mengikuti keinginan para pemerkosanya, dan enelan Sperma yang terasa asing untuknya itu,..Air matanya kembali mengalir menyadari kegilaan yang dilakukannya tadi, dia pun kembali menengok ke arah Anton, Astrid belum tahu kalau Anton sudah mulai siuman,..
Masih Astrid mengkhawtirkan keadaan Anton namun belum lagi rasa kawatirnya hilang, si Kenek langsung mendorongnya berbaring, “ jangan liat sana aja Non ah,.. “ kekehnya
Si Kenek tanpa sedikit pun rasa Jijik menciumi wajah Astrid yang mungkin masih berbekas Sperma si Kuli, sebelum turun mengerjai bagian dada-nya,..
Menyedot-nyedot payudara Astrid, sambil sesekali meremas dan memilin putting payudaranya, nafas Astrid yang mulai teratur membuat gadis itu kembali terbakar birahinya kembali,..
Tangannya mulai menjengut rambut si Kenek, sekedar pelampiasan kenikmatan saja, terlebih saat si Kenek menyusu di payudara Astrid,..
“ Hmmmm,.. “ Astrid melenguh nikmat,..
Si Kenek mulai menekankan penisnya masuk dalam vagina Astrid, tertahan pleh sempitnya liang vagina itu, Astrid memejamkan matanya, menahan rasa sakit akibat penis yang lebih besar dari 2 sebelumnya itu mulai mengoyak tubuhnya,..
Penis itu masuk makin dalam, tertahan, kembali ditarik keluar sebelum kembali ditekan masuk dan membuat penisnya terbenam lebih dalam, kembali si Kenek melakukannya berulang-ulang hingga akhirnya penis itu masuk seutuhnya,..
Astrid mendesah-desah, penis dalam vaginanya itu membuatnya mengeliat-geliat geli keenakan, terasa olehnya bagaimana otot-otot vaginanya menekan penis yang terasa begitu keras dan hangat dalam vaginanya itu,..
Belum sempat Astrid terbiasa dengan penis itu, si Kenek mulai mengarapnya, pinggulnya mulai bergerak, menarik keluar penisnya sebelum kembali dihantamkannya dalam-dalam,..
“ Oughh, hmmmm.. “ Mulut Astrid terus menceracau,..
“ Gila, kedut-kedut terus nich memek… ha ha ha.. “ Tawa si Kenek,..
Astrid tak kuasa menahan gelombang birahi yang diberikan oleh si Kenek, tubuhnya mulai terbuai dengan kenikmatan yang diberikan oleh si Kenek, bahkan lumatan bibir si Kenek pun dibalasnya, keduanya berciuman mesra terlebih vaginanya mulai terbiasa dan mulai mengeluarkan cairan pelumas yang membuat si Kenek makin cepat memacunya,..
Tiba-tiba si Kenek mengangkat tubuh Astrid, Astrid pun sontak memeluk tubuh si kenek kuat-kuat, tangan si Kenek menopang bokongnya, sementara tangan Astrid menggantung ke leher si Kenek, si Kenek mencium Astrid sebelum kembali menggoyang pinggulnya kembali menyetubuhi Astrid,..
Dalam gendongan si Kenek, Astrid hanya bisa memeluk makin erat leher si Kenek, takut jatuh meski dia menikmati sekali posisi disetubuhi sambil di gendong seperti itu, dan lagi penis itu tersodok-sodok dalam vagina-nya tiap kali si Kenek menggoyangkan bokong Astrid dalam pelukannya itu,..
“ Owghhh, hmmm .. “ Tak terasa sebuah Organsme kecil menghantam Astrid memudahkan penis itu makin lancar keluar masuk dalam kemalauannya, makin dahsyat juga si Kenek itu menyetubuhinya,..
Hanya sebentar mereka dalam posisi yang menguras tenaga itu,.. Si Kenek kembali menjatuhkan Astrid ke lantai dan menyetubuhinya dengan gairah yang makin memuncak, di angkatnya satu kaki Astrid dan ditaruhnya dipundaknya, dengan posisi itu makin leluasa lah si Kenek menyodok-nyodokan penisnya, bahkan beberapa kali dengan sodokan-sodokan kuat yang membuat Astrid makin tak berdaya menikmati tiap detik penis itu di hantamkan ke tubuhnya,..
Si Kuli tak mau ketinggalan, terlebih penisnya sudah kembali tegak berdiri, di pangkunya kepala Astrid menghadap ke selangkangannya, Astrid yang sudah keseten tak ragu untuk mengulum penis itu, jemari lentiknya langsung mencengkram penis itu, dikocoknya perlahan penis itu sebelum kembali dikulumnya,..
Penis dalam vaginanya makin mantap membelah tubuhnya, keringat ketiga orang itu seolah menjadi satu, sama dengan perasaan binggung amarah, takut, kesedihan yang bercampur dalam pikiran Anton, ia benar-benar tak tahu apa yang terjadi, dia terlalu jauh dari tempat kejadia, dan tak mampu untuk berdiri, yang bisa dilakukannya untuk mendekati mereka hanya merayap dia atas tanah itu sampai ke tempat mereka,.. dikumpulkan segenap kekuatan dan keberaniannya, perlahan dia merayap bagaiakan seekor cacing di atas tanah kering itu,..
Perih akibat gesekan dengan permukaan lantai, namun apa yang bisa dilakukannya lagi, dia khawatir dengan keadaan Astrid, dan dia mau melakukan apapun untuk bisa menghentikan ini semua,..
Desahan Astrid bersahutan dengan desahan si Kenek, Tangan si Kenek begitu bernafsu meremas-remas Payudara Gadis itu, meremasnya dengan kedua tangan berototnya, penuh dengan nafsu, menariknya ke kiri-kekanan, sesekali menjepit putingnya dan menghisap kedua putting itu dengan bibirnya yang tebal,.. Astrid hanya bisa memejamkan mata tiap kali si Kenek menyusu pada payudaranya…
Astrid makin membenamkan wajahnya ke penis si Kuli yang masih mengacung tegak, dikocoknya penis itu, sambil menghisapi buah Zakar si Kuli, membuat pemiliknya makin bergairah dan menceracau keenakan, berdua dengan si Kenek, keduanya bergantian menyusu di payudara Astrid, menghisapinya sambil sesekali menyedot kuat, atau mengigiti putingnya yang makin lama makin menonjol terangsang,..
Rabaan tangan si kenek tepat di clitoris Astrid membuat gadis muda itu makin terbakar birahi yang begitu menggila, membuat gadis itu makin liar melampiaskan birahinya, melampiaskan rasa nikmat yang diterima oleh liang vaginanya pada penis yang berada dalam mulutnya itu, si Kenek, memijit sambil menekan-nekan clitoris Astrid membuat Astrid terus mendesah tak karuan, menggeliat-geliat hebat meski vaginannya masih terus dihantam oleh penis si Kenek,.
“ Hmmm , ehmmm.. “ Astrid mendesah diantara penis yang sedang dihisapnya itu,.. tangan kedua kacung itu pun terus memelitir payudara Astrid sambil menghisapi putting susunya,..
Rasa sakit bercampur nikmat yang terus makin lama makin menguasai tubuh Astrid membuat gadis itu nyaris beada diujung Organsmenya kembali, namun dia masih memiliki sedikit kesadaran untuk tidak begitu saja menyerah dalam keadaan ini, masih ada sedikit kesadaran kalau dia sedang diperkosa, namun tubuhnya berkata lain, perlahan makin lama makinbanyak pula cairan cintanya yang mengucur akibat rangangan dan penetrasi yang dilakukan oleh kedua orang itu,..
Si Kenek mencabut penisnya membuat Astrid sedikit kecewa, sambil terkekeh si Kenek mengocok-kocok penisnya, mungkin akan segera keluar namun ternyata si Kenek tak mau mengecewakan Astrid yang masih mencari kepuasan birahinya, penis yang begitu besar dan panjang itu kembali diselipkan ke mulut vaginan-nya,. Sedikit digesek-gesek sebelum kembali perlahan memasuki liang vagina itu,..
Astrid sontak mendesis nikmat, penis yang begitu keras itu kembali memasuki dirinya, perlahan begitu gentle dan terus masuk sedikit demi sedikit, kedua paha Astid diloloskan ke pinggangnya, membuat penetrasi itu menjadi lebih mudah, namun sempitnya vagina Astrid membuat penis yang masuk itu mulai tertahan, perlahan kembali dicabut,. Sebelum diterjangkan kembali lebih dalam dari sebelumnya,..
“ Oughhh, nghhhhh “ Astrid mendesis, penetrasi yangbegitu keras membuat dia melupakan sesat penis si Kuli, menikmatio penis yang menerjang begitu dahsyatnya dalam vaginanya, baru saja penis itu masuk seutuhnya, kembali penis itu disodok-sodokan keluar masuk vaginanya begitu cepat,..
Si Kuli yang tak ingin kehilangan kenikmatannya kembali menyodorkan penisnya, baru Astrid menangkap penis itu dengan tangannya, kembali si Kenek mencabut penisnya, sebelum mengulang apa yang tadi dilakukannya, tampaknya dia begitu menikmati bagaimana vagina Astrid menjepit batang kemaluannya,..
Astrid kembali hanya dapat menjerit tak berdaya, menikmati penis yang begitu dahsyat menerjang tubuhnya dengan penetrasi yang begitu kuat,.. Dia begitu terlarut dalam arus birahi yang dikendalikan oleh kedua orang ini,..
Akhirnya setelah 4 kali si Kenek melakukan kegemarannya tadi, Tubuh Astrid diguncang oleh puncak kenikmatan, tubuhnya menderik hebat sebelum menjerit kenikmatan,..
“ Ouhgh….. “ Tubuh Astrid mengejang beberapa detik, dan smeentara itu juga si Kenek menangkat tubuh Astrid yang berkelojotan sambil menerjangkan penisnya seperti orang yang kesetan, tangan Astrid masih mengocok penis si Kuli tanpa sadar, membuat si Kuli
Penis si Kuli dalam gengaman tangan Astrid mulai berkedut kedut, demikian juga dengan penis si kenek dalam vagina-nya, sementara Astrid masih berkelojotan, gelombang organsme yang menghantamnya tadi berkemabang menjadi multi organsme akibat si Kenek yang tak mau kehilangan moment nikmat itu, mengumulinya sambil terus menyesakan penisnya dalam vagina Astrid yang membuat gadis itu nyaris pingsan keenakan,..
Tubuh Astrid penuh dengan peluh, pun sama dengan tubuh kedua pemerkosanya,.. tubuh Astrid berhenti bergetar setelah beberapa saat, namun telah menguras habis semua tenaga gadis itu,.. Si kenek masih menciumi tengkuknya, sementara Astrid mulai kembali menyedoti penis si Kuli, menikmati penis yang begitu keras dalam mulutnya, apalagi penis itu mulai berkedut kedut dalam hisapannya,..
“ Oughhh,.. “ si Kenek mencabut penisnya dari vagina Astrid mengocoknya di depan Astrid sambil mendesis-desis kenikmatan,..
“ Ayo, buka mulutnya hmmm “ perintah si Kenek…
Astrid pun meninggalkan penis si Kuli, yang langsung mengocok sendiri penisnya yang hampir klimaks juga,
“ Oughhhh,… “ Si Kenek menumpahkan spermanya kedalam mulut Astrid, begitu banyak hingga sebagian mengalir keluar lewat tepi bibirnya,.. namun penis itu masih menembak-kan spermanya dalam mulut Astrid, hingga akhirnya berhenti,..
“ Ayo, telen ayo,.. “ Astrid menuruti perintah itu, perlahan ia menutup mulutnya, menelan perlahan sperma yang begitu banyak dan pekat, diiringi gelak tawa para bajingan itu,..
Masih ada sedikit sisa sperma si Kenek dalam mulutnya, ketika si Kuli, melolong hebat dan menyuruh Astrid kembali membuka mulutnya..
“ Ayo neng tambah lagi, .. “ Si Kuli mendesis sambil menghentikan kocokannya, Astrid membuka mulutnya kembali, sambil bersiap menerima lelehan sperma si Kuli,..
Kali ini tak sebanyak sebelumnya, Astrid mengocok-kocok penis si Kuli seolah sayang bila masih ada sperma yang tersisa, sebelum kembali Astrid menutup mulutnya dan menelan Sperma itu perlahan,…
Butuh usaha berulang-ulang, sambilmenahan perasaan jijik, namun akhirnya Astrid berhasil menelan habis sperma yang ada dalam mulutnya tadi,..tubuhnya begitu lemas dan lemah, seolah tak ada sedikit pun tenaga yang tersisa saat Peter melangkah memeluk dirinya,..
Astrid menatap Peter benci, namunia terlalu lemah untuk sekedar mencaci,..
“ Sayang,.. “ jijik sekali rasanya saat kata itu, terlontar dari mulut Peter,..
“ Liat kesana,.. “ Peter menunjuk ke arah kursinya, di bawahny tergeletak Anton dengan wajahnya yang hancur lebur oleh bekas-bekas pukulan si Kuli dan Kenek,..
Air mata mengalir dari mata Anton,..
“ Kamu tahu,.. Dia liat semua,.. dan katanya dia mau,.. “ Peter terkekeh setelah membisiki Astrid,..
#####
6. Cinderella Game 4
Astrid dihinggapi oleh jutaan rasa bersalah, kini ia tahu Anton begitu menyayanginya, namun dia telah dipermalukan, namun malah meresponsenya seperti seorang pelacur, ia memalingkan wajahnya dari Anton, namun si Kuli dan si Kenek mendekati tubuh anton yang tergolek lemah tak berdaya, sementara Peter memaksa Astrid melihat apa yang akan mereka lakukan selanjutnya,..
“ Hey, hey ayo liat , ini yang akan terjadi kalau kamu gak mau ngelakuin hal yang sama pada sahabat-mu itu he he … “ Peter mengancam,..
Astrid kembali melihat ke arah Anton, tepat sat sebuah pukulan si Kuli mendarat di wajah Anton,…
” Oughhh, Jangannnn “ Astrid menjerit, melihat pukulan si Kuli membuat Anton kembali tersungkur,..
“ Jangan Peter, aku mohon, aku mau, aku aku… “ Astrid menangis,..
“ Ha ha ha, bagus ayo, kesana… “ Peter mendorong Astrid,..
Astrid berjalan kearah Anton, dia menatap keadaan sahabatnya itu, air matanya mengalir deras, mata Anton masih hidu, namun penuh dengan kekecewaan, seolah berkata,..
” Astrid, kamu ini pelacur.. “
” Astrid aku jijik padamu,.. “
” Pergi kamu pelacur,.. “
Astrid mendorong tangan si Kuli yang masih mencengkram kerah baju Anton,..
Astrid berbisik,..
“ Maapin aku Ton,.. “
Astrid mulai membuka celana yang dipakai Anton, menurunkan resleingnya sebelum melepaskan celana itu berikut celana dalamnya,..
Si Kuli dan si kenek terkekeh, melihat penis Anton yang tak mengeras itu, meski ukurannya mungkin hampir sama dengan milik Peter tadi kalau berereksi, namun penis itu seolah mengatakan, Jangan Astrid aku gak mau,..
Anton berusaha menghindari tangan Astrid, dan tak membiarkan Astrid melakuakan apa yang akan dilakukannya, namun Astrid menangkap penis Anton dalam gengamannya, perlahan dia menurunkan wajahnya, memasukan penis itu dalam mulutnya, diiukuti derai tawa Peter dan para pembantunya itu,..
Astrid perlahan mengoral penis Anton yang mulai keras itu, sementara Peter dan kawan-kawan-nya hanya tertawa menyaksikan Astrid menjilati penis sahabatnya itu,.. tak ada sedikitpun rasa bersalah pada mata mereka, yang ada malah tawa mereka yang begitu bahagia melihat gadis itu menjilati penis sahabatnya yang telah babak belur tersungkur di atas tanah,..
Penis dalam gengamannya makin keras, sementara Anton sendiri hanya bisa memejamkan matanya, hatinya bimbang antara senang dengan apa yang sedang dilakukan oleh Astrid, namun juga sadar kalau semua ini didasari oleh ancaman Peter dan teman-temannya itu,..
Terlebih Anton sadar kalau semua ini terjadi karena dia gagal melindungi Astrid, gagal melindungi orang yang dicintainya,.andai dia bisa memilih ingin rasanya dia mati saja daripada harus menyaksikan semua yang terjadi sebelumnya,,..
Terlebih Air mata Astrid yang mengambang di pelupuk mata gadis itu, gadis yang begitu dicintainya, matanya menatap Peter dengan tajam, meski dia tahu tak ada yang bisa dilakukannya saat ini,..
Lalu apa yang harus dilakuakan oleh Anton, ada rasa marah, sadar kalau Astrid kini sudah seperti seorang pelacur dimatanya, pelacur yang meminta untuk terus disetubuhi, hancur rasanya hatinya saat itu, namun iya juga tak bisa membohongi nuraninya, dia sadar meski dia membenci apa yang dilakukan oleh Astrid ssat ini, namun apa yang dilakukannya saat ini membuatnya Anton tak mampu membendung birahinya,..
Apa ini juga yang Astrid rasakan ??
Anton binggung dengan apa yang harus dilakukannya,..
Semetara Cemoohan orang-orang itu makin menjadi dan membuatnya makin tak mengerti dengan dirinya sendiri, dia ingin ‘merasakan’ Astrid, namun dia membenci gadis itu sekarang, sekaligus mencintainya karena dia tahu Astrid sedang melindungi dirinya,..
“ Ayo Masukin, masukin … “ Seru ketiga orang itu,..
Astrid pun mengangkangi Anton membimbing penis Anton ke arah kemaluannya, perlahan menurunkan pinggulnya menikmati penis itu mulai memasuki tubuh Astrid yang menutup matanya, menikmati penis Anton yang mulai masuk dalam vaginanya,..
---Fin---
Diposkan oleh Dee Namaku di 20:05 Antara Istriku dan Mbak Urip (Pembantuku) Label: Pesta Seks 0 komentar
Jumat, 08 Januari 2010
"cerita ini adalah murni karanganku sendiri mudah2an bisa menghibur pembaca dan ini adalah cerita karangan saya yang kedua,mohon pertunjuk dan bimbingan dalam pengeditan bila ada kesalahan dalam kata2 dan semoga pembaca puas dan mupeng"
"saya sudah berkeluarga dan saya juga seorang pengusaha,dalam kehidupan kami serba cukup,saya tinggal di daerah jakarta barat,tepatnya kami tinggal daan mogot di komplek c (nama komplek tidak saya jelaskan)dalam keluarga kami ada dua pembantu yang satu mengurus anak2,saya mempunyai 4 anak2 yg cantik,
"pembantu saya bernama u dan biasanya kami panggil nama mbak urip dan yang satu lagi bernama mbak siti,dan mbak urip dulu sudah pernah berkeluarga,sekarang mbak urip sudah cerai dengan suaminya dengan setatusnya janda dan dengan body yang luar biasa seksi,kalau dilihat dari depan buah dadanya serasa mau loncat keluar saking besarnya sampai mangkok bh aja tidak cukup,dan kalau nampak dari
belakang terlihat pantat nungging bulat besar kalau ia sedang jalan pinggul nya bro bisa bikin si ntong berdiri",
"sedangkan mbak siti masih gadis berambut panjang buah dada tidak begitu besar paling ukurannya bh32 pinggulnya biasa2 aja,kalau dibanding antara mbak urip dan siti masing2 ada daya tarik tersendiri,masalah dalam keluarga saya, mbak urip lah selalu mengurus anak kami karena dia lebih berpengalaman dalam mengasuh anak2,dan mbak siti bagian mengurus rumah tangga kerjanya mencuci dan memasak,
"dalam kehidupan keluarga kami rukun2 saja , saya boleh dikata adalah suami yang belibido cukup tinggi,sewaktu saya masih lajang aja saya sudah mengenal namanya seks,saya semasa lajang aja sering berhubungan seks dengan teman wanita yang kerja sekantor,setelah punya usaha dan menikah aku masih juga suka namanya seks, ini juga sudah kebiasaan,sudah tabiatnya ya susah untuk berobah,kadang2 kalo lagi ngumpul dengan teman ke pub minum2,dan ujung2nya pasti cari bookingan,
"dalam kehidupan seks dengan istri saya pasti kami lakukan semingu tiga atau empat kali,setiap hubungan dengan istriku pasti istriku selalu mendapat kepuasan,dan selalu melakukan dua atau tiga ronde,ya namanya juga libido tinggi,selebihnya pasti curi2 cari wanita diluar
,dan pada malam minggu saya sedang menonton filem bokep dan istri saya mulai bergairah dia langsung buka seleting celanaku dan akupun membantu membuka seluruh pakaianku,batang kemaluanku digenggam istriku ,lalu elus dan dikocok halus lalu dia menciumku dan membisik pa..aduh ..ma lagi kepengen banget , liat tuh punya papa sudah bangun, keras lagi,dan maunya papa di apain,
"lalu saya menjawab diisap aja ma,,papa..lagi kepengen nih,dan..istri saya langsung kepalanya menuju turun keselangkang lalu dijilat bijiku lalu lidahnya kembali menuju batang kemaluanku dan di jilat di ujung kemaluaan saya dan mengulum sambil menyedot sehingga batang kemaluanku berdenyaut2 sampai membuat saya melayang2, saking nikmatnya aku mendesisi sstt... ssttt.....okkhh...".
"pada saat istri saya sedang isap batang kejantannanku tiba2 tampa sengaja saya menengok kepintu, lupanya pintu kamar saya lupa konci terbuka sedikit, saya melihat ada sesosok bayangan sedang berdiri didepan pintu kamar tidur kami,saya sudah tahu dia tak lain adalah mbak urip sedang mengintip saya lagi brhubungan dengan istri saya,dan saya sengaja makin menjadi2 dengan suara erangan yang bikin mbak urip makin gak tahan, setelah gak lama batang saya di jilat istriku lalu saya buka seluruh pakaian istriku,
"lalu kami melakukan kiss yang cukup lama sambil menonton bokep,lalu gantian saya menjilat vagina istri,lidah saya terus berputar disekitar itil kemaluan,ternyata usaha saya menjilat di sekitar itil istriku membuat dia mengangkat dan menyongsong pantatnya lebih kemuka saya,akhir banjir lendir okhhh....pa...duh....akhhh.... dan istri saya dengan suara rintihan,suara desahan itulah benar2 membikin si pengintip makin salah tingkah,
"lalu istri saya meminta saya untuk memasuki batang kejantanan saya ke vaginanya yang ternyata sudah sangat basah dengan dipenuhi lendir2 di permukaan lubang vagina istri saya, dan batang kemaluanku segera kuancang ke gerbang vagina,pelan2 kutekan sampai masuk,terdengar bunyi blesssss...segera pantatku kuayunkan maju mundur dengan bergerak seiring suara rintihan dari tayangan filem bokep kocokan yg sebentar pelan dan sebentar kencang dengan iringan ayunan pantat istriku,dan tidak
berselang beberapa lama lalu istri saya berkata,pa koq punya papa enak ya...lubang vagina mama geli banget..okhhhh...ssstttt....pa...mama gak tahan,kemmbali saya juga sengaja mengeluarkan desahan membuat istriku dan si pengintip tambah keberingsetan,
hampir satu jam lebih kami bersetubuh akhirnya istri saya berteriak...pa,,,mama...dah sampe ssttt...okhhhh...akhhh.....akhhh...sambil melepaskan orgasme,saya sendiri masih belom keluar,dan terus aja batangku menkocok di dalam lubang kenikmatan,dan istri saya berkata udah ya pa...mama...ngilu banget papa kuat banget sih,mama jadi kewalahan nih istilahat dulu ya pa...dan saya menurut lalu kucabut batangku dari vagina istri saya, dalam keadan berlumuran lendir sperma istriku
"sembali istilahat mata saya mengeling kepintu kamar,dan saya sudah tidak melihat lagi sipengintip didalam pikiranku sedang berpikir apa yang sedang diperbuat setelah mengintip kejadian tersebut,kurang dari lima menit kulihat istriku terbaling dengan pulas,tampa memikir kalo suaminya belom keluar,batang kemaluan saya masih berdiri kaya tuguh monas,tampa memakai celana saya langsung keluar dari kamar mau menuju dapur untuk minum.
"tiba2 saya mendengar suara rintihan dari kamar mandi,lalu kuhampiri dan ternyata pintu kamar tidak terkunci lalu mata langsung melihat tangan kanan mbak urip sedang mengosok2 itil kemaluannya dengan kaki kiri di tumpang ke bak mandi ,kelihatan mulut vaginanya mengaga dan satu tangan lagi memegang dadanya,dan ku taksir dadanya pasti ukuran 36 wah...besar sekali,dan saya gak tahan lalu saya langsung masuk kekamar mandi,kupeluk mbak urip dari belakang dia kaget hampir teriak,
saya langsung mecium bibirnya,mbak urip sempat berontak dia berkata tuan....jangan tuan...dalam hatiku berkata perduli setan,terus saya tarik tangannya untuk pegang batang kemaluan saya yang sedari tadi tidak memakai sehelai benangpun ditubuh saya,
"tetap saja di berontak jangan tuan..nanti ketahuan nyonya bisa berabe,urip masih pengen kerja.urip gak mau sampe ketahuan nyonya lalu diusir,kasian saya tuan.lalu saya berkata gak apa2 gak ketahuan sama nyonya kalo gak dikasih tahu, tadikan tuan liat kamu ngintip ngaku gak,kalo gak biar saya kasih tahu sama nyonya,ayo pilih mau di kasih tahu atau turut aja,biar kamu juga berasa enak kaya nyonya,akhirnya dia diam pasrah tapi tangan nya tetap genggang batang saya.
"saya sudah gak tahan melihat mulusnya body pembantuku,dan saya mulai mencium bibirnya dan tengkuknya sehingga bikin mbak urip kegelian terus turun kebuah dadanya yang berukuran super besar,lidahku menari2 diatas dua bukit sambil jilat dan isap,tidak lupa tanganku turun kebawah sambil meraba didepan lubang vaginanya,ternyata mbak urip didepan kemaluan ditumbuhi semak2 yang
lebat,tanganku tetap gak lepas sambil menggosok lalu satu jariku menyentuh lubangnya ternyata sudah banjir dengan lendir2 pertanda sudah nafsu.
"saya berkata mbak sudah napsu ya habis ngintip aku maen sama nyonya ya,dan dia berasa malu dan genggaman tangan dikemaluan saya makin kencang aja,lalu dia langsung jongkok dan menjilat batang kemaluanku sambil mengulum yang dalam sampai mencapai tenggorokan,dan apa yang saya rasakan bibirnya sampai pangkal kemaluanku membuat saya keenakan sambil mendesah agkh....mbak....enaaaakkkk...banget mbak .terus jangan berhenti.[ "kalo berhenti aku kasih tau nyonya hehehe kalo ketahuan bisa suaminya dipecat..pembaca jangan serius hanya bercanda"}
dengar desahanku mbak urip makin bernapsu aja menjilat dan menghisap membuat batang kemaluanku dan hampir membuat aku muncrat didalam tengorokanya( "perlu diketahui pembaca kalau batang kemaluan kita diisap sapai kepangkal kemaluan itu nikmatnya luar biasa,dan pembaca boleh mencoba dan merasakannya
ini adalah kenyataan yang pernah saya alami tetapi tidak semua wanita bisa melakukan" ) segera aku mencabut dari dalam mulutnya,untuk menunda muncratnya peju saya.lalu langsung saya angkat kaki sebelahnya ke bak mandi,kuturunkan kepalaku menghadap keliang vagina mbak urip,lidahku langsung menjilat bibir kemaluannya,sambil menghisap dan mejilat lidahku berputar disekitar kelentitnya,
mbak urip mendesis keenakan sambil memejamkan matanya dan tangan menjambak2 rambutku sambil menekan."kepala saya ditekan kekemaluannya hingga membuat saya untuk susah bernapas upppsss....saya gak bisa napas sewaktu mau mendapat udara yang adalah lendir kenikmatan mbak urip masuk kehidungku,mbak urip sekarang dibakar oleh napsu yang gak bisa bertahan,dia terus aja menekan kepala saya tampa perduli
apakah saya bisa bernapas,hingga saya mendorongnya,dia berkata tolong tuannnn jangan berhenti mbak hampir dapet , okhhhhh.......aduhhhhhhh.....keluar aku tuan.....akhhhhh........akhir banjir lahar yang lobang vaginanya,banyak sekali hampir tersendak2 aku menelannya,dan saya gak mau berhenti sampe disitu aja,saya tetap menyedot dan kembali mbak urip berteriak lagi aduh tuannnn ....keluar lagi...urip.....sudah tuan....aammmpppunnn.....aduh...ngilu urip tuannnn...
"saat itu juga aku langsung menghujani senjataku ke lobang vaginanya dengan gaya doggie style,kuarah kan senjataku ke gerbang kenikmatan dan kubenam sedalam2nya kemudian kudiamkan dilobangnya,apa yang kurasakan adalah jepitan dan sedotan didalam lobang vagina mbak urip,setelah berikutnya kembali aku
memaju mundur pantatku sembali jari tanganku menusuk dan menengorek2 lobang duburnya yang terpampang dihadapanku,mbak urip kembali napsu lagi,dan dia berkata tuannnn terus,,jangan berhenti,urip geli lagi,ssttt....okhhhh.......enak tuaannn....sambil mendesis, pinggul mbak urip memutar kaya ayakan,hingga membuat batang kemaluanku menancap lebih dalam lagi
pompa dan goyangan pinggul terus berlanjut desahan dari mbak urip tiada berhenti,aku tambah bersemangat ku goyang pantatku bagaikan piston mobil,kemudian saya berkata pada mbak urip,pelan2 suara nanti nyonya bangun,dia langsung diam sambil menikmati senjataku,tetapi untuk menahan suara dia menggigit bibir bawahnya,yang kurasakan goyangannya makin kecang akhirnya jebol kembali pertahan mbak urip orgasme datang kembali,mbak urip kembalik berdesah ohkkhhhh....aduhhhh.....tuan urip....nyampe lagi....tuan ohhh tuan.....enak banget punya tuan..akhirnya akupun mau nyampe juga dan aku mendesis sssstttt.......duh.... enakkkkk....lalu segera kucabut kuarahkan batang kemaluanku kemulutnya lalu kutekan sedalam2 hingga ketengorokannya,akhir batang kemaluanku berdenyut2
"seluruh tubuhku kejang2 menahan tumpahan lahar kenikmatan, sambil memuntah lahar, kubenamkan lagisedalam2nya,dan mbak urip menerimanya sambil memeram matanya crooottt....crootttt....croottt....keluar sudah spermaku dan disedot dengan kencang lalu ditelan
sambil bersih,dan lidah nya menyapu bersih disekitar bibirnya.mmmmhmm tuan koq asin bergetil sih peju tuannnn lalu mbak urip istirahat,dan kembali mbak urip bercerita gara nyonya berteriak aduh2 mbak buru kekamar tuan maksud mbak mau nolong,eh...gak taunya tuan lagi enak2 sambil meram,jadi mbak liatin terus aja dan lama2 bikin mbak jadi kepengen setelah tuan selesai mbak langsung kekamar
mandi,dan eh tiba2 tuan ada dibelakang mbak bikin kaget aja,soalnya mbak sudah lama gak ngerasa yang kaya gitu lagi,
aku berkata kamu suka gak kalo tuan masukin punya tuan ke...sambil menunjuk ke lobang pantatnya,akh..tuan macem2 aja itu kan buat buang kotoran masak dimasukin,saya berkata mbak apa belom pernah dimasukin? belon lah tuann,lah wong kampung manasih pernah macem2 kaya orang kota,aku berkata yah ngak sekarang nanti besok malam lagi ya,mau gak..tiba mbak diam sebentar lalu berkata yah deh tuan, asal gak sakit ya,kalo sakit gak jadi.lantas saya menjawab kalo enak kamu minta terus hehehe,setelah itu saya segera kembali kekamar,
baru saja saya mau melangkah batang kemaluan saya ditarik oleh mbak,sini tuan mbak mau cium sekali lagi yang bawah ini,lantas dicium dijilat sampe bersih dan mbak berkata sudah bersih tuan gak usah cuci lagi.
"pelan2 aku kembali masuk kamarku kulihat istri masih tidur nyenyak,dan aku berbaling disamping istriku dan mbak urip juga kembali kekamarnya,saya belom bisa memeram mataku selalu kebayang kejadian yang baru berlanjut tadi,dan kembali otak merencana permainan berikut dengan mbak urip
"pada esok malam,setelah bolak balik badanku tiba2 istriku bangun lalu dia meraba bawahku lalu dia berkata papa gak pake celana udah tidur tuh punya papa,dan istriku kembali berkata mama ketiduran besok2 lagi ya pa..mama...capek banget dikerjain sama papa sih,ya udah gak apa ma...besok juga gak apa2 mama tidur aja.
"jam dinding menuju jam tiga pagi aku masih belom bisa memeramkan mataku,dan saya bangun kembali dalam keadaan tidak berpakaian menuju dapur mau inum,tiba2 seseorang memeluku dari belakang, saya kaget langsung menengok kebelakang ternya mbak urip lagi,saya berkata koq belom tidur,mbak urip menjawab gak bisa tidur mbak ngepikir terus yang tuan ngomong itu,
apa yang aku ngomong menjawab pertanyaan mbak urip,sambil senyum2 dia kembali berkata itu tuh sambil tangan mbak urip menunjuk kearah pantatnya ,oh...aku mengerti maksudnya anal.ohhh jadi mbak pengen nyoba ya,iya tuann... te te..ta a a.pi...enak ya...tuaannn sambil senyum menundukkan kepalanya,lalu tanganku iseng meraba eh,,rupanya mbak ngak pake celana sama sekali dan bh....wah..ketaun nih mbak ini kepengen lagi,dalam hatiku berkata dasar pembantu janda ini pertama tadi pura2 berontak gak taunya nagih ama batang gwa lagi,dasar sekali kena enak aja elo nambah lagi,
saya terus aja meraba,dari atas bukit turun sampe kebukit tembakau,dan akhirnya mbak urip menarik tanganku ke arah samping meja makan kami bermain di lantai dapur,lalu dia kembali mengisap dan mejilat batang kemaluanku dan kami lakukan posisi 69 saya menyibak bulu jembutnya dengan jari tangan sembali lidahku menjilat dibibir kemaluan dan lidahku berputar disekitar clitorisnya,
mbak urip mengangkat2 pantatnya dan memberi kesempatan jariku untuk menusuk lobang pantatntya,wah peret banget gak bisa masuk,lalu saya beli ludah supaya memperlancar jari tanganku,tetapi masih aja peret lalu terpikir olehku,dan mbak tolong ambilin mentega diatas meja makan,dan mbak urip bertanya buat apa
tuan,ada deh,ayo dong isep lagi koq kamu diam.
kembali mbak urip menghisap mengulum maju mundur batang kemaluanku, sedangkan saya ambil mentega blue brand yang di atas meja lalu kuoles ke lobang analnya untuk memperlancar jari tanganku masuk ke dalam duburnya,setelah ku oles kumasukin jari terunjuku lalu jari tengahku dan tiba2 mbak urip menahan tanganku melepas kulumanya dan dia berkata aduhhh...tuaaaann...... pelan2 sakit,saya
menjawab bentar lagi juga enak dan kembali mbak urip mengulum batang kemaluanku,
sedangkan jariku keluar masuk licin dan lancar di lubang duburnya.tanganku tetap berkerja sembali mulutku menyedot itilnya mbak urip,setelah cukup lama mulut dan
lidahku berkerja di sekitar mulut kemaluannya,kembali dibanjir lendir nafsu dari mbak urip dan dia mengerang ...ssstttt aaagghh....ohh....duh..geli banget tuaaannnn....hampir nyampe tu..tuaannn...lalu saya stop menjilat dan kudorong pantanya,lalu saya berkata mbak mau masukin gak?ma...mauuuu,,,tuaannn,,
lalu mbak urip mengangkangi saya di pegang batang kemaluanku lalu dituntun ke mulut vaginanya dan di tekan,terdengar bunyinya blesss...dan kembali mbak mendesah oh,,,,,setelah masuk dia lalu mengayak menaik turunkan pantatnya,aku tidak tinggal diam satu tanganku memegang pinggulnya satu lagi meremas buah dada yang besar dan kelihatan berayun2 buah dadanya,mbak urip kembali berkata tuannn...remesin...yang keceng tuaaannn...pantat bergoyang lebih cepat,dan merasakan pangkal pahaku penuh banjir air lendir mbak urip,
karena mbak urip terlalu nafsu kembali mengerang...tuaaannn.....nyampe.....aghh...aagghhh .....oohhhh..... mbak
keluar.. tuuaaannnn.........duhhh..duhhh....enak banget....orgasme sudahlah mbak urip...
setelah mbak urip selesai orgasme saya belom apa2 ,batang kemaluan masih mengacung kaya tugu monas,lalu aku bangun dan berkata mbak kamu nungging dong,lalu mbak urip berkata ntar tuannn cape...lagi ngilu banget lobang mbak..., aku berkata tenang aja mbak tuuaann ngak masukin kelobang itu tapi lobang ini sembali jariku menoel lobang pantatnya,dan mbak berkata tuan mau masukin ya ke
lobang pantat mbak,tapi2 pelan2 ya tuan takut sakit,aku berkata lah..kamu juga pengen nyobakan,,iiiyyaa,,,tuan mbak urip menjawab sambil senyum.
batangku masih berlumuran lendir orgasme dari mbak urip,lalu aku menyuruh mbak urip menungging dan dia menurut sambil melebarkan kedua kakinya ,lalu kuambil mentega blue brand lalu ku oles yang banyak sekali ke lobang duburnya,sembali jari tanganku mengowek lebih lebar,setelah kelihatan agak terbuka lobang pantatnya lalu kuancang batang kemaluan yang masih berlumuran lendir dari mbak urip
lalu kutekan masuk pelan2 kelobang pantanya,satu lagi tanganku mengosok itil mbak urip,dia lalu mengerang aghh....pelan tuann enak,,,ngilu memek mbak...aduh beda ya tuan rasanya...mbak berasa penuh lobang pantat mbak,terus tuan masukin lebih dalam lagi dan aku mendengar komando dari mbak urip tampa menunggu lebih lama lagi ku tekan dan masuklah semua batangku lalu ku diam sebentar lalu ku maju mundur batangku,aku merasa batangku seperti sedang merasakan
perawan lagi,
aku berasa banget karena cengkraman pantat begitu kencang dan berasa dan lebih enak dari lobang kemaluan yang becek,aku memaju mundur pantatku lebih kenceng lagi,mbak makin kencang desahannya dan tangan ku tidak berhenti makin cepat mengosok itilnya,sudah 20 menit lebih batangku dilobang duburnya mbak urip,
akhirnya kembali mbak mendesah lebih kencang tuan aduh....eeennnak...banget...cepet tuann...ampir nyampe lagi..lalu, aku mencabut dan kuarahkan batang kemaluanku kelobangnya lalu masuk blessss...dia kembali
berteriak.. agghhh.... enak,,,,,okhh.....dan ku pompa lebih cepat lagi akhirnya mbak urip orgame dan di susul dengan berdenyut2 batang kemaluanku dan orgasmeku kembali..crooottt ....crooottt....crroottt.....kutumpahkan cairan peju kelobang memeknya,,
dan aku mendesah...mmbbakkkkk.....tuan...dah..keluar...say a langsung rubuh kepunggung mbak urip,kupeluk dia dan badangnya penuh dengan keringatnya mmmhhh... bau badan mbak2...yang abis ditunggangi,aku lalu
memejamkan mataku beristirahat sejenak dan merasakan kenikmatan tiada tara
"mbak juga memejamkan matanya sejenak,setelah itu mbak urip berkata urip dah lama ngak main sama lelaki/suami,sekarang urip sangat bahagia ada tuan yg bisa memuaskan mbak,mbak kepengen deh tuan tiap hari maen sama mbak,mbak seneng banget lalu aku berkata ya kalo ada kesempatan pasti tuan kasih
lagi,dan pas aku mau beranjak bangun menuju kamar mandi untuk mencuci,tiba ditahan oleh mbak,dan dia berkata sini tuan biar mbak aja yang bersihin gak usah kekamar mandi,lalu mbak menurunkan mukanya ke pangkal pahaku menuju ke batang kemaluanku lalu di jilat sampai bersih dan kembali mbak urip berkata
batang tuan sudah bersih tapi rasanya asin dan rasa mentega.
aku kembali kekamarku, mbak urip juga kembali kekamarnya pas aku mau masuk kamar aku mendengar mbak siti sedang berjalan menuju kedapur untuk mencuci pakaian dan memasak karena waktu menunjukan jam empat pagi lebih,setelah beberapa ronde aku berhubungan istriku dan pembantuku mbak urip,aku baru
bisa tidur pulas,
esok pagi aku bangun kesiangan,itu juga dibanguni istri untuk berangkat kekantor,sarapan sudah tersedia oleh istriku dimeja aku sarapan dengan rahap setelah sarapan aku langsung mau berangkat kantor,sampe didepan pintu tiba2 mbak siti senyum2 aku jadi terheran2 ada apa koq tiba2 mbak siti biasanya diam bisa tersenyum
end
Diposkan oleh Dee Namaku di 19:22 Permainan Istriku Ketika Di Pijat Label: Pesta Seks 0 komentar
Rabu, 30 Desember 2009
Sudah sekitar 2 bln terakhir ini gw sering berfantasi yg mungkin bs dibilang nakal. Yakni merasa lbh horny jk melihat istri gw ML sm cowok lain. Ya.., mungkin krn khdpn seks yg monoton. Seiring dengan berjalannya waktu gw berhasrat ingin mencoba merealisasikan fantasi gw tsb.
Istri gw tergolong alim & pemalu. Pernah gw pancing ide gila ini sewaktu sedang ML dengannya. Walhasil... do’i marah bro.
Hingga suatu hari muncul ide yg mnrt gw cocok untuk merealisasikan fantasi gw tsb.
Awalnya gini, untuk menjaga kebugaran & vitalitas tubuhnya, istri gw sering dipijat. Tp selama ini yg mijat adl ibu2x tua. Ya.., namanya juga tukang pijat beneran.
Sedikit info ttg istri gw, usianya 29 th, tingginya 165cm, ukrn bra 36B. Kulit kuning langsat. Facenya sepintas spt Dina Lorenza.
Kejadian ini berawal ketika suatu hr gw pernah baca iklan dikoran tentang pijat refleksi. Bermodalkan info tsb, lalu gw ketempat pemijatan tsb. Singkat cerita, setelah mendapatkan info yg gw butuhkan, akhirnya gw membuat janji dgn pengurus panti pijat tsb mengenai kapan, siapa yang yg memijat & dipijat, kategori pemijatan & tempatnya.
Di hari & tempat yg telah dipersiapkan, sekarang gw tinggal menunggu waktunya sj. “Jam berapa Mas pijatnya?” tanya F istri gw. “Jam 9”. “Kok ga suruh Bi Tika sj sih yg pijat. Kaya’ biasanya?” “Pijat yg satu ini lain. Namanya juga refleksi. Bukan spt pijat urut biasa. Tp fungsi utamanya utk merelekskan otot2x yg kaku. Bahkan bs menyembuhkan penyakit tertentu jika rutin”.
Tepat jm 9 lwt 10 menit sang pemijat pun datang.
“Malam Mas T. Maaf sy sdkt terlambat.” “Ndak apa2x. Kebetulan anak2x sdh tidur, jadi ga ada yg ganggu. Maklum msh kecil2x.”
Setelah perkenalan sejenak dgn istri gw, lalu acara pemijatan pun dimulai.
Sengaja gw pilih ruang kamar tidur khusus tamu dlm proses pemijatan kali ini. Karena sebelumnya gw sdh memasang hidden cam di salah sudut kmr tsb. Jd nanti gw bs leluasa memantau seluruh isi ruangan.
“Bisa dimulai skrng Mbak F” tanya A kepada istri gw. Sdkt info lagi, pemijat yg gw pilih memang usianya lebh muda 3 th dr istri gw. Dan face-nya pun lumayan ganteng. Kulitnya kuning, tinggi sktr 170 cm.
Istri gw berbaring telungkup diranjang yg memang khusus utk 1 orang. Dia hanya berbalut kain tp msh menggunakan bra & cd.
A memulai aksinya. Pijatan dimulai dari telapak kaki. Gw memperhatikan dgn seksama setiap gerakannya.
“Kalo terasa sakit, bilang ya Mbak,” ucap B kepada istri gw. “Iya,” jwb F singkat.
Sambil memijat B berusaha bersikap sopan baik dlm berbicara maupun bertindak. Dan untuk mencairkan suasana, kami bertiga pun terlibat perbincangan ringan.
Hampir 10 menit berlalu, tahap pemijatan berhenti didaerah lipatan dengkul. Kemudian B beralih ke punggung.
“Maaf Mbak F, sy buka bra-nya ya. Soalnya mau diberi minyak?” Dengan posisi kepala yg miring, Istri gw melirik kearah gw. Dan gw pun mengangguk pelan. “Buka sj A, biar nggak mengganggu,” jwb gw.
F mulai kelihatan rileks. Dan dia mulai menikmati pijatan B didaerah punggungnya.
“Aku ke WC dulu Ma, udah kebelet nich,” kata gw pura2x. Padahal disinilah awal fantasi gw bermulai. Lalu gw meninggalkan mereka berdua di dalam kamar.
Keluar dr kamar gw tdk menuju ke WC melainkan ke ruang tamu sambil menghidupkan alat perekam dr hidden cam yang sdh gw pasang.
Video receiver & recorder yg gw beli cukup kecil tp lumayan canggih. Selain kualitas gambar yg cukup bgs, alat ini juga dilengkapi dgn audionya.
Sungguh pemandangan yg bs bikin horny melihat istri gw disentuh & diraba oleh pria lain. Apalagi ketika A minta izin istri gw utk menurunkan sdkt cd-nya krn akan memijat daerah pantat.
Gw semakin horny ketika melihat aksi A yang agak menekan-nekan jarinya didaerah pangkal tulang ekor pantat istri gw. Dan istri gw pun kelihatannya semakin rileks dan menikmati setiap sentuhan & pijatan A.
Gw mengambil inisiatif utk cari alasan keluar rumah supaya mereka bisa lebih leluasa. Dgn berpura-pura keluar dr WC, gw msk lagi kedalam kamar.
Pemandangan yang indah. Kini cd F sudah berada di daerah dengkulnya. Meskipun pantatnya tertutup kain.
“Ma., aku keluar sebentar mau beli nasi goreng. Mama mau nggak?” Istri gw hanya menjawab dgn gelengan pelan dengan mata yg terpejam.
Kelihatannya dia sudah benar2x rileks. Lalu gw pun keluar dgn menghidupkan motor. Dan berlalu.
Beberapa meter dr rumah, gw mematikan mesin. Lalu gw kembali lg kerumah. Dan masuk lewat pintu belakang yg sengaja tdk gw kunci. Dari dlm dapur, gw mulai menonton aksi A.
Pemandangan yg gw lihat semakin indah. Kini cd F sudah terlepas dari tubuhnya. Samar-samar gw bisa mendengar percakapan mereka krn gw sengaja mengecilkan volume audionya.
A sekarang memijat bagian paha F. Ketika kamera zoom-nya diperbesar, gw dpt melihat dgn jelas ada sesuatu yang menonjol dibalik training A.
“Jika terasa sakit, bilang ya Mbak.” F hanya mengangguk pelan. Tangan A semakin naik keatas pangkal paha F. Terlihat jelas posisi F yang mulai berubah. Dia mungkin sdng menahan geli atau juga merasakan sensasi tertentu ketika jari2x A terkadang dengan sengaja menyentuh vaginanya.
Posisi kaki F sekarang tidak serapat pada saat mulainya pemijatan. Sedikit demi sedikit mulai melebar baik sengaja atau pun karena akibat pijatan A yg membuatnya bergeser.
“Enak Mbak F?” Istriku hanya terdiam. Mungkin karena agak malu.
“Mas T beli nasi gorengnya di mana mbak?” “Di daerah L” balas F.
Jarak tempuh dr rumah ku ke daerah L sekitar 15 menit PP. Proses pemesanan kira2x 15 menit. Jadi ada wktu 30 menit. Mungkin itu yg ada dalam benak A.
A menuangkan sedikit minyak di atas bongkahan pantat F. Dan mulai memijat lembut lalu turun kearah anus F. Mendapat sentuhan itu F secara reflek menggoyangkan pantatnya.
A merasa mendapat angin segar. Tampak sekali A berusaha merangsang F dgn sentuhan2xnya baik didaerah anus maupun daerah vagina F. Dan sekarang tanpa malu2x lagi bahkan lebih intensif. F istri gw pun tampak semakin menikmatinya.
Suasana horny didalm ruangan gw ganggu sejenak dgn bunyi sms yg sengaja gw kirim ke F yg beritanya bahwa ban motor gw bocor. Jadi mungkin agak lama br bs kembali kerumah.
Jawaban yg gw terima sedikit mengejutkan. “Iya..., ndak apa2x. Sebentar lagi pijatannya udah selesai”. Setelah mengirimkan sms, A melanjutkan lagi pemijatannya.
Kali ini di mulai memijat daerah leher. A berdiri tepat di atas kepala F yang sekarang kepalanya disuruh menghadap sejajar ranjang.
Dengan memijat2x lembut sesekali tangan A mengelus punggung F. Dengan posisi mata tetap terpejam, F nampak sekali menikmati setiap sensasi yang dirasakannya.
Tangan kiri memijat lembut pangkal leher F dan tiba2x tangan kanannya mengelus dan mengusap vagina F yang menurut gw pasti sudah sangat basah.
“Ach...., ach.., terdengar desahan F. “Nikmati saja mbak” ucap A sambil mulai memasukan jarinya kedalam vagina F. “Hmm..., ackh....” Nafas F semakin tidak teratur.
Lalu.., A menarik tangan kanannya dan tiba2x mengeluarkan kontolnya. Kini pemandangan yg kulihat benar2x dahsyat. Dengan posisi berdiri diatas kepala F, kontol A berada tepat dihadapan mulut F. Meskipun F belum menyadarinya karena sedari tadi matanya terpejam. Setelah itu, A memainkan kembali tangannya di daerah vagina F.
“Mbak.., tolong buka matanya,” pinta A. Lalu perlahan F membuka matanya. F sempat kaget mendapati ada sebuah torpedo yang mengacung tegak dan jelas lebih besar & panjang dari punya gw berada tepat didepan mulutnya.
Dengan nafas sedikit memburu, tanpa diperintah, dengan perlahan F mulai mencium dan menjilat kontol A. A memajukan sedikit posisi berdirinya agar F dapat dengan mudah memasukan kontolnya kedalam mulutnya.
Sungguh diluar dugaan gw. Ternyat F yg selama ini gw kenal agak sedikit berbeda. Dengan lembut F mulai mengulum & menghisap batang kontol A. Mendapat perlakukan spt itu, A menyuruh F berbaring terlentang tanpa melepaskan kontolnya dari mulut F.
Lalu A mulai meraba dan menjilat toket F.
Mereka melakukan aksi seperti itu sekitar 5 menit. “Boleh sy masukan mbak?”
F mengangguk pelan. “Jawab dong mbak,” ucap A pelan sambil mulai mencium bibir F. Karena pengaruh libido yg sdh tidak terkendali, gw melihat F mulai bertindak diluar kendalinya.
“Boleh,” ucap F lirih.
Kemudian A memposisikan kontolnya didepan vagina F. Dengan sekali dorongan halus, perlahan-lahan kontol A masuk kedalam memek F. “Aacchhh...,” desah F.
A mulai memompa pantatnya secara perlahan. F yang dalam kendali birahi seolah-olah mengimbanginya.
Oohh., nikmat sekali memekmu mbak. Sempit sekali. Bagaimana kontolku mbak. Nikmat? Tanya A. “Iya...,” “Apanya mbak? Pancing A. “Kontolmu nikmat. Besar & panjang.” Nikmat mana dengan punya suamimu mbak?
“Eh...ackh.. nik..mat kontolmu.”
“Yeaach..., nikmatilah Mbak, nikmatilah kontolku.”
Uch...achk, Terdengar desahan F Istri gw.
“Agak cepat A. Genjot yg cepat. Ack..., yah..., genjot yg keras A.” Teriak F. “Apanya yg digenjot Mbak?” Pancing A. “Memekku A. Genjot memekku.”
“Aa....aaack....., aku hampir sampai A. Terus...., yg cepat..” nafas F semakin memburu.
Perkiraan gw sebentar lagi F pasti akan merasakan orgasmenya. Namun beberapa detik kemudian, ternyata A mencabut kontolnya dari vagina F.
“Jangan dicabut A, please..., aku belum dapet. Please.., masukan lg kontolmu A. Aku mohon...,” pinta F.
“Tenang aja mbak. Pasti aku masukan lagi. Tapi, kita ganti posisi dulu. Sekarang mbak nungging ya..? perintah A.
Demi meraih orgasme dan karena dipengaruhi birahi yg tinggi, F istri gw seolah-olah melupakan statusnya sekarang.
Tanpa diperintah kedua kalinya, F langsung mengambil posisi menungging.
Melihat lubang memek F yang menganga, A langsung mengarahkan kontolnya.
Blezzz.., kontol A yang panjangnya ge perkirakan 20 cm langsung lenyap ditelan memek F istri gw.
“Ackh..., pelan-pelan A,” erang F. Tapi A tdk menghiraukan ucapan F. Begitu kontolnya amblas, langsung digenjotnya cepat-cepat.
“Oh.., yeach.., nikmat sekali memekmu F. Legit.”
Nafas F kian memburu mendapat perlakuan sedikit kasar dari A.
“Terus.., genjot terus yang cepat. Ackh..., ackh...., oohhh..,” F kian meracau.
“Semakin cepat A. Aku udah mau sampe..., ackh..”
Mendengar ucapan F, A tiba-tiba langsung mencabut kontolnya dari lubang memek F.
“Aduh.., please A jangan dicabut. Please..., masukan lagi,” terdengar suara F sedikit menghiba.
Lalu A membalikan tubuh F. Disuruhnya F mengangkang. Kemudian..., Blezzz, kontol A masuk lagi.
Sambil melumat bibir F, dengan genjotan berirama dan pelan A mulai memompa pantatnya.
Gw yang sedari tadi melihat kejadian ini, jadi ikut-ikutan ngos-ngosan menahan nafsu.
Terus terang, gw jadi sangat horny melihat F istri gw di perlakukan sedemikian rupa oleh pria lain.
Hampir 5 menit berlalu, bibir F dan A masih tetap berpagutan, saling hisap dan menjilat. Dan mulai tampak tanda-tanda F akan segera orgasme.
Ciumannya semakin kuat. “Ackh...., ackh...., mmph..., te..rrus.., agak cepat A.”
“Mbak...F,” terdengar pelan suara A sambil mengurangi kecepatan genjotannya.
“Mbak F...., kalo’ mbak pengen sampe, mbak F harus menuruti semua keinginan saya.”
F terdiam sejenak. Birahinya mengalahkan akal sehatnya. Lalu mengangguk pelan.
“Baiklah..., saya akan buat mbak F orgasme dengan syarat mbak harus mau menelan sperma saya. Bagaimana mbak F ?” tanya A sambil tetap memompa pantatnya.
Gila.., batinku. F pasti tidak akan meu melakukan hal itu. Selama ini dia tidak pernah mau jika gw akan ejakulasi di mulutnya. Apalagi menelan sperma.
“Terserah kamu A. Yang penting sy bisa sampe. Puaskan sy sekarang A, please...” pinta F.
Mendengra ucapan F, gw sempat terperanjat. Tapi gw juga penasara, apa betul f mau melakukan hal tersebut.
“Baiklah mbak.” Lalu A mulai menaikan kecepatan genjotannya. Sambil menjilat puting F.
“Yeach..., terus A. Ter..russs., yang cepat A.”
“Ackh..., nikmat sekali mbak memekmu. Ayo mbak..., ucapkan mbak kalo mbak mau menelan sperma sy. Katakan mbak,” perintah A.
“Saya mau sperma kamu A.” “Mau apa mbak? Ucapkan yg jelas.”
“Saya mau menelan sperma kamu A.” “Kamu haus...?” “Iya..., A. Sy haus dan mau menelan perma kamu.”
“Terus...., ohh...., nikmat sekali kontolmu A. Genjot yg cepat A. Sy udah mau sampe...., lebih cepat lagi A.”
“Saya akan memberikan orgasme terhebat yg belum pernah kamu rasakan mbak,” balas A.
Melihat tanda-tanda F akan segera klimaks..., “Nah..., sekarang tahan nafasnya mbak,” perintah A.
F menuruti perintah A. Dia segera menahan nafasnya. “Tahan terus mbak, jangan dikeluarkan dulu sampai mbak sampe,” perintah A lagi.
Beberapa detik kemudian....
“Aaacchkkkk..............,” teriak F. Sungguh pemandangan yang benar-benar menakjubkan. Mata F terpejam begitu dia memperoleh orgasmenya. Nampak sekali dia merasakan suatu kenikmatan ML yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Tubuhnya bahkan menegang keras berbarengan dengan orgasme yang diperolehnya.
Tidak lama setelah F orgasme, tiba-tiba A mencabut kontolnya. Dan mengarahkan ke mulut F.
Sambil mengocok kontolnya dengan cepat, “Sekarang..., buka mulutnya mbak,” pinta A.
Dugaan gw meleset. Gw kira F tidak bakalan mau melakukan itu. Tapi yang gw lihat ternyata sungguh diluar dugaan. F menuruti perintah A.
“Hisap kepala kontol sy mbak,” perintah A. Sambil mengocok dengan semakin cepat, A menghisap dengan kuat kepala kontol A.
“Aa....ackhh....., ackh...., telan mbak. Telan semuanya.” “Tanpa ragu F istri gw menuruti semua perintah A dengan menelan semua sperma A.
Setelah semua spermanya diperas keluar, perlahan A menarik keluar kontolnya dari mulut F.
“Bagus mbak..., bagaimana rasanya ? Nikmat bukan. Sy yakin pasti mbak suka dengan rasa sperma sy. Karena saya bukan perokok.
F hanya tersenyum tipis sambil mengangguk pelan.
“Orgasme yg mbak alami tadi itu namanya A Little Death. Nikmat nggak?”
“Iya..., sy belum pernah orgasme senikmat itu. Ini pengalaman yg luar biasa,” jawab istri gw.
Setelah beristirahat sejenak, lalu mereka pun berpakaian kembali. Dan gw segera pura-pura kembali dari membeli nasi goreng.
“Ohh.., udh selesai mijatnya,” tanya gw pura-pura. “Udah Mas,” jwb A. Dan setelah ngobrol sebentar, lalu A berpamitan pulang.
“Gimana Ma ? Enak nggak ?” pancing gw. “Lumayanlah,” balas istri gw datar berusaha menutupi kejadian yg sebenarnya.
“Kalo rutin tiap minggu mau nggak ?” pancing gw lagi. “Terserah Mas aja.”
Nah lo......
Diposkan oleh Dee Namaku di 17:49 Birahi Laut Selatan II Label: Pesta Seks 0 komentar
Jumat, 18 Desember 2009
Handika baru saja menyelesaikan latihan olah bathinnya . Dia tak begitu konsentrasi dengan latihan yang berguna untuk menenangkan hati itu . Dia beringsut dan mencari gurunya . Dia ingin mengutarakan sesuatu kepada gurunya itu .
“ Ki , saya ingin ke laut selatan lagi , saya tidak puas dengan kekalahan saya , saya mau balas dendam , mohon aki membantu saya , menurunkan semua ilmu yang Ki miliki ..” kata Handika kepada Ki Joko Mupeng gurunya .
Sambil menyeruput cecangkir kopi panas , Ki Joko Mupeng tersenyum . “ Dika , ada langit di atas langit , kamu pikir gurumu ini pandai dan kuat , masih banyak yang lebih pandai dan kuat di banding saya..” kata Gurunya . Handika terdiam . Gurunya berkata lagi “ lupakan laut selatan , biarkan mereka di dunianya sendiri …” .
Terlihat kekecewaan yang dalam di wajah Handika . Dia pun berjalan , pamit meninggalkan gurunya . Gurunya hanya menggelengkan kepalanya .
Handika kembali termenung , duduk di aula rumah gurunya . Dia terbayang permainan joroknya dengan para dayang dayang , Nyi Roro Kidul . Dia ingin sekali menaklukan Nyi Roro Kidul , dan bisa menikmati permainan sex dengan mereka lagi .
Tapi dengan Ilmunya yang pas pasan , dia hanya akan menjadi bulanan mereka . Sedangkan Ki Joko Mupeng , tak mau membantunya .
Tiba tiba Handika teringat seseorang , yang dulu hendak mengangkatnya menjadi murid , tapi Handika menolak dengan tegas . Dia adalah Ki Mupeng Anu Mantap, adik seperguruan Ki Joko Mupeng . Ki Mupeng ini menganut aliran hitam .DuluHandika pernah menolak Ki Mupeng , dan dia berkata Ki Mupeng , tidak lebih dari dukun cabul .
Tapi sepertinya Handika perlu bantuan Ki Mupeng ini .
Esok harinya , sebelum ayam berkokok , Handika sudah bangun , dia pun ke belakang untuk membersihkan tubuhnya . Dia mandi dengan air yang dingin itu , tubuhnya terasa segar sekali . Lalu dia bersiap , hatinya sudah bulat , dia akan mencari Ki Mupeng Anu Mantap .
Kakinya melangkah ringan menuju pintu , hendak meninggalkan rumah gurunya itu .
“ Handika , mau kemana kamu pagi pagi buta begini ..” tanya gurunya . “ saya ada keperluaan ,Ki , saya pergi sebentar ..” jawab Handika . Gurunya menghela nafas , dia sudah tahu , apa yang akan di lakukan muridnya ini . “ yah , baiklah , hati hati .. “ kata gurunya .
Handika pun melangkahkan kakinya keluar dari rumah gurunya , dan berjalan terus ke tempat Ki Mupeng Anu Mantap .
Setelah Handika berjalan cukup jauh , dia pun tiba di depan rumah Ki Mupeng . Rumah dengan halaman yang luas itu , tampak sepi . Dia pun melangkahkan kakinya memasuki halaman rumah itu .
“ Hi .. tunggu , mau kemana ..” tanya seorang pemuda , yang berpakaian hitam itu . “ oh , maaf , saya hendak bertemu Ki Mupeng “ kata Handika . “ tidak bisa , guru sedang bersemedi , tidak bisa di ganggu ..” kata Pemuda itu .
“ tolonglah , saya datang dari jauh , dan ini penting sekali..” kata Handika . “ tidak bisa , kembali besok..” kata Pemuda itu lagi . Handika tidak peduli , dia terus berjalan menuju rumah Ki Mupeng .
“ Hiaaatttttt……..” pemuda itu melepaskan satu tendangan . Tapi dengan mudah Handika menangkap kaki pemuda itu , dan memelintir kakinya , hingga dia tersungkur . Lalu Handika terus berjalan . Pemuda itu belum puas , sekali lagi melepaskan pukulannya . Tapi lagi lagi Handika mengelak , tapi tidak balas memukul .
Pemuda itu semakin penasaran , dia pun mengambil sebuah tombak . Tombak panjang itu siap di hunuskan ke tubuh Handika .
“ hentikan….” suara keras Ki Mupeng terdengar . Muridnya segera memberi hormat pada gurunya . Dan Gurunya menatap tajam Handika . Sebaliknya Handika berdiri dan memberi hormat pada Ki Mupeng .
“ apa tujuan eloe kemari ..” tanya Ki Mupeng . “ maaf atas kelancangan saya Ki , saya ingin berguru pada Ki Mupeng..” kata Handika . “ ha ..ha.. ha… Dika ..Dika … dulu eloe menolak gua mentah mentah , sekarang eloe malah minta jadi murid gua…” kata Ki Mupeng .
Handika tertunduk ,” saya sungguh sungguh Ki ..” . “ hmm … kenapa eloe mau berguru sama gua , apa guru eloe Ki Joko Mupeng ngusir eloe ..” tanya Ki Mupeng . “ tidak , saya meninggalkannya..” jawab Handika . “ ha.. ha.. ha… “ hanya tawa itu yang keluar dari mulutnya .
“ Ki , ini kambingnya ..” kata seorang murid Ki Mupeng , sambil membawa seekor kambing Hitam . “ bagus , ikat di belakang …” kata Ki Mupeng . Dan murid itu membawa kambing hitam itu , ke pekarangan belakang rumah itu .
“ ayo sini ikut..” ajak Ki Mupeng . Handika pun berjalan mengikuti Ki Mupeng . Mereka berjalan ke halaman belakang rumah itu . Terlihat kambing itu terikat pada sebuah pohon . Mulut Ki Mupeng pun , berkomat kamit . Dan tak lama kambing itu seperti mengembik kesakitan dan tiba tiba mati .
Handika kerkejut “ kenapa kambing itu mati Ki ..” . “ ha .. eloe gak bisa lihat ..” tanya Ki Mupeng . Handika menggeleng . Ki Mupeng mengangkat tangannya , dan tangan itu bergerak di depan mata Handika . Ki Mupeng pun berkomat kamit , dia membuka mata bathin Handika . Dan berhasil , mata bathin Handika terbuka .
Dia melihat ke arah kambing itu , dan Handika langsung mundur beberapa langkah . “ macan… Ki ..macan…” kata Handika . “ yah , macan ghoib itu peliharaan gua , hadian dari seorang prabu..” kata Ki Mupeng .
“ Handika lihat , ilmu guru kamu itu dangkal ,jauh di banding dengan ilmu gua… buktinya kamu tak bisa melihat macan ghoib itu ..” kata Ki Mupeng menyombongkan diri .
" Hahaaahaaaahahhahaaaaaa..."
“ nah sekarang ceritakan , apa yang membuat eloe mau berguru sama gua ..” pinta Ki mupeng pada Handika , sambil mereka duduk di pendopo rumahnya .
Handika pun menceritakan , kejadian beberapa bulan yang lalu , saat dia memasuki alam ghoib dunia lain di laut selatan itu . Dan dia ingin kembali ke laut selatan untuk menaklukan Nyi Roro Kidul .
Ki Mupeng pun mangut mangut ,” jadi guru eloe gak mampu ngebantu eloe . “ . “ bukan gak mampu Ki , gak mau ..” kata Handika . “ ha.. itu sama saja dengan gak mampu , sudah gua bilang ilmu guru eloe itu dangkal ..” kata Ki Mupeng geram . Handika terdiam.
“ omong omong , tuh dayang dayangnya cakep banget yah ..” tanya Ki Mupeng . “ wah , cakep banget Ki , udah gitu rasanya lain di banding sama cewek biasa .. “ jawab Handika.
“ wah bener loe ..jangan nipu gua loe..” kata Ki Mupeng . “ sumpah Ki , kalau gak ngapain saya dateng kemari , belajar Ilmu dengan Ki ..” jawab Handika .
“ hmm , kalau gitu gua bantu eloe , gua ajarin eloe ilmu gua , tapi nanti kita ke sana bareng , setuju..” kata Ki Mupeng . “ wah , setuju Ki , kita bareng bareng taklukin tuh cewek cewek ..” kata Handika . “ bagus , gua juga pengen rasain main sama cewek ghoib ..” seru Ki Mupeng .
Mulailah Handika tinggal di padepokan Ki Mupeng . Ki Mupeng pun mengajarkan ilmunya pada Handika , tapi tentunya tak semuanya . Ki Mupeng pun tak percaya 100% pada Handika . Ki Mupeng mengajarkan ilmu ilmu pelindung jiwa raga , juga beberapa ilmu pukulan dan tentunya Ilmu untuk membuat wanita tergila gila dengan permainan sex .
Handika pun berlatih di padepokan Ki Mupeng . Handika selalu serius dalam menjalankan latihannya . Selama tinggal di rumah Ki Mupeng itu , Handika sering memperhatikan , Ki Mupeng mengobati atau berkonsultasi dengan pasien pasienya . Yang kebanyakan wanita wanita . Banyak wanita yang datang , dengan segala macam keluhan , dan biasanya mereka puas dengan hasil yang di dapat .
Cara pengobatan Ki Mupeng pun dengan cara di mandikan , di pijat , atau bahkan bersetubuh . Dan anehnya semua pasiennya , tak ada yang menolak untuk berbugil ria di hadapan Ki Mupeng . Baik Wanita berumur , atau yang masih muda sekalipun
Suatu hari datang ke tempat Ki Mupeng , seorang ibu , dan anak perempuannya . Anak perempuannya berusia 27 tahun , dia berwajah cantik , dan berbody sexy , tapi belum juga mendapat jodoh . Sang Ibu kawatir , anaknya menjadi perawan tua , maka dia datang ke Ki Mupeng untuk di bukakan jodohnya .
“ itu , soal mudah , biar murid saya yang menangani masalah ini ..” kata Ki Mupeng . Lalu Ki Mupeng memangil Handika . dan dia berbisik di telinga Handika . “ ini buat kelinci percobaan , sebelum kita berangkat ke laut selatan , eloe pakai Ilmu untuk menaklukan wanita , kita lihat apa wanita ini bisa kamu puaskan…” .
“ nah , ibu tunggu di sini , biar murid saya yang memberikan pengobatan pada putri ibu , bagaimana ..” kata Ki Mupeng dengan halus . “ oh iyah ..silakan..” kata ibu itu . Dan putrinya berjalan mengikuti Handika .
Mereka menuju kamar praktek Ki Mupeng . “ boleh tahu siapa nama nona ? “ tanya Handika . “ eh em .. saya .. Riana .. “ kata gadis itu . “ baiklah Riana , kamu duduk dulu di sini , biar saya bersiap ..” kata Handika . Mata Riana menatap Handika yang memancarkan aura Mupengnya . Tak nampak mata , tapi membuat Riana terpesona .
Handika pun duduk bersila , dan mulutnya berkomat kamit sebentar . Dia berkonsentrasi. “ Riana , kamu sudah tiga kali pacaran tapi selalu putus ..” kata Handika yang meneropong kehidupan lalunya . “ benar , koq tahu sih ? “ seru Riana . “ kamu juga pernah bersetubuh dengan cowok kamu yang kedua.. dan yang ketiga..” kata Handika lagi .
Riana terperanjat , wajahnya merah padam . Dalam hati dia mengagumi kemampuan Handika . “ saya bisa membantu kamu , tapi syaratnya …” kata Handika terhenti dia ragu untuk melanjutkan kata katanya . Tapi lain dengan gadis itu , dia semakin penasaran .. “ syaratnya apa …”.
“ maaf yah , saya harus memijat bagian bagian tertentu dari tubuh kamu dan bersebadan dengan kamu …” jawab Handika . Riana terdiam , tidak bisa menjawab setuju atau tidak .
Handika pun diam , kalau gadis ini menolak berarti Ilmunya kurang mumpuni . “ ba baiklah saya setuju …” kata Riana . Dan tentu saja Handika senang . Bukan senang karena gadis ini mau bersetubuh dengannya , tapi senang karena dia berhasil dengan ilmu tebar pesonanya .
Satu persatu pakaian Riana terlepas dari tubuhnya , mulai dari kemejanya , lalu roknya . Dan perlahan dengan rasa malu , Riana melepas bra nya yang berwarna biru muda itu .
Kini tubuh gadis cantik yang sexy itu hanya mengenakan celana dalam birunya saja .
Handika pun menatap nafsu tubuh sexy gadis ini . Buah dadanya yang montok , serta putting susunya yang masih tampak kecil kemerahan . “ ayo silakan berbaring . “ kata Handika . Riana pun berbaring tengkurap . Dan Handika , membalurkan minyak pada seluruh tubuhnya .
Tangan Handika itu lalu mulai memijit kaki Riana , pijatan yang mantap . Pijatan itu pun berubah menjadi elusan elusan , saat tangannya mendarat di paha putih milik gadis cantik itu . Minyak yang bermantera itu membuat elusan tangan Handika itu semakin licin .
Puas dengan kaki dan paha gadis cantik itu Handika meminta Riana untuk berbalik .
Handika itu pun menaruh minyak obat itu , di dada Riana , lalu tangan Handika itu meraba buah dada Riana , Tubuh gadis cantik itu menggeliat , dan mulutnya mengerang .
Tangan Handika terus meremas dan meraba sepasang gundukan montok di dada gadis itu . Tubuh Riana terus menggeliat . Dan entah karena pengaruh asap mantera yang terus di ucapakan Handika atau minyak itu , yang jelas Riana pun merasakan birahinya mulai meningkat .
Tangan Handika itu itu terus bergerak , dari buah dada Riana , lalu turun ke daerah perut . Tubuh Riana terlihat menggeliat, matanya terpejam .Tangan Handika terus turun ke bawah , ke paha dan ke kakinya , lalu berbalik lagi mengelus elus paha mulus gadis cantik itu .
Dan kembali membuat tubuh gadis itu menggeliat , ketika tangan Handikaitu meraba buah dada Riana , jarinya juga memainkan putting susunya yang semakin tegang . “ ahhhss…. ehhh ….ashhh…. “ erang Riana .
Stimulasi erotik dari Handika itu membuat vagina Riana terasa basah karena dorongan birahinya . Sekarang kaki Riana di lebarkannya . Tangan Handika meraba paha ulus Riana , dari bawah terus bergerak pelan hingga menyentuh selangkangan celana dalam biru mudanya . “ ahhh…” erang Riana setiap kali tangan Handika itu menyentuh selangkangan celana dalam Riana .
Handika terus melakukan gerakkan pemijatan itu berulang ulang , selangkangan celana dalam Riana mulai terlihat basah .
Kini celana dalam yang berwarna biru muda itu di lepas handika tanpa penolakan dari Riana . Dan kaki Riana di buka lebar Handika.
Mata Handika langsung menikmati keindahan vagina gadis itu , dengan bulu bulu yang hitam , tumbuh subur di bukit vaginanya . Belahan bibir vaginanya , sungguh pemandangan yang membuat birahi setiap lelaki tergoda .
“ aghhhh……” erang birahi Riana terdengar , ketika jari jari nakal Handikaitu mulai memainkan vaginanya .Vagina Riana terasa hangat , akibat minyak obat itu . Seluruh daerah kemaluannya terasa sensitif . Tubuh Riana menggeliat , dan mulutnya terus mendesah desah ke nikmatan .
Riana benar benar di buatnya birahi penuh . Gadis itu benar benar terangsang , dia merasakan nikmat permainan sex Handika . Sebentar saja jari jari nakal Handika berhasil membawanya ke puncak birahinya . Tubuh Riana mengejet , dan mulutnya mengerang penuh kenikmatan .
Kini Handika melepas pakaiannya sendiri . Penisnya tampak ngacung . Handika mendekat , membawa penisnya yang tegang itu . Sekarang penis itu tepat di liang vagina Riana . Gadis cantik itu ,memejamkan mata , dan penis itu melesak masuk , mengisi ruang ruang di dalam liang vaginanya “ aghhhh…….” erang Riana .
Penis Handika diam , wajah Handika menyeringai , merasakan jepitan erat vagina Riana. Lalu penis itu begerak keluar , lalu masuk kembali , membuat gadis itu mengerang .
Sama seperti halnya Handika , Riana juga meresakan nikmat penis Handika . Dua orang cowoknya tak sebanding dengan Handika . Penis Handika benar benar memberikan sensasi nikmat yang ruuaaarrr biasa .
Penis Handika terus bergerak memberikan nikmat di vagina Riana , yang cantik itu . Riana terus mengerang kenikmatan , tubuhnya terus mengeliat . Vaginanya terasa gatel .
Handika terus bergerak , semakin lama semakin cepat , membuat vagina Riana tak bisa bertahan untuk segera menyerah . Kembali Gadis cantik ini terpuaskan birahinya . Tapi tidak berhenti sampai di sana . Setelah beberapa saat , Handika kembali mengenjot vagina gadis cantik itu .
Berkali kali gadis itu menerima kepuasan dari Handika , sampai Handika juga melepas spermanya dalam vaginanya . Perlahan Handika melepas penisnya dari liang vagina Riana yang memerah ," Ploop..." lalu dia segera memakaikan celana dalam biru muda milik gadis itu . Dan membiarkan spermanya dalam vagina gadis itu .
“ ingat yah , jangan di cuci vagina kamu selama sehari semalam , itu syaratnya ..” kata Handika . “ loh , kalau saya mau pipis gimana ? “ tanya Riana . “ eh , ehm .. yah pokoknya jangan di cuci deh , kamu kencing aja jangan buka celana , kayak ngompol gitu..” jawab Handika . Gadis itu terdiam , memikirkan syarat aneh Handika .
>>>
“ bagaimana , rasanya enak gak tuh cewek ? “ tanya Ki Mupeng kepada Handika , sambil menghitung beberapa lembar uang lima puluh ribuan yang di terima dari ibu itu sebagai uang jasa pembukaan jodoh anaknya .
Handika hanya tersenyum . “ Dika , kita akan segera berangkat ke laut selatan , kita akan jaya di sana ..” kata Ki Mupeng . Handika mengangguk . “ eloe memang berbakat Dika , itu sebabnya gua ingin mengangkat eloe menjadi murid “ kata Ki Mupeng .
“ terima kasih Ki ..” kata Handika . “ yah , sudah istirahat lah , besok pagi pagi kita berangkat ke laut selatan..” kata Ki Mupeng . “ baik .. baik Ki ..” kata Handika dengan hati riang .
>>>
Berdua mereka berangkat menuju laut selatan . Handika terlihat bersemangat . Mereka berangkat pagi hari . Dengan mengunakan bus umum dan mereka tiba saat siang hari .
Mereka masih harus berjalan , meneruskan hingga tiba di tujuannya .
“ akhirnya sampai juga “ guman Handika . “ iyah , ayo kita istirahat dulu di warung itu “ ajak Ki Mupeng . Mereka pun melepas lelah di sana , sambil menikmati sepiring nasi dan lauk pauknya .
“ kita akan masuk , setelah magrib nanti ..” bisik Ki Mupeng . Handika pun mengiyakan.
Setelah makan mereka pun duduk , beristirahat menanti matahari terbenam .
Hari pun semakin gelap . “ ayo Dika .. mari ..” kata Ki Mupeng lalu berjalan menuju pantai di sana . Handika pun mengikuti . Mereka berjalan di atas batu karang di pantai itu . Lalu mereka duduk bersila . Mereka berkomat kamit , mengucap mantra .
“ itu dia , …” kata Handika . “ sttt…jangan berisik….” balas Ki Mupeng , yang tetap berkonsentrasi dengan mantranya . Samar samar bentuk istana di tengah laut itu semakin jelas . dengan pintu gapura yang tampak menganga lebar . Masih jelas dalam ingatan Handika , dia masuk lewat goa itu yang merupakan gapura alam gaib.
“ ayo kita masuk …” ajak Ki Mupeng . Mereka pun berjalan menuju gua karang itu .
Kaki mereka mantap melangkah , memasuki gua tersebut . Semakin dalam gua itu semakin gelap , mereka melangkah dengan hati hati . Sampai seberkas cahaya , mulai tampak . Semakin lama gua itu semakin terang .
“ berhenti , hendak apa kalian kemari ..” suara itu jelas terdengar . dan di hadapan mereka berdiri dua orang pria berbadan tegap . Dengan gada di tangan mereka .
“ saya Ki Mupeng Anu Mantap , dan ini murid saya Handika , kami hendak mencari Nyi Roro Kidul …” kata Ki Mupeng . “ Lancang …. dasar manusia …” maki salah satu orang itu . Lalu tangannya mengayunkan gada itu . Handika dan Ki Mupeng meloncat untuk menghindari serangan tiba tiba itu .
Merasa gagal dengan serangannya , Pria itu kembali melayangkan serangan ke dua , serangan ini langsung mengarah ke kepala Handika . Dengan cepat Handika menghindar dan tangannya cekatan menangkap gada itu . Lalu satu pukulan , tapak penghancur raga yang di peroleh dari Ki Mupeng di lepasnya .
Tak sempat menghindar , Pria itu terpental beberapa meter menerima serangan balik Handika . Pria lain yang melihat temannya tersungkur , langsung menyerang Handika . Dia berkomat kamit dan gada yang di pegangnya tiba tiba mengeluarkan api besar .
Handika langsung menghindari serangan itu . Pria itu dengan murka terus mengayunkan gada berapinya pada Handika . Sedang Ki Mupeng melihatnya . Dia tak membantu Handika , ini di karenakan dia ingin mengukur kemampun Handika . Tapi Handika memang piawai . Saat ada kesempatan , dia pun berhasil menahan serangan itu .
Tangan Pria yang memegang gada api itu , di pegangnya dengan kuat , lalu Handika merebut gada api itu . Pria itu pun harus menerima pukulan Handika , dia pun tersungkur. Ki Mupeng tersenyum puas . “ bagus sekali … bagus …” gumannya .
“ Hei.. ada apa ini ….” Kata seorang gadis berlari menghampiri pria yang tersungkur itu . “ itu ada manusia lancang…” kata Pria itu .
“ ha ..kamu …kamu…. Lagi …” kata Gadis cantik itu ketika melihat Handika .
“ Mantili ..apa kabar sayang….” Kata Handika dengan senyum mupengnya .
“ mau apa lagi , kamu ke sini … “ tanya Mantili . “ hmm .. saya mencari Nyi Roro Kidul , saya belum kalah , saya akan menaklukan dia…” kata Handika .
“ Lancang …. Kamu benar benar manusia lancang…” hardik pria itu sambil memegang dadanya yang kesakitan .
“ sudahlah .. kalau kamu belom kapok juga handika, baiklah , saya akan membawa kamu menemui Nyi , tapi ingat , kali ini dia tak akan melepaskan kamu begitu saja …” kata Mantili .
Mantili pun membawa Handika dan Ki Mupeng ke ruang lain dalam gua itu . Ruang yang gemerlap . Mereka berdiri disana . “ serasa baru kemarin aku di sini “ guman Handika dalam hati .
Belum sempat mereka melakukan apa apa , tiba tiba dua orang gadis menyerang Ki Mupeng . Mereka meyerang Ki Mupeng dengan pukulan tapak pemecah roh . Tapi dengan mudah Ki Mupeng menghindar . Kedua gadis itu terus menyerang Ki Mupeng dengan bertubi tubi . Tapi Ki Mupeng hanya tersenyum , dan menghindar serangan ke dua gadis itu tanpa membalas .
“ Hentikan …..” tiba tiba terdengar teriak keras suara wanita . Dan seorang wanita cantik melayang turun dari atas , dan duduk di kursi besar , yang terbuat dari emas itu . “ Laras , Driyanti , lancang kamu , meyerang orang sembarangan .. mereka tamu kita…” kata Nyi Roro Kidul .
Ki Mupeng pun memberi hormat pada Nyi Roro Kidul , “ saya Ki Mupeng Anu Mantap dan ini murid saya Handika “ . Nyi Roro Kidul menatap Ki Mupeng . “ Hmmm…sudah tua, namun masih lincah , dia berilmu tinggi “ ujar Nyi Roro Kidul dalam hati .
“ baik Ki , kerena Ki dari jauh , lebih baik Ki Mupeng beristirahat dulu …kalau ada yang mau di bicarakan nanti saja ..” kata Nyi Roro Kidul . Lalu Nyi Roro Kidul menatap Handika , dan tersenyum . “ Dika , ilmu kamu bertambah maju yah..” ujar Nyi Roro Kidul . Handika hanya tersenyum .
“ Mantili , ajak mereka ke tempatnya , mereka tamu kita …” kata Nyi Roro Kidul . Sambil berpandangan Ki Mupeng dan Handika mengangguk . Lalu mereka berjalan mengikuti Mantili . Mereka pun di bawa ke sebuah ruangan , seperti kamar . Kamar itu berkilau , sangat mewah , dengan perabotannya yand terbuat dari emas murni .
“ silakan berisitirahat ..” kata Mantili lalu meninggalkan mereka .
“ Ki , lihat kita di sambut dengan baik oleh Nyi Roro Kidul , berarti dia takut sama kita Ki …” ujar Handika . Ki Mupeng mangut mangut .. “ hmm ..tapi saya curiga , jangan jangan ada maksud lain di balik ini …” kata Ki Mupeng .
Belum sempat berisitirahat , pintu ruang itu kembali terbuka , Mantili ,Larashati dan Dri yanti memasuki ruang itu . “ Handika , Nyi Roro Kidul ingin bertemu kamu ..” kata Mantili . Handika menatap Ki Mupeng . Ki Mupeng diam sebentar , lalu dia menganguk. Handika pun berjalan , dia pergi bersama Mantili ke ruang Nyi Roro Kidul.
Sementara , Laras , dan Driyanti masih di ruang itu bersama Ki Mupeng . “ Ki Mupeng , kami minta maaf atas kelancangan kami tadi ..” kata Larasati . “ oh ..tidak apa apa , saya juga minta maaf ..” balas Ki Mupeng .
Larashati tersenyum , lalu dia perlahan membuka pakaiannya . Tentu saja Ki Mupeng terperangah , melihat tubuh mulus dan putih gadis yang bukan manusia ini. Dan lagi lagi Ki Mupeng di buat terperangah dengan Driyanti yang juga melepas pakaiannya .
Kedua gadis itu hanya memakai celana dalam saja . “ Ki , Nyai meminta kami untuk menghibur anda ..” kata Laras . “ ha… oh … ehmm….” Ki Mupeng tak bisa berbicara . Matanya masih tertuju pada buah dada gadis gadis cantik itu . “ benar benar sempurna “ guman Ki Mupeng .
Ke dua gadis itu pun menghampiri Ki Mupeng , tangannya meraba selangkangan Ki Mupeng. Mereka tersenyum , penis besar Ki Mupeng tampak menggembung di balik celananya . “ ayo , Ki rebahan di sini ..” kata Laras .
Ki Mupeng pun berbaring terlentang di ranjang mewah nan empuk itu . Tangan Laras pun langsung memeloroti celana Ki Mupeng , membebaskan burung besarnya . Tanpa banyak berbicara , Laras langsung mengulum penis besar itu .
Tangan Ki Mupeng pun tak mau kalah , tangannya langsung menarik tubuh Driyanti . Setelah tubuh gadis cantik itu mendekat , tangan Ki Mupeng pun langsung merabai buah dada , montok milik Driyanti . Buah dada yang sekel itu tak hanya di rabai , tapi Ki Mupeng juga menjilati dan menyusu di putingnya .
Tubuh Driyanti menggelliat , dia mulai merasakan ransangan yang di berikan Ki Mupeng . Sedang Laras masih asik mengulum penis besar itu . Kepala Laras bergerak turun naik , mengulum penis Ki Mupeng dengan bernafsu .
Jari Ki Mupeng sekarang mulai bergetar di selangkangan Driyanti . “ tidak ada wanita yang bisa bertahan dengan jari sakti gua , baik gua akan coba sama cewek ini “ ujarnya dalam hati .
“ asshh…..Ki ….. “ erang Driyanti . Jari Ki Mupeng pun terus bergetar di selangkangan celana dalam putihnya . Tubuh Driyanti menggeliat kenikmatan . “ ohh… ahhh Ki .. ahh…” Driyanti tampak mengerang kenikmatan .
Sebentar saja , selangkangan celana dalamnya menjadi basah . Dan jari Ki Mupeng mulai menyelinap masuk di balik celana dalam Driyanti , dan langsung memainkan klitorisnya . “ ahhh…Ki… ah… enak… enak….” erang Driyanti , dengan tubuh yang terus menggeliat .
Jari Ki Mupeng pun masuk ke liang vaginanya yang basah berlendir itu . Dan Kembali Driyanti mengerang . Dia merasakan nikmat yang luar biasa . “ orang ini bukan orang sembarangan ..” ujarnya dalam hati . Yah , Driyanti bisa merasakan beda yang nyata , sudah banyak pria yang bercinta dengannya , tapi baru kali ini Driyanti merasakan nikmat yang berbeda .
Nafsu Driyanti sudah tak tertahankan , Jari Ki mupeng terus saja menstimulasi daerah paling sensitif di tubuhnya , dan Gadis cantik itu tak bisa menyembunyikan rona di wajahnya . Tubuhnya pun mengejang , dia mengejet . “ ahhh…Ki… saya ..gak tahan…” erangnya .
Ki Mupeng melepaskan Driyanti . Tubuh gadis canik itu masih mengejet sesekali . “ gila , belum pernah gua keluar secepat ini ..” ujar Driyanti dalam hati .
Kini , tangan Ki Mupeng menarik tubuh Larashati . Dan bergantian Driyanti mengulum penis Ki Mupeng yang masih tegak tak terkalahkan itu . Larasati pun mendapat perlakuan yang sama . Dia mengerang merasakan nikmat saat lidah Ki Mupeng menjilati putting susunya yang indah itu .
Tapi yang paling membuat Larashati tak tahan , saat jari Ki Mupeng menyelinap di balik celana dalamnya . Laras mengerang , merasakan nikmat luar bisa . Dia juga berpendapat sama , Ki Mupeng bukan manusia biasa .
Saat jari jari Ki Mupeng bermain di liang vaginanya yang basah itu , Laras pun mengeliat geliat . Mulutnya terus mengerang kenikmatan .
Jari Ki Mupeng bergerak , bergetar dalam liang vaginanya , dan memberikan rasa nikmat.
Laras benar benar di buat kewalahan . “ Ki… Ki… saya gak tahan…. Enak …” erang Laras . Tak lama tubuhnya pun mengejang , dan Laras pun menerima orgasmenya .
Ki Mupeng tersenyum , dia benar benar puas , ilmunya bukan hanya berlaku pada manusia , tapi pada mahluk halus juga .
Kembali Ki Mupeng menarik tubuh Driyanti , dia membaringkan gadis itu di ranjang mewah itu . Celana dalam Driyanti pun dilepasnya . Lalu kaki gadis itu di pentangkan lebar . Mata Ki Mupeng menatap nafsu vagina gadis itu . Vagina yang indah , tampak putih kulitnya , dan merah di bagian liang vaginanya .
Penisnya segera di arahkan ke vagina Driyanti . Lalu Ki Mupeng menekan masuk penis besarnya . “ Ahhh……” erang Driyanti . Ki Mupeng pun bisa merasakan , rapatnya liang vagina Driyanti . Sebaliknya , Driyanti pun merasakan bagaimana liang vaginanya di sesaki penis besar Ki Mupeng yang memberikannya nikmat itu .
Saat penis itu mulai bergerak , tubuh Driyanti semakin kelojotan karena menerima nikmat dari Ki Mupeng , begitu juga Ki Mupeng yang merasakan nikmat yang lain dari wanita yang bukan manusia ini . Penis Ki Mupeng terus bergerak keluar masuk , menikmati vagina gadis cantik itu .
Ki Mupeng terus bergerak tanpa merasa lelah , tubuh Driyanti mengejat , dan dia menjerit “ ahh ..aku keluar…” . Ki Mupeng tersenyum , gadis ini telah di buatnya orgasme . Driyanti tampak lelah sekali .
“ ahhh….Ki ..” erang Larashati , ketika Ki Mupeng memasukan penisnya ke dalan vaginanya . Ki mupeng membiarkan Driyanti yang terengah engah , dan dia sekarang asik mengenjot Larashati . Penisnya merasakan nikmat yang lain . Nikmat dari wanita yang bukan manusia ini .
Penis Ki Mupeng menghentak hentak , membuat Larashati mengerang kenikmatan . Gadis itu terus menggeliatkan tubuhnya , bergerak seirama desakan penis Ki Mupeng .
Ki Mupeng terus bergerak , nafsunya sudah hampir tiba di puncaknya , namun di terus bertahan . Dia akan membuat Larashati orgasme lebih dulu .
“ Ki … enak …ahhh… saya..gak..tahan…” erang Larashati . Ini yang di tunggu Ki Mupeng , lalu gerakan Ki Mupeng semakin cepat , mengesek dinding liang vaginanya .
Larashati terus mendesah desah , dan akhirnya gadis itu tak bisa lagi bertahan . Dia orgasme di buat Ki Mupeng .
Ki Mupeng berhenti sebentar , lalu Penisnya bergerak cepat , Membuat Larashati merasa ngilu di vaginanya karena baru saja orgasme . Larashati mengerang .
Penis Ki Mupeng terus bergerak “ ahh…enak ..gua gak tahan lagi nih ..” lenguh Ki Mupeng . Sekarang tubuh Ki Mupeng menegang . Penisnya terus bergerak cepat , sampai tubuh Ki Mupeng Kejang . “ gua keluar…” .
Sperma Ki Mupeng berhamburan di liang Vagina Larashati , lalu penis itu di tarik keluar oleh Ki Mupeng . Ki Mupeng tersenyum . “ he he he... memek kalian memang enak ..” katanya .
Tak lama kedua gadis itu berpakaian kembali , lalu mereka pamit . Ki Mupeng hanya tersenyum , lalu membaringkan tubuhnya di atas ranjang mewah dan empuk itu .
“ hmm ..kemana sih Handika yah …” ujar Ki Mupeng dalam hati .
>>>
“ ahh… terus …saya udah mau keluar…” terdengar erangan nikmat Nyi Roro Kidul . Sedang tubuh Handika terlihat , masih terus bergoyang di atasnya . “ ah tekan terus …” erang Nyi Roro Kidul . Nafas Handika ngos ngosan . keringat mambasahi keningnya .
Penis Handika terus mengentak hentak liang vagina Nyi Roro Kidul .
“ ahhh…saya gak tahan lagi …” dan tubuh Nyi Roro Kidul mengejang dan mengejet beberapa kali , yang disusul oleh siraman hangat sperma Handika di liang vaginanya .
Handika tampak ngos ngosan , penisnya tampak mulai mengecil . Nyi Roro Kidul tersenyum puas .
Lalu Nyi Roro Kidul berdiri , dan berpakaian kembali . “ Nyi tunggu dulu , saya masih belom nih ..” kata Handika . “ sudah Dika.. nanti saja…” kata Nyi Roro Kidul .
“ ayo pakai pakaian kamu , ikut aku ..” kata Nyi Roro Kidul lagi . Handika menurut , lalu berjalan bersama Nyi Roro Kidul . Mereka berjalan meninggalkan ruang itu, dan terus berjalan menyusuri gua gua itu , hingga tiba di tempat yang penuh dengan bunga bunga .
Taman yang sangat indah . Bunga yang tumbuh di sana , lain dengan yang ada di dunia nyata .
“ Handika ini taman saya , saya sering kemari ..” kata Nyi Roro Kidul . Handika terdiam , memikirkan apa maksud Nyi Roro Kidul membawanya kemari. Mereka terus berjalan , menuju sebuah tempat di tengah taman itu . Ada semacam gazebo yang indah di sana . Mereka duduk di sana .
“ Handika sebenarnya apa tujuan kamu ke sini ..” tanya Nyi Roro Kidul . “ ehm ..saya penasaran , saya ehm .. saya belum puas… saya ehm eh …ingin mencoba ilmu saya..” kata Handika dengan suara terbata .
“ ha ha ha , Handika lain di mulut , lain di hati …” kata Nyi Roro Kidul . Handika terdiam .
“ banyak pria datang kemari mencari saya , untuk meminta harta , yah saya akan berikan , tentunya dengan syarat syarat , yang harus di penuhinya .. “ kata Nyi Roro Kidul . Handika diam , dengan menatap wajah cantik wanita seperti dewi ini .
“ tapi kamu lain , kamu datang ke mari untuk mencoba ilmu kamu dan kamu tergila gila dengan wanita wanita disini .. sekarang kamu balik lagi , bukan untuk mengadu ilmu , kamu berbohong , kamu telah jatuh cinta dengan wanita wanita di sini ..” kata Nyi Roro Kidul .
Handika tak menjawab , isi hatinya di buka oleh Nyi Roro Kidul .
“ saya tidak suka dengan gurumu “ kata Nyi Roro Kidul . “ ehm , sebenarnya dia bukan guru saya , saya hanya minta dia mengantar kemari ..” jawab Handika .
“ ha ha ha , itu lah pria , dia akan meghalalkan segala cara untuk memenuhi hasratnya , kamu pandai sekali , karena guru kamu tidak mau kemari , kau ajak si tua bangka itu , yang kebenaran doyan perempuan juga , karena kamu takut , maka kamu ajak dia sebagai pelindung kamu , sebenarnya kamu hanya mengambil keuntungan dari dia saja..” lagi lagi Nyi Roro Kidul berhasil membuka kartu Handika .
Ini membuat Handika tak bisa berbicara , dia hanya diam . “ Tapi tak apa , sejujurnya saya juga suka sama kamu..” kata Nyi Roro Kidul lagi . Handika hanya bisa tersenyum .
“ Nyai , maaf ini teh hangatnya …” suara itu terdengar merdu menggelitik telinga Handika.
“ terima kasih , letakan di sini saja…” jawab Nyi Roro Kidul . Mata Handika tak putus menatap kecantikan dua gadis yang identik itu .
Dua gadis itu segera berlalu . “ e- hem .. mereka adalah sekarwangi dan sekarjagat , cantik yah..” kata Nyi Roro Kidul menggoda Handika. “ ah ..kembar yah , koq saya baru lihat..” tanya Handika . “ ha ha ha … karena dulu kamu terpesona sama Mantili …” ledek Nyi Roro Kidul .
“ mereka sebenarnya anak manusia ..” kata Nyi Roro Kidul . Handika terdiam , lalu Nyi Roro Kidul meneruskan kata katanya “ ibunya tidak bertanggung jawab , dia menggugurkan janin yang tak berdosa itu , raganya hancur tapi jiwanya tidak . Rohnya akan terlantar , kalau ada orang pinter , menangkap roh itu ….”
“ iyah , saya tahu mereka akan jadi anak ambar..” kata Handika . “ yah benar , mereka bisa di gunakan untuk melakukan pekerjaan si dukun ..” kata Nyi Roro Kidul .
“ tapi saya merawat roh mereka , dan mereka tinggal di sini layaknya manusia biasa , mereka bebas “ kata Nyi Roro Kidul . “ wah kalau gitu , ada banyak tuh di dunia yang menggugurkan kandungannya ..” kata Handika .
“ hus , sembarangan , hanya yang sesuai dengan jam dan tanggalnya saja yang saya ambil..” kata Nyi Roro Kidul .
“ Nyi , boleh gak saya tinggal di sini selamanya..” kata Handika . Nyi Roro Kidul menatap Handika , “ jangan bicara sembarang , pikirkan masak masak , kamu tidak bisa kemana mana lagi , kamu akan terus di sini selamanya..” jawab Nyi Roro Kidul .
“ tadi Nyi , bilang suka sama saya , saya juga suka sama Nyai ..” kata Handika .
Nyi Roro kidul tersenyum “ suka sama saya saja , apa suka sama semua wanita di sini ..” “ eh ,,ehmm… suka..” Handika terbata lagi . “ Handika saya tahu isi hati kamu …” kata Nyi Roro Kidul .
“ Sekarwangi .. Sekarjagat ..kemari ..” panggil Nyi Roro Kidul pada dua dayangnya itu .
Dua dayangnya itu menghampiri Nyi Roro Kidul . “ ada apa Nyai ..” tanya mereka .
Nyi Roro Kidul berbisik di telinga Handika “ puaskan mereka , mereka masih muda dan cantik loh..” .
“ ini Handika , saya mau kalian berdua main dengan dia..” kata Nyi Roro Kidul . Gadis kembar itu hanya tersenyum menatap Handika . Handika pun segera bangkit birahinya .
“ Handika kamu bersenang senang di sini dulu yah , aku mau mengurus sesuatu ..” kata Nyi Roro Kidul lalu meninggalkan mereka .
Kedua gadis yang kembar itu sangat cantik, membuat Handika sulit untuk memilih , hendak mulai dari siapa . Akhirnya dia menarik Sekarjagat , hingga duduk di pangkuannya . Tanpa membuang waktu bibir muda gadis itu di lumat Handika dengan nafsu . Sekarjagat juga tidak tinggal diam , dia membalas ciuman nafsu itu .
Lidah mereka saling memilit , mereka berciuman dengan nafsu . Sekarwangi pun duduk di sebelah Handika menanti gilirannya . Puas melumat bibir sekarjagat , giliran bibir Sekarwangi di lumat Handika . Sambil tangan Handika membuka pakaian sekarwangi . Hingga gadis muda itu hanya mengenakan celana dalam saja .
Buah dadanya yang indah , kecil namun montok itu , dengan putting susunya yang imut memerah . Langsung di lumat Handika . “ ahhh….geli …” erang Sekarwangi . Handika melepas jilatannya pada putting Sekarwangi . Kini giliran Sekarjagat yang di telanjanginya . Buah dada mirip dengan Sekarwangi . Lidah Handika pun menjilati dan menyusui dia buah dada gadis itu .
Bergantian buah dada kedua gadis kembar itu di jilati dan di susui Handika dengan penuh nafsu .Lidah Handika terus menjalar , menelusuri setiap lekuk tubuh dua gadis cantik itu , kulitnya yang putih halus , sungguh merangsang birahi Handika .
Birahi gadis kembar itu juga sudah terusik . Mereka terus mendesah desah , menikmati setiap pemainan Handika . Mulut mereka mengerang , mengeluarkan desahan erotis yang menambah gairah sexsual Handika .
Puas dengan dada gadis kembar itu , kini celana dalam gadis itu dilepas Handika . Lalu kaki Sekarwangi di buka lebar oleh Handika , begitu juga kaki Sekarjagat .
Handika menatap vagina muda gadis kembar ini . Bentuk vaginanya mirip sekali , klitorisnya kecil dengan liang yang terlihat rapat . Ada cairan , yang membasahi laing vaginanya .
Lidah Handika langsung menjulur dan menjliat vagina Sekarjagat . “ ahhh…. Ahhh…. “ erang gadis itu . Lidah Handika bergerak liar , menjilati vagina Sekarjagat , membuat gadis itu mengelijing kenikmatan . Lalu Lidahnya berpindah , dia menjilati vagina Sekarwangi .
Gadis itu pun bereaksi sama, tubuhnya mengelijing , dan mulutnya mengerang kenikmatan . Sambil menjilati vagina Sekarwangi , Jari Handika bekerja menstimulasi klitoris Sekarjagat . Erangan dua gadis itu seakan berduet , berirama sensual membangkitkan birahi lelaki yang mendengar desahan itu .
Handika terus berpindah , lidahnya menjilati vagina Sekarjagat , dan jarinya memainkan klitoris Sekarwangi , Handika terus berpindah selang beberapa saat . Hingga , Sekarjagat tak bisa menahan birahinya lagi , karena jilatan lidah Handika .
Sekarjagat menjerit erotis , tubuhnya tegang dan mengejet beberapa kali . Vaginanya tampak basah dan merekah . Handika membiarkan gadis itu dengan orgasmenya . lalu dia mulai menjilati vagina sekar wangi . Membuat gadis itu mengeliat , bagai cacing kepanasan .
Sebentar saja , tubuh Sekarwangi mengejang , bagai tak mau kalah dengan kembarannya dia pun menjerit erotis , “ahhhhgggg …enakgghhk ..saya keluarrr….” .
Sekarang Handika membuka celananya , penisnya ngacung tegang . “ ayo sayang ….mainkan..” pinta Handika . Dua gadis kembar itu seakan berebut mengulum penis Handika . “ ohhh…ahhh…yah..enak..banget…” erang Handika .
Saat kepala sekarjagat bergerak maju mundur , dengan penis handika di mulutnya , sekar wangi mengelus elus kantong buah zakarnya , yang mengelitik birahi Handika . Mereka pun bergantian mengulum batang penis Handika yang mengacung tegang itu .
Handika benar benar menikmati kenikmatan sex seperti ini , yang tidak bisa di dapatnya di dunia nyata . Birahinya terus meninggi , sedang kedua gadis kembar itu terus asik mengulum dan memainkan kemaluannya . Handika terus mengerang kenikmatan .
Sampai Handika tak kuat lagi menahan gejolak birahirnaya , spermanya muncrat tanpa permisi , membasahi wajah cantik gadis kembar itu .
Handika merasa lemas tapi itu hanya sesaat , kemampuan penis Handika sangat luar biasa di alam ini . . Penisnya pun berdiri lagi .
Kini kaki Sekarjagat di pentangkan lebar , dan penisnya mulai di desak masuk . “ ahhhh…….” erang Sekarjagat . Penis itu bergerak masuk dan keluar . Handika merasakan nikmat vagina gadis ini . Begitu erat menjipit batang penisnya . Penis Handika terus bergerak . Dan Sekarjagat pun merasakan hal yang sama .
Tubuhnya meliuk liuk , menikmati penis Handika yang mengisi liang vaginanya . “ ahhh…ah……enak…..enak….” erang Sekarjagat . Handika terus memompanya , penisnya menghentak hentak , di saksikan Sekarwangi yang menanti giliran kenikmatan itu .
“ terus , saya udah hampir..keluar…enak…” erang Sekarjagat , setelah cukup lama penis itu bergerak liar di liang vaginanya . Handika terus bergerak , Penisnya menghentak cepat . “ ahhhh,…saya keluar…” erang Sekarjagat , tubuhnya pun mengejang . Handika tak peduli dia terus bergerak , nafsunya sudah semakin tinggi .
“ ahhhh…. Ahhh….. “ erang Handika , sambil bergerak cepat . Lalu dia diam . Dan spermanya berhamburan , membanjiri liang vagina Sekarjagat . Handika kembali terlemas .
Setelah penisnya terlepas dari liang vagina Sekarjagat . Sekarwangi kembali memegang penis yang lemas itu . Sebentar saja , keperkasaan Handika bangkit . Penis tegak mengacung kembali .
Sekarwangi pun membuka lebar kakinya , memamerkan ke indahan vaginanya . Handika pun tak menyia nyiakannya . Penisnya lansung di tujukan ke liang nikmat itu . “ ahhhh….enak…” erang Sekarwangi .
Handika bergerak bagai seekor kuda liar , yang tak kenal lelah . Penisnya terus menghentak , menyodok nyodok liang vagina gadis kembar itu . Sekarwangi terus mengerang , menikmati persetubuhan itu .
Handika terus bergerak , hingga Sekarwangi mendapat orgasmenya . Dan Handika kembali menumpahkan spermanya . Dan handika pun terlemas . Mereka bertiga berbaring di atas gazebo , di tengah taman yang indah itu .
>>>
“ bodoh , jadi kalian tak bisa menghisap hawa murni si tua bangka itu ..” hardik Nyi roro Kidul kepada Larashati dan Driyanti . Dua orang dayang nya itu terdiam .
“ masa saya harus turun tangan sendiri sih ..” kata Nyi Roro Kidul lagi . “ Ki Mupeng berilmu tinggi Nyi , kami kewalahan main dengan dia ..” kata Driyanti . “ bodoh , cari kelemahan ilmunya…” bentak Nyi Roro Kidul .
“ ilmu penakluk wanitanya tinggi , begitu juga dengan pukulannya Nyi , kami tak bisa melawannya..” kata Larashati . “ hmmm …. pasti dia punya kelemahan , aku tak suka orang ini , dia harus di beri pelajar , dan di usir dari sini ..” kata Nyi Roro Kidul lagi .
“ baiklah , kalian pangil Ki Santang Brojo dan Ki Brajajaya “ perintah Nyi Roro Kidul .
“ baik Nyi ..” kata dua dayang cantik itu .
Tak lama dua orang yang di maksud Nyi Roro Kidul datang menghadap .
Mereka memberi hormat pada Nyi Roro Kidu l “ ampun Nyi , ada tugas apa untuk kami ..” .
“ Begini , ada seorang manusia , dia bernama Ki Mupeng Anu Matap , ilmunya tinggi , dia punya ilmu penakluk wanita , dan juga ilmu pukulannya cukup tinggi .. saya mau kalian mencari kelemahan ilmu ini ..” kata Nyi Roro Kidul .
Kedua pengawal itu saling berpandangan lalu Ki Brajajaya berkata “ Ki Mupeng Anu Mantap , yang dukun cabul itu , dia berumur 60 tahun , jenggot nya putih , alisnya tebal putih , rambuntya panjang juga ubanan , dan di kuncir ? “
Ciri cir yang di sebutkan Ki Brajajaya itu tepat persis . “ yah benar , kalian kenal dia ? “ tanya Nyi Roro Kidul . “yah , dia pernah bertarung dengan kami dulu sekali , sebelum kami menjadi pengawal Nyai ..” jawab Ki Braja lagi . “ lalu apa kalian tahu kelemahan dia ..” tanya Nyi Roro Kidul .
“ tahu , jika dia di siram atau terminum campuran air seni yang dicampur darah kotor wanita perawan..” kata Ki Braja . “ benar Nyi , ilmunya akan luntur , “ timpal Ki Santang Brojo .
Nyi Roro Kidul manggut manggut , tapi dari mana dia dapat air seni dan darah kotor wanita perawan , Di alam dia wanita tidak mendapat haid . Dan tidak ada istilah perawan .
“Ki Santang Brojo dan Ki Brajajaya carikan kedua benda itu ..” tanya Nyi Roro Kidul . “ baik nyai , tapi kami harus kembali masuk ke alam duniawi , dan mencari gadis yang sedang datang bulan ..” kata Ki Brajajaya .
“ eh kang , gimana kita bisa tahu gadis itu masih perawan , terus gimana kita tahu gadis lagi dateng bulan ..” kata Ki Braja , pada Ki Santang . “ udah gitu kalau kita misalnya ketemu gadis yang sedang dateng bulan terus kita bilang , neng minta darah mens nya yah.. emang langsung di kasih gitu ..” sambung Ki Brajajaya lagi .
“ begini saja , kalian gak usah pusing , cari gadis yang masih perawan , lalu bawa kemari ..” kata Nyi Roro Kidul . “ kita culik Nyi ..” tanya Ki Brajajaya . “ iyah ..” kata Nyi Roro Kidul .
“ lalu bagaimana kita tahu gadis itu masih perawan atau tidak Nyi ..” Ki Brajajaya .
“ mudah ...saya kasih kamu ilmu untuk mengetahui hal itu ..” kata Nyi Roro Kidul lagi .
Nyi Roro Kidul tersenyum , dia sudah mendapatkan cara unutk menaklukan Ki Mupeng Anu Mantap . Dia akan memberi pelajaran untuk Ki Mupeng Anu Mantap , biar dia kapok dan merasa menyesal telah mengganggu dunianya .
Kedua pengawal itu pun pergi mencari gadis perawan .
>>>
“ bagaimana sayang , apa kamu puas main dengan dayang kembar ku ? “ tanya Nyi Roro Kidul pada Handika yang baru kembali itu . Handika hanya tersenyum . “ sayang... nanti kamu harus memuaskan aku yah…” kata Nyi roro Kidul dengan genit . “ tentu Nyi , untuk Nyi apapun akan saya lakukan..” jawab Handika .
Nyi Roro Kidul tersenyum , dia tampak semakin menyukai Handika . Kalau Handika benar ingin tingal di alam dia , berarti dia manusia ke tiga , selain Ki Brajajaya dan Ki Santang Brojo , yang tinggal di alam Ghoib Nyi Roro Kidul diluar orang yang mencari pesugihan melaluinya .
Kalau Nyi Roro Kidul suka dengan Ki Brajajaya dan Ki Santang Brojo karena Ilmunya yang tinggi dan kesetiaannya , dan Handika karena kehebatan permainan sexnya juga Handika cukup ganteng , dan juga penurut . Handika bisa menjadi budak sex yang tepat.
Tepat dengan dugaan Nyi Roro Kidul dulu , setelah Handika di Kuras hawa murninya , di buat semaput , tapi dia tidak membunuh Handika , karena Nyi Roro Kidul tahu , Handika akan balik lagi mencari dirinya . Tapi Nyi Roro Kidul tak menduga kalau Handika akan datang bersama Ki Mupeng .
“ Nyi , kenapa diam …” tanya Handika . “ tidak apa apa , saya hanya takut , kamu tidak jadi dengan niat kamu ..sayang..” kata Nyi Roro Kidul . “ niat , niat yang mana ?’tanya Handika . “ nah tuh kan , apa saya bilang , kamu sudah lupa dengan niat kamu , tadi kamu niat ingin tinggal di sini selamanya , menemani saya..” kata Nyi Roro Kidul dengan manja .
“ oh itu , niat saya tidak berubah , walau Nyi Mengusir saya , saya tidak akan pergi , lebih baik saya mati di sini..” kata Handika . Jari lembut Nyi Roro Kidul menyentuh bibir Handika , “ stt ..jangan bilang gitu , di sini kamu akan hidup abadi ..tidak ada kata mati di alam sini..” kata Nyi Roro Kidul .Handika tersenyum .
>>>
“ Nyi , tugas yang Nyi Berikan sudah kami laksanakan..” kata Ki Brajajaya dan Ki Santang Brojo . “ oh bagus sekali . dimana gadis perawan itu ..” tanya Nyi Roro Kidul . “ di belakang , kamar tahanan..” jawab Ki Brajajaya .
“ ayo , Handika ..” kata Nyi Roro Kidul . Handika pun mengikuti Nyi Roro Kidul . Mereka tiba di sebuah ruangan dengan pintu tertutup rapat . Mereka masuk keruang itu.
“ siapa kalian ..tolong…mau apa kalian..” jerit gadis itu ketakutan . Handika menatap gadis muda yang ketakutan itu , berwajah cantik dengan rambut sebahu , kulitnya pun putih , tapi terntunya tak secantik para gadis yang berada di alam ghoib itu .
“ Nyi ini gadis manusia..” bisik Handika . “ yah , memang..” jawab Nyi Roro Kidul .
“ lalu kenapa gadis ini ada disini..” tanya Handika . “ untuk kamu..” kata Nyi Roro Kidul. “ ha..untuk saya , maksudnya Nyi..” tanya Handika .
“ Handika , untuk bisa tinggal di alam saya , kamu memerlukan air seni dan darah kotor ,seorang gadis perawan “ bisik Nyi Roro Kidul berbohong . Handika mangut mangut .
“ coba kamu periksa , apa dia sedang dateng bulan ..” kata Nyi Roro Kidul lagi .
Handika langsung menghampiri gadis itu , gadis itu menghindar , tapi Ki Brajajaya dan Ki Santang Brojo langsung memegangnya . Handika leluasa memeriksa gadis malang itu .
Tangan Handika menyibak rok yang di kenakan gadis itu . “ Jangan lepaskan tolong…jangan..” jerit gadis itu .
Tangan Handika langsung meraba selangkangan celana dalam gadis itu . Selangkangan celana dalamnya yang berwarna hijau itu , tampak rata , tanpa ada ganjalan . Tangan handika langsung membuka celana dalam hijau itu . Gadis itu semakin meronta . Bulu kemaluan tipis , yang menandakan gadis ini masih belia .
Handika meninggalkan gadis itu “ Nyi dia bersih ..” kata Handika . “ baik kita tunggu sampai dai datang bulan “ jawab Nyi Roro Kidul . “Ki Brajajaya , Ki Santang Brojo sudah biarkan gadis itu ..dan jaga dia..” perintah Nyi Roro Kidul . Gadis itu sambil terisak memakai kembali celana dalamnya , Ki Brajajaya dan Ki Santang Brojo Pun meninggalkan gadis itu sendiri dalam ruang itu .
Gadis itu menjerit “ lepaskan , lepaskan “ . Tapi apa daya dirinya yang malang tetap berada dalam ruangan itu .
>>>
“ Nyi , kenapa membutuhkan air seni dan darah kotor perawan itu …” tanya Handika . Nyi Roro Kidul tersenyum , “ aku membutuhkan ramuan air seni dan darah kotor perawan itu , untuk mengukuhkan keberadaan kamu di dunia saya dan kamu harus memperawani gadis itu darah perawannya harus kamu telan.. “ Kata Nyi Roro Kidul , membohonginya .
Handika terdiam .. “ apa kamu sanggup ..” tanya Nyi Roro Kidul lagi . “ sanggup Nyi ..” jawab Handika mantap .
“ oh Handika ingat , satu hal , saya minta kamu merahasiakan syarat air seni dan darah kotor ini , jangan beritahu gurumu.. ngerti ..” kata Nyi Roro Kidul . “ ngerti Nyi ..” jawab Handika .
>>>
“ wah , dari mana saja eloe ..” tanya Ki Mupeng kepada Handika , ketika melihat Handika memasuki kamar dimana gurunya berada . “ Wah , asik Ki , abis main sama Nyi Roro Kidul ..” jawab Handika . “ wah lama amat , gua main sama dua cewek , siapa itu namanya , ehm. Laras….” Kata kata Ki Mupeng terhenti , mengingat nama nama gadis yang baru bersetubuh dengannya .
“ Larashati , dan Driyanti ..” kata Handika . “ yah ..yah..” kata Ki Mupeng . “ he he he ..asik gak ..” tanya Handika . “ hemm, asik juga , tapi menurut gua rasanya sama kaya manusia biasa ..” komentar Ki Mupeng . Handika hanya terdiam .
“ oh iyah , bagaimana , rencana kita , untuk menaklukan Nyi Roro Kidul ..” tanya Ki Mupeng . “ stt..jangan keras keras , nanti ada yang dengar . kita Tunggu saat yang tepat Ki ..” jawab Handika . “ hmm , gua sudah gak sabar , gua yakin dengan ilmu gua Nyi Roro Kidul akan bertekuk lutut “ kata Ki Mupeng .
“ iyah saya yakin juga KI , tapi sabar , kita mainin dulu gadis gadis cantik di sini ..” kata Handika lagi . “ hmmm benar juga….” Jawab Ki Mupeng . “ udah deh ..kita tidur aja..” jawab Handika .
Mereka berdua pun rebahan , dan akhirnya tertidur dengan membawa mimpinya masing masing..
>>>
Berhari hari mereka disana , Ki Mupeng setiap hari mendapat servis dari Larashati , dan Driyanti. Sedang Handika , selalu menemani Nyi Roro Kidul. Dan juga sering bermain sex dengan Nyi Roro Kidul atau dayang lainnya .
Sampai saat yang di tunggu Nyi Roro Kidul tiba . Ki Brajajaya datang dan melaporkan , kalau gadis yang di culiknya itu datang bulan . “ Nyi , saya lihat rok yang dikenakannya berdarah ..” .
Nyi Roro Kidul segera kesana dengan Handika . “ Handika saat telah tiba , kamu harus mengambil darah kotor wanita itu dan air seninya ..” kata Nyi Roro Kidul sambil memberinya wadah , seperti cawan yang terbuat dari emas .
>>>
Tangan kuat Ki Brajajaya dan Ki Santang Brojo memegang gadis itu . Walau gadis itu menjerit ketakutan , tapi apa daya . Handika menghampirinya . dan membuka celana dalamnya yang belepotan darah kotor itu . Mangkuk itu di gunakan untuk menampung tetesan darah kotor gadis malang itu .
“ sekarang aku mau kamu kencing ..” kata Handika kepada gadis malang itu . “ tidak kalian gila semua ..lepaskan…lepaskan..” jerit gadis itu . Tangan Handika tak ragu lagi , dia pun menampar pipi gadis itu . Gadis malang itu mengerang kesakitan .
“ kencing atau , gua akan menyiksa eloe lebih sakit lagi ..” ancam Handika . Gadis itu hanya terisak , terlihat dia mengeden , beusaha untuk melepas air seninya . Setelah cukup lama , dia berhasil air seninya mengalir . Dan Handika menampung setiap tetes air seni yang bercampur darah kotor itu .
“ ha ha ha , bagus bagus.. ayo Handika .. “ kata Nyi Roro Kidul . Handika pun keluar ruang itu , meninggalkan gadis itu .
>>>
Air seni dan darah kotor itu , di campur dengan teh , lalu di masukkan ke dalam poci oleh Nyi Roro Kidul . “ Handika sekarang panggil guru kamu itu ..” perintah Nyi Roro Kidul. “ baik Nyi..” jawab Handika .
Handika pun memanggil Ki Mupeng . Setelah Ki Mupeng tiba di tempat , Nyi Roro Kidul langsung berkata “ Ki Mupeng , saya tahu maksud kamu dateng kemari , saya menerima tantangan kamu .. tapi sebelum melawan saya , coba kamu hadapi dulu pengawal saya..”
Ki Brajajaya dan Ki Santang Brojo tersenyum sinis pada Ki Mupeng . “ oh , kalian .. lama tidak berjumpa ..apa kalian siap menerima serangan saya..” kata Ki Mupeng .
Tanpa membuang waktu , Ki Brajajaya langsung membuka serangan , Ki Mupeng menghindari pukulan itu . Dan balik menyerang dengan Jurus membelah bulannya . Dia menghimpun seluruh tenaga dalamnya , lalu melepaskan pukulan itu . Ki Brajajaya juga bukan orang sembarang , dia dapat menahan serangan tenaga dalam itu .
Terjadi saling dorong mendorong tenaga dalam . Tapi tenaga dalam yang dihasil Ki Mupeng lebih tinggi , yang membuat Ki Brajajaya akhirnya terpental beberapa langkah. Tapi itu bukan kekalahan yang fatal , selagi Ki Mupeng hendak menghimpun tenaga dalamnya kembali , Ki Brajajaya menyerangnya dengan secepat kilat , dengan tapak penghisap darah .
Tepat kena , tapi tak melukai Ki Mupeng , yang memiliki ilmu pelindung raga . Tapak itu hanya mampu membuatnya terpental beberapa langkah . Ki Brajajaya mundur dan Ki Santang Brojo maju menggantikan , dengan tinju wesinya . Tapi lagi lagi , pukulan tinju wesi dapat di elakan dengan mudah , dan di sambut dengan tapak seribu bayangan . Ini ilmu andalan Ki Mupeng .
Ki Santang Brojo tak bisa menghindar , tapak itu membuat dadanya sesak . “ ha .. ingatkah dulu kamu hampir tewas dengan tapak ku ini..” kata Ki Mupeng .
Ki Santang Brajo tak tinggal diam , dia melepas ilmu pamungkasnya . Pukulan keras tapak seribu wesi itu mengenai uluhatinya , tidak parah , tapi cukup membuat Ki Mupeng mual .
Ki Mupeng terus bertahan , dan menyerang balik . Dua pengawal setia Nyi Roro Kidul itu tampak kewalahan .
“ stop ..tunggu dulu ..” teriak Nyi Roro Kidul . “ istirahat sebentar .. ayo minum teh hangat dulu ..”kata Nyi Roro Kidul . Nyi Roro Kidul menuangkan teh yang terkontaminasi oleh darah kotor dan air seni perawan itu dalam cawan . “ Handika bawa ini , berikan kepada guru kamu ..” kata Nyi Roro Kidul .
“ baik Nyi ..” jawab Handika . “ Ki Brajajaya dan Ki Santang Brojo ayo minum dulu teh hangat ini ..” kata Mantili yang di tugaskan mengantar dua cawan teh hangat kepada Ki Brajajaya dan Ki Santang Brojo . Tentu teh yang berbeda .
“ Ki , minum dulu …” kata Handika . Tanpa curiga Ki Mupeng meminum teh itu .
“ Handika lihat saya akan buat dua pengawak ini terpuruk..” kata Ki Mupang . Handika hanya diam ,saja , dia merasa bersalah terhadap Ki Mupeng .
“ ayo kita lanjutkan , jangan mengulur waktu ..” kata Ki Mupeng , sambil memasang kuda kuda . Ki Brajajaya dan Ki Santang Brojo tersenyum , lalu Ki Mupeng membuka serangan , tapi aneh , dia merasa kehilangan tenaganya .
Tiba tiba Ki Santang Brojo menyerangnya dengan tapak wesinya . Tentu saja , dangan ilmu yang telah luntur , tubuh Ki Mupeng hanya tubuh seorang tua renta . Tubuh itu terpental beberapa meter , dan darah segar mengalir dari mulutnya .
“ dulu saya pernah merasakan tapak seribu bayang kamu , sekarang rasakan tapak wesi ku..” kata Ki Santang Brojo .
Kembali Ki Santang Brojo , mengambil ancang ancang dan hendak melepas pukulan mautnya .
“ cukup ..hentikan …” kata Nyi Roro Kidul . “ Laras , Driyanti , ayo bawa Ki Mupeng .. sembuhkan lukanya..” perintah Nyi Roro Kidul . Kedua dayangnya pun menurut . Mereka membawa tubuh lemah Ki Mupeng , dan mengobati luka dalamnya .
“ Nyi jadi campuran itu buat Ki Mupeng “ tanya Handika . Nyi Roro kidul tersenyum .
“ dia akan menjadi penghalang kalau kamu ingin tinggal di sini..” kata Nyi Roro Kidul .
“ tidak ada yang bisa menghalangi niat saya untuk tinggal di sini ..” kata Handika lagi .
“ bagus.. bagus…sayang ..” kata Nyi Roro Kidul .
Ki Mupeng kini di ibaratkan sebagai macan ompong . Dia tak memiliki ilmu apa apa lagi.
Sambil mengobati luka dalamnya , Larashati dan Driyanti , juga menservisnya . Sambil mengerang , penis besarnya di raba raba . Tapi tubuh Ki Mupeng lemah , walau penisnya ngacung . Jadi Driyanti mengambil posisi di atas dia bergoyang .
Driyanti terus bergoyang menaik turunkan pantatnya , membuat Ki Mupeng merasa nikmat . Dan sebentar saja Ki Mupeng telah memuncartakan spermanya . Kali Ini DriYanti dengan mudah menghisap hawa murni Ki Mupeng .
Bergantian ke dua dayang dayang itu menghisap hawa murni Ki Mupeng . Kondisi Ki Mupeng semakin lemah .
“ Nyi Ki Mupeng telah semakin lemah ..” lapor Driyanti . “ baiklah , bawa dia pergi , lepaskan jangan di bunuh..” kata Nyi Roro Kidul .
Tubuh lemah itu di pun di lepaskan . Tubuh Ki Mupeng terbaring lemah di pantai laut selatan itu , tubuh itu sudah berada di dunia nyata lagi .
Ki Mupeng merasa ada konspirasi antara Handika dan Nyi Roro Kidul . Ki Mupeng bisa mengendus kecurangan yang di lakukan Handika . Sekaran dia menaruh dendam terhadap Handika , dia menganggap Handika sebagai murid , tapi ini yang di dapat dari Handika .
Itulah lelaki , dia akan melakukan apa saja , mengorbankan apa saja demi jepitan nikmat .
“ Handika mulai hari ini kamu akan menjadi suami saya , kamu akan tinggal disini , menemani saya selamanya..” kata Nyi Roro Kidul . “ t erima kasih , Nyi “ jawab Handika .
“ oh yah , saya lupa , saya ingin lihat kamu memperawanin gadis itu ..” kata Nyi Roro Kidul . Handika tersenyum .
Mereka pun menuju sebuah ruangan , di ruang itu tampak ranjang besar dan mewah , yang di atasnya tampak gadis perawan terbaring tanpa busana . Di kiri dan kananya , tampak Larashati dan Driyanti memegang tubuh gadis itu . Gadis itu meronta tapi tampaknya tak bertenaga .
“ ayo Handika sayang , gadis itu menanti di perawanin ..” bisik Nyi Roro Kidul .
Handika pun langsung melepas seluruh pakaiannya . Dia menghampiri gadis yang malang itu . “ jangan ..lepaskan ..saya mau pulang..tolong..” iba gadis itu .
Handika pun langsung melumat buah dada gadis itu dengan bernafsu . Sambil tangannya meremas remas buah dadanya . Lalu lidah Handika menjulur menjilati tubuh gadis terus kebawah , hingga mencapai vagina gadis itu .
Vaginanya rapat perawan itu . Dengan bernafsu lidah Handika menjilati vagina gadis itu . Gadis itu mendesah , mengerang . “ oh ..lepaskan jangan ..jangan…” .Lidah Handika terus menjilati vaginanya .
Puas dengan menjilati vagina gadis itu , penis besarnya mulai di gunakan . Satu desakan keras , menembus liang vagina perawan gadis itu , dan merobek selaput daranya . “ jerit kesakitan gadis malang itu terdengar “ aduh…. sakit… sudah … sakit….”
numpang unjuk konti II (bergirigi...enyaakk)
--------------------------------------------------------------------------------
Setelah sukses dengan numpang unjuk konti I, kali ini gw mo kasih liat konti yang dipasangin ring penggeli bro/sist
Ring ini bahannya silicone jadi lunak2 gitu deh...tidak membuat lecet meqi.
dengan bentuknya yang bergerigi, bikin pasangan gw jadi merem melek ga karuan...
awalnya sih dia agak2 ngeri, malu dan ga mau gitu...
tapi pas masuk ronde 2, malah dia yang minta dipasang lagi
selamat menikmati
“ yah bagus sayang ..terus , bikin dia menjerit jerit ..” ujar Nyi Roro Kidul , yang melihat perlakuan Handika dengan bernafsu .
Handika terus bergerak , penisnya di di hujamkan dengan cepat , keluar masuk liang vagina gadis malang itu , tanpa memperdulikan erangan dan rintihan kesakitan gadis itu .
Handika terus bertahan , memperkosa gadis malang itu .Sampai akhirnya Handika melenguh dan ejakulasi dalam vagina gadis malang itu .
“ bagus Handika , bagus sekali..” kata Nyi Roro Kidul . “ Laras , Driyanti , bawa gadis ini keluar . dan lepaskan dia “ begitu perintah Nyi Roro kidul pada dua dayangnya itu .
Kedua dayangnya pun menurut dan membopong tubuh lemah gadis malang itu .
“ Handika , sekarang puaskan saya..” kata Nyi Roro Kidul , seraya melepas pakaiannya .
Nyi Roro Kidul langsung berbaring di atas ranjang itu , dan memperlihatkan ke indahan vaginanya . Vaginanya sudah tampak basah , karena dia birahi menyaksikan adegan pemerkosaan yang di lakukan Handika .
“ ayo Handika , gunakan lidah kamu ..” pinta Nyi Roro Kidul dengan genit . Lidah Handika pun meluncur di atas pemukan vagina Nyi Roro Kidul . Membuat tubuh cantik eksotik Nyi Roro Kidul meliuk liuk . “ ohh..enak sekali..terus sayang..enak..sekali..” erang Nyi Roro Kidul .
Lidah Handika bergerak lincah dan terus memainkan klitoris milik Nyi Roro Kidul.Yang membuat Nyi Roro Kidul semakin kenikmatan . “ Ahh ..Handika saya gak kuat..enak sekali…ahhh…ah…” . Dan akhirnya lidah Handika bisa membawa Nyi Roro Kidul ke puncak birahinya .
Setelah beberapa saat , Handika segera mengarahkan penisnya ke liang vagina Nyi Roro Kidul , merasakan nikmat jepitan erat otot otot vagina wanita yang bukan manusia itu. “ ohhh…ahh..enak sekali Nyi….” Erang Handika , sambil terus memompa vagina Nyi Roro Kidul
Mereka berpacu cukup lama . Terus bergumul , dan sesekali mereka berciuman mesra .
Erang erangan dua mahluk yang berbeda jenis itu terdengan erotis .
“ ahh Handika saya gak tahan , sudah mau keluar…” erang mesra Nyi Roro Kidul . Penis Handika pun terus bergerak , menekan dalam laing vagina itu . “ ahhh..Handika….” erang panjang Nyi Roro Kidul terdengar , menghantarnya ke puncak kenikmatannya .
Yang di susul dengan siraman hangat sperma Handika . Mereka pun terbaring lemas .
“ Nyi , koq cepat sih .. biasanya tahan lama..” kata Handika . “ saya gak mengunakan ilmu saya , sayang..” jawab Nyi Roro Kidul . “ maksudnya..” tanya Handika lagi .
“ kalau saya mengunakan ilmu saya , kamu akan kewalahan dan hawa murni kamu akan terhisap..seperti dulu itu..” kata Nyi Roro Kidul .
“ jadi sekarang…” kata Handika . “ sekarang kamu telah menjadi suamiku , aku tak akan mengunakan ilmuku pada kamu..” kata Nyi Roro Kidul tersenyum. Handika pun melumat bibir sexy Nyi Roro Kidul itu . “ terima kasih Nyai sudah bersedia menjadi istri saya..” kata Handika .
Nyi Roro Kidul menatap wajah Handika , dia tersenyum ..lalu berkata “ jangan kawatir sayang , biar kamu sudah menjadi suami saya , tapi kamu bebas jika ingin main dengan si kembar itu .”
Handika tersenyum , lalu kembali mencium bibir sexy wanita itu . Nyi Roro Kidul bisa dengan mudah membaca jalan pikiran Handika .
>>>
Ki Joko Mupeng guru Handika telah mengetahui tentang keberadaan mantan muridnya, melalui wangsit yang diterimanya ketika bersemedi.Dia menyesalkan tindakkan Handika yang lebih memilih kenikmatan semu daripada berbuat kebajikan dan kebaikan didunia ini. Ki Joko Mupeng juga mengetahui bahwa adik seperguruannya telah kehilangan powernya dan akan menjadi manusia normal tanpa memiliki lagi ilmu kedigdayaan. Itulah siklus alam yang terus berputar hingga pada akhir zaman. Dimana semua perbuatan akan dimintai pertanggung jawaban.
Begitulah , anak manusia , hanya karena kenikmatan badaniah , apapun akan di lakukannya . apapun akan di korbankannya ….
Diposkan oleh Dee Namaku di 04:36 Birahi Laut Selatan Label: Pesta Seks 0 komentar
Pemuda itu terus berjalan , sesekali tampak dia menyeka peluh yang membasahi dahinya .
Dia sudah bertekat untuk mengungkap misteri laut selatan .
Ketika dia tiba di pinggir pantai itu , matanya melihat sekelilingnya . Matanya terbuka lebar mencari tempat yang sesuai . Dia menemukan bebatuan karang yang agak menjorok ke laut . Dia berjalan ke arah sana . Lalu dia duduk bersila .
Hari sudah semakin senja , suara debur ombak dan semilir angin laut tak mengganggu konsentrasinya . Dia terus duduk bersila , matanya terpejam . Mulutnya berkomat kamit .
Dengan mengunakan ilmu , yang di pelajarinya , dia mencoba membuka pintu gaib dengan mata bathinnya .
Dia ingin mencari sesuatu di laut selatan itu .
“ Nyi Roro Kidul , di mana kamu , saya ingin bertemu , tunjukan wujud mu ..” ucap pemuda itu dalam hati berkali kali .
Tanpa menghiraukan hembusan angin laut yang semakin kencang , menerpa tubuhnya pemuda itu terus duduk bersila , berkonsentrasi penuh . Sudah lewat berjam jam . Saat tengah malam dimana bulan bersinar terang , tiba tiba dia melihat ada seperti bukit karang di tengah laut itu . Yang tadi tak dapat di lihatnya ,
Dia segera bangkit berdiri dan jalan ke arah bukit karang itu . Ada sebuah gua di sana .
Di depan mulut gua itu di mengucapkan mantra ilmunya , lalu Dia pun memasuki gua itu.
Kakinya berjalan pelan melangkah dengan hati hati memasuki gua itu , semakin ke dalam semakin gelap . Udara dalam gua itu pun semakin pengap . Dia berhenti melangkah , kembali dia mengucapkan mantera mantera untuk melindungi diri .
Tiba tiba , angin berhembus keras menerpa tubuhnya . kakinya pun memasang kuda kuda , dia bertahan dengan mulutnya terus berkomat kamit . Tak lama angin keras itu lenyap , suasana semakin mencekam , bau busuk ribuan bangkai menyengat
Hidungnya . Pemuda itu bersiap , dia tahu ini awal serangan yang akan dia dapati .
Tiba tiba sebuah bola api terlontar dengan cepat kearahnya . " Hiiaatt..." Pemuda itu mengelak , serangan bola api gagal melukainya . Bola api itu kembali ke tempat awalnya , lalu terlontar kembali untuk serangan yang ke dua .
Dengan mengunakan ilmu ,” Pasir Besi “, dia melawan serangan bola api itu . Dia memasang kuda kuda , dan tangannya terdorong ke depan melepas ilmunya ."Aji Pasir Besi...hhiiiaattt..."Teriak Pemuda itu." Blllaaarrrr..." Bola api itu terpental balik dan hancur . Dia berhasil melumpuhkan serangan itu .
Dengan sisa sisa cahaya bola api yang hancur itu , Pemuda itu dapat melihat seorang gadis , tergeletak di lantai gua itu . “ aduh… aduh… “ erang gadis itu .
Pemuda itu pun menghampiri gadis itu . Dia berjongkok mendekati gadis itu . “ siapa kamu .. “ tanya pemuda itu . “ saya , Mantili .. kamu siapa .. kenapa , membalas dengan kuat sekali ..saya hanya bercanda..” kata gadis itu .
Sisa sisa bola api itu cukup terang sehingga pemuda itu bisa melihat kecantikan gadis itu .
“ oh , maaf , saya tidak sengaja ..” kata pemuda itu . Lalu pemuda itu menarik tangan Mantili untuk berdiri . “ aduh .. sakit sekali …” kata Mantili . “ lepaskan … kamu siapa ..” tanya Mantili . “ nama saya Handika , tapi cukup pangil saya Dika ..” jawab pemuda itu .
Mantili menatap pemuda itu “ sana pergi kamu …” kata Mantili . “ tidak , saya ingin bertemu dengan nyi Roro Kidul ..” jawab Dika . “ sttt , jangan keras keras , kalau Kanjeng Nyai tahu kamu bisa di bunuh tahu..” kata Mantili . “ saya tidak takut , saya harus bertemu dengannya “ kata Dika lagi .
Mantili menggeleng , “ kamu pikir , ilmu kamu hebat yah , kamu bisa mati di bunuhnya tahu ..” . Dika tersenyum “ koq kamu perhatian gitu sih sama saya , kamu suka sama saya yah ..” kata Dika menggoda gadis itu . Dika pun menghampiri gadis cantik itu . Mantili mundur beberapa langkah hingga tubuhnya mentok di dinding gua itu .
“ jangan kurang ajar yah..” kata Mantili . “ jangan takut , saya hanya bercanda dengan kamu ..” jawab Handika . Tiba tiba ,..cahaya menjadi terang benderang di goa itu . kedua tangan Handika di cengkram oleh dua orang gadis yang tak kalah cantiknya dengan Mantili . Cengkraman tangan ke dua gadis itu terasa panas dan menyakitkan .
“ ayo jalan ,.. “ kata gadis itu , sambil membawa Handika terus berjalan memasuki gua itu . Setelah berjalan beberapa puluh langkah ke dalam , mereka berhenti . Ada sebuah pintu yang tak terlihat oleh mata biasa di sana .
Handika pun di dorong masuk ke dalam ruang itu . Cahaya di ruang itu terang benderang . Ruang itu indah gemerlap , bagai istana di negri dongeng . Ada sebuah singgasana di ruang itu . Dengan bangku besar dari kayu jati dan motif motif ukiran ular naga .
Tak lama seorang wanita cantik jelita berpakaian serba hijau , berjalan masuk ke ruang itu . “ Mantili , apa yang kamu lakukan bersama manusia ini ..” tanya wanita itu pada Mantili . “ ti ..tidak… melakukan apa apa Nyai ..” jawab Mantili . “ kurang ajar , berani kamu berbohong , saya tahu .. kamu tertarik sama manusia ini ..” kata wanita cantik itu . "Plakk.." Dan sebuah tamparan keras di terima pipi Mantili .
Mantili terjatuh dan mengaduh kesakitan ..
“ Hei ..kenapa kamu pukul dia…” bentak Handika keras pada wanita itu . Handika pun meronta keras . Akhirnya kedua wanita cantik itu melepaskan cengkramannya .
Wanita itu menghampiri Handika . “ siapa ..kamu ..” tanya Handika . “ ha ha ha , tadi kamu mencari saya , setelah melihat saya malah bertanya siapa saya ..dasar manusia bodoh..” kata nyi Roro Kidul . Handika menatap wanita cantik itu , dia tak percaya bahwa nyi Roro Kidul secantik itu sama sekali tak pernah terbayangkan .
Tangan nyi Roro Kidul bergerak berputar dan mendorong kedepan sambil melepaskankan ilmu ..
” tapak pemecah roh “ . "..Oppss..." Tapi tak berhasil malah tangan nyi Roro Kidul terpental .
“ hmm , anak ini berisi juga “ ujar nyi Roro Kidul dalam hatinya .
Nyi Roro Kidul tahu Handika mengunakan ilmu “ Benteng Samudra “ . Ini ilmu untuk melindung roh dari serangan musuh .
Nyi Roro kidul pun menyapa pemuda itu . “ wajahnya cukup ganteng.. “ ujarnya dalam hati . Nyi Roro Kidul tersenyum “ siapa nama kamu anak muda ..” tanyanya . “ nama saya Handika ..” jawabnya . Nyi Roro Kidul tersenyum “ siapa guru kamu ..” tanyanya lagi . “ guru.. ? , saya tak punya guru ..? “ jawab Dika .
Nyi Roro Kidul tersenyum , dia tahu Handika punya guru . Sebenarnya nyi Roro Kidul dapat dengan mudah mengalahkan pemuda itu dan membunuhnya . Tapi sepertinya Nyi Roro kidul ingin mempermainkan pemuda ini .
Nyi Roro Kidul pun berjalan ke kursi besarnya dan duduk di sana . “ Dika , kemari mendekat ..” katanya . Handika , berjalan mendekati nyi Roro Kidul , tapi dia bersiap dengan ilmunya , berjaga jaga kalau nyi Roro Kidul melepaskan serangannya .
Nyi Roro Kidul duduk dengan kaki bersilang dan kain panjangnya tersingkap , memperlihatkan ke mulusan paha putihnya . Bagaimana pun , Dika seorang pemuda normal, yang tak akan tahan melihat godaan seperti itu . Mata Handika pun melotot menatap paha putih nyi Roro Kidul itu .
Nyi Roro Kidul pun memberinya lebih , wanita cantik itu duduk lebih terbuka lagi . Handika terbelalak , birahinya tergoda . Nyi Roro Kidul menghampiri pemuda yang tergoda birahinya itu . “ Cantik saya atau Mantili ..” ujar nyi Roro Kidul .
Handika tak menjawab . Tiba tiba tangan wanita cantik itu menyusup ke balik celananya dan meraba penis Handika . Penisnya semakin tegang . Tangan nyi Roro Kidul terasa begitu lembut menyentuh kulit kemaluannya . Handika diam matanya terpejam merasakan nikmat rabaan nyi Roro Kidul .
Tapi itu tak lama , tangan nyi Roro Kidul segera keluar dari celananya . Dan secara tiba tiba , nyi Roro Kidul melepaskan pukulannya “ tapak pemecah roh “ . "Braaak..." Berhasil tapak itu mengenai tubuh Handika ."Heegghh.." Handika terpental beberapa meter dan dia jatuh tersungkur .
“ aghh …ti .. ti.. tidak mungkin … “ kata Handika sambil memegang dadanya yang terasa panas . “ ha ha ha , dasar anak kecil .. apa guru kamu tidak pernah berkata ilmu kamu akan luntur jika ada wanita yang memegang penis kamu ..”
Handika berdiri mengumpulkan tenaganya , sambil mulutnya membaca mentera dia melepaskan serangan “ Pukulan Inti Bumi.... “ . " Blarr.."..Tapi dengan mudah serangan itu di tangkis oleh nyi Roro Kidul . “ ha ha ha , ilmu kamu sudah luntur…” .
Nyi Roro Kidul menghembuskan angin dingin dari mulutnya ke tubuh Handika . Tubuh Handika rasanya membeku . Mulut nyi Roro Kidul berkomat kamit dan tiba tiba di tangannya terdapat seekor ular kobra besar . Nyi Roro Kidul memegang ekor ular besar tersebut , lalu ular tersebut di gunakan untuk memecut tubuh Handika .
Tubuh Handika merasakan sakit yang tak tertahan kan . “ aagghh...ampun …ampun .. nyi … ampun…” Handika mengiba , dia mulai kehilangan ke beraniannya .
“ ha ha ha , manusia bodoh , kamu akan menjadi budak saya selamanya ..” kata nyi Roro Kidul . “ ampun nyi , maafkan saya … saya lancang .. tolong lepaskan saya .. ampunn nyi… “ Handika mengiba iba .
“ ha ha ha … manusia bodoh , baik saya akan melepaskan kamu dengan syarat .. kamu bisa memuaskan birahi semua dayang dayang ku ..” kata nyi Roro Kidul
Tangan nyi Roro Kidul bergerak dan tiba tiba saja di ruang itu ada sebuah ranjang besar yang terbuat dari emas indah gemerlap .
“ Mantili , sini kamu ..” kata nyi Roro Kidul . “ ampun nyi … ampun…” kata Mantili ketakutan . “ diam , lepaskan baju kamu .. “ bentak nyi Roro Kidul . “ nyi ..tolong .. jangan ..saya malu …” jawab Mantili .
Nyi Roro Kidul melotot pada dayangnya yang paling muda itu . “ kamu kan suka sama dia , saya kasih kesempatan supaya kamu bisa terpuaskan lebih dulu ..” kata nyi Roro Kidul .
Mantili tak mau banyak melawan dari pada mendapat siksaan dan juga nyi Roro Kidul bisa murka.
Gadis cantik itu membuka bajunya juga kain panjang yang menutup bagian bawah tubuhnya . Tubuh Mantili yang putih mulus itu hanya tertutup celana dalam putihnya saja .
“ berbaring di ranjang itu “ perintah nyi Roro Kidul pada Mantili . Mantili mematuhi perintah nyi Roro Kidul itu . Dia berbaring terlentang . Tubuhnya putih mulus tanpa cacat . Buah dadanya yang montok terlihat sangat merangsang . Putingnya yang kecil tampak merah .
“ Handika , sekarang kamu harus puaskan Mantili , jika kamu gagal dan Mantili tidak puas , kamu akan saya bunuh ..” ancam nyi Roro Kidul .
Handika pun tak berani melawan . Dia lebih baik menuruti kemauan nyi Roro Kidul . Lagi pula birahi Handika memang telah terusik , dia jadi terangsang juga .
Handika mendekati tubuh Mantili yang terbaring setengah bugil di ranjang megah itu .
Tangan Handika gemetar mencoba membuka celana dalam putih milik Mantili . “ ctarr … “ pecut yang berwujud ular kobra besar itu menghantam tubuh Handika . Handika pun mengerang kesakitan .
“ siapa suruh kamu buka celana dalamnya .. bodoh sekali…” hardik nyi Roro Kidul .
“ Aku mau ..kamu memjilati t-*-t-* nya “ kata nyi Roro Kidul lagi . Handika pun mengurungkan niatnya . Lalu mulai dengan meraba buah dada montok milik Mantili .
Mantili diam memejamkan matanya . Rabaan anak manusia itu mulai membuat gadis yang bukan manusia ini terangsang . Handika pun mulai mengunakan lidahnya . Lidah itu menjilati putting susu Mantili . Sambil menggigit bibirnya.. Mantili menahan nikmat yang di perolehnya dari Handika .
Lidah Handika terus menjilati buah dada Mantili . Gundukkan daging itu terasa semakin mengencang karena birahi Mantili . “ ahh …..” erang Mantili pelan . Lidah Handika terus bergerak berputar menambah birahi Mantili .
Sambil berdiri tersenyum nyi Roro Kidul menonton Handika melakukan foreplay terhadap Mantili . Tangan nyi Roro Kidul diam diam masuk menyelinap ke celana dalam Mantili dan meraba vaginanya . “ ahhh …nyi …..” erang Mantili .
Nyi Roro Kidul tersenyum , dia merasakan vagina Mantili yang basah berlendir di buat birahi oleh Handika . “ ha ha ha ..rupanya kamu nafsu juga yah , Mantili ..” kata nyi Roro Kidul . “ hei .. Dika , buka celana dalamnya , jilat m-*-m-*-k nya ..” perintah nyi Roro Kidul pada Handika .
Handika pun menurut , celana dalam Mantili yang telah basah itu dilepasnya . Handika melihat vagina Mantili dengan sangat bernafsu . Vaginanya bersih , kulit vaginanya putih. Bukit vaginanya juga bersih dihiasi sedikit bulu kemaluan .
Tangan nyi Roro Kidul memegang kaki Mantili dan melebarkanya . Pemandangan indah bagi Handika . Vagina Mantili tampak indah dengan liangnya yang tampak sempit , memerah dan basah itu . “ Jilat m-*-m-*-k-nya , buat dia puas..“ perintah nyi Roro Kidul . Handika pun menurut , lidah itu menjilati vagina Mantili .
Liang vaginanya yang basah itu di jilati , lendirnya pun di telan dengan nafsu oleh Handika . Klitoris Mantili pun tak luput dari sapuan lidah Handika yang membuat Mantili semakin kenikmatan . Lidah Handika terus mengelitik di seputar vagina Mantili . Lidah itu bergerak lembut .
Kini Mantili tak lagi bisa menyembunyikan erangan nikmatnya . Mulutnya mengerang nikmat “ ahhh ….ehhh .. ahh….. enak…. terus..” . Nyi Roro Kidul hanya tersenyum melihat permainan itu . Dia pun sudah mulai birahi .
Mantili terus saja mendesah , rasa nikmat terus dia rasakan . Handika juga semakin bernafsu . Dia melepas jilatannya pada vagina Mantili . Lalu membuka celananya sendiri hendak melakukan hubungan badan .
"Ctaarrr..."...aagghh..."
Sekali lagi Handika harus mengerang kesakitan . Pecut ular kobar itu di lepaskan nyi Roro Kidul tepat di pungungnya. “ bodoh , jilat terus sampai Mantili puas , siapa suruh kamu buka celana ..” bentak nyi Roro kidul .
Mau tidak mau Handika kembali menjilati vagina Mantili yang sudah basah itu . Handika terus menjilati klitorisnya . Klitoris Mantili tampak tegang memerah karena gadis itu juga sangat birahi . Tubuh Mantili pun terus mengelijing. Lidah Handika terus bergerak dengan cepat dan liar .
Cukup lama , akhirnya Mantili , mencapai puncak birahinya. Tubuhnya bergetar , mengejet “ ahhhh ….aahhhhhh …” erangnya .
“ bagus , bagus .. , sekarang kamu boleh bersetubuh dengan Mantili , tapi awas kalau kamu keluar dulu , kamu saya bunuh , ha ha ha “ ancam nyi Roro Kidul , sambil tertawa.
Handika merasa gentar juga dengan ancaman nyi Roro Kidul itu . Di depannya berbaring gadis yang sangat cantik yang membuat Handika sangat bernafsu . Tak mungkin dia bisa bertahan . Kalau dia keluar dulu dia akan di bunuh tapi dia tak bisa menolak perintah nyi Roro Kidul untuk bersetubuh dengan Mantili .
Mau tak mau Handika pun mendorong masuk penisnya ke dalam liang vagina Mantili .
“ ahhhh….aghhh…” erang Mantili . Handika pun merasakan nikmat vagina yang berbeda dari apa yang pernah di rasakanya selama ini .
Handika lalu bergerak , penis itu keluar masuk liang vagina Mantili yang basah itu . Vagina Mantili terasa padat menggenggam erat batang penis Handika. Handika semakin bernafsu lupa akan ancaman nyi Roro Kidul . Penis bergerak cepat keluar masuk liang hangat Mantili .
“ aghhh …aghh…. “ erang Handika , penisnya pun berhenti bergerak . Handika orgasme .
Satu pukulan “ tapak penghancur roh “ di lepaskan nyi Roro Kidul tepat di dada Handika ."Aggghhh..."Jerit handika. nyi Roro Kidul tak mengunakan semua tenaganya . Jika dia mengunakan seluruh tenaganya maka dalam hitungan detik nyawa Handika lepas dari tubuhnya.
Pukulan itu membuat Handika terpental beberapa meter . “ bodoh , kamu keluar dulu , nafsu besar tenaga kurang ..” bentak nyi Roro Kidul kepada Handika yang mengerang kesakitan sambil memegang dadanya.
“ Laras , seret dia kemari .. “ perintah nyi Roro Kidul pada dayangnya yang bernama Larasati . Laras pun menarik tubuh Handika kembali mendekat ke ranjang megah itu .
Lalu tubuh Handika di dirikan oleh Laras . “ ayo bangun ..” kata Laras . Penisnya yang lemas di raba oleh Laras . Dan di mainkan oleh gadis yang juga cantik itu . Penis Handika pun segera kembali menegang keras seperti sedia kala ,.. aneh .
“ ayo puaskan Mantili lagi..” kata nyi Roro Kidul . Kembali Handika mendesak masuk penisnya dalam vagina Mantili berusaha membuat Mantili orgasme . Sedang Laras ikut meraba raba tubuh Handika . Nyo Roro kidul hanya tersenyum melihat dayang dayangnya.
Handika terus bergerak , penis keluar masuk dalam liang vagina Mantili . “ ohh … oh ..enak sekali …..” erang Mantili . Handika kembali bernafsu semakin cepat dia bergerak . “ ohh ..enak … saya sudah mau keluarr… “ erang Mantili .
Nyi Roro Kidul menatap wajah Mantili . Dia tahu Mantili berbohong. Sedang Handika bertambah nafsu mendengar kata kata Mantili . Dia terus bergerak cepat . “ ahhh …aghh ..” erang Handika . “ terus... saya keluar…” erang Mantili juga .
selamat menikmati
Kembali Handika menyiram vagina Mantili dengan spermanya . Mantili juga menggeliat , tapi jelas nyi Roro Kidul tahu Mantili berbohong untuk menolong Handika . Tapi nyi Roro kidul berpura pura tak tahu “ bagus , Handika kamu telah memuaskan Mantili “ .
“kamu puas Mantili “ tanya nyi Roro Kidul .. Mantili mengangguk . “ baik , ayo bangun bersihkan tubuh kamu ..” perintah nyi Roro Kidul . “ dan Kamu Laras , sekarang kamu buka baju kamu berbaring di sini “ kata Nyi Roro Kidul .
Larasati pun membuka pakaiannya . Tubuhnya juga bersih tanpa cacat . Buah dadanya juga montok . vaginanya juga bersih dihiasi sedikit bulu bulu kemaluan . Mata Handika menatap liar penuh nafsu tubuh Larasati .
“ ayo Driyanti , kamu juga kemari buka baju kamu ..” perintah nyi Roro Kidul lagi .
Gadis yang bernama Driyanti itu juga punya tubuh yang semulus Mantili , sangat cantik .
Driyanti pun membuka bajunya satu persatu , lalu berbaring juga di ranjang itu bersebelahan dengan Larasati .
“ Handika sekarang puaskan mereka berdua “ perintah nyi Roro Kidul. Handika pun menjilati buah dada Driyanti . Buah dada yang montok itu . Putingnya di mainkan lidah Handika . Tak lama kemudian lidah Handika berpindah ke buah dada Larasati yang juga montok dan menawan itu .
Kedua gadis itu mendesah desah . menikmati jilatan lidah anak manusia itu .
Setelah bermain di putingg susu kedua gadis itu , lidah Handika turun kebawah menjilati selangkangan gadis gadis itu bergantian .
Kedua gadis vaginanya semakin semakin basah . “ ayo , masukin saja buat aku puas ” pinta Larasati . Larasati lalu mengambil posisi menungging. . Memperlihatkan indah dan sexy bokongnya. . Handika pun langsung memasukkan batang penisnya. Kedalam vagina Larasati . Penisnya langsung bergerak nafsu dan liar .
“ agghh .. dorong terus ...tekan…” erang Larashati . Handika pun menikmati liang gadis yang bukan manusia ini dengan penuh nafsu . Nikmatnya terasa beda . Penisnya bergerak keluar masuk dalam liang yang basah dan licin itu dengan cepat . Desahan desahan Larasati terdengar sangat erotis .
Driyanti pun tak tinggal diam , dia meraba raba menjilati buah zakar Hendika dari bawah . Ini membuat Handika semakin nikmat . “ Oh ..ahh…ahh..” erang Larasati yang menikmati penis Handika bergerak liar di dalam vaginanya . Gerakan Handika cepat seakan tubuh Handika tak pernah lelah . Penisnya menghentak hentak dalam liang vagina Larasati .
“ ohh ..enak …saya sudah mau keluar …goyang terus..” erang Larasati . Handika bergerak terus sampai Larasati mencapai puncaknya . Penis Handika terbenam dalam liang vagina Larasati dan menyemburkan spremanya dalam liang vagina Larashati .
Wajah Handika tampak memucat . Setiap kali dia ejakulasi , gadis cantik yang bukan manusia itu menghisap hawa murni dari dalam tubuh Handika .
Handika pun menarik penisnya hingga lepas dari liang vagina Larasati . Sperma cair Handika mengalir keluar dari liang vagina Larasati
Driyanti lalu mengambil alih permainan. Penis Handika yang sudah lemas itu di raba raba Driyanti , aneh seketika penis itu membesar kembali . Dan nafsu Handika kembali tinggi . “ ayo Handika , sekarang main sama saya ..” kata Driyanti .
Driyanti pun berbaring di ranjang itu lalu membuka lebar kedua belah kakinya . Vaginanya yang bersih itu tampak basah dan memerah . Kembali Handika melayani birahi gadis gadis misterius yang ada di laut selatan itu.
Penisnya terus bergerak tanpa lelah , membuat Driyanti terus menggeliat kenikmatan dan terus mendesah desah penuh kenikmatan .
Cukup lama mereka bertempur dalam birahi , sampai Handika berhasil memuaskan birahi Driyanti dan Handika pun ejakulasi . Kembali hawa murni Handika di hisap Driyanti .
Wajahnya sudah semakin pucat , pandangan mata Handika menjadi kabur . Tubuh Handika pun ambruk .
“ hemm , pemuda ini cukup kuat ..” kata nyi Roro Kidul . “ iyah Nyi , padahal dia sudah kena pukulan nyi ..” kata Larasati . Nyi Roro Kidul mengangguk “ orang biasa tak akan mampu bertahan lebih dari dua kali jika hawa murninya kita hisap ..” kata nyi Roro Kidul lagi .
“ biarkan dia istirahat dulu , nanti baru kita hisap lagi hawa murninya ..” kata nyi Roro Kidul .
Entah berapa lama Handika tak sadarkan diri , yang jelas kini dia berada dalam sebuah kamar yang penuh dengan bunga bunga . Yang tentu saja membuat kamar itu semerbak wangi aroma bunga bunga.
“ sudah bangun ..Handika..” suara itu terdengar jelas . “ nyi …” kata Handika lalu melihat tubuh nyi Roro Kidul tanpa sehelai benang pun .
Handika menatap tubuh telanjang itu dengan mata melotot , tak ada wanita yang secantik ini . nyi Roro Kidul jauh lebih cantik dan sexy dimata Handika .
Nyi Roro Kidul pun berbaring di ranjang itu di samping Handika . “ ayo Handika , sekarang kamu puaskan saya yah ..” pinta nyi Roro Kidul . Handika pun segera meraba buah dada nyi Roro Kidul . Kencang dan mantap .
Handika pun mulai menyusu di buah dada itu . “ oh …. Kamu nakal yah ..” kata Nyi Roro Kidul dengan genit. Lidah Handika pun terus menjilati putting susu montok itu , lidah Handika terus bermain disana lalu perlahan mulai turun kebawah . hingga ke selangkangan nyi Roro Kidul .
“ ahh…yah. ..lidah kamu nakal sekali ..” erang nyi Roro Kidul . Lidah Handika terus menjilati klitoris nyi Roro Kidul dengan sangat bernafsu . “ ahh ..enak ..terus…di sana..iyah…ah..” erang nyi Roro Kidul . Handika pun terus memainkan lidahnya .
Tapi sepertinya nyi Roro Kidul sudah tak sabar . “ ahh ..sudah Handika ..ayo ..masukan saja..” pinta nyi Roro Kidul. Handika pun segera mengarahkan penisnya yang tegang ke vagina nyi Roro Kidul .
“ Ahggg … tekan teruss…” erang nyi Roro Kidul . Aneh , liang vagina nyi Roro Kidul terasa sempit sekali . Handika pun terus mendesak masuk kepala penisnya , sesak sekali rasanya . Penis itu terus di dorongnya masuk . wah seperti perawan saja pikir Handika dalam hatinya .
Setelah penis itu masuk seluruhnya , Handika bisa merasakan bagaimana batang penis seakan di remas remas dalam vagina nyi Roro Kidul . “ ohh.. nyi enak sekali ..memek kamu ..” erang Handika sambil bergoyang pelan .
“ kamu suka sayang..” ujar nyi Roro Kidul . “ suka ..suka sekali…” jawab Handika sambil terus bergoyang. Penis itu terus bergerak keluar masuk dalam liang vagina sempit milik nyi Roro Kidul itu . Tubuh nyi Roro Kidul juga menggeliat , tangannya mencengkram kuat pinggul Handika .
Handika terus menggerakkan penisnya menikmati vagina milik penguasa laut selatan itu.
Nafas Handika menderu , gerakannya semakin liar .. “ ahh ..enak sekali “ erangnya.
Penis terus menghentak cepat di vagina nyi Roro Kidul . Nyi Roro Kidul juga tak ketinggalan , bokongnya ikut bergerak , mengikuti gerakan Handika . Mereka benar benar berpacu dalam birahi .
“ ahhh…nyi ..saya gak kuat..lagi…” jerit Handika . Lalu Handika membenamkan penisnya dalam liang vagina nyi Roro Kidul . Handika bisa merasakan vagina nyi Roro Kidul seperti menyedot penisnya kuat. “ ahh..enak sekali nyi …” erang Handika. , sambil menghamburkan spermanya .
Handika sama sekali tak menyadari tubuhnya semakin lemah , hawa murninya terus saja terhisap oleh gadis yang bukan manusia itu.
Saat Handika sudah lemas dan hendak mencabut penisnya , tangan nyi Roro Kidul menahan pinggang Handika . Lalu Handika merasakan penisnya seperti di remas remas lembut dalam vagina nyi Roro Kidul .
“ ahh..nyi ..enak sekali ..” erang Handika . “ iyah , sayang ..ayo goyang lagi…” kata nyi Roro Kidul . Kembali nafsu Handika meninggi . Penisnya kembali bergerak cepat dalam liang vagina nyi Roro Kidul .
Handika terus bergerak hingga ke puncak nikmatnya . Dan kembali dia merakan vagina nyi Roro Kidul menyedot penisnya kuat kuat .” ahhh…Nyi ..enak sekali ….” Erang Handika , sambil penisnya mengeluarkan isinya . Pandangan mata andika mulai kabur , kepalanya berkunang kunang .
Tubuh Handika pun ambruk menindih tubuh nyi Roro Kidul .
Nyi Roro Kidul pun membaringkan tubuh Handika yang tak sadarkan diri itu . Wajahnya memutih karena pucat . Dari ujung kepala penisnya masih tampak beberapa tetes darah keluar .
Hawa Murni Handika benar benar di kuras .
“ hemm , cukup hebat ..” ujar nyi Roro Kidul . Nyi Roro Kidul lalu bertepuk tangan dua kali yang artinya memanggil dayangnya .
“ Larasati , Driyanti , bawa anak manusia ini keluar dari sini ..” perintah nyi Roro Kidul .
“ di lepaskan saja nyi ..” tanya Driyanti . “ yah , lepaskan saja .. “ kata nyi Roro Kidul lagi .
Kedua dayang nyi Roro Kidul itu lalu menyeret tubuh Handika ke luar kamar itu dan terus di bawa keluar gua karang itu .
Matahari yang mulai bersinar terang di pagi hari membuat masyarakat di sekitar pantai itu dapat melihat ada seorang pemuda yang tergeletak di bebatuan karang pantai itu .
“ ada mayat , ada mayat…” teriak warga yang bergerombol di sana .
Beberapa hansip dan di bantu warga setempat mengangkat tubuh Handika ke tempat yang lebih aman . “ dia belom mati , cuma pingsan ..” kata hansip itu . “ ah ..masa ..” kata seorang warga di sana .
“ iyah belom mati , masih ada nafasnya ..” kata hansip itu . “ ayo angkat.. bawa ke puskesmas “ kata hansip itu lagi
Mereka pun saling membantu membawa tubuh Handika ke puskesmas . “ tunggu ..” kata seseorang dengan suara yang berwibawa .
“ ada apa Ki ..” tanya hansip itu . “ biar saya liat dulu ..” kata orang yang tampak sudah tua itu . Orang tua itu rupanya orang pintar yang terkenal di daerah itu . “ astaga , dia kehilangan hawa murninya ..” kata Ki Joko Mupeng .
“ lalu gimana Ki .. “ tanya seorang warga . “ bawa ketempat saya “ jawab Ki Joko Mupeng .
Akhirnya Handika di bawa ke tempat Ki Joko Panji . Dan dia mendapat pertolongan dari Ki Joko Mupeng . Setelah siuman Handika menceritakan kejadian yang di alaminya walau tubuhnya masih sangat lemah .
Ki Joko Mupeng geleng geleng kepala , “ dasar anak muda , untung saja tubuh kamu kuat , kalau tidak kamu sudah jadi mayat ..” .
Jiwa Handika pun terselamatkan . Dan semuanya kejadian itu akan selalu ada dalam memorinya .
Diposkan oleh Dee Namaku di 04:35 Istriku nyidam threesome Label: Pesta Seks 0 komentar
Sudah 3 tahun aku menunggu akhirnya istriku hamil juga. Hasil pemeriksaan dokter dia sudah terlambat 2 bulan, dan dinyatakan bahwa istriku sehat, kehamilannya juga tidak ada masalah.
Karena ini kehamilan pertama otomatis istriku yang cantik, mungil ini sangat manja, belum waktunya ngidam dia sudah minta yang aneh aneh, kemarin dia minta kelapa muda yang harus aku ambil sendiri di pohonnya?what !! tapi demi istri tersayang aku mau juga belajar memanjat, tentu saja memakai tali pengaman.
Tetapi permintaan kali ini membuat aku terperanjat dan bingung bagaimana memenuhinya. Ketika kami asyik tiduran di kamar tiba tiba istriku bicara pelan : ? Mas sebenarnya aku ngidam sesuatu yang agak aneh mas?tapi takut ngomong sama mas. Pasti marah?tapi nggak tahu aku pusing banget, ngidam yang satu ini kayaknya harus bisa jadi beneran ..?
?Ngidam apa sih sayang?kalo bisa aku cari ya tentulah aku cari..? Kataku sambil baca koran.
? Bener nih gak marah..? tapi aku sebenarnya gak mau tapi entah sampe terbawa mimpi mas. Aneh banget. Aku ngidam ini mas...? Rini istriku menyodorkan cakram dvd. ? Hmmm apa nih ma ? hehehehehe jadi pengen bercinta nih ? kalo ngidam begini gampang...mas sekarangpun ok ok aja....? Kataku senyum senyum sambil menyalakan film XXX tersebut di player. Rupanya film tentang cewek disetubuhi rame rame.
?Wah masa pengen bercinta rame rame begini?wah kamu bisa aja ? Kataku sambil asyik nonton film horny tersebut.
Sambil tertunduk istriku berkata pelan : ?itu masalahnya?aku sering mimpi disetubuhi sama cowok cowok ganteng yang berbatang besar gitu mas?aneh ya..apa aku ini sudah gila tapi setiap aku tidur, mimpi itu langsung berputar di kepalaku.?
Sungguh aku terkejut bukan main. Ini tidak main main..ngidam model apa ini ?!
? Nggak ah !! gimana sih kamu?jangan bercanda Rin?? Teriakku marah marah.
Istriku menundukkan kepalanya sambil menangis. ? Habis?aku memang kepengen?gimana hayo??
Permintaannya memang gila dan bikin pusing kepala, sengaja 2 minggu ini aku biarkan. Akibatnya dia menangis tiap malam, aku sama sekali tidak diajak bicara.
Aku benar2 penasaran sebenar yang dia inginkan detailnya bagaimana sih. ? Dik...ok ok...gini gini...sebenarnya kamu inginnya bagaimana sih sayang ? hmmm....?
Sambil masih menangis istriku berbicara tersendat sendat :? aku sebenarnya Cuma ingin di gosok gosok aja kok mas, gak masuk beneran, Cuma penasaran aja gimana rasanya..bener gak masuk dan lagi kan dia nanti pake kondom. Dia nanti juga gak meluk Rini.. boleh ya mas...? Istriku kembali menangis.
Kepalaku benar benar pusing.Jelas aku tidak terima istriku disetubuhi laki laki lain, gila apa...!! Memang sih tidak sampai masuk, tapi kan nempel juga..
Terpikir olehku mending aku cerai saja, tapi menceraikan istri ketika hamil jelas jelas gak bener juga.
Andi temanku yang juga temannya Rini mengerti kesulitanku. ? Ron, itu memang permintaan gila, eh sorry aku gak bilang istrimu gila...tapi itu permintaan yang lain dari pada yang lain.?
Terus aku harus gimana Ndi ? masa aku harus carikan gigolo ? wah..gila apa !!?
Emosiku meledak ledak. ? Atau kamu mau bantu Ndi ?...aku tahu kamu bersih tapi aaahhhh gila, aku gak bisa melihat istriku disetubuhi orang lain.?
?Tenang Ron, kan gak bercinta beneran, cuma nempel doang...mungkin gak terlalu parah sih...dan pake kondom lagi, cukup aman. Mungkin istrimu cuma ingin merasakan gosokan di klitorisnya.? Andi berusaha meredam kemarahanku.
Beberapa hari aku tidak bisa tidur, akhirnya aku bulatkan tekadku, ok lah gak papa, semoga itu hanya keinginan di depan aja, nggak bener bener. Aku tahu karakter Rini, dia memang menggebu gebu di depan tapi kalau di seriusin biasanya gak jadi, semoga saja.
?Dik...ok kita carikan cowok yang bersih ya..trus harus berapa orang ? satu aja kan ? hah tiga ?!! kita coba 1 orang dulu aja gimana ? ok ? ok dua orang aja Kataku berusaha merayu.
Rini bersikeras minta 3 orang..ini membuatku pusing tujuh keliling. 3 orang tidak main main. Aku kawatir berpengaruh di kehamilannya, kalo keguguran gimana ?
Selain itu dia kan belum pernah mencoba bercinta dengan lebih dari satu orang atau apa itu namanya ? threesome ? dan sebangsanya..
Karena aku tidak bisa mencarikan aku serahkan sendiri ke Rini untuk mencari. Aku menyerah...terserah dialah..asalkan dia harus yakin kalo cowok cowok itu bersih..selain itu aku yakin dia Cuma ingin di depan aja, nggak bakalan beneran.
Semula dia tidak mau, alasannya dimana dan bagaimana mencarinya.
3 hari berlalu, aku tiduran sambil mengelus elus perutnya yang masih belum kelihatan hamilnya, Rini berkata pelan :? Mas...aku sudah dapat..aku ajak si Andi, sama Anton aja, mas kan juga kenal kan ?
Lho...aku kapan itu sempat minta tolong Andi, dia gak enak katanya, tapi kalo dia bisa bantu ya gak papa, aku lumayan percaya sama dia, tapi kamu bener bener gak masuk kan ? aku terus terang sangat keberatan kalo terjadi coitus. Cuma gesek gesek aja kan ?? Rini menggangguk angguk kan kepalanya ? Cuma gesek gesek klitoris aja tapi sampe aku orgasme ya mas.
Malam harinya aku diskusi dengan Andi dan Anton :? Aku hanya membantu saja Ron, jangan kuatir, gak bakalan masuk, aku hanya menggesekkan batangku saja, Anton juga sudah setuju dengan rencanaku.? Kata Andi.
Segera aku siapkan tempat tidur, rencananya aku hanya duduk di sebelahnya selama Rini dirangsang. Semoga saja tidak terjadi hal hal yang tidak aku inginkan, sungguh aku berharap ketika cowok cowok ini sudah siap, Rini membatalkan rencananya.
Rini muncul dengan memakai black lingerie dari La Zenza. Puting susunya yang merah muda membayang di balik bra tipis, Sementara stocking hitamnya yang berenda menempel lekat di pahanya yang mulus. Ahhh istriku memang cantik....dadaku bergemuruh karena cemburu.
Andi dan Anton terpaku menatap istriku, mereka tampak sungkan dihadapanku. ? OK lalu aku harus bagaimana ? ? Tanyaku memecah kebekuan.
? ummmm...umm, kalo bisa mas jangan disini dong..aku malu, gimana kalo mas di kamar sebelah aja. Aku gak lama kok...kan cuma menggesek gesek aja gak lebih....kata istriku. ? Dan lagi nanti mas kan bisa melihat dari video yang mas buat.
? Nanti aku akan bener bener jaga Ron..? Kata Anton pelan.
Aku letakkan camera video di meja sebelah tempat tidur. Kemudian sambil berjalan ragu aku berlalu ke kamar sebelah. Sekilas aku melihat Anton menurunkan celana panjangnya.
Di kamar sebelah aku tiduran di tempat tidur dengan gelisah, 5 menit berlalu, aku mendengar suara lirih rintihan istriku yang berulang ulang. 10 menit berlalu.....
Kemudian terdengar derakan tempat tidur yang bergoyang goyang, sedikit terdengar jeritan istriku...mungkin dia orgasme..
Ahh.. hatiku dibakar cemburu yang luar biasa. Kupukul dinding berkali kali karena aku menyesal mengapa menyetujui keinginan istriku. Sungguh bodoh...!!
20 menit berlalu....mengapa mereka lama sekali ? kembali terdengar rintihan dan jeritan panjang istriku. Derakan tempat tidur terdengar bertambah keras.
30 menit...aku tambah gelisah..mengapa lama sekali...45 menit...
Tiba tiba pintu kamarku terbuka, Rini berjalan pelan masuk menyerahkan camera video. Tali lingerie yang kiri terlihat putus sehingga buah dadanya yang ranum menyembul keluar.
? Mas lihatnya nanti aja ya setelah Andi dan Anton pulang...takut kalo mas marah. Nanti malah ribut...? Rini berkata pelan sambil menyeka keringat di lehernya.
Aku lihat Anton dan Andi masih menarik celananya ke atas. Di lantai aku lihat 2 kondom terisi penuh sprema Hhhh...aku menghela nafas...kalau mereka sampai ejakulasi tentu tidak hanya sekedar menggosok klitoris...
?Ron...eeee..tadi..eeee maksudku begini...eeee? Anton tampak kikuk menjelaskan.
? Ok...ok...kalian pulanglah...tidak perlu dijelaskan, aku bisa lihat dari filem ini kan ? thanks sudah merepotkan. Kataku dengan berjalan menuju televisi. Aku tidak sabar ingin segera menontonnya.
Setelah mereka keluar dan Rini menutup pintu depan, dia berjalan dan duduk disampingku sambil berbisik ,? Mas nanti jangan marah ya...mungkin adegannya agak berlebihan... tapi dilihat aja dulu mas...?
Aku diam saja sambil menyalakan TV. Adegan dimulai dengan Anton dan Andi melepas celana panjangnya. Terlihat istriku duduk di tempat tidur. ? ok sekarang kita harus bagaimana Rin ?? Suara Anton terdengar tidak terlalu jelas.
?ummm kalian tiduran aja, nanti aku duduk diatas kalian, gak papa kan ? tapi kalian diam aja lho tangan kalian jangan lari kemana mana...eh jangan lupa pake kondomnya...? Anton mulai rebahan di tempat tidur sementara Rini istriku perlahan mulai menaiki tubuh Anton. Hmmm aku yakin Anton terangsang berat, terlihat batangnya sudah menjulang tinggi padahal masih belum apa apa.
Sekilas Rini memandang camera, kemudian dengan posisi woman on top , tubuhnya perlahan bergoyang maju mundur. Andi duduk terdiam sambil memandang istriku.
Dadaku bergemuruh, tubuhku menggigil melihat istriku memejamkan matanya, aku cemburu karena Rini berusaha mencari kenikmatan dengan batang Anton. Goyangan Rini bertambah cepat dengan diiringi suara rintihan pendek pendek. ? Andi kamu siap siap dong?? Bisik istriku.
Kemudian tubuh istriku berpindah ke atas tubuh Andi. Terlihat batang andi sangat besar, lebih besar dari milikku. Kembali Rini bergoyang di atas batang Andi, kali lebih cepat. Rintihan dari mulutnya makin keras. ? aaahhh nikmat mas?maaf ya mas?aaah nikmat mas?
Tampaknya Anton dan Andi turut terangsang, tangannya mulai bergentayangan ke payudara istriku yang bergoyang indah, berulang kali Rini menepisnya. Kali ini Andi turut menggerakkan tubuhnya naik turun. Kurang ajar?aku khawatir batang Andi masuk ke dalam vagina istriku.
Tubuh Rini makin bergetar. Lenguhannya makin keras. Rintihan histerisnya membuat diriku gemetar. Rini mengayunkan tubuhnya ke depan dan kebelakang menyebabkan rambut panjangnya terlempar kesana kemari. Gerakan tubuhnya makin liar.
Tiba tiba kulihat jemari Rini mengarah ke sela sela pahanya, rupanya dia ingin menggenggam batang milik Andi. Sesuatu kejadian yang tak kuduga terlihat didepan layar. Rini memasukkan batang Andi ke dalam vaginanya !!?
? Ohhh..aku nggak kuat ?please aku gak kuat?masuk ya?? Rini merintih.
? Ahhh jangan Rin..jangan ! ? Andi berusaha melarang tetapi nafsu mengalahkan suaranya. Dan batang besar Andi perlahan memasuk vagina istriku yang licin merekah. Wajah Andi tampak kebingungan dengan berkali kali menghadap ke camera seakan minta maaf bahwa itu bukan kehendaknya.
Aku panik melihat apa yang ada didepan layar, sementara Rini istriku tertunduk merasa bersalah disebelahku. ? Rin?kenapa harus masuk Rin?kamu sendiri yang janji untuk tidak coitus? gimana sih Rin?
Aku kembali melihat ke layar. Batang Andi yang besar tampak keluar masuk dengan cepat. Sesungguhnya meskipun hatiku cemburu tapi pemandangan didepanku sangat menggairahkan. Lekuk tubuh istriku benar benar sexy dan menggairahkan. Gerakan Rini yang naik turun menyebabkan tempat tidur berderak derak. Rupanya ini yang tadi terdengar dari sebelah.
? Andi?kurang cepat?aaahhh lebih dalam dong.. aakhh??Tangan Rini meremas kuat sprei. Anton yang ada disampingnya berdiri dan sepertinya berbisik ke istriku. Yang kulihat istriku hanya mengangguk angguk.
Anton berjalan mengambil kondom di meja rias kemudian perlahan berjalan ke belakang istriku. Andi masih sibuk memompa, sementara Rini lemas merebahkan tubuhnya ke dada Andi. Dengan tenang Anton mengolesi anus istriku dengan pelicin. Apa yang akan dia lakukan ?
Perlahan Anton mengarahkan batangnya ke anus istriku, sambil meremas pinggul dan pantat, dia tekan batangnya memasuki anus istriku. Gila !! aku benar benar shock melihat ini. Kulihat Rini sama sekali tidak protes bahkan wajahnya tampak menikmati. ? Aaaaa?pelan?sakit..!!...pelan pelan ??
Dalam sekejap batang Anton yang tidak terlalu besar sudah masuk semua sampai ke pangkalnya. Tak lama kemudian batang Andi dan Anton bergerak mempompa bergantian.
Rintihan Rini makin keras, lenguhan panjang dan pendek membuat kedua laki laki itu bertambah cepat bergantian mengayunkan batangnya. Vagina istriku mencengkeram erat setiap hentakan dan tarikan batang ANdi. Sementara Anton berulang kali menepuk pantat istriku...sangat menggairahkan !
Aku terpesona melihat kondisi istriku saat itu. Disebelahku Rini pun terpaku melihat dirinya sendiri di layar TV. Derakan tempat tidur semakin cepat bergantian dengan jeritan pendek istriku, menahan kenikmatan. Rini mengimbangi pompaan dua pria itu dengan goyangan dan geliat pinggulnya.
Rini benar-benar mengerahkan seluruh tenaganya untuk menggapai kepuasannya. Bermenit-menit telah lewat, gerakan mereka tidak nampak mengendor. Aku yakin Rini mendapatkan multi orgasme. Mungkin orgasme beruntun yang sangat panjang. Dan dia belum akan berhenti. Kepalaku makin lama makin pusing melihat layar. Semuanya terasa bergoyang.
Dalam keadaan telanjang dan mengkilat karena keringatnya, istriku menggelinjang, menciumi dada berbulu Andi. Sungguh sebuah pemandangan yang sangat mendebarkan dan amat erotis. Tidak heran dengan cepat Anton dan Andi mengalami ejakulasi?? Rinnnn?aku keluar.!! ? TEriak Anton. Dengan cepat Andi mengikuti ? Aku jugaaaa!!!? Andi tidak mau kalah.
Tak lama kemudian kedua laki laki itu menggelepar di sebelah istriku. Dada istriku naik turun menahan nafasnya yang memburu. ? Andi?tolong masukkan lagi please?aku belum puas?
Andi bangkit kembali?hmmm rupanya dia masih kuat. ? Lepas kondomnya Di..gak usah pake...panas..ayo cepet ! ?
Aku terkejut, bagaimana mungkin istriku mengijinkan Andi menyetubuhinya tanpa kondom. Dengan segera Andi menghunjamkan batang raksasanya ke vagina istriku dalam dalam. Mataku mendadak kabur...
Aku memandang Rini disebelahku...,? Dek...sebenarnya kamu ini nyidam apa enggak sih ? kok jadi begini ceritanya ? ?
Rini masih tertunduk,? Maaf mas...maafkan aku...sebenarnya dulu sebelum menikah dengan mas, kami sudah sering main bertiga.?.Bisiknya.
Aku melihat kembali ke layar kaca kembali, tampak sekarang Anton memuncratkan spermanya ke mulut istriku. Kepalaku tambah pusing.
Jadi selama ini kalian berakting didepanku ? Ok Ok sekarang panggil mereka...cepat panggil mereka lagi !! jadi adek nggak nyidam kan sebenarnya ?! ...aku mau kalian bercinta lagi di depanku ! langsung ! tapi aku juga ikutan main !! ? Teriakku ke istriku.
? Kita main ber empat ok ?! Dan aku mau nonstop sampe pagi ! Sekaraang !?
Istriku memandangku dengan takut?kemudian perlahan mengangkat HPnya.
Kepalaku rasanya ingin pecah. Jadi istriku selama ini selalu bercinta bertiga dengan mereka ? kenapa aku tidak curiga selama ini ? seharusnya aku sudah curiga ketika Rini sudah tidak perawan di malam pertama. Seharusnya aku curiga ketika Andi dan Anton bersedia mengantarkan istriku ke Surabaya kapan itu. Aaaaaarrrgghhhh !!!! sungguh bodoh diriku !!!
Diposkan oleh Dee Namaku di 04:32 vonny dan nadia Label: Pesta Seks 0 komentar
Kamis, 03 Desember 2009
Sebelumnya aku minta maaf bila ada kata-kata dari aku yang kurang tepat, jadi aku mohon maaf yah. Aku adalah seorang mahasiswa dari universitas swasta di Bandung. Pada saat aku SMU, aku dikenal sebagai lelaki yang “abuy” (anak buaya), memang sih kata cewek-cewek atau mantan-mantan cewekku, saya tipe cowok yang romantis, dengan body yang sangat mendukung.
Pada waktu aku kelas 3 SMU menjelang Ebtanas, aku belajar bersama teman wanita yang bernama Vonny dan Nadya, ketika itu aku berlajar bersama, dan tidak sedikit pun aku berpikir untuk bermacam-macam dengan mereka berdua. Memang sih banyak cowok-cowok yang “sirik” padaku, karena aku bisa dekat dengan mereka berdua, yang termasuk seleb di sekolah **** (edited) di kotaku, yang penting itu sekolah swasta terkenal di Bandung. Pada waktu itu acara belajar itu dilakukan oleh kami bertiga di rumah Vonny. Pada waktu itu jam menunjukkan sekitar pukul 18:00, ketika aku sedang dalam perjalanan menuju rumah Vonny. Hujan turun deras sekali, dan mengakibatkan aku terpaksa berhenti untuk menunggu hujan tersebut (maklum ketika itu aku memakai motor). Tapi apa boleh buat, karena aku sudah mempunyai janji dengan mereka berdua untuk belajar bersama, yah.. aku berani berkorban meski hujan itu belum reda.
Dan akhirnya aku pun sampai di rumah Vonny dengan basah kuyup. Tiba-tiba Vonny keluar dari rumahnya karena mendengar suara motorku, maklum ketika itu aku memakai motor NSR yang cukup berisik untuk didengar. Tiba-tiba pun Vonny menghampiriku untuk membukakan pagar, agaraku bisa masuk, dan secara otomatis Vonny pun menjadi basah kuyup, dan terlihatlah olehku pemandangan yang menggiurkan. BH-nya yang terlihat jelas olehku, dan kuperkirakan ukurannya cukup besar (36B) dan dia waktu itu memakai BH berwarna hitam, jadi terlihat jelas olehku. Setelah itu aku pun masuk ke rumahnya, dan permisi ke Vonny untuk ke toilet untuk membersihkan badanku akibat hujan tadi. Ketika aku mandi terdengar Vonny mengetuk pintu dan memanggilku untuk memberikan handuk, aku pun membuka pintu dan mengambil handuk tersebut.
Setelah selesai mandi aku keluar dengan hanya memakai handuk saja. Aku mencari Vonny untuk meminjam pakaian kakaknya yang kebetulan sedang di luar kota. Aku melihat-lihat rumahnya, dan kurasakan tidak ada satu orang pun di rumahnya. Cuek saja, aku pikir. Dan aku pun dikagetkan oleh suara seseorang yang memanggilku, ketika kulihat, dia adalah Nadya, yang entah kapan datangnya. Kemudian dia memberikan baju kepadaku, aku sempat kaget dibuatnya, karena aku tidak tahu dia kapan datangnya. Aku pun kembali ke kamar mandi untuk memakai baju ini. Dan ketika aku sedang ganti baju, tiba-tiba Vonny masuk, dan terkejut sekali karena menduga aku sudah tidak ada di dalam (maklum pintu kamar mandi lupa saya kunci). Vonny berkata dengan wajah panik, “Sorry yah Yon,” dan dia langsung beranjak keluar dan aku pun melanjutkan memakai pakaian itu.
Setelah selesai, aku pun beranjak dari situ. Aku keluar ke arah ruang tamu dan melihat mereka sedang bersiap-siap untuk memulai belajar bersama. Aku sempat melihat wajah Vonny yang sedikit canggung. Setelah itu aku duduk dan mengeluarkan buku yang telah kubawa. Setelah beberapalama belajar, entah apa yang merasuki otakku ini sehingga membuat si “Joni” berdiri. Pada saat itu Vonny minta maaf padaku atas kejadian tadi, dan dengan berbisik dia agar tidak memberitahu pada siapapun juga, aku pun mengiyakannya. Ketika itu Nadya mengajak untuk menonton VCD yang baru dipinjamnya untuk melepas suntuk dalam belajar, dan kami pun menuju kamar Vonny. Kami bertiga pun mulai menonton film tersebut. Setelah beberapa lama kami menonton, terlihatlah suatu adegan yang “hot”, kami betiga hanya diam saja, sambil berpandang-pandangan. Aku melihat Nadya yang sudah mulai kegelisahan, mungkin karena melihat adegan tersebut, dan terlihat Vonny yang dari tadi diam saja, tetapi dia seperti mulai terangsang oleh adegan tersebut.
Aku pun melirik ke arah Vonny, dan tanpa dia sadari dia mengusap-ngusap ke arah kemaluannya, dan sedikit-sedikit berdesah kecil, “Sshh.. ahh..” hal ini membuat si “Joni” beranjak dari tempatnya. Timbul hatiku untuk mengerjai mereka berdua. Aku menggeserkan posisi dudukku ini untuk mendekatkan ke mereka berdua. Aku pun memberanikan diri untuk mengelus-elus pahanya yang montok dan putih mulus itu. Dia pun hanya diam saja, seakan akan menikmati elusan itu. Nadya melihat dan ikut terangsang juga, ketika itu Nadya nekad untuk mendekat padaku, dan tiba-tiba dia mengecup bibirku dengan hangat, dan aku pun membalas dengan manis ciumannya. Ciumannya yang sangat lembut itu membuatku semakin membabi buta. Aku pun meremas dada Nadya yang masih terbungkus oleh BH, dan Nadya pun sangat menikmatinya. Tiba-tiba aku mendengar desahan dari Vonny, “Ssshh.. ahh.. puaskan aku malam ini, Yon.. pleassee, aku udah nggak tahannich.”
Aku menyuruh mereka membuka pakaiannya satu persatu. Mereka pun dengan cepat membuka pakaiannya. Lalu Nadya melucuti pakaianku, dan ketika membuka celanaku mereka terbelalak, karena melihat punyaku itu yang cukup besar (18 cm). Dengan cepat Vonny melahap penisku yang sudah tegang dari tadi. Saat Vonny melahap penisku itu, aku terus menjilati puting susu Nadya yang sudah mulai mengeras, dan Nadya menggelinjang keenakan. Saat itu aku menyuruh Nadya untuk terlentang di ranjang, kini aku mulai menjilati kemaluannya yang sudah mengeluarkan bau yang harum dari kemaluannya. Aku terus menjilatinya dengan buas, dengan sedikit-sedikit aku mengocok-ngocok dengan jariku, dan dia pun menikmatinya. Dia menyuruhku untuk memasukkannya ke vaginanya, “Ayo Yonn, masukin dong itunya, aku udah nggak sabaran nunggunya,” aku berkata, “Iya sayang, sabar yah..” tiba-tiba Vonny melepaskan kemaluanku itu dari dalam mulutnya dan membimbing batanganku itu masuk ke dalam liang milik Nadya yang sudah basah sejak tadi.
“Bless.. bless.. bless” batanganku pun masuk setengahnya, dan aku menggoyangkan maju-mundur secara perlahan-lahan dengan bantuan Vonny yang terus memelukku dan menciumku itu. Tiba-tiba Nadya menjerit kesakitan karena batang kemaluanku itu terlalu besar untuk masuk ke dalam liang senggama miliknya. Aku terus berusaha, dan akhirnya batangku itu pun berhasil amblas semuanya di dalam, dan terasa olehku cairan hangat yang keluar dari kemaluan Nadya.
“Ahh.. ahh.. ah.. Nadya..”
Setalah 20 menit aku melakukannya bersama Nadya, sekarang giliran Vonny yang sudah tak tahandengan horny-nya itu. Aku pun mulai memasukkan ke liang Vonny yang sangat menggodaitu, “Bless.. bless..” amblaslah sudah batanganku itu di dalamnya. “Ah ah ah..” desahnya. Aku merasakan dia sudah akan orgasme, tapi memang benar dia mendesah, “Yonn.. aa.. kuu maa.. uu.. keeluarr..” Lalu aku berkata, “Tahan yah say.. bentar lagi, aku pun maukeluar nich..” Dan setelah beberapa lama dia pun orgasme, dan mengeluarkan cairan hangat yang terasa olehku. Segera setalah itu aku pun mempercepat goyanganku itu dan.. “Creett.. croott.. creett..” aku memuntahkan seluruh maniku itu di mulut Vonny dan Nadya. Mereka berdua sangat menikmatinya. Kami bertiga pun terkulai lemas di tempat tidur.
Vonny dan Nadya bekata kepadaku, “Thanks yah sayang, aku belum pernah merasakan seperti ini Yon.. emang kamu sangat hebat untuk melakukan hal ini,” aku pun bekata, “Iya sayang,” sambil aku mengecup bibir mereka berdua. Karena hari sudah larut malam aku pun bergegas untuk pulang dan pamit kepada mereka. Setelah kejadian itu kami sering melakukannya, baik di rumah maupun di hotel.
Diposkan oleh khey di 00:00 pesta daun muda Label: Daun Muda, Pesta Seks 0 komentar
Rabu, 02 Desember 2009
Malam Minggu tanggal 21 Agustus 2005 kemarin ibuku pergi kerumah temannya yang ada diyogyakarta tapi aku nggak mengerti apa urusan mereka. Yang penting aku ditinggalin
duit dan terutama bisa berduaan dengan pacarku yang bernama Ayu. Saat itulah kejadian yang benar benar nggak akan aku lupakan ini terjadi.
--------------------------------------------------------------------------------
Saat ibuku berangkat ke yogya sekitar jam 16.30 aku segera mengambil sepeda federalku dan pergi kerumah Fitri sahabat pacarku yang jarak rumahnya sekitar satu kiloan. Saat sampai dirumah Fitri aku langsung menyuruh Fitri menjemput Ayu sementara aku menunggu dirumahnya Fitri.
Saat menunggu aku bermain dengan adik Fitri yang masih kelas 5 SD. Adik Fitri bernama Mala. Dia kelas 5 SD tapi sudah seperti anak kelas 3 SMP, bongsor dan sexy. Susunyapun sudah seperti anak remaja, ukurannya 32 A tapi fikiranya masih anak kecil. Tingginyapun sama hampir sama seperti kakaknya malahan tinggi Mala. Saat itu orang tua Fitri pergi keMatahari Klaten dan mereka berdua ditinggal pergi. Aku dan Mala bermain diruang tamu yang agak tertutup dari luar sambil nonton tv. Aku duduk disebelah Mala yang juga duduk disebelahku. Saat itu Mala memakai daster longgar dengan rok mini sepaha sehingga saat dia duduk seperti saat ini akan tersingkap. Paha mulusnya kelihatan hingga celana dalamnya yang berwarna putih kelihatan. Karena pemandangan itu kontolku langsung tegang mendesak celana jinsku.
"Mala main pengantinan yuk" ajakku berusaha untuk mencari cara agar dapat meraba tempik Mala atau susunya.
"Mas In main apa sih?" kata Mala nggak mengerti.
"Sini, saat ini pengantin cowoknya sedang main sayang sayangan dengan pengantin ceweknya" kataku sambil berusaha menariknya kepangkuanku menghadapku, diapun diam menurut. Saat sudah dipangkuanku rok mininya aku singkapkan agar kontolku pas ditempik Mala.
"Lalu cowoknya mencium susu ceweknya seperti ini" kataku sambil menurunkan tali dasternya yang longgar, mala diam saja. Aku melorotkanya sampai melewati tangannya lalu melepaskan daster atasnya. Ternyata Mala tidak memakai kaos dalam sehingga langsung telajang dada ketika dasternya aku pelorotkan.
Bentuk susu kecil Mala sungguh luar biasa indahnya. Kecil mungil masih sebesar jambu biji dengan puting coklat mudanya mencuat sebesar biji kacang tanah. Sekitarnya coklat muda melingkar mengelilingi putting yang mencuat. Aku sungguh terpesona
Aku lalu menunduk dan menjilat puting imut Mala dan kemudian mulai melumat lumatnya gemas.
"Mhh mas In geli, susu Mala kok diisep sih" katanya polos banget.
"Kan yang cowoknya sayang sama ceweknya" kataku lalu melanjutkan melumati susu Mala kanan kiri bergantian. Lama kelamaan Mala mulai menyukainya karena kepalaku dipeluknya erat erat.
Tanpa dia sadari tanganku mulai meraba tempiknya yang masih terlapis celana dalam putih. Aku mulai meraba dari atas lalu mulai kebawah. Disaat sampai di depan lubangnya yang kecil dan juga pas didepan kontolku, aku membuka celanaku dan menarik keluar kontolku dari celana dalamku dan membiarkannya mengenai tempiknya. Aku lalu menyelipkan kontolku kedalam celana dalam Mala lalu menggesek gesekkannya pelan pelan. Mala nggak sadar karena keenakan susunya aku lumat lumat.
"Mhhh mas In apa nih yang ngganjel" katanya lalu tangannya memegang kontolku yang masuk kedalam celana dalamnya menggesekkan dengan tempik Mala.
"Nggak apa apa Mala, saat ini cowoknya mau buat adik sama ceweknya" kataku sambil terus menggesek gesekkan kontolku ditempik Mala. Tangan Mala aku naikkan lagi dan aku kembali melumat susu Mala dan juga mempetting Mala hingga kurasakan lama lama tempik Mala basah juga. Mungkin karena keringat atau cairan apa aku nggak tau.
Kudengar diluar ada becak yang datang didepan rumah Fitri. Kudengar juga suara ibunya Fitri sedang membayar ongkos becak. Aku lalu buru buru menurunkan Mala dan memasukkan kontolku kedalam celana dalamku lalu menutup resletingnya.
"Mala naikkan dastermu nanti dimarahi mama lho tuh mama dateng" kataku lalu menarik tali daster Mala keatas.
"Iya mas, mama dah dateng" kata Mala polos lalu keluar menghampiri mamanya.
"Ahh syukurnya" kataku dalam hati karena hampir saja ketahuan. Tenang deh ntar kamu juga dapet bagian juga kata hatiku sambil membelai kontolku yang masih ngaceng.
"Eh Indra lagi nunggu Fitri yah, mana Fitri?" kata mamanya Fitri ramah karena aku sudah sering main kesana
"Lagi jemput Ayu bu lek" kataku.
"ooh ya sudah" lalu Iapun masuk kekamarnya.
"Mas lain kali main lagi yah kayak tadi" kata Mala.
"Iya sayang tapi jangan bilang siapa siapa yah" kataku lalu meremas susunya yang kelihatan mengintip menggoda.
"Ahhh mas In sakit tau" kata Mala merengut sambil menutupi susunya.
"Jangan bilang bilang yah" kataku lalu Mala mengangguk dan menyusul mamanya kekamar. Aku kembali menunggu Fitri.
Tak lama kemudian Fitri datang sambil membonceng Ayuku yang kusayang.
"Eh say kamu sudah izin kalau mau nginap?" tanyaku setelah Ayu datang dan duduk disampingku.
"Sudah sayang, aku izin kalau akan nginap dirumah Fitri" katanya.
"Ya sudah deh beres kalau gitu" kataku
"Eh sekarang kita kerumahnya Fandi lalu keinternet bareng" kataku.
"Ya sudah kalau gitu aku ambil sepedaku dulu dan pamit kemama" kata Fitri masuk kedalam dan tak lama keluar membawa sepedanya disusul ibunya.
"Bu lek kami main dulu yah" kataku berpamitan kepada mama Fitri lalu kami bertiga langsung pergi bareng kerumah Fandi pacar Fitri.
O iya aku belum memperkenalkan diriku, Ayu dan juga teman temanku. Namaku Krishna. Aku bersekolah sebuah madrasah di Klaten kelas 1. Kata teman temanku aku orangnya mirip bintang film Bollywood tapi yang mana aku sendiri nggak merasa begitu. Tinggiku sekitar 173-175cm. Aku tinggi karena aku sering latihan Tae Kwon Do. Penampilanku juga gaul dan funky jadi nggak kampungan.
Ayu siswi kelas tiga di SMP Negri 4 Klaten. Ayu orangnya tinggi semampai(sekitar 160cm), berambut panjang dan juga berkulit kuning langsat bodynya pun sangat sintal jadi kalau dinilai dia dapat 9, nggak 10 karena aku belum pernah bersetubuh dengannyaJ. Dia kalau diamati persis sekali dengan Nilam Koesworo penyanyi dangdut ibukota, dandanan Ayu juga gaul dan sexy menambah nilai lebih baginya saja. Ayu juga banyak yang mengejar terutama teman sesekolahnya tapi dia lebih memilihku. Ayu juga montok, BH nya berukuran 32b dan pantatnya membulat indah.
Kalau Fitri nggak kalah cantik dari Ayu tapi Fitri agak pendek dan juga hidungnya nggak semancung Ayu. Dia mirip Lyra Virna model dan juga presenter Tv itu. Dia juga sexy tapi sayang susunya masih imut maklumlah masih kelas dua SMP. Sekolahnya di SMP Negri 3 Klaten jadi nggak sama dengan Ayu. Kalau Fandi anak kelas satu diSMU Negri 3 Klaten orangnya tampan dan berkulit putih. Dia mirip sekali dengan kiannya Westlife tentu juga banyak yang menginginkan Fandi menjadi cowoknya.
Setelah sampai dirumah Fandi kami langsung pergi keluar jalan jalan berempat. Aku membonceng Ayu dan Fandi membonceng Fitri dengan sepeda federal kami masing masing. Suasana malam itu benar benar romantis banget. Kami berempat langsung menuju warnet LUV yang dekat dengan jarak rumah Fandi. Kami berempat memang memiliki hobby yang sama yaitu catting diinternet atau membuka situs BF. Setelah puas kami berempat keluar dari warnet dan menuju kerumahku.
Kami berempat menuju kerumahku dengan sepeda. Setelah sampai Fandi dan Fitri menuju kamarku. Aku cuma tersenyum geli.Pasti deh mereka mau peting lagi kataku dalam hati. Aku lalu menutup pintu rumahku dan memadamkan lampu ruang depan agar telihat seperti kosong.
Aku dan Ayu lalu duduk dilantai ruang makan beralaskan tikar sambil nonton tv. Ayu duduk didepanku sambil rebahan didadaku.
Lagi asyiknya memeluk Ayu aku mendengar teriakan kecil Fitri. Aku lalu melihat apa yang terjadi didalam kamarku.Aku langsung menyibakkan tirai kamarku yang menutupi kamar tidurku. Aku cuman bisa terdiam saat menyaksikan Fitri ditindih Fandi dengan telanjang bulat. Fitri dibawah seperti merasakan kesakitan namun juga kenikmatan. Ternyata tadi Fandi menusuk tempik Fitri dengan kontolnya. Kulihat cairan putih kental bercampur merah darah diselakangan Fitri. Ternyata Fitri masih perawan. Aku lalu keluar kamar nggak mau mengganggu kenikmatan mereka. Aku lalu kembali keruang makan dan kembali memeluk Ayuku.
"Ada apaan sih mas In?" tanya Ayu penasaran
"Nggak mereka lagi kawin"kataku. Saat itu terdengar rintihan rintihan antara kesakitan dan kenikmatan lirih.
"Sshhh.. aahkkhh.. aahkkh.. uuhh" desahan itu terdengar menggairahkan.
"Dengar nggak kamu yang?" tanyaku
"Iya mas, asyik yah kayaknya. Dah kebelet kali" kata Ayu
"Cobain yuk, kayaknya enak deh" kataku
"Iya tapi jangan disini. Dikamar aja yah" kata Ayu
"Iya kita kekamar sebelah" kataku lalu bangkit berdiri sambil menuju kamar sebelah diikuti Ayu.Sesampai dikamar aku lalu menyibakkan rok Ayu lalu melorotkan celana
panjangku dan celana dalamku sekalian hingga lepas. Kontolku tegak mengacung acung keras karena tidak ada penghalang. Saat rok Ayu tersibak langsung terlihat tempiknya yang mungil tetapi rimbun dengan rambut halus karena tadi celana dalamnya sudah aku lepas dan kukantongi. Aku lalu melepas rok mini Ayu dengan menarik resleting belakangnya. Lepaslah sudah penghalang kelamin kami tinggal atasan kami. Kami lalu saling melumat dan memainkan lidah kami seperti kesetanan karena kami sudah terangsang. Kontolku aku gesek gesekkan diperut Ayu yang mulus. Ahhh nikmatnya helemku tergesek kulit mulus. Tanganku lalu melepas kaos singlet Ayu dengan mengangkatnya keatas melewati kepala kami. Sekarang Ayu tinggal memakai BH birunya. Aku lalu melepaskan baju atasanku sampai aku bugil. Tanganku meraih kepunggung Ayu dan meraih kaitan BH Ayu lalu melepasnya dan membuang BH Ayu kelantai kamar. Kami lalu naik keranjang berdua. Aku langsung menindih Ayu dan melumat puting kanan Ayu.
"Ugh.. masshh" rintihan Ayu sangat indah didengar. Kulumat puting Ayu kanan kiri bergantian sementara kontolku aku gesekkan nail turun diselakangan dan tempik Ayu lalu aku menurunkan ciumanku keleher putihnya Ayu kemudian membuat cipokan yang memerahkan leher itu dibeberapa tempat. Setelah puas membuat kenangan untuk Ayu dilehernya sebagai tanda bahwa malam ini kami lagi gituan lalu aku menjilat dada atas Ayu hingga jilatanku sampai pada putingnya yang merah kecoklatan. Aku menjilatinya sebentar lalu aku melumatinya bergantian kanan kiri kanan kiri sambil aku remas remasnya. Bila aku melumat yang kiri tanganku meremas yang kanan tapi bila aku melumat yang kanan maka aku meremas yang kiri sehingga susu Ayu semakin keras dan mumbul.
Setelah puas aku nyusu aku lalu menjilat perut Ayu sebentar sampai jilatanku mengenai bulu tempiknya.Terasa geli saat bulunya mengenai hidungku. Aku lalu menjilati lipatan membelah merah ditempik Ayu.
"Mmhhh.. sshh.. aaahhh.. maasshh geli" rintihan Ayu menggemaskan. Saat aku menjilati sambil terkadang menyedot nyedotnya. Basah sekali ditempiknya. Aku lalu menyelusupkan lidahku ditempik sempit Ayu lalu menjilatinya dengan cara mengeluar masukannya.
"Aahhh.. maasshh geeliii" rintihanya saat kujilati. Setelah aku puas menjilati tempik Ayu lalu aku berlutut didepanya.
"Yang emutin dong iniku" kataku sambil memegangi kontolku.
"Emoh ah geli aku" katanya sambil begidik geli.
"Nggak apa apa sayang, ayo dong" aku sedikit memaksa sambil mendorong pinggangku maju dan mendekatkan kepala Ayu keselakanganku. Ayu lalu mulai menjilati helm kontolku. Geli bercampur enak mulai kurasakan. Lama lama Ayu mulai memasukkan kontolku kedalam mulutnya. Mulanya kena giginya. Sakit tapi enak menggelikan.
"Ahh yang jangan kenain gigi" kataku sambil memegang kepala Ayu. Ayu terus saja melumat lumat kontolku sambil sesekali melirik kearahku yang merem melek keenakan.
"Enak yah say" katanya sambil tertawa kecil.
"He eh terusin dong" aku meminta kembali lalu Ayu ngemut kontolku lagi. Kali ini aku memaju mundurkan pinggangku seperti menyetubuhi mulut Ayuku. Sensasinya antara enak dan sakit karena kena giginya tapi malah membuatku merasa nikmat. Setelah puas dikemutin Ayu lalu aku melepaskan kontolku dari mulut Ayu.
"Yang dimulai aja yuk, aku sudah nggak tahan nih yang" kataku lalu mencium bibir merahnya. Dia membalas kecupanku lalu menjawab.
"Iya, Ayu juga kok sayang. Aku sudah penasaran tapi pelan pelan yah yang" katanya manja.
"Iya deh sayang" jawabku lalu aku memposisikan diri diatas tubuhnya lalu mengepaskan kontolku dilubang tempik Ayu. Setelah pas dilubangnya lalu aku coba mendorong pelan pelan.
"Uhkhh…" ternyata susah juga maklum kontolku memang gede(18cm dengan diameter 5 cm). Setelah tiga kali mencoba dorong akhirnya kepala kontolku masuk juga. Walau baru kepala kontolku Ayu kelihatan meringis menahan sakit sepertinya. Aku lalu mencoba mendorong pelan sekali takut menyakiti Ayu.
"Sleeph…" pelan pelan kontolku masuk tapi setelah 1/3 nya kontolku terhalang selaput tipis sekali seperti mencegah kontolku masuk lagi.
"Yang apaan nih kok nggak bisa masuk lagi?" tanyaku penasaran.
"Nggak tau lah mas" jawab Ayu sambil menggigit bibir menahan perih lalu aku menghentakan pinggangku keras keras kedalam tempik Ayu.
"Aaahhhkkkhhhh…" teriaknya kesakitan saat semua kontolku masuk kedalam tempiknya. Saat kontolku masuk semua seperti ada sesuatu yang robek tadi.
"Aduh mas tahan sebentar" kata Ayu sambil memegangi pinggangku erat.
"Tahan yah sayang, kata orang bila pertama kali akan sakit gini" kataku tetap menindihnya. Rasanya sempit, enak, peret dan juga seperti diremas remas pelan pelan oleh dinding hangat dan lunak. Pokoknya enaaakk sekali. Setelah Ayu agak enakan nggak merintih lagi aku mulai mencoba menggoyangkan pinggangku naik turun walau masih pelan sekali karena peretnya tempik Ayu.
"Sleeephh.. bleess.. slleep.. blleess.. sleep" pelan pelan kontolku keluar masuk pelan pelan sedangkan Ayu menggigit bibir bawahnya menahan perih.
"Mmhhh maasshhh sakiithh" katanya pelan sekali sambil merintih rintih.
"Iyahh.. sayanghhh.. tahan yah nanti juga ilang" kataku diselingi desahan nikmat dan linu dikontolku.Rasanya seperti diremes keras keras. Setelah agak lama menaik turunkan kontolku, tempik Ayu sudah agak lancar. Ayupun sudah nggak merintih kesakitan lagi bahkan rintihan sakitnya berubah menjadi desahan keenakan.
"Maasshh.. aahhh.. oohh.. sshhh.. aahhhh.. iaahhh" desahannya sambil
penggangnya dinaikkan saat kontolku keluar tinggal helemnya saja lalu kaki indahnya menjepit pinggangku erat erat.
"Aaahhh… sshh… aaahh… sshhh… aaahkhhh mass In enaakkhh sekarang cepetin dong kocokanya Ayu geli nih.. aahhh.. aaahhh.. aaa" katanya diantara desah sungguh menggoda.
"Iyah sayang akuu jugaaa.. aaahhh.. oohh.. mmhhh" desahanku juga geli geli nikmat dikontolku. Tiba tiba…
"Masshhh In.. Ayyuu aahkk.. ohhhkkhh" desahanya
"Ayu knapa sayanghh…"jawabku.
"Aaahh… oohhh Ayu mau pipis… iaahhhh" lalu sseerrrr.. serrr… serrr. Ada cairan hangat dan kental mengenai helemku. Oh rupanya Ayu keluar.
"Aahhkhh… oohhh tahan masshh bentaaarrr… aaaaaa…" teriaknya saat aku tetap menaik turunkan pinggangku saat Ayu keluar. Rupanya geli banget. Lalu aku berhenti sejenak menunggu Ayu yang kepayahan karena pejuhnya keluar tadi tanpa mencabutnya.
"Enak nggak sayang" tanyaku sambil membelai belai rambut panjangnya.
"Ehmm nggak tau lah" jawabnya malu malu. Kaki Ayu tetap menjepit pinggangku malah semakin erat. Setelah agak lama kami istirahat sambil saling berciuman memainkan lidah,aku mulai menggoyangkan pinggangku naik turun lagi. Kembali Ayu mendesah desah keenakan.
"Oohh… aahhh… maass In teruusshhh iyaahhh gitu maasshhh jangan berenti" desahannya keenakan sementara itu aku mendengar ada dua suara orang seperti habis berlari jauh lalu aku menoleh kesamping kanan. Disamping kananku ada dua orang yang sedang mengawasi kegiatan kami. Ternyata Fandi dan Fitri berdiri berdampingan sambil melihat kami. Fitri menyandarkan kepalanya didada Fandi sedangkan tangan Fandi merangkul bahu Fitri.
"Napa brenti sih mas" kata Ayu nggak sabaran.
"Itu ada Fandi dan Fitri" kataku
"Eh kalian dah enakan belum" tanya Ayu kepada mereka tanpa malu malu lagi disaat sedang aku setubuhi.
"Iyah enak kok" jawab Fandi
"He-eh" sahut Fitri
"Ya sudah tunggu kami yah" sambung Ayu lagi
"Yuk mas lanjuti Ayu belum puas nih" Ajaknya kepadaku lalu aku kembali menaik turunkan pinggangku.
"Aahhh… oohhh… eennaaakkhhh… maasshhh In terusin kenthu Ayu sampai puas" desahan Ayu dibesar besarkan karena ada Fandi dan Fitri. Aku tidak peduli karena aku merasa ada yang mau keluar dikontolku.
"Yaanghhh aku mau keluar nih" kataku lalu aku menggenjot tempik Ayu semakin keras.
"Iya… sama sama masshh… aaahhhh…" jawabnya disertai desahan karena Ayu juga mau sampai.
Slepph… sleephh… sleepp, kontolku semakin cepat keluar masuk ditempik Ayu karena sama sama merasa nggak mau berenti.
Sreett… sreett… ssrreeeettt… pejuhku keluar didalam tempik Ayu sebanyak empat kali. Tak lama kemudian disusul Ayu yang memeluk tubuhku erat erat disusul helemku seperti disiram cairan lengket dan hangat. Setelah agak mereda orgasme kami aku langsung ambruk disamping Ayu sambil terengah engah. Sedang Ayu terbaring lemas sambil tersenyum puas.
"Enak yah tadi mainnya?" tanya Fitri sambil duduk disamping Ayu.
"He-eh… nikmat banget sampai kepayahan" kata Ayu.
Kami berempat lalu keluar dari kamar dan berbaring diruang makan sambil telanjang bulat.Kami sengaja bertelanjang karena kami merasa sudah nggak ada jarak lagi diantara kami berempat.
"Kamu bikin aku kewalahan juga yah dik" kata Ayu sambil membelai belai kontolku.
"Iya nih bikin orang dewasa nggak nahan aja" sahut Fitri sambil meremas punya Fandi dengan gemes.
Aku hanya meringis saja kegelian sambil memeluk kepala Ayu sedangkan Fandi tertawa pelan.Setelah kejadian itu kami sering melakukannya dikamarku,kamar Fandi atau juga bila hanya kami berdua sering melakukan dikamarku karena rumahku kalau malam sepi. Setelah empat bulan Fitri hamil karena Fandi sering mengeluarkannya didalam dan aku sering pakai kondom. Sedangkan Mala lebih sering aku kerjain sampai Mala keluar atau aku suruh ngemut kontolku bila rumah Ayu sepi atau bila Mala sedang sendirian dirumah.
Diposkan oleh khey di 00:03 Kejutan Untuk Teman-temanku Label: Pesta Seks 0 komentar
--------------------------------------------------------------------------------
Hari itu adalah hari Minggu sebulan setelah peristiwaku di vila bersama Pak Joko dan Taryo (baca: Akibat Berenang Bugil), selama ini aku belum ke sana lagi akibat kesibukan kuliahku. Hari Minggu itu aku pergi ke sana untuk refreshing seperti biasa karena Seninnya tanggal merah atau libur. Kali ini aku tidak sendiri tapi bersama 2 orang teman cewekku yaitu Verna dan Indah, kami semua adalah teman akrab di kampus, sebenarnya geng kami ini ada 4 orang, satu lagi si Ratna yang hari ini tidak bisa ikut karena ada acara dengan keluarganya.
Kami sama-sama terbuka tentang seks dan sama-sama penggemar seks, Verna dikaruniai tubuh tinggi semampai dengan buah dada yang bulat montok yang membuat pikiran kotor para cowok melayang-layang, beruntunglah mereka karena Verna tidak sulit diajak ‘naik ranjang’ karena dia sudah ketagihan seks sejak SMP. Sedangkan Indah mempunyai wajah yang imut dengan rambut panjang yang indah, bodynya pun tidak kalah dari Verna walaupun payudaranya lebih kecil, namun dibalik wajah imutnya ternyata Indah termasuk cewek yang lihai memanfaatkan cowok, sudah berkali-kali dia ganti pacar gara-gara sifat materenya. Sedangkan aku sendiri sepertinya kalian sudah tahulah cewek seperti apa aku ini dari cerita-ceritaku dulu.
Baiklah, sekarang kita kembali ke kejadian hari itu yang rencananya mau mengadakan orgy party setelah sekian lama otak kami dijejali bahan-bahan kuliah dan urusan sehari-hari. Waktu itu Verna protes karena aku tidak memperbolehkannya mengajak teman-teman cowok yang biasa diajak, begitu juga Indah yang ikut mendukung Verna karena pacarnya juga tidak boleh diajak.
“Emangnya lu ngundang siapa aja sih Ci, masa si Chevy aja ga boleh ikutan?” kata Indah.
“Iya nih, emangnya kita mau pesta lesbian apa, wah gua kan cewek normal nih” timpal Verna.
“Udahlah, lu orang tenang aja, cowok-cowoknya nanti nyusul, pokoknya yang kali ini surprise deh! dijamin kalian puas sampe ga bisa bangun lagi deh”.
Aku ingin sedikit membuat kejutan agar acara kali ini lain dari yang lain, karena itulah aku merahasiakan siapa pejantannya yang tidak lain adalah penjaga vilaku dan vila tetanggaku, Pak Joko dan Taryo.
Kemarinnya aku memang sudah mengabari Pak Joko lewat telepon bahwa aku besok akan ke sana dengan teman-temanku yang pernah kujanjikan pada mereka dulu. Pak Joko tentu antusias sekali dengan acara kali ini, kami telah mengatur skenario acaranya agar seru. Beberapa jam kemudian kami sampai di villaku, Pak Joko seperti biasa membukakan pintu garasi, bola matanya melihat jelalatan pada kami terutama Verna yang hari itu pakaiannya seksi berupa sebuah tank top merah berdada rendah dengan rok mini. Dia kusuruh keluar dulu sampai aku memberi syarat padanya, dia menunggunya di villa tetangga yang tidak lain vila yang dijaga si Taryo. Setelah membereskan barang bawaan, kami menyantap makan siang, lalu ngobrol-ngobrol dan istirahat. Indah yang daritadi kelihatan letih terlelap lebih dulu. Kami bangun sore hari sekitar jam 4 sore.
“Eh.. sambil nunggu cowok-cowoknya mendingan kita berenang dulu yuk” ajakku pada mereka.
Aku melepaskan semua bajuku tanpa tersisa dan berjalan ke arah kolam dengan santainya.
“Wei.. gila lo Ci, masa mau berenang ga pake apa-apa gitu, kalo keliatan orang gimana?” tegur Indah.
“Iya Ci, lagian kan kalo si tua Joko itu dateng gimana tuh” sambung Verna.
“Yah kalian, katanya mo party, masa berenang bugil aja ga berani, tenang aja Pak Joko udah gua suruh jangan ke sini sampai kita pulang nanti” bujukku sambil menarik tangan Verna.
Di tepi kolam mereka masih agak ragu melepas pakaiannya, alasannya takut kepergok tetangga, setelah kutantang Verna baru mulai berani melepas satu demi satu yang melekat di tubuhnya, aku membantu Indah yang masih agak malu mempreteli pakaiannya. Akhirnya kami bertiga nyebur ke kolam tanpa memakai apapun.
Perlahan-lahan rasa risih mereka pun mulai berkurang, kami tertawa-tawa, main siram-siraman air, dan balapan renang kesana kemari dengan bebasnya. Mungkin seperti inilah kira-kira gambaran tempat pemandian di istana haremnya para raja. Sesudah agak lama bermain di air aku naik ke atas dan mengelap tubuhku yang basah, lalu membalut tubuhku dengan kimono.
“Ci, sekalian ambilin kita minum yah” pinta Verna.
Akupun berjalan ke dalam dan meminum segelas air.
“Ok, it’s the showtime” gumamku dalam hati, inilah saat yang tepat untuk menjalankan skenario ini. Aku segera menelepon vila sebelah menyuruh Pak Joko dan Taryo segera kesini karena pesta akan segera dimulai.
“Iya neng, kita segera ke sana” sahut Taryo sambil menutup gagang telepon.
Hanya dalam hitungan menit mereka sudah nampak di pekarangan depan vilaku. Aku yang sudah menunggu membukakan pintu untuk mereka.
“Wah udah ga sabaran nih, daritadi cuma ngintipin neng sama temen-temen neng dari loteng” kata Pak Joko.
“Pokoknya yang rambutnya dikuncir itu buat saya dulu yah neng” ujar Taryo merujuk pada Indah.
“Iya tenang, sabar, Pokoknya semua kebagian, ok” kataku “yang penting sekarang surprise buat mereka dulu”.
Setelah beberapa saat berbicara kasak-kusuk, akhirnya operasipun siap dilaksanakan. Pertama-tama dimulai dari Verna. Aku berjalan ke arah kolam membawakan mereka dua gelas air, disana Indah sedang tiduran di kursi santai tanpa busana, sementara Verna masih berendam di air.
“Ver, lu bisa ke kamar gua sebentar ga, gua mo minta tolong dikit nih” pintaku padanya.
“Lu lap badan dulu gih, gua tunggu di sana”.
Aku masuk ke dalam terlebih dahulu dan duduk di pingir ranjang menunggunya. Di balik pintu itu Pak Joko dan Taryo yang sudah kusuruh bugil telah siap memangsa temanku itu, kemaluan mereka sudah mengeras dan berdiri tegak seperti pedang yang terhunus. Tak lama kemudian Verna memasuki kamarku sambil mengelap rambutnya yang masih basah.
“Kenapa Ci, ada perlu apa emang?” tanyanya.
“Ngga, cuma mau ngasih surprise dikit kok” jawabku dengan menyeringai dan memberi aba-aba pada mereka.
Sebelum Verna sempat membalikkan badan, sepasang lengan hitam sudah memeluknya dari belakang dan tangan yang satunya dengan sigap membekap mulutnya agar tidak berteriak. Verna yang terkejut tentu saja meronta-ronta, namun pemberontakan itu justru makin membakar nafsu kedua orang itu.
Pak Joko dengan gemas meremas payudara kirinya dan memilin-milin putingnya. Si Taryo berhasil menangkap kedua pergelangan kakinya yang menendang-nendang. Dibentangkannya kedua tungkai itu, lalu dia berjongkok dengan wajah tepat di hadapan kemaluan Verna.
“Wah jembutnya lebat juga yah, kaya si neng” komentar Taryo sambil menyentuhkan lidahnya ke liang vagina Verna, diperlakukan seperti itu Verna cuma bisa merem melek dan mengeluarkan desahan tertahan karena bekapan Pak Joko begitu kokoh.
“Hei, jangan rakus dong Tar, dia kan buat Pak Joko, tuh jatahlu masih nunggu di luar sana” kataku padanya.
Mengingat kembali sasarannya semula, Taryo menurunkan kembali kaki Verna dan bergegas menuju ke kolam.
“Jangan terlalu kasar yah ke dia, bisa-bisa pingsan gara-gara lu” godaku.
Setelah Taryo keluar tinggallah kami bertiga di kamarku. Pak Joko langsung menghempaskan dirinya bersama Verna ke ranjang spring bed-ku. Tak berapa lama terdengarlah jeritan Indah dari kolam, aku melihat dari jendela kamarku apa yang terjadi antara mereka. Indah terpelanting dari kursi santai dan berusaha melepaskan diri dari Taryo. Dia berhasil berdiri dan mendapat kesempatan menghindar, tapi kalah cepat dari Taryo, tukang kebun itu berhasil mendekapnya dari belakang lalu mengangkat badannya.
“Jangan.. tolong!” jeritnya sambil meronta-ronta dalam gendongan Taryo.
Taryo dengan santai membawa Indah ke tepi kolam, lalu dilemparnya ke air, setelah itu dia ikutan nyebur. Dia air Indah terus berontak saat Taryo menggerayangi tubuhnya dalam himpitannya. Sekuat apapun Indah tentu saja bukan tandingan Taryo yang sudah kesurupan itu. Perlawanan Indah mengendur setelah Taryo mendesaknya di sudut kolam, riak di kolam juga mulai berkurang. Tidak terlalu jelas detilnya Taryo menggerayangi tubuh Indah, tapi aku dapat melihat Taryo memeluk erat Indah sambil melumat bibirnya.
Kutinggalkan mereka menikmati saat-saat nikmatnya untuk kembali lagi pada situasi di kamarku. Aku lalu menghampiri Pak Joko dan Verna untuk bergabung dalam kenikmatan ini. Sama seperti Indah, Verna juga menjerit-jerit, namun jeritannya juga pelan-pelan berubah menjadi erangan nikmat akibat rangsangan-rangsangan yang dilakukan Pak Joko. Waktu aku menghampiri mereka Pak Joko sedang menjilati paha mulus Verna sambil kedua tangannya masing-masing bergerilya pada payudara dan kemaluan Verna.
“Aduh Ci.. tega-teganya lu nyerahin kita ke orang-orang kaya gini.. ahh!” kata Verna ditengah desahannya.
“Tenang Ver, ini baru namanya surprise, sekali kali coba produk kampung dong” kataku seraya melumat bibirnya.
Aku berpagutan dengan Verna beberapa menit lamanya. Jilatan Pak Joko mulai merambat naik hingga dia melumat dan meremas payudara Verna secara bergantian, sementara tangannya masih saja mengobok-obok vaginanya. Desahan Verna tertahan karena sedang berciuman denganku, tubuhnya menggeliat-geliat merasakan nikmat yang tiada tara.
“Hhhmmhh.. tetek Neng Verna ini gede juga ya, lebih gede dari punya Neng” kata Pak Joko disela aktivitasnya.
Memang sih diantara kami bereempat, payudara Verna termasuk yang paling montok. Menurut pengakuannya, cowok-cowok yang pernah ML dengannya paling tergila-gila mengeyot benda itu atau mengocok penis mereka diantara himpitannya. Pak Joko pun tidak terkecuali, dia dengan gemas mengemut susunya, seluruh susu kanan Verna ditelan olehnya.
Puas menetek pada Verna, Pak Joko bersiap memasuki vagina Verna dengan penisnya. Kulihat dalam posisinya diantara kedua belah paha Verna dia memegang penisnya untuk diarahkan ke liang itu.
“Ouch.. sakit Ver, duh kasar banget sih babu lu” Verna meringis dan mencengkram lenganku waktu penis super Pak Joko mendorong-dorongkan penisnya dengan bernafsu.
“Tahan Ver, ntar juga lu keenakan kok, pokoknya enjoy aja” kataku sambil meremasi kedua payudaranya yang sudah basah dan merah akibat disedot Pak Joko.
Pak Joko menyodokkan penisnya dengan keras sehingga Verna pun tidak bisa menahan jeritannya, Verna kelihatan mau menangis nampak dari matanya yang sedikit berair.Pak Joko mulai menggarap Verna dengan genjotannya. Aku merasakan tangan Verna menyelinap ke bawah kimonoku menuju selangkangan, eennghh..aku mendesah merasakan jari-jari Verna menggerayangi kemaluanku.
Aku lalu naik ke wajah Verna berhadapan dengan Pak Joko yang sedang menggenjotnya. Verna langsung menjilati kemaluanku dan Pak Joko menarik tali pinggang kimonoku sehingga tubuhku tersingkap. Dengan terus menyodoki Verna, dia meraih payudaraku yang kiri, mula-mula dibelainya dengan lembut tapi lama-lama tangannya semakin keras mencengkramnya sampai aku meringis menahan sakit. Dia juga menyorongkan kepalanya berusaha mencaplok payudara yang satunya. Aku yang mengerti apa maunya segera mencondongkan badanku ke depan sehingga dadaku pun makin membusung indah. Ternyata dia tidak langsung mencaplok payudaraku, tetapi hanya menjulurkan lidahnya untuk menjilati putingku menyebabkan benda itu makin mengeras saja. Aku merasakan sensasi yang luar biasa, geli bercampur nikmat. Sapuan-sapuan lidah Verna pada vaginaku membuat daerah itu semakin becek, bukan cuma itu saja Verna juga mengorek-ngoreknya dengan jarinya.
Aku mendesah tak karuan merasakan jilatan dan sedotan pada klistoris dan putingku. Ciuman Pak Joko merambat naik dari dadaku hingga hinggap di bibirku, kami berciuman dengan penuh nafsu. Tidak kuhiraukan nafasnya yang bau rokok, lidah kami beradu dengan liar sampai ludah kami bercampur baur.
“Aahh.. oohh.. gua dah mau.. Pak!” erang Verna bersamaan dengan tubuhnya yang mengejang dan membusur ke atas.
Melihat reaksi Verna, Pak Joko semakin memperdahsyat sodokannya dan semakin ganas meremas dadanya. Aku sendiri tidak merasa akan segera menyusul Verna, dibawah sana seperti mau meledak rasanya. Dalam waktu yang hampir bersamaan aku dan Verna mencapai klimaks, tubuh kami mengejang hebat dan cairan kewanitaanku tumpah ke wajah Verna. Erangan kami memenuhi kamar ini membuat Pak Joko semakin liar.
Setelah aku ambruk ke samping, Pak Joko menindih Verna dan mulai menciuminya, dijilatinya cairan cintaku yang blepotan di sekitar mulut Verna, tangannya tak henti-hentinya menggerayangi payudara montok itu, seolah-oleh tak ingin lepas darinya.
“Hhmmpphh.. sluurrpp.. cup.. cup..” demikian bunyinya saat mereka bercipokan, lidah mereka saling membelit dan bermain di rongga mulut masing-masing. Pak Joko cukup pengertian akan kondisi Verna yang mulai kepayahan, jadi setelah puas berciuman dia membiarkannya memulihkan tenaga dulu. Dan kini disambarnya tubuhku, padahal gairahku baru naik setengahnya setelah orgasme barusan. Tubuhku yang dalam posisi tengkurap diangkatnya pada bagian pinggul sehingga menungging. Dia membuka lebar bibir vaginaku dan menyentuhkan kepala penisnya disitu. Benda itu pelan-pelan mendesak masuk ke vaginaku. Aku mendesah sambil meremas-remas sprei menghayati proses pencoblosan itu.
Permainan Pak Joko sungguh membuatku terhanyut, dia memulainya dengan genjotan-genjotan pelan, tapi lama-kelamaan sodokannya terasa makin keras dan kasar sampai tubuhku berguncang dengan hebatnya. Aku meraih tangannya untuk meremasi payudaraku yang berayun-ayun. Tiba-tiba suara desahan Verna terdengar lagi menjari sahut menyahut dengan desahanku. Gila, penjaga vilaku ini mengerjai kami berdua dalam waktu bersamaan, bedanya aku dikocok dengan penis sedangkan Verna dikocok dengan jari-jarinya. Verna membuka pahanya lebih lebar lagi agar jari-jari Pak Joko bermain lebih leluasa.
“Aduhh.. aahh.. gila Ver.. enak banget!” ceracauku sambil merem-melek.
“Oohh.. terus Pak.. kocok terus” Verna terus mendesah dan meremas-remas dadanya sendiri, wajahnya sudah memerah saking terangsangnya.
“Yak.. dikit lagi.. aahh.. Pak.. udah mau” aku mempercepat iramaku karena merasa sudah hampir klimaks.
“Neng Citra.. Neng Verna.. bapak juga.. mau keluar.. eerrhh” geramnya dengan mempercepat gerakkannya.
Penis itu terasa menyodok semakin dalam bahkan sepertinya menyentuh dasar rahimku. Sebuah rintihan panjang menandai orgasmeku, tubuhku berkelejotan seperti kesetrum. Kemudian dia lepaskan penisnya dari vaginaku dan berdiri di ranjang. Disuruhnya Verna berlutut dan mengoral penisnya yang berlumuran cairan cintaku. Verna berlutut mengemut penis basah itu sambil tangan kanannya mengocok vaginanya sendiri yang tanggung belum tuntas. Aku bangkit perlahan dan ikut bergabung dengan Verna menikmati penis Pak Joko. Verna mengemut batangnya, aku mengemut buah zakarnya, kami saling berbagi menikmati ’sosis’ itu.
Di tengah kulumannya mendadak Verna merintih tertahan, tubuhnya seperti menggigil, dan kulihat ke bawah ternyata dari vaginanya mengucur cairan bening hasil masturbasinya sendiri. Disusul beberapa detik kemudian, Pak Joko mencabut penisnya dari mulutku lalu mengerang panjang. Cairan kental berbau khas memancar dengan derasnya membasahi wajah kami. Kami berebutan menelan cairan itu, penis itu kupompa dalam genggamanku agar semuanya keluar, nampak pemiliknya mendesah-desah dan kelabakan
“Sabar, sabar dong neng, bisa putus kontol bapak kalo rebutan gini” katanya terbata-bata.
Setelah tidak ada yang keluar lagi Verna menjilati sisanya di wajahku, demikian pula sebaliknya. Mereka berdua akhirnya ambruk kecapaian, wajah Pak Joko jatuh tepat di dada Verna.
Saat mereka ambruk, sebaliknya gairahku mulai timbul lagi. Maka kutinggalkan mereka untuk melihat keadaan Indah dan Taryo. Aku tiba di kolam melihat Taryo sedang menggarap tubuh mungil Indah. Di daerah dangkal Indah dalam posisi berpegangan pada tangga kolam, Taryo dari bawahnya juga dalam posisi berdiri sedang asyik menggenjot penisnya pada vagina Indah. Kedua payudara Indah bergoyang naik turun seirama goyang tubuhnya. Pasti adegan ini membuat para cowok di kampusku sirik pada Taryo yang buruk rupa tapi bisa ngentot dengan gadis seimut itu.
“Belum selesai juga lu orang, udah berapa ronde nih?” sapaku.
“Edan Ci.. gua sampe klimaks tiga kali.. aahh!” desah Indah tak karuan.
“Neng.. temennya enak banget, udah cantik, memeknya seret lagi” komentar Taryo sambil terus menggenjot.
Indah tak kuasa menahan rintihannya setiap Taryo menusukkan penisnya, tubuhnya bergetar hebat akibat tarikan dan dorongan penis penjaga vila itu pada kemaluannya. Kepala Taryo menyelinap lewat ketiak sebelah kirinya lalu mulutnya mencaplok buah dadanya. Pinggul Indah naik turun berkali kali mengikuti gerakan Taryo. Jeritannya makin menjadi-jadi hingga akhirnya satu lenguhan panjang membuatnya terlarut dalam orgasme, beberapa saat tubuhnya menegang sebelum akhirnya terkulai lemas di tangga kolam. Setelah menaklukkan Indah, Taryo memanggilku yang mengelus-ngelus kemaluanku sendiri menonton adegan mereka.
“Sini neng, mendingan dipuasin pake kontol saya aja daripada ngocok sendiri” .
Akupun turun ke air yang merendam sebatas lutut kami, disambutnya aku dengan pelukannya, tangannya mengelusi punggungku terus turun hingga meremas bongkahan pantatku. Sementara tanganku juga turun meraih kemaluannya.
“Gila nih kontol, masih keras juga..udah keluar berapa kali tadi?” tanyaku waktu menggenggam batangnya yang masih ‘lapar’ itu.
“Baru sekali tadi.. abis saya masih nungguin neng sih” godanya saambil nyengir.
Kemudian diangkatnya badanku dengan posisi kakiku dipinggangnya, aku melingkarkan tangan pada lehernya agar tidak jatuh. Diletakkannya aku pada lantai di tepi kolam, disebelah Indah yang terkapar, dia merapatkan badannya diantara kedua kakiku yang tergantung.
Dia mulai menciumiku dari telinga, lidah itu menelusuri belakang telingaku juga bermain-main di lubangnya. Dengusan nafas dan lidahnya membuatku merasa geli dan menggeliat-geliat. Mulutnya berpindah melumat bibirku dengan ganas, lidahnya menyapu langit-langit mulutku, kurespon dengan mengulum lidahnya. Tanganku meraba-raba kebawah mencari kemaluannya karena birahiku telah demikian tingginya, tak sabar lagi untuk dientot. Ketika kuraih benda itu kutuntun memasuki kemaluanku, tangan kanan Taryo ikut menuntun senjatanya menembaki sasaran. Saat kepala penisnya menyentuh bibir kemaluanku, dia menekannya ke dalam, mulutku menggumam tertahan karena sedang berciuman dengannya. Ciuman kami baru terlepas disertai jeritan kecil ketika Taryo mengehentakkan pinggulnya hingga penisnya tertanam semua dalam vaginaku. Pinggulnya bergerak cepat diantara kedua pahaku sementara mulutnya mencupangi pundak dan leher jenjangku. Aku hanya bisa menengadahkan kepala menatap langit dan mendesah sejadi-jadinya.
Kalau dibandingkan dengan Pak Joko, memang sodokan Taryo lebih mantap selain karena usianya masih 30-an, badannya juga lebih berisi daripada Pak Joko yang tinggi kurus seperti Datuk Maringgih itu. Di tengah badai kenikmatan itu sekonyong-konyong aku melihat sesuatu yang bergerak-gerak di jendela kamarku. Kufokuskan pandanganku dan astaga.. ternyata si Verna, dia sedang disetubuhi dari belakang dengan posisi menghadap jendela, tubuhnya terlonjak-lonjak dan terdorong ke depan sampai payudaranya menempel pada kaca jendela, mulutnya tampak mengap-mengap atau terkadang meringis, sungguh suatu pemandangan yang erotis. Adegan itu ditambah serangan Taryo yang makin gencar membuatku makin tak terkontrol, pelukanku semakin erat sehingga dadaku tertekan di dadanya, kedua kakiku menggelepar-gelepar menepuk permukaan air. Aku merasa detik-detik orgasme sudah dekat, maka kuberitahu dia tentang hal ini. Taryo memintaku bertahan sebentar lagi karena dia juga sudah mau keluar.
Susah payah aku bertahan agar bisa klimaks bersama, setelah kurasakan ada cairan hangat menyemprot di rahimku, akupun melepas sesuatu yang daritadi ditahan-tahan. Perasaan itu mengalir dengan deras di sekujur tubuhku, otot-ototku mengejang, tak terasa kukuku menggores punggungnya. Beberapa detik kemudian badanku terkulai lemas seolah mati rasa, begitu juga Taryo yang jatuh bersandar di pinggir kolam. Aku berbaring di pinggir kolam di atas lantai marmer, kedua payudaraku nampak bergerak naik turun seiring desah nafasku. Kugerakkan mataku, di jendela Verna dan Pak Joko sudah tak nampak lagi, di sisi lain Indah yang sudah pulih merendam dirinya di air dangkal untuk membasuh tubuhnya.
Kami beristirahat sebentar, bahkan beberapa diantara kami tertidur. Pesta dimulai lagi sekitar pukul 8 malam setelah makan. Kami mengadakan permainan gila, ceritanya kami bertiga bermain poker dengan taruhan yang kalah paling awal harus rela dikeroyok kedua penjaga villa itu dan diabadikan dalam video klip dengan HP Nokia model terbaru milik Verna, filenya akan disimpan dalam komputer Verna untuk koleksi dan tidak akan boleh dicopy atau dilihat orang lain selain geng kami, mengingat kasus bokep Itenas. Kami duduk melingkar di ranjang, Pak Joko dan Taryo kusuruh menjauh dan kularang menyentuh siapapun sebelum ada yang kalah, mereka menunggu hanya dengan memakai kolor, sambil sebentar-sebentar mengocok anunya sendiri Aku mulai membagikan kartu dan permainan dimulai. Suasana tegang menyelimuti kami bertiga, setelah akhirnya Indah melempar kartunya yang buruk sambil menepuk jidatnya, dia kalah. Kedua orang yang sudah tak sabar menunggu itu segera maju mengeksekusi Indah.
Indah sempat berontak, tapi berhasil dilumpuhkan mereka dengan dipegangi erat-erat dan digerayangi bagian-bagian sensitifnya. Taryo menyusupkan tangannya ke kimono Indah meraih payudaranya yang tak memakai apa-apa di baliknya. Pak Joko menyerang dari bawah dengan merentangkan lebar-lebar kedua paha Indah dan langsung membenamkan kepalanya pada kemaluannya yang terawat dan berbulu lebat itu. Perlakuan ini membuat rontaan Indah terhenti, kini dia malah mengelus-elus penis Taryo yang menegang sambil memejamkan mata menikmati vaginanya dijilati Pak Joko dan dadanya diremas Mulkas. Aku melihat lidah Pak Joko menjalar jari belahan bawah hingga puncak kemaluan Indah, lalu disentil-sentilkan pada klistorisnya. Indah tidak tahan lagi, dia merundukkan badan untuk memasukkan penis Taryo ke mulutnya, benda itu dikulumnya dengan rakus seperti sedang makan es krim. Event menarik itu tidak dilewatkan Verna dengan kamera-HP nya.
Indah terengah-engah melayani penis super Taryo, sepertinya dia sudah tidak peduli keadaan sekitarnya, rasa malunya hilang digantikan dengan hasrat yang besar untuk menyelesaikan gairahnya. Dia mempertunjukkan suatu live show yang panas seperti aktris bokep dan Verna sebagai juru kameranya. Pak Joko yang baru saja melepaskan kolornya menggesek-gesekkan benda itu pada bibir kemaluan Indah, sebagai pemanasan sebelum memasukinya. Kemulusan tubuh Indah terpampang begitu Taryo menarik lepas tali pinggang pada kimononya, sesosok tubuh yang putih mulus serta terawat baik diantara dua tubuh hitam dan kasar, sungguh perpaduan yang kontras tapi menggairahkan. Pak Joko mempergencar rangsangannya dengan menciumi batang kakinya mulai dari betis, tumit, hingga jari-jari kakinya. Indah yang sudah kesurupan ’setan seks’ itu jadi makin gila dengan perlakuan seperti itu
“Ahh.. awww.. Pak enak banget.. masukin aja sekarang!” rintihnya manja sambil meraih penis Pak Joko yang masih bergesekan dengan bibir vaginanya.
Pak Joko pun mendorong penis itu membelah kedua belahan kemaluan Indah diiringi desahan nikmat yang memenuhi kamar ini sampai aku dibuat merinding mendengarnya. Aku mengeluarkan payudara kiriku dari balik kimono dan meremasnya dengan tanganku, tangan yang satu lagi turun menggesek-gesekkan jariku ke kemaluanku, Verna yang juga sudah horny sesekali mengelus kemaluannya sendiri. Indah nampak sangat liar, kemaluannya digenjot dari depan, dan Taryo yang menopang tubuhnya dari belakang meremasi kedua payudaranya serta memencet-mencet putingnya. Rambutnya yang sudah terurai itu disibakkan Taryo, lalu melumat leher dan pundaknya dengan jilatan dan gigitan ringan. Hal ini menyebabkan Indah tambah menggelinjang dan mempercepat kocokannya pada penis Taryo.
Serangan Pak Joko pada vagina Indah semakin cepat sehingga tubuhnya menggelinjang hebat.
“Aaakhh..aahh!” jerit Indah dengan melengkungkan tubuhnya ke atas.
Indah telah mencapai orgasme hampir bersamaan dengan Pak Joko yang menyemprotkan spermanya di dalam rahimnya. Adegan ini juga direkam oleh Verna, difokuskan terutama pada wajah Indah yang sedang orgasme. Tanpa memberi istirahat, Taryo menaikkan Indah ke pangkuannya dengan posisi membelakangi. Kembali vagina Indah dikocok oleh penis Taryo. Walaupun masih lemas dia mulai menggoyangkan pantatnya mengikuti kocokan Taryo. Taryo yang merasa keenakan hanya bisa mengerang sambil meremas pantat Indah menikmati pijatan kemaluannya. Pak Joko mengistirahatkan penisnya sambil menyusu dari kedua payudara Indah secara bergantian. Aku semakin dalam mencucukkan jariku ke dalam vaginaku saking terangsangnya, sampai-sampai cairanku mulai meleleh membasahi selangkangan dan jari-jariku.
Bosan dengan gaya berpangkuan, Taryo berbaring telentang dan membiarkan Indah bergoyang di atas penisnya. Kemudian dia menyuruh Verna naik ke atas wajahnya agar bisa menikmati kemaluannya. Verna yang daritadi sudah terangsang itu segera melakukan apa yang disuruh tanpa ragu-ragu. Seluruh wajah Taryo tertutup oleh daster transparan Verna, namun aku masih dapat melihat dia dengan rakusnya melahap kemaluannya sambil menyusupkan tangannya dari bawah daster menuju payudaranya. Pak Joko yang anunya sudah mulai bangkit lagi menerkamku, kami berguling-guling sambil berciuman penuh nafsu. Dengan tetap berciuman Pak Joko memasukkan penisnya ke vaginaku, cairan yang melumuri selangkanganku melancarkan penetrasinya. Dengan kecepatan tinggi penisnya keluar masuk dalam vaginaku hingga aku histeris setiap benda itu menghujam keras ke dalam. Aku cuma bisa pasrah di bawah tindihannya membiarkan tangannya menggerayangi payudaraku, mulutnya pun terus menjilati leherku. Aku masih memakai kimonoku, hanya saja sudah tersingkap kesana kemari.
Aku melihat Taryo masih berasyik-masyuk dengan kedua temanku, hanya kali ini Verna sudah bertukar posisi dengan Indah. Sekarang mereka saling berhadapan, Verna bergoyang naik turun diatas penis Taryo sambil berciuman dengan Indah yang mekangkangi wajah Taryo. Indah membuka kakinya lebar-lebar sehingga cairannya semakin mengalir, cairan itu diseruput dengan rakus oleh si Taryo sampai terdengar suara sluurrpp.. sshhrrpp..Ketika aku sedang menikmati orgasmeku yang hebat, dia tekan sepenuhnya penis itu ke dalam dan ini membawa efek yang luar biasa padaku dalam menghayati setiap detik klimaks tersebut, tubuhku menggelinjang dan berteriak tak tentu arah sampai akhirnya melemas kembali. Pesta gila-gilaan ini berakhir sekitar jam 11 malam. Aku sudah setengah sadar ketika Pak Joko menumpahkan maninya di wajahku, tulang-tulangku serasa berantakan. Indah sudah terkapar lebih dulu dengan tubuh bersimbah peluh dan ceceran sperma di dadanya, dari pangkal pahanya yang terbuka nampak cairan kewanitaan bercampur sperma yang mengalir bak mata air.
Sebelum tak sadarkan diri aku masih sempat melihat Taryo menyodomi Verna yang masih dalam gaun transparan yang sudah berantakan, tubuh keduanya sudah mandi keringat. Karena letih dan ngantuk aku pun segera tertidur tanpa kupedulikan jeritan histeris Verna maupun tubuhku yang sudah lengket oleh sperma. Besok paginya aku terbangun ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi dan aku hanya mendapati Indah yang masih terlelap di sebelah kiriku. Kuguncang tubuh Indah untuk membangunkannya.
“Gimana Dah.. puas semalem?” tanyaku .
“Gila gua dientotin sampe kelenger, barbar banget tuh dua orang, eh.. omong-omong pada kemana yang lain si Verna juga ga ada?”
“Ga tau juga tuh gua juga baru bangun kok, duh lengket banget mandi dulu yuk.. udah lengket gini” ajakku karena merasa tidak nyaman dengan sperma kering terutama di wajahku, rasanya seperti ada sarang laba-laba menempel di sana.
Baru saja keluar dari kamar, sayup-sayup sudah terdengar suara desahan, kuikuti asal suara itu yang ternyata dari kamar mandi. Kami berdua segera menuju ke kamar mandi yang pintunya setengah terbuka itu, kami tengok ke dalam dan melihat Verna dan kedua penjaga villa itu. Darahku berdesir melihat pemandangan erotis di depan kami, dimana Verna sedang dikerjai oleh mereka di lantai kamar mandi. Taryo sedang enak-enaknya mengocok senjatanya diantara kedua gunung bulat itu, sedangkan Pak Joko berlutut diantara paha jenjang itu sedang menyetubuhinya, air dan sabun membuat tubuh mereka basah berkilauan. Kedatangan kami sepertinya tidak terlalu membuat mereka terkejut, mereka malah menyapa kami sambil terus ‘bekerja’. Aku dengan tidak terlepas dari live show itu berjalan ke arah shower dan membuka kimonoku diikuti Indah dari belakang. Air hangat mengucur membasuh dan menyegarkan tubuh kami, kuambil sabun cair dan menggosokkannya ke sekujur tubuh Indah. Demikian juga Indah dia melakukan hal yang sama padaku, kami saling menyabuni satu sama lain.
Kami saling mengelus bagian tubuh masing-masing, suatu ketika ketika tanganku sampai ke bawah, iseng-iseng kubelai bibir kemaluannya sekaligus mempermainkan klistorisnya.
“Uuhh.. Ci!” dia menjerit kecil dan mempererat pelukannya padaku sehingga buah dada kami saling berhimpit.
Tangan Indah yang lembut juga mengelusi punggungku lalu mulai turun ke bawah meremas bongkahan pantatku. Darahku pun mengalir makin cepat ditambah lagi adegan panas Verna dengan kedua pria itu membuatku makin naik. Indah mendekatkan wajahnya padaku dan mencium bibirku yang terbuka karena sedang mendesah, selama beberapa menit bibir kami berpagutan. Kemudian aku memutar badanku membelakangi Indah supaya bisa lebih nyaman menonton Verna.
Aku melihat wajah horny Verna yang cantik, dia meringis dan mengerang menikmati tusukan Pak Joko pada vaginanya, sementara Taryo hampir mencapai orgasmenya, dia semakin cepat menggesek-gesekkan penisnya diantara gunung kembar itu, tangannya pun semakin keras mencengkram daging kenyal itu sehingga pemiliknya merintih kesakitan. Akhirnya menyemprotlah spermanya membasahi dada, leher dan mulut Verna. Mataku tidak berkedip menyaksikan semua itu sambil menikmati belaian Indah pada daerah sensitifku. Dengan tangan kanannya dia memainkan payudaraku, putingnya dipencet dan dipilin hingga makin menegang, tangan kirinya meraba-raba selangkanganku. Perbuatan Indah yang mengobok-obok vaginaku dengan jarinya itu hampir membuatku orgasme, sungguh sulit dilukiskan dengan kata-kata betapa nikmatnya saat itu.
Aku masih menikmati jari-jari Indah bermain di vaginaku ketika Taryo yang baru menyelesaikan hajatnya dengan Verna berjalan ke arahku, penisnya agak menyusut karena baru orgasme. Jantungku berdetak lebih kencang menunggu apa yang akan terjadi. Tangannya mendarat di payudara kiriku dan meremasnya dengan lembut sambil sesekali memelintirnya. Lalu dia membungkuk dan mengarahkan kepalanya ke payudara kananku yang langsung dikenyotnya. Aku memejamkan mata menghayati suasana itu dan mengeluarkan desahan menggoda. Lalu aku merasakan kaki kananku diangkat dan sesuatu mendesak masuk ke vaginaku. Sejenak kubuka mataku untuk melihat, dan ternyata yang bertengger di vaginaku bukan lagi tangan Indah tapi penis Taryo yang sudah bangkit lagi. Kembali aku disetubuhi dalam posisi berdiri sambil digerayangi Indah dari belakang. Tubuhku seolah terbang tinggi, wajahku menengadah dengan mata merem-melek merasakan nikmat yang tak terkira.
Hampir satu jam lamanya kami melakukan orgy di kamar mandi. Akhirnya setelah mandi bersih-bersih kami bertiga mencari udara segar dengan berjalan-jalan di kompleks sekalian makan siang di sebuah restoran di daerah itu. Setelah makan kami kembali ke vila dan mengepak barang untuk kembali ke Jakarta. Indah dan Verna keluar dari kamar terlebih dulu meninggalkanku yang masih membereskan bawaanku yang lebih banyak. Cukup lama juga aku dikamar gara-gara sibuk mencari alat charge HP-ku yang ternyata kutaruh di lemari meja rias. Waktu aku menuju ke garasi terdengar suara desahan dan ya ampun.. ternyata mereka sedang bermain ’short time’ sambil menungguku.
Indah yang celana panjang dan dalamnya sudah dipeloroti sedang menungging dengan bersandar pada moncong mobil, Pak Joko menyodokinya dari belakang sambil memegangi payudaranya yang tidak terbuka. Sementara di pintu mobil, Verna berdiri bersandar dengan baju dan rok tersingkap, paha kirinya bertumpu pada bahu Taryo yang berjongkok di bawahnya. Celana dalamnya tidak dibuka, Taryo menjilati kemaluannya hanya dengan menggeser pinggiran celana dalamnya, tangannya turut bekerja meremasi payudara dan pantatnya.
“Weleh.. weleh.. masih sempat-sempatnya lu orang, asal jangan kelamaan aja, ntar kejebak macet kita” kataku sambil geleng-geleng kepala.
“Tenang neng ga usah buru-buru, masih pagi kok, ini cuma sebentar aja kok” tanggap Pak Joko dengan terengah-engah.
Akhirnya setelah 15 menitan Pak Joko melepas penisnya dan memanggilku untuk bergabung dengan Indah menjilatinya. Aku tadinya menolak karena tak ingin make upku luntur, tapi karena didesak terus akhirnya aku berjongkok di sebelah Indah.
“Tapi kalo keluar lu yang isep ya Dah, ntar muka gua luntur” kataku padanya yang hanya dijawab dengan anggukan kepala sambil mengulum benda itu.
Sesuai perjanjian tidak lama kemudian Pak Joko menggeram dan cepat-cepat kuberikan penis itu pada Indah yang segera memasukkan ke mulutnya. Pria itu mendesah panjang sambil menekan penisnya ke mulut Indah, Indah sendiri sedang menyedot sperma dari batang itu, sepertinya yang keluar tidak banyak lagi soalnya Indah tidak terlalu lama mengisapnya.
“Yuk cabut, udah ga haus lagi kan Dah?” ujar Verna yang sudah merapikan kembali pakaiannya.
Kami naik ke mobil dan kembali ke kota kami dengan kenangan tak terlupakan. Dalam perjalanan kami saling berbagi cerita dan kesan-kesan dari pengalaman kemarin dan membicarakan rencana untuk mengerjai si Ratna yang hari ini absen.
Diposkan oleh khey di 00:02 Akibat Berenang Bugil Label: Pesta Seks 0 komentar
Hari itu, sekitar jam 12 siang, aku baru saja tiba di vilaku di puncak. Pak Joko, penjaga vilaku membukakan pintu garasi agar aku bisa memarkirkan mobilku. Pheew.. akhirnya aku bisa melepaskan kepenatan setelah seminggu lebih menempuh UAS. Aku ingin mengambil saat tenang sejenak, tanpa ditemani siapapun, aku ingin menikmatinya sendirian di tempat yang jauh dari hiruk pikuk ibukota. Agar aku lebih menikmati privacy-ku maka kusuruh Pak Joko pulang ke rumahnya yang memang di desa sekitar sini. Pak Joko sudah bekerja di tempat ini sejak papaku membeli vila ini sekitar 7 tahun yang lalu, dengan keberadaannya, vila kami terawat baik dan belum pernah kemalingan. Usianya hampir seperti ayahku, 50-an lebih, tubuhnya tinggi kurus dengan kulit hitam terbakar matahari. Aku daridulu sebenarnya berniat mengerjainya, tapi mengingat dia cukup loyal pada ayahku dan terlalu jujur, maka kuurungkan niatku.
“Punten Neng, kalau misalnya ada perlu, Bapak pasti ada di rumah kok, tinggal dateng aja” pamitnya.
Setelah Pak Joko meninggalkanku, aku membereskan semua bawaanku. Kulempar tubuhku ke atas kasur sambil menarik nafas panjang, lega sekali rasanya lepas dari buku-buku kuliah itu. Cuaca hari itu sangat cerah, matahari bersinar dengan diiringi embusan angin sepoi-sepoi sehingga membuat suasana rileks ini lebih terasa. Aku jadi ingin berenang rasanya, apalagi setelah kulihat kolam renang di belakang airnya bersih sekali, Pak Joko memang telaten merawat vila ini. Segera kuambil perlengkapan renangku dan menuju ke kolam.
Sesampainya disana kurasakan suasanya enak sekali, begitu tenang, yang terdengar hanya kicauan burung dan desiran air ditiup angin. Tiba-tiba muncul kegilaanku, mumpung sepi-sepi begini, bagimana kalau aku berenang tanpa busana saja, toh tidak ada siapa-siapa lagi disini selain aku lagipula aku senang orang mengagumi keindahan tubuhku. Maka tanpa pikir panjang lagi, aku pun melepas satu-persatu semua yang menempel di tubuhku termasuk arloji dan segala perhiasan sampai benar-benar bugil seperti waktu baru dilahirkan. Setelah melepas anting yang terakhir menempel di tubuhku, aku langsung terjun ke kolam. Aahh.. enak sekali rasanya berenang bugil seperti ini, tubuh serasa lebih ringan. Beberapa kali aku bolak-balik dengan beberapa gaya kecuali gaya kupu-kupu (karena aku tidak bisa, hehe..)
20 menit lamanya aku berada di kolam, akupun merasa haus dan ingin istirahat sebentar dengan berjemur di pinggir kolam. Aku lalu naik dan mengeringkan tubuhku dengan handuk, setelah kuambil sekaleng coca-cola dari kulkas, aku kembali lagi ke kolam. Kurebahkan tubuhku pada kursi santai disana dan kupakai kacamata hitamku sambil menikmati minumku. Agar kulitku yang putih mulus ini tidak terbakar matahari, kuambil suntan oilku dan kuoleskan di sekujur tubuhku hingga nampak berkilauan. Saking enaknya cuaca di sini membuatku mengantuk, hingga tak terasa aku pun pelan-pelan tertidur. Di tepi kolam itu aku berbaring tanpa sesuatu apapun yang melekat di tubuhku, kecuali sebuah kacamata hitam. Kalau saja saat itu ada maling masuk dan melihat keadaanku seperti itu, tentu aku sudah diperkosanya habis-habisan.
Ditengah tidurku aku merasakan ada sesuatu yang meraba-raba tubuhku, tangan itu mengelus pahaku lalu merambat ke dadaku. Ketika tangan itu menyentuh bibir kemaluanku tiba-tiba mataku terbuka dan aku langsung terkejut karena yang kurasakan barusan ternyata bukan sekedar mimpi. Aku melihat seseorang sedang menggerayangi tubuhku dan begitu aku bangun orang itu dengan sigapnya mencengkram bahuku dan membekap mulutku dengan tangannya, mencegah agar aku tidak menjerit. Aku mulai dapat mengenali orang itu, dia adalah Taryo, si penjaga vila tetangga, usianya sekitar 30-an, wajahnya jelek sekali dengan gigi agak tonggos, pipinya yang cekung dan matanya yang lebar itu tepat di depan wajahku.
“Sstt.. mendingan Neng nurut aja, di sini udah ga ada siapa-siapa lagi, jadi jangan macam-macam!” ancamnya
Aku mengangguk saja walau masih agak terkejut, lalu dia pelan-pelan melepaskan bekapannya pada mulutku
“Hehehe.. udah lama saya pengen ngerasain ngentot sama Neng!” katanya sambil matanya menatapi dadaku
“Ngentot ya ngentot, tapi yang sopan dong mintanya, gak usah kaya maling gitu!” kataku sewot.
Ternyata tanpa kusadari sejak berenang dia sudah memperhatikanku dari loteng vila majikannya dan itu sering dia lakukan daridulu kalau ada wanita berenang di sini. Mengetahui Pak Joko sedang tidak di sini dan aku tertidur, dia nekad memanjat tembok untuk masuk ke sini. Sebenarnya aku sedang tidak mood untuk ngeseks karena masih ingin istirahat, namun elusannya pada daerah sensitifku membuatku BT (birahi tinggi).
“Heh, katanya mau merkosa gua, kok belum buka baju juga, dari tadi pegang-pegang doang beraninya!” tantangku.
“Hehe, iya Neng abis tetek Neng ini loh, montok banget sampe lupa deh” jawabnya seraya melepas baju lusuhnya.
Badannya lumayan jadi juga, walaupun agak kurus dan dekil, penisnya yang sudah tegang cukup besar, seukuran sama punyanya si Wahyu, tukang air yang pernah main denganku (baca Tukang Air, Listrik, dan Bangunan).
Dia duduk di pinggir kursi santai dan mulai menyedot payudaraku yang paling dikaguminya, sementara aku meraih penisnya dengan tanganku serta kukocok hingga kurasakan penis itu makin mengeras. Aku mendesis nikmat waktu tangannya membelai vaginaku dan menggosok-gosok bibirnya.
“Eenghh.. terus Tar.. oohh!” desahku sambil meremasi rambut Taryo yang sedang mengisap payudaraku.
Kepalanya lalu pelan-pelan merambat ke bawah dan berhenti di kemaluanku. Aku mendesah makin tidak karuan ketika lidahnya bermain-main di sana ditambah lagi dengan jarinya yang bergerak keluar masuk. Aku sampai meremas-remas payudara dan menggigit jariku sendiri karena tidak kuat menahan rasanya yang geli-geli enak itu hingga akhirnya tubuhku mengejang dan vaginaku mengeluarkan cairan hangat. Dengan merem melek aku menjambak rambut si Taryo yang sedang menyeruput vaginaku. Perasaan itu berlangsung terus sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah Taryo melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cintaku.
Belum beres aku mengatur nafasku yang memburu, mulutku sudah dilumatnya dengan ganas. Kurasakan aroma cairan cintaku sendiri pada mulutnya yang belepotan cairan itu. Aku agak kewalahan dengan lidahnya yang bermain di rongga mulutku, masalahnya nafasnya agak bau, entah bau rokok atau jengkol. Setelah beberapa menit baru aku bisa beradapatasi, kubalas permainan lidahnya hingga lidah kami saling membelit dan mengisap. Cukup lama juga kami berpagutan, dia juga menjilati wajahku yang halus tanpa jerawat sampai wajahku basah oleh liurnya.
“Gua ga tahan lagi Tar, sini gua emut yang punya lu” kataku.
Si Taryo langsung bangkit dan berdiri di sampingku menyodorkan penisnya. Masih dalam posisi berbaring di kursi santai, kugenggam benda itu, kukocok dan kujilati sejenak sebelum kumasukkan ke mulut.
Mulutku terisi penuh oleh penisnya, itu pun tidak menampung seluruhnya paling cuma masuk 3/4nya saja. Aku memainkan lidahku mengitari kepala penisnya yang mirip helm itu, terkadang juga aku menjilati lubang kencingnya sehingga tubuh pemiliknya bergetar dan mendesah-desah keenakan. Satu tangannya memegangi kepalaku dan dimaju-mundurkannya pinggulnya sehingga aku gelagapan.
“Eemmpp.. emmphh.. nngg..!” aku mendesah tertahan karena nyaris kehabisan nafas, namun tidak dipedulikannya. Kepala penis itu berkali-kali menyentuh dinding kerongkonganku. Kemudian kurasakan ada cairan memenuhi mulutku. Aku berusaha menelan cairan itu, tapi karena banyaknya cairan itu meleleh di sekitar bibirku. Belum habis semburannya, dia menarik keluar penisnya, sehingga semburan berikut mendarat disekujur wajahku, kacamata hitamku juga basah kecipratan maninya.
Kulepaskan kacamata hitam itu, lalu kuseka wajahku dengan tanganku. Sisa-sisa sperma yang menempel di jariku kujilati sampai habis. Saat itu mendadak pintu terbuka dan Pak Joko muncul dari sana, dia melongo melihat kami berdua yang sedang bugil. Aku sendiri sempat kaget dengan kehadirannya, aku takut dia membocorkan semua ini pada ortuku.
“Eehh.. maaf Neng, Bapak cuma mau ngambil uang Bapak di kamar, ga tau kalo Neng lagi gituan” katanya terbata-bata.
Karena sudah tanggung, akupun nekad menawarkan diriku dan berjalan ke arahnya.
“Ah.. ga apa-apa Pak, mending Bapak ikutan aja yuk!” godaku.
Jakunnya turun naik melihat kepolosan tubuhku, meskipun agak gugup matanya terus tertuju ke payudaraku. Aku mengelus-elus batangnya dari luar membuatnya terangsang.
Akhirnya dia mulai berani memegang payudaraku, bahkan meremasnya. Aku sendiri membantu melepas kancing bajunya dan meraba-raba dadanya.
“Neng, tetek Neng gede juga yah.. enak yah diginiin sama Bapak?” Sambil tangannya terus meremasi payudaraku.
Dalam posisi memeluk itupun aku perlahan membuka celana panjangnya, setelah itu saya turunkan juga celana kolornya. Nampaklah kemaluannya yang hitam menggantung, jari-jariku pun mulai menggenggamnya. Dalam genggamanku kurasakan benda itu bergetar dan mengeras. Pelan-pelan tubuhku mulai menurun hingga berjongkok di hadapannya, tanpa basa-basi lagi kumasukkan batang di genggamanku itu ke mulut, kujilati dan kuemut-emut hingga pemiliknya mengerang keenakan
“Wah, Pak Joko sama majikan sendiri aja malu-malu!” seru si Taryo yang memperhatikan Pak Joko agak grogi menikmati oral seks-ku.
Taryo lalu mendekati kami dan meraih tanganku untuk mengocok kemaluannya. Secara bergantian mulut dan tanganku melayani kedua penis yang sudah menegang itu. Tidak puas hanya menikmati tanganku, sesaat kemudian Taryo pindah ke belakangku, tubuhku dibuatnya bertumpu pada lutut dan kedua tanganku. Aku mulai merasakan ada benda yang menyeruak masuk ke dalam vaginaku. Seperti biasa, mulutku menganga mengeluarkan desahan meresapi inci demi inci penisnya memasuki vaginaku. Aku disetubuhinya dari belakang, sambil menyodok, kepalanya merayap ke balik ketiak hingga mulutnya hinggap pada payudaraku. Aku menggelinjang tak karuan waktu puting kananku digigitnya dengan gemas, kocokanku pada penis Pak Joko makin bersemangat.
Rupanya aku telah membuat Pak Joko ketagihan, dia jadi begitu bernafsu memperkosa mulutku dengan memaju-mundurkan pinggulnya seolah sedang bersetubuh. Kepalaku pun dipeganginya dengan erat sampai kesempatan untuk menghirup udara segar pun aku tidak ada. Akhirnya aku hanya bisa pasrah saja disenggamai dari dua arah oleh mereka, sodokan dari salah satunya menyebabkan penis yang lain makin menghujam ke tubuhku. Perasaan ini sungguh sulit dilukiskan, ketika penis si Taryo menyentuh bagian terdalam dari rahimku dan ketika penis Pak Joko menyentuh kerongkonganku, belum lagi mereka terkadang memainkan payudara atau meremasi pantatku. Aku serasa terbang melayang-layang dibuatnya hingga akhirnya tubuhku mengejang dan mataku membelakak, mau menjerit tapi teredam oleh penis Pak Joko. Bersamaan dengan itu pula genjotan si Taryo terasa makin bertenaga. Kami pun mencapai orgasme bersamaan, aku dapat merasakan spermanya yang menyembur deras di dalamku, dari selangkanganku meleleh cairan hasil persenggamaan.
Setelah mencapai orgasme yang cukup panjang, tubuhku berkeringat, mereka agaknya mengerti keadaanku dan menghentikan kegiatannya.
“Neng, boleh ga Bapak masukin anu Bapak ke itunya Neng?” tanya Pak Joko lembut.
Saya cuma mengangguk, lalu dia bilang lagi, “Tapi Neng istirahat aja dulu, kayanya Neng masih cape sih”.
Aku turun ke kolam, dan duduk berselonjor di daerah dangkal untuk menyegarkan diriku. Mereka berdua juga ikut turun ke kolam, Taryo duduk di sebelah kiriku dan Pak Joko di kananku. Kami mengobrol sambil memulihkan tenaga, selama itu tangan jahil mereka selalu saja meremas atau mengelus dada, paha, dan bagian sensitif lainnya. Yang satu ditepis yang lain hinggap di bagian lainnya, lama-lama ya aku biarkan saja, lagipula aku menikmatinya kok.
“Neng, Bapak masukin sekarang aja yah, udah ga tahan daritadi belum rasain itunya Neng” kata Pak Joko mengambil posisi berlutut di depanku.
Dia kemudian membuka pahaku setelah kuanggukan kepala merestuinya, dia arahkan penisnya yang panjang dan keras itu ke vaginaku, tapi dia tidak langsung menusuknya tapi menggesekannya pada bibir kemaluanku sehingga aku berkelejotan kegelian dan meremas penis Taryo yang sedang menjilati leher di bawah telingaku.
“Aahh.. Pak cepet masukin dong, udah kebelet nih!” desahku tak tertahankan.
Aku meringis saat dia mulai menekan masuk penisnya. Kini vaginaku telah terisi oleh benda hitam panjang itu dan benda itu mulai bergerak keluar masuk memberi sensasi nikmat ke seluruh tubuh.
“Wah.. seret banget memeknya Neng, kalo tau gini udah dari dulu Bapak entotin” ceracaunya.
“Brengsek juga lu, udah bercucu juga masih piktor, gua kira lu alim” kataku dalam hati.
Setelah 15 menit dia genjot aku dalam posisi itu, dia melepas penisnya lalu duduk berselonjor dan manaikkan tubuhku ke penisnya. Dengan refleks akupun menggenggam penis itu sambil menurunkan tubuhku hingga benda itu amblas ke dalamku. Dia memegangi kedua bongkahan pantatku yang padat berisi itu, secara bersamaan kami mulai menggoyangkan tubuh kami. Desahan kami bercampur baur dengan bunyi kecipak air kolam, tubuhku tersentak-sentak tak terkendali, kepalaku kugelengkan kesana-kemari, kedua payudaraku yang terguncang-guncang tidak luput dari tangan dan mulut mereka. Pak Joko memperhatikan penisnya sedang keluar masuk di vagina seorang gadis 21 tahun, anak majikannya sendiri, sepertinya dia tak habis pikir betapa untungnya berkesempatan mencicipi tubuh seorang gadis muda yang pasti sudah lama tidak dirasakannya.
Goyangan kami terhenti sejenak ketika Taryo tiba-tiba mendorong punggungku sehingga pantatku semakin menungging dan payudaraku makin tertekan ke wajah Pak Joko. Taryo membuka pantatku dan mengarahkan penisnya ke sana
“Aduuh.. pelan-pelan Tar, sakit tau.. aww!” rintihku waktu dia mendorong masuk penisnya.
Bagian bawahku rasanya sesak sekali karena dijejali dua batang penis besar. Kami kembali bergoyang, sakit yang tadi kurasakan perlahan-lahan berubah menjadi rasa nikmat yang menjalari tubuhku. Aku menjerit sejadi-jadinya ketika Taryo menyodok pantatku dengan kasar, kuomeli dia agar lebih lembut dikit. Bukannya mendengar, Taryo malah makin buas menggenjotku. Pak Joko melumat bibirku dan memainkan lidahnya di dalam mulutku agar aku tidak terlalu ribut.
Hal itu berlangsung sekitar 20 menit lamanya sampai aku merasakan tubuhku seperti mau meledak, yang dapat kulakukan hanya menjerit panjang dan memeluk Pak Joko erat-erat sampai kukuku mencakar punggungnya. Selama beberapa detik tubuhku menegang sampai akhirnya melemas kembali dalam dekapan Pak Joko. Namun mereka masih saja memompaku tanpa peduli padaku yang sudah lemas ini. Erangan yang keluar dari mulutku pun terdengar makin tak bertenaga. Tiba-tiba pelukan mereka terasa makin erat sampai membuatku sulit bernafas, serangan mereka juga makin dahsyat, putingku disedot kuat-kuat oleh Pak Joko, dan Taryo menjambak rambutku. Aku lalu merasakan cairan hangat menyembur di dalam vagina dan anusku, di air nampak sedikit cairan putih susu itu melayang-layang. Mereka berdua pun terkulai lemas diantara tubuhku dengan penis masih tertancap.
Setelah sisa-sisa kenikmatan tadi mereda, akupun mengajak mereka naik ke atas. Sambil mengelap tubuhku yang basah kuyup, aku berjalan menuju kamar mandi. Eh.. ternyata mereka mengikutiku dan memaksa ikut mandi bersama. Akhirnya kuiyakan saja deh supaya mereka senang. Disana aku cuma duduk, merekalah yang menyiram, menggosok, dan menyabuniku tentunya sambil menggerayangi. Bagian kemaluan dan payudaraku paling lama mereka sabuni sampai aku menyindir
“Lho.. kok yang disabun disitu-situ aja sih, mandinya ga beres-beres dong, dingin nih” disambut gelak tawa kami.
Setelah itu, giliran akulah yang memandikan mereka, saat itulah nafsu mereka bangkit lagi, akupun kembali digarap di kamar mandi.
Hari itu aku dikerjai terus-menerus oleh mereka sampai mereka menginap dan tidur denganku di ranjang spring bed-ku. Sejak itu kalau ada sex party di vila ini, mereka berdua selalu diajak dengan syarat jangan sampai rahasia ini bocor. Aku senang karena ada alat pemuas hasratku, mereka pun senang karena bisa merasakan tubuhku dan teman-teman kuliahku yang masih muda dan cantik. Jadi ada variasi dalam kehidupan seks kami, tidak selalu main sama teman-teman cowok di kampus.
Diposkan oleh khey di 00:02 2Belas – Pilot Label: Pesta Seks 0 komentar
Senin, 30 November 2009
Bila ada orang yang memandang ke sebuah titik di tengah laut sana, akan terlihat sebuah pulau yang besar, terletak jauh dari pantai. Orang tidak akan bertanya-tanya pulau apakah itu, karena tidak terlihat ada tanda kehidupan di pulau itu. Tetapi jika ada orang yang melintas di atas pulau itu, akan terlihat sebuah dermaga dilanjutkan dengan jalan berliku, menembus hutan dan masuk ke tengah pulau tersebut. Jalan itu akan masuk ke sebuah gua, terus turun dan terhenti pada sebuah pintu baja besar, dengan kamera pengawas dan dikendalikan dari jarak jauh. Di balik pintu itu, terdapat ban berjalan yang dapat membawa orang-orang yang dapat masuk kedalam gua tersebut masuk lebih dalam lagi hingga tiba di ruangan yang ditata dengan selera tinggi seperti lobby hotel bintang lima. Dalam ruangan itu terdapat 13 pintu, dengan nomor 0 sampai 12 di atas masing-masing pintu tersebut. Dengan dilengkap dengan keypad pada masing-masing pintu, hanya orang yang mengerti sandi dari pintu tersebut yang dapat membukanya. Sekarang di dalam lobby tersebut ada 12 orang dengan topeng hitam yang menutupi mata mereka sehingga tidak ada yang bisa menebak siapa mereka sebenarnya. 12 orang itu mengenakan jubah mandi warna putih yang dibuat dari sutra. Mereka ditemani dengan 3 orang penjaga yang berbadan kekar, dengan raut muka yang menunjukan bahwa mereka bukan orang yang bisa diajak main-main dalam urusan ini. Salah seorang dari mereka menekan 12 digit nomor sandi di pintu dengan nomor 0, dalam sekejap pintu tersebut terbuka, dan mereka mempersilakan ke-12 orang tadi masuk diikuti oleh para penjaga. Ternyata ruangan yang ukurannya cukup besar sehingga 15 orang tersebut dapat berdiri dengan leluasa, adalah sebuah lif. Di dalam list tersebut ada tombol 0 sampai 12 diikuti dengan tombol A sampai E.
Lift tersebut kemudian berhenti ketika lampu pada angka 0 menyala. Dibalik pintu yang sekarang terbuka terlihat lorong terang. Di ujung lorong tersebut lagi-lagi terdapat pintu dengan keypad. Akhirnya, dua belas orang tersebut sampai ke dalam sebuah ruangan luas, di tengahnya terdapat 13 sofa mewah dengan nomor 0 sampai 12 di belakangnya, mengitari matras yang terlihat berkualitas paling baik. Di belakang kursi nomor 0 terdapat dua buah layar besar. Seseorang duduk di kursi nomor 0. Tubuhnya gempal, mukanya yang mengenakan topeng, tampak berparut. Ketiga penjaga tadi mempersilakan, 12 tamu tadi duduk sesuai dengan nomor yang tersemat di jas mereka. Setelah mereka duduk dengan nyaman di sofa mereka, baru mereka menyadari ada sesuatu di tengah matras yang ada di tengah mereka, diselubungi oleh kain hitam, dan bagi mereka yang awas, terlihat adanya sedikit gerakan di balik selubung hitam itu.
“Selamat malam, tuan-tuan sekalian, selamat datang di pulau kami.” pria yang duduk di kursi 0 akhirnya angkat bicara.
“Sesuai dengan pembicaraan kita sebelumnya, bahwa kami menjamin kerahasiaan, dari Anda semua, dan kami pun mengharapkan kemampuan Anda dalam menjaga rahasia ini.” lanjut pria itu. “Anda dapat memanggil saya Tuan 0 dan Anda juga dapat menggunakan nomor yang Anda dapatkan sebagai nama panggilan.”
“Ketiga orang di belakang saya ini, adalah orang yang dapat kita semua andalkan, agar semua keinginan kita semua dapat terlaksana dengan baik dan lancar.”
“Sebelum kita mulai dengan acara kita yang utama, perkenankan saya mengulang kembali hal-hal yang terkait dengan kelompok kita ini. Kelompok ini terdiri dari 12 orang, dengan ikatan anggota sepanjang 12 bulan. setelah 12 bulan, kita akan review apakah Anda semua masih dapat bergabung dengan kami, atau digantikan oleh calon anggota yang ada di daftar tunggu kami.”
“Setiap anggota dapat memilih target mereka masing-masing, sesuai dengan keinginan mereka, tanpa batasan status dan umur. Tapi tentu saja, target biasa dengan target public figure ataupun selebriti akan berbeda dari segi harga.”
“Setiap anggota dapat menggunakan fasilitas di ruangan yang ada di pulau kami ini, selama 30 hari, dan dapat menggunakan target mereka sesuka hati mereka, tanpa kecuali.”
Sebuah suara lirih terdengar dibalik selubung hitam itu, yang sekarang terlihat gemetar.
“Setelah waktu 30 hari habis, maka target akan menjadi hak milik kami, tertapi Anda tetap dapat menggunakan fasilitas yang tersedia bagi Anda selama 12 bulan.”
“Penggunaan target oleh semua anggota diperbolehkan, selama yang mengajak adalah anggota yang aktif pada bulan tersebut.
“Saya rasa, review singkat tersebut dapat diterima, mungkin ada pertanyaan dari Anda semua, sebelum kita mulai bisnis kita ini?”
12 orang tersebut hanya menganggukan kepala tanda mengerti, ada beberapa yang tampak tidak sabar untuk mengikuti acara selanjutnya.
“Baiklah jika Anda semua sudah mengerti.” Tuan 0 melanjutkan, “Tentu saja, kami tidak pernah hanya omong besar, tanpa memberikan bukti yang nyata. Sebagai tanda dimulainya bisnis kita ini, kami berikan sebuah sample dari apa yang akan Anda dapatkan dari kami.”
Tuan 0 melambaikan tangannya, dan salah satu pengawal tadi mendekat ke selubung tadi, lalu dengan cepat menariknya hingga semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut, yang diterangi dengan sangat terang tapi dengan suhu yang ideal, dapat melihat apa atau siapa yang ada di balik selubung tadi.
12 orang tadi terkesiap, beberapa diantara mereka bahkan langsung merasakan penis mereka mengeras melihat sosok wanita, yang masih begitu muda, dengan rambut halus tergerai, kulit yang putih lembut dan tampak terawat, mereka bahkan dapat mencium wangi tubuh wanita itu dari sofa mereka. Tanpa mengenakan selembar benang pun, wanita itu bersujud di tengah matras dengan tangan terikat ke belakang dengan borgol hitam, di lehernya melingkar kalung dari kulit warna hitam yang dilengkapi dengan lingkara-lingkaran dari logam. Payudaranya bergerak naik turun ketika tangis yang tadi ditahan semakin tidak terbendung. Wanita itu menundukan kepalanya, tapi dengan cepat tiap orang dari mereka dapat mengenali siapa dia. Tetesan air mata, tampak menetes jatuh dari pipi wanita itu tapi hanya menambah nafsu 12 orang tadi untuk segera mendekat.
“Saya lihat semua familiar dengan sample yang kami tawarkan, saya harap sample dapat lebih membuat Anda yakin bahwa investasi Anda tidak akan sia-sia.”
Mereka mengangguk, dan beberapa tersenyum lebar sambil mengacungkan jempol mereka.
“Target ini adalah permintaan khusus, dari klien kami, yang agak keberatan jika target masuk dalam lingkungan keluarga mereka dengan pernikahan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.”
Wanita itu hanya dapat menahan agar tangisannya tidak pecah lebih keras lagi dengan mengigit bibirnya.
“Karena ini adalah sample, tentu saja semuanya free of charge, tapi untuk dapat menentukan urutan dari Anda untuk dapat segera mendapatkan layanan dari kami, kami mohon Anda dapat memberikan jumlah uang muka yang dapat Anda serahkan untuk membayar jasa kami dalam mendapatkan target Anda. Harap diingat jumlah tawaran tidak dapat diubah, dan menentukan urutan Anda dalam mendapatkan target Anda.”
Penjaga tadi mengambil secarik kertas yang terlipat dan memasukan apa yang tertulis di masing-masing kertas tersebut pada komputer di bawah layar tadi. Dalam sekejap, terlihat urutan yang disusun berdasarkan besar tawaran dari mereka.
“Seperti Anda lihat, maka urutan final adalah, Tuan 7, Tuan 5, Tuan 9, Tuan, 8, Tuan 1, Tuan 2, Tuan 3, Tuan 11, Tuan 10, Tuan 4, Tuan 12, dan terakhir Tuan 6.”
Tuan 0 kemudian mengangkat telepon dan menunggu jawaban dari seberang sana.
“Selamat malam Tuan, kami disini sudah siap untuk mulai, apakah Tuan sudah siap menerima gambar dari kami?” Tuan 0 menunggu setelah itu mengangguk sambil berkata,”Tentu saja ini langsung Tuan, gambar akan Tuan terima dalam beberapa menit. Terima kasih.”
Dua orang pengawal yang tadi hanya berdiri, beranjak mengambil kamera video yang tampak berkualitas dan mengambil tempat di tepi matras sambil mulai mengambil gambar yang langsung terpancar ke layar besar tadi.
“Kamal, mulai!” perintah Tuan 0 pada penjaga yang menarik selubung hitam tadi.
Kamal mendekati wanita tadi yang tampak makin gemetar dan berusaha menyingkir, tapi kalah cepat karena tangan Kamal telah menjambak rambutnya dan membisikan kata-kata yang tampak tegas, yang membuat wanita gemetar ketika menganggukan kepalanya.
Perlu beberapa saat, yang dinanti dengan rasa tidak sabar dari 12 orang tadi , ketika wanita tadi mengangkat wajahnya dan memandang mereka. Suara yang keluar dari mulutnya penuh ketakutan.
“Nama saya Nia Ramadhani, umur saya 19 tahun, malam ini saya akan melayani Tuan semua, mohon ijinkan saya melayani Tuan semua.”
Pria yang dipanggil Tuan 6 langsung berdiri, dia tidak mau kehilangan kesempatan setelah tahu dirinya kalah dalam lelang urutan tadi, beberapa pria lain juga mengikuti dirinya. Tuan 6 langsung melepaskan jubahnya, dan menurunkan celana dalam yang dia kenakan. Penisnya mengacung dan bergoyang ketika ia melangkah diatas matras mendekati Nia. Nia memandang takut dan berusaha bangun menghindari Tuan 6, tapi terlambat, tangan Tuan 6 telah sampai dan mencengkeram kepalanya mengarahkan mulut Nia ke penisnya.
Nia Ramadhani
Nia memandang Tuan 6, mengharapkan dapat memohon belas kasihan, tapi ia hanya melihat sorot mata penuh nafsu, yang membuatnya membuka mulut dan menelan penis Tuan 6 yang terasa begitu keras memenuhi mulutnya. Nia membasahi batang penis itu dengan lidahnya, sembari menghisapnya perlahan. Ia memejamkan matanya.
“Lihat ke atas!” Tuan 6 menghardik.
Nia membuka matanya dan menatap dengan mata yang basah, sambil terus berusaha memuaskan pemilik penis yang bergerak keluar masuk di mulutnya itu. Nia melihat Tuan 6 tersenyum nikmat, menikmati setiap detik penis miliknya merasakan kehangatan mulut Nia.
Nia tersentak kaget ketika ia merasakan, tubuh lain menempel dipunggungnya, merabai punggungnya turun hingga pantatnya, kemudian meremas bongkahan pantat yang begitu kencang dan halus.
“Bener-bener kualitas nomor satu!” Nia mendengar suara pria lain yang berada di belakangnya. Hampir bersamaan, ia merasakan 2 orang pria mengapit dirinya, semuanya juga telanjang bulat, keduanya mengulurkan tangan mereka, mulai meremas buah dadanya yang ranum.
Nia mengerang lirih, hampir tak terdengar karena penis Tuan 6 yang makin cepat keluar masuk, ketika remasan itu dilanjutkan dengan pilinan di puting susunya, ia bergidik ketika merasakan mulut mereka menghisap dan menjilat puting susunya, yang tanpa kuasa mengeras dan mengacung.
“Ukurannya pas. Dan yang penting kencang!” pria di sebalah kanan Nia berkata, sambil terus menghisap sambil sekali-kali mengigiti puting susu itu hingga Nia kembali merintih.
Tuan 6 melihat mata Nia melebar ketika merasakan sebuah jari masuk kedalam belahan vaginanya. Ia berusaha melepaskan jari itu tapi tak berdaya, membuat Nia frustasi dan kembali melelehkan air mata. Nia merasakan, vaginanya mulai lembab, lalu menjadi licin membuat jari itu dapat leluasa bergerak masuk kedalam dan merangsang lebih dalam lagi.
Nia masih memandang Tuan 6 ketika ia melihat Tuan 6 memandang ke pria yang ada di belakangnya, sambil menganggukan kepala. Tangan Tuan 6 memegang kepala Nia, menahannya ketika ia melangkah mundur kebelakang. Sementara pria di belakang Nia memegangi pinggulnya, dan kedua pria lain yang ada di sisinya menahan pundaknya. Nia sekarang dalam posisi doggy style ditahan pada bagian bahu oleh 2 pria tadi. Pria di belakang tadi membuka kaki Nia, meremas pantatnya, dan menempelkan kepala penisnya ke bibir vagina Nia yang terlihat berkilat. Nia mengerang, meronta dan memohon, dengan mulut dipenuhi oleh penis Tuan 6, ia merasakan kepala penis yang sama kerasnya dengan yang ada di mulutnya, mulai membuka jalan masuk ke dalam liang kewanitaannya.
“Shit, sempit banget! Padahal dia udah gak perawan kayaknya.” suara di belakang Nia kembali terdengar sambil terus mendorong penisnya.
Tubuh Nia mengejang ketika penis itu akhirnya menang, ia merasakan ngilu bercampur sakit ketika dengan gerakan kasar penis itu mulai bergerak menyetubuhinya. Nia mendengar dengusan ketika pria itu menghentakan penisnya, keluar dan masuk, membuat tubuh Nia terdorong. Sebuah tangan meremas tangan kiri Nia sementara satu tangan lagi menahan pinggulnya, membuat tubuh Nia tetap dalam posisi doggy style walaupun sudah tidak ada yang memegangi pundaknya. Kedua pria tadi kembali menikmati buah dada Nia yang sekarang tergantung di depan mata mereka.
“Ayo lanjutkan!” Tuan 6 menghardik Nia yang berhenti menghisap penisnya ketika rasa sakit menyerang bagian bawah tubuhnya tadi.
Pria lain yang menunggu giliran, semuanya telah melepaskan jubah masing-masing dan mengusapi penis mereka yang sudah tegang, dengan tidak sabar menunggu giliran memandang pemandangan yang sangat merangsang dimana artis yang biasa mereka lihat di sinetron sekarang tengah mengejang dan mengerang melayani empat orang pria yang tanpa ampun menikmati setiap senti dari tubuhnya.
Dua pengawal tadi terus mengambil gambar dari sudut yang terbaik, yang langsung terpancar ke dua layar besar, yang sekarang sedang diamati oleh Tuan 0. Bunyi telepon hampir tak terdengar karena suara erangan 2 pria yang sedang merasakan kenikmatan dunia melalui tubuh Nia terdengar memenuhi ruangan itu. Tuan 0 mengangkat dan mendengarkan sambil tersenyum senang.
“Kami hanya memberikan yang terbaik saja Tuan, dan kami sudah membuktikan bahwa dana yang kami butuhkan untuk melaksanakan semua ini, tentu masih kecil dibandingkan dengan apabila dia masuk dalam keluarga Tuan dan mendapat bagian dari kekayaan Tuan.” jawab Tuan 0, “Terima kasih Tuan, selamat menikmati show kami ini, dan jika Tuan membutuhkan copynya, kami siap membantu.”
Tuan 0 tersenyum sambil menutup teleponnya. Layar monitor di samping tempat duduknya, berkedip dan terlihat informasi masuknya dana ke dalam rekening pribadinya, dengan jumlah digit lebih dari 9. Sementara di tengah matras, Tuan 0 tampak sudah tidak tahan untuk memuntahkan cairan cintanya ke dalam mulut Nia yang terus-menerus menghisap, menjilat dan bergerak merangsang penisnya yang dari tadi terus berkedut menahan orgasme. Sementara pria di belakang Nia, sekarang memegangi kedua tanngan NIa dan semakin brutal mendorong penisnya ingin memasukan penis miliknya sedalam mungkin kedalam liang kenikmatan itu. Rangsangan pada buah dada serta hentakan dan gesekan penis pada clitoris Nia, membuat Nia berkeringat, tubuhnya bergetar merasakan gelora yang mulai tak kuasa lagi dibendungnya. Ia meronta-ronta ketika gelora itu makin memuncak dan akhirnya Nia melengking ketika orgasme menghajar vaginanya, dan terus naik keseluruh tubuhnya membuatnya menggelepar dalam pegangan pria yang terus menyetubuhinya, seakan sedang berlomba ingin menyusulnya meraih orgasme yang dahsyat. Tuan 6 mengerang sambil menahan kepala Nia hingga penisnya masuk hingga kepala penisnya bisa merasakan gerakan otot tenggorokan Nia yang meronta-ronta ketika sperma menyembur dan langsung masuk ke dalam tenggorokan Nia.
Mata Nia membelalak memohon agar Tuan 6 melepaskan pegangannya tapi tanpa hasil sementara, hentakan di vaginanya kembali membawa dirinya diambang orgasme yang kedua, bersamaan dengan dengusan pria itu, Nia kembali tersapu orgasme yang lebih besar dan beruntun tanpa ampun. Kepalanya langsung tersungkur ke matras, ketika pria di belakangnya melepaskan pengangan tangannya. Nafas Nia tersengal-sengal, tubuhnya bergetar, vaginanya terasa ngilu setelah semua kenikmatan yang barusan ia terima secara beruntun. Tuan 6 dan pria tadi tersenyum puas, dan menghempaskan tubuh mereka ke sofa mereka masing-masing. Melihat dua pria yang tadi mengerjai buah dada Nia, membalikkan tubuh Nia hingga terlentang sekarang.
“Jangan… saya mohon, sakit… hentikan…” Nia berusaha menjauh ketika kakinya dibuka lebar oleh Tuan 4, sementara penis Tuan 8 sudah mengacung di depan mulutnya.
“Buka!” perintah Tuan 8
Nia membuka mulutnya yang terasa begitu kaku, setelah dipakai oleh Tuan 6, tapi Tuan 8 tidak peduli, dan langsung menggerakan kepala Nia membuat mulut Nia kembali menelan penis milik pria yang belum pernah ia kenal sebelumnya. Tuan 8 menggeram nikmat ketika ia akhirnya merasakan kehangatan mulut Nia dengan lidahnya yang menyapu setiap bagian dari penisnya dengan begitu lembut. Tangan Tuan 8 terus meremasi buah dada Nia yang terlihat memerah. Sementara itu Tuan 4 menahan pinggul Nia ketika mulai melesakkan kepala penisnya kedalam vagina Nia.
“Neegghh, eeeghhh… hhhggkk…” Nia mengerang ketika penis itu menembus tubuhnya lagi, dan mulai merangsang vaginanya lagi.
Tuan 4 mengangkat kaki Nia hingga penisnya bisa masuk lebih dalam dan merasakan jepitan otot vagina yang meremas batang penisnya membuat ia mengerang nikmat. Kedua pria itu bergerak makin cepat, karena dari tadi mereka sudah menahan nafsu mereka dan ingin segara merasakan puncak kenikmatan dunia bersama artis yang tanpa perlawanan melayani mereka. Sama seperti mereka, Nia pun mengalami dorongan seksual yang kian lama kian memuncak dan untuk ketiga kalinya tubuhnya meledak dalam orgasme bersamaan dengan semburan hangat dari penis Tuan 4 di dalam vaginanya. Dua manusia berbeda umur dan kelamin itu mengerang dalam kenikmatan seksual yang sama sebelum akhirnya lemas.
Tuan 4 bangkit dan menuju sofanya, sementara tempatnya digantikan oleh Tuan 8 yang sudah puas menikmati mulut Nia. Tapi hanya sesaat Nia dapat menutup mulutnya karena sepasang kaki sudah ada dihadapannya, diikuti dengan turunnya batang penis lain depan mulutnya. Delapan pria berikutnya bergantian menikmati mulut dan vagina Nia, tanpa mempedulikan, erangan Nia, serta tangisan yang memohon mereka untuk berhenti sejenak agar dia bisa mengistirahatkan tubuhnya yang terasa remuk redam dihajar oleh begitu banyak penis dan merasakan orgasme yang tiada henti. Kenikmatan orgasme itu sudah hilang digantikan oleh rasa ngilu setiap kali tubuhnya mengejang. Tuan 2 sedang menikmati goyangan pantat Nia yang sedang duduk diatasnya, berusaha segera mengakhiri siksaan itu, ketika Tuan 6 kembali bangkit, dengan penis yang sudah tegak berdiri. Tuan 6 merasa tidak puas sebagai satu-satunya orang yang tidak merasakan nikmatnya vagina Nia, mendorong Nia hingga dadanya menempel dengan dada Tuan 2. Nia menjerit panik ketika kedua tangan Tuan 6 membuka belahan pantatnya dan merasakan ibu jari Tuan 6 di lubang anusnya.
“Jangan, jangan, jangan disitu, jangan saya mohon. Jangan Tuan, jangaaakkhhh, hhhgggkkkk, aaaakkkkhhh, sakiiihhhkkk…” Nia menjerit kesakitan ketika Tuan 6 mendorong penisnya masuk ke lubang anus miliknya yang selama ini belum penrah dimasuki oleh apapun.
Lolongan Nia, disambut seringai dari semua pria yang ada di ruangan itu, sebagian menyemangati Tuan 6 agar terus mendorong. Tuan 2 mengerang nikmat karena Nia yang mengejan, menahan penis Tuan 6 membuat vaginanya meremas batang penisnya dengan begitu nikmat. Lengkingan Nia terputus ketika akhirnya penis Tuan 6 berhasil menerobos masuk dan terus mendorong hingga seluruh batang penis itu masuk ke dalam anus Nia. Dua pria itu kemudian mulai bergerak bersamaan, sementara Nia menjerit setiap mereka bergerak keluar masuk tubuhnya. Gerakan itu melambat ketika Kamal mendekati Nia, sambil membawa sebuah handphone. Ia berbisik pada telinga Nia, sambil menjambak rambutnya hingga Nia bisa melihat nomor yang ia tekan dan berbicara pada handphone tersebut.
Nia terlihat menggigit bibirnya ketika terdengar nada sambung dari speaker handphone tersebut.
“Halo, halo? Nia? Kamu dimana sayang? AKu hubungi beberapa hari ini gak pernah bisa. Halo? Halo?” suara pria terdengar dari speaker handphone tersebut.
“Hhkk..Mas Ardi..hhkk, aku gahk apa apa mas.. hkk..” Nia berkata sambil menahan hentakan Tuan 6 dan Tuan 2 yang terus menyetubuhinya.
“Kamu dimana sayang, halo? Kamu kenapa? Suara kamu kok beda… Sayang?”
“Mas Ardi, aku gak bisa bersama mas lagihhhkk, tolong lupakanhhkk aku mas.. Aku gak bisahh hggghhkk, mendampingi masshhkkk…”
“Apa maksud kamu, aku gak ngerti, papa sudah tanya kamu ter…”
“Lupakaan aku mass, lupakannn, aaahkk akggkkkk…”
Kamal menekan tombol untuk memutuskan hubungan. Melihat itu Tuan 2 dan Tuan 6 kembali menghentak dengan brutal untuk segera mengakhiri persetubuhan itu. Dan tak lama kemudian, kedua pria itu mengerang bersamaan, ketika mereka menumpahkan semua cairan cinta mereka ke dalam tubuh Nia. Nia hanya tersungkur, dengan nafas berat, matanya melihat kedua pria tadi duduk di soaf mereka masing-masing sambil tersenyum puas. Kepala Nia berputar, sebelum akhirnya ia pingsan kelelahan. Tuan 0 menepukan kedua telapak tangannya tanda kagum dengan pertunjukan yang baru ia saksikan. Kedua penjaga tadi membereskan kamera masing-masing dan kemudian membantu Kamal mengangkat tubuh Nia keluar ruangan.
“Kami ucapkan terima kasih atas apresiasi Tuan semua pada sample kami yang kami yakin sangat memuaskan bagi Tuan semua.” kata Tuan 0 ketika tubuh Nia sudah dibawa keluar dari ruangan itu. “Berikutnya Kahar akan membagikan amplop yang berisikan sandi untuk masuk ke ruangan yang sudah disediakan bagi Tuan semua. Tuan semua dapat mempergunakan ruangan itu kapan saja, selama masih menjadi anggota kami. Kami persilakan menggunakan cara yang tertera untuk dapat menghubungi kami, sehingga kami dapat menyediakan transportasi dari tempat Tuan ke pulau ini. Kami siap 24 jam untuk dihubungi oleh Tuan semua.”
12 pria tadi tersenyum menerima amplop yang dibagikan oleh Kahar.
“Kami rasa presentasi kami cukup jelas, kami menunggu kabar dari Tuan 7 mengenai target yang diinginkan, sehingga kami bisa mempersiapkannya dengan baik.”
Tuan 7 menganggukan kepala dan berjanji akan mengabari secepatnya. Akhirnya didampingi oleh tiga pengawal tadi, 12 pria tadi keluar ruangan meninggalkan Tuan 0 sendirian. Tuan 0 tersenyum puas dengan apa yang baru saja terjadi dan ia yakin rencana dirinya itu akan sukses besar dan ia dapat segera mencapai apa yang dia inginkan. Dengan cepat dan mudah. Nia membuka matanya, berusaha melihat sekelilingnya, sebelum akhirnya sadar ia ada di dalam sel tempat ia disekap selama ini. Tanganya masih terborgol kebelakang, bahu kanannya sakit karena menahan tubuhnya selama ia pingsan. Tubuh Nia sudah bersih dan harum kembali. Ia berbaring di atas matras kecil di dalam sebuah sel berukuran 5 x 5 meter. Ketika Nia sedang merenungi nasibnya, ia mendengar langkah kaki mendekat. Ia mengangkat kepalanya dan melihat Tuan 0 beserta tiga pengawalnya ada di depan pintu sel.
“Selamat malam Nia, Aku rasa tidur selama 24 jam cukup bagi kamu kan.”
“Lepaskan saya, saya mohon, apa salah saya?”
“Berapa lama waktu yang kalian butuhkan mengajari dia jadi seperti kemarin?” tanya Tuan 0 pada Kahar.
“5 hari Bos.” jawab Kahar.
“Bagus, aku puas dengan hasil kerja kalian, sehingga presentasi kemarin bisa berjalan dengan lancar.” kata Tuan 0. “Aku rasa kalian pantas mendapatkan hadiah tambahan.”
Ketiga pengawal itu tersenyum lebar, salah satu dari mereka membuka kunci pintu sel itu lalu masuk mendekati Nia, diikuti oleh dua temannya. Nia berusaha bangkit dan menjauh dari mereka ketika mendengar pintu sel tadi berdentang menutup. Tuan 0 berjalan menuju lift sambil mendengarkan jeritan Nia yang meminta tolong dan memohon ampun pada ketiga pengawalnya yang tertawa ketika menikmati hadiah yang baru ia berikan.
By: Angelic Slut
Sumber : 2Belas
Diposkan oleh loversdee di 18:18 Binalnya Istriku Label: Pesta Seks, Tukar pasangan, Umum 0 komentar
Sabtu, 28 November 2009
Nana
Akhirnya kuselesaikan juga tugas dinasku selama empat bulan penuh di Australia. Aku pulang mem-bawa setumpuk laporan hasil kerja yang nantinya kuserahkan pada boss. Beruntung tadi malam aku masih sempat jalan jalan di pusat kota Perth dan tak lupa mengunjungi sex shop terbesar disana seperti yang dipromosikan teman teman. Kubeli beberapa sextoys dan puluhan dvd bokep sebagai cenderamata buat istri tercinta dan beberapa kolega. Harganya relative lebih murah dibanding beli di dalam negeri. Pukul enam pagi waktu setempat aku terbang kembali ke negeri tercinta. Setelah transit di beberapa bandara akhirnya jam empat sore aku mendarat dibandara A Yani. Setelah kudapatkan semua barang bawaanku, aku selekasnya beranjak keluar. Kulihat istriku berdiri di ujung koridor. Mengenakan kaus ketat tanpa lengan yang dipadu blouse mini setengah paha membuat ia terlihat sangat cantik dan meng gairahkan. Ada sebatang rokok tergamit di jarinya. Kami berpelukan sejenak melepas setumpuk kerinduan. Lalu kukecup bibirnya. Setelah itu aku bermaksud mengajaknya pulang.
“ Kenalin dulu, Ko! ini Edo….” Ujar istriku menunjuk pada seorang pria muda yang berdiri tepat disisinya, sembari menghisap dalam dalam rokok A mild mentholnya.
“ Jay…” kataku sambil mengulurkan tangan.
“ Edo” balasnya.
“ Jemput siapa nih, Do?”
“ Justru gue lagi nunggu jemputan, Bro…. Sejak tadi gue kontak kantor cabang tapi engga nyambung terus. Linenya lagi rusak kali “
“ Dimana sih tujuan elu?”
Dia menyebut sebuah kantor di jalan Gajah Mada.
“ Kebetulan itu searah dengan kami…. Mau ikut?” aku menawarkan diri.
Edo setuju lalu kami berjalan menuju tempat parkir. Sepanjang perjalanan selama yang memakan waktu kurang lebih duapuluhan menit kami saling ngobrol saling mengakrabkan diri. Ia ternyata dari Indonesia Timur. Seorang manager pada sebuah perusahaan pembiayaan yang berpusat dikotaku ini. Meski warna kulitnya hitam keling namun terlihat wajahnya sangat ramah dan bersahabat. Ia tidak ganteng tapi cukup menarik. Edo bilang kalau dua tiga tahun sekali ia harus terbang kekantor pusat untuk memberi laporan hasil pekerjaannya dikantor cabang di NTT sana. Kuturunkan dirinya tepat di depan gedung yang ditujunya. Dan sebelum berpisah kami sempat bertukar nomor hape. Kemudian aku meneruskan perjalanan kerumah.
“Kayaknya sekarang kamu banyak berubah deh Say….” Ujarku.
“Maksud Koko?” tanyanya sembari mengerinyitkan dahi.
Lalu aku sampaikan padanya kalau dulunya istriku tidak suka mengenakan pakaian yang sexy ditempat umum kecuali di acara pesta. Dulu ia juga bukan pecandu rokok. Dan dulu ia kurang welcome dengan orang asing tapi tadi kayaknya ia begitu cepat akrab dengan Edo seperti sudah kenal bertahun tahun saja.
“ahh…Koko terlalu sensi saja…. Tapi bolehkan kalau aku sedikit merubah gaya?” tanyanya sembari menghembuskan asap rokoknya yang segera terhisap keluar lewat celah jendela mobil yang sedikit dibuka.
“Iya engga apa apa toh, Say! Aku malah tambah suka koq! Kamu jadi terlihat semakin sexy dan menggemaskan aja sekarang! Oh ya…. Ayo cerita dong petualanganmu selama kutinggal!”
Kemudian dengan polos Nana menceritakan semuanya. Bagaimana ia dikerjai disebuah ruang karaoke, lalu pengalaman bercinta dengan Mark, lalu pengalaman berthreesome bersama Mark dan istrinya. Dan beberapa petualangan lain. Saat menyimak pengalaman istriku bukannya aku menjadi jealous malahan aku menjadi begitu horny. Sudah tidak waraskah diriku???.
Begitu sampai di rumah, aku selekasnya menarik masuk Nana kedalam kamar. Saat itu aku benar benar sedang kasmaran. Kudekap dirinya. Menciumi bibirnya lehernya dan sepanjang lekuk tubuhnya. Satu persatu kupereteli pembalut ditubunya hingga ia telanjang bulat. Kubalikkan tubuhnya. Kulingkarkan tangan pada pinggangnya lalu kuciumi punggungnya. Ia meraih tanganku untuk mengajakku berbaring diranjang. Kuusap usap pipinya , dagunya lalu kuraba lekuk payudaranya yang sangat montok dan kencang. Nana meraih bajuku kemudian melepasinya. Ia mulai menciumi dadaku yang sedikit ditumbuhi bulu. Kami bergulingan di atas ranjang….. saling menyentuh, menjilati, dan menghisap. Aku berguling diatas tubuhnya lalu menyurukkan muka tepat di selangkangannya. Kuamati vaginanya telah basah memerah dan menganga lebar penuh hasrat birahi. Kujulurkan lidah kedalam, menggerakannya berkeliling, dan menggetarkan dinding dinding vaginanya. Saat kugelitikkan lidahku Nana melengkungkan punggung penuh rasa nikmat dan kulakukan terus menerus sampai lendir birahinya membanjir keluar. Kutindih tubuhnya sambil melesakkan batang kemaluan yang sudah sangat tegang itu kedalam liang syurgawinya. Kugerakkan pinggul naik turun dengan sangat cepat seperti sedang kesetanan saking ka ngennya diriku padanya. Aku terus memompa seperti gerakan sebuah piston main lama makin cepat. Nana mencapai puncaknya sambil mengangkat pinggulnya keatas. Ia dekap erat erat diriku seolah olah sangat takut kehilangan. Selanjutnya ia dekatkan mulutnya ke batang kemaluanku. Ia keluar masukkan dengan sangat gemas. Ia juga menghisapinya dengan rakus. Sebelum aku mencapai klimaks, kutarik tubuhnya dan menempat kannya diatasku. Ia mengggoyangkan pantatnya maju mundur seperti sedang menggilas pakaian. Saat itu ia tanpa sadar merendahkan tubuhnya kedepan sehingga aku dapat membenamkan mukaku kedalam belahan payudaranya dan dengan bebas dapat menghisap putingnya.
Istriku terus bergerak. Aku juga mengehentak hentakkan pinggul dari bawah. Sangat liarrrrr….. sampai tubuh kami bergetar dan bersama sama memancarkan cairan orgasme.
Kami beristirahat sebentar saling ngobrol sambil merokok. Kuminta istriku bercerita lagi tentang petua langan asmaranya dengan pria pria lain. Ada setidaknya enam orang lelaki yang pernah berkencan dengannya. Wuih! Ternyata istriku menjadi pecandu seks juga sekarang. Hanya dalam waktu empat bulan saja. Dan kembali aku menjadi sangat terangsang saat mendengarkannya. Penisku yang semula loyo berangsur mulai menengang dan mengeras. Kami saling merapatkan bibir, berpagutan, saling meraba dengan tingkat perangsangan lembut. Kugelitik payudaranya dan menghisapi putingnya. Aku terus meremas dan merangsang buahdadanya sampai putingnya berdiri mengeras. Lalu beralih pada selakngannya. Kulumat dan kucumbu bagian tubuhnya yang sangat kurindukan siang malam selama empat bulan. Bulu bulu kemaluannya yang tumbuh lebat masih terawat dengan baik. Aroma khas vaginanya juga masih menjadi bau yang menya lakan nafsu birahiku. Liangnya sudah merekah bagai kelopak bunga tampak becek dan sangat licin karena lendir cintanya yang deras mengalir keluar. Kukitari bibir liang itu beberapa saat sebelum ku gelitiki klitorisnya dengan ujung lidah.
“ Ooooh! Ayolah, Koooo! “ ujarnya penuh tuntutan.
Kutarik tubuhnya membuatnya merangkak membelakangiku. Kubenamkan penisku dari belakang. Zakarku menepuk nepuk pantatnya setiap kali aku memompa vaginanya. Kunikmati denyutan denyut an dinding vaginanya yang membuat tusukanku bertambah nikmat ribuan kali. Nana terus mendesah. Setiap kali ia mendesah lebih keras aku mendorong penisku lebih dalam. Aku mengakhiri perjalanan birahinya dengan sebuah desakan kuat dan sedalam dalamnya.
“ Aaaaaagggggggccc…!” Nana memekik penuh kepuasan.
Kutarik tubuhnya ketepi ranjang. Menelentangkan disana. Lalu kunaikkan kakinya keatas bahuku. Dalam posisi berdiri kumauki vaginanya kembali. Nana menggoyangkan pinggulnya secara mendatar setiap kali aku mendorong batang kemaluanku. Semakin lama goyangannya semakin menghentak hen-tak. Liang senggamanya memang luarbiasa nikmatnya sehingga aku ingin menikmatinya semalaman. Namun karena sudah sangat terangsang akhirnya kami sama sama menjerit penuh ketegangan disertai memancarnya lendir orgasme kami dalam waktu yang hampir bersamaan.
****************************
Dua hari kemudian…..
Edo
Siang itu Nana menelpon saat aku sedang menyelesaikan laporan di kantor. Tidak seperti biasanya. Pasti ada hal yang special pikirku. Ternyata memang benar adanya.
“ Ko….. tadi Edo kontak ke hapeku. Ia bilang kalau pesawatnya dicancel sampai besok sore… Dia juga bilang lagi kesulitan mencari hotel untuk sekedar transit……… Kalau…………”
“ kita suruh ia nginap dirumah aja bagaimana, itu khan maksud elu?” potongku.
“ Iya…ya Ko….… kasihan khan kalau ia bener bener ga dapat hotel?” jawab istriku yang tiba tiba menjadi sangat perhatian.
“ Kasihan dia apa kasihan kamu, Na? Apa kamu pingin nyoba pisang hitam panjang nih?”
“ Engga…engga! Masa Koko berpikir begitu sih?……Gimana Ko, boleh engga Edo kita suruh nginap dirumah?” kata istriku terus membujuk.
Akhirnya aku menyerah juga.
“ Ya bolehlah kalau kamu emang menyukainya”
“ Kamu memang suami yang luarbiasa Kooo……! Trim’s ya….. I love you! Cup! Cup!Cup!”
Lalu telephone diputus. Saat itu jam satu lewat duapuluh menitan. Akupun sibuk meneruskan pekerja anku. Sekitar jam empat mendadak aku pingin nelpon ponsel istriku sekedar menyapanya. Tapi sedang tidak diaktifkan. Kucoba beberapa kali namun tetap tidak bisa. Lalu kucoba menghubungi kantornya . Kebetulan aku sudah mengenal operator yang bertugas saat itu.
“ Hallo Shanti! Nana ada?”
“ Engga tuh Mas Jay. Hari ini doi cuman dating lalu berpamitan mau jenguk famili yang sakit”
Hah? Family sakit? Apa pula ini??? Aneh…….!
“ apa engga jalan bareng toh Masss?” Tanya Shanti sedikit ragu.
“ Engga sih Shan… gue lagi sibuk dikantor…..okey gitu dulu, Shan……….. thank’s yaaaa”
Lalu kuputuskan kontak.
Sialan! Bener bener istriku jadi binal! Pasti ia telah bersama Edo seharian ini. Atau mungkin sejak kemarin.
“ Dasarrrr wanita gatel!” Omelku dalam hati.
Membayangkan keduanya lagi bercinta membuat aku terangsnag sendiri sehingga kucoba mempercepat pekerjaanku yang masih setumpuk. Namun baru jam setengah tujuh malam aku bisa merampung kannya.. Secepat kilat kupacu mobilku menuju rumah. Dibenakku hanya ada keiginan untuk melaku-kan three some dengan istriku dan Edo Hari sudah mulai gelap saat aku sampai. Teras rumahku sudah terang benderang oleh temaramnya lampu yang dinyalakan. Nana keluar menyambutku. Ia menyapaku dengan senyuman yang sangat manis dan manja. Kami berciuman sejenak sebelum kutarik masuk tubuhnya. Saat itu ia hanya mengenakan gaun tidur model kimono dari bahan satin yang dihiasi renda renda dibagian dadanya. Putingsusunya tampak menyembul dan tercetak jelas pada gaun itu sehingga dengan mudah kutebak kalau ia tidak mengenakan pakaian dalam. Masih tersisa peluh didahinya seba-gaimana seseorang yang habis berolah raga atau bekerja keras.
“ Habis kerjaaa keras nih!” sindirku.
“ AH! Koko bisa aja” sahutnya dengan pipi yang tersipu.
“ Edo dimana, Na?”
“ Kayaknya lagi mandi….”
Kutarik tangannya menuju sofa yang ada di ruangan tengah. Mengajaknya berciuman sebentar sebelum kulanjutkan bertanya,
“lelaki itu hebat, Na?”.
Ia tidak menjawab hanya membeliakkan mata kearahku.
“Berapa kali kamu dapat klimaks? Enam delapan?” sambungku yang juga tidak dijawabnya.
Kembali kulumat bibirnya dan mulai menggerayangi bagian dadanya. Nana menolak dengan halus karena ia ingin aku mandi terlebih dahulu sementara ia akan menyiapkan makan malam. Aku setuju. Selesai mandi aku keluar menuju ruang tengah dengan mengenakan kimono mandi dan celana dalam saja. Edo dan istriku sudah ada dimeja makan menungguku. Kemudian kami bersantap malam sambil berbincang bincang mengenai banyak topic. Setlah selesai Nana memunguti piring piring kotor untuk dibawanya kedapur sementara aku dan Edo melangkah ke ruang tengah. Aku duduk di sofa panjang sedang ia duduk disofa single diseberangku.
“ Bagaimana istriku, Do?” tanyaku dengan nada sengaja kupelankan agar tidak terdengar oleh Nana yang masih sibuk mencuci piring.
“ Luar biasa, Jay! Elu bener bener suami yang sangat beruntung punya bini secantik dia…. “
“ Berapa kali kalian melakukannya?”
“ Mungkin lima atau enam kali aku engga ingat… soalnya “V” bini elu sungguh sangat nikmat kenyal dan pulennnn…. Belum lagi servicenya yang benar benar luarbiasaaa…. Aku jadi ketagihan berat padanya!”
“ Sialan kalian! Lagi ngomongin gue yaaa!” omel Nana yang mendadak telah berdiri di sisiku. Ia lalu kutarik duduk di sebelahku.
“ Edo bilang aku suami yang beruntung punya bini sesempurna dirimu, Say….” Ujarku.
“ Biasa lelaki kalau ada maunya pasti ngumbar rayuan mauttt”
“ Bukan gitu Na…. tapi emang kamu istri yang sangat sempurna…..” lanjutku seraya menempel kan bibir kebibirnya.
Istriku kembali menolakku dengan halus karena ia mengusulkan untuk lebih dulu menonton dvd porno yang kubeli di Perth tempo hari. Aku kembali setuju. Dan dengan santai kami nikmati adegan adegan penggugah nafsu itu bertiga. Belum sampai selesai film yang kami tonton ketika kulihat Nana mulai tidak tenang duduknya. Berkali kali ia geser geser dan ubah ubah posisi kakinya sepertinya ada sesuatu yang aneh dipangkal pahanya. Kuciumi lehernya sambil merabakan tangan pada tonjolan buahdadanya yang masih terbalut kimono satinnya. Kali ini istriku tidak menolak. Bahkan ia sangat menikmati ciuman dan remasanku. Putingnya menjadi semakin mengeras dan semakin menyembul. Dengan sangat gampang kutarik lepas tali pengi-kat kimononya kemudian menyibakkan ujung ujungnya kekanan kekiri. Kutatap dengan penuh kekaguman kedua payudaranya yang montok dan ranum sebelum kujilat jilat serta kuhisapi. Ketika kuselipkan tangan pada pangkal pahanya kutemukan sebuah celah yang sudah sangat becek penuh lendir birahi.
“Uuuhhhhfsss……….” Desahnya perlahan namun terdengar sangat nikmat.
Nana meraih kepalaku lalu mengiringnya kearah selakangannya. Akupun menurut. Sembari bergerak kuciumi setiap bagian tubuhnya yang kulewati. Perutnya. Pusarnya. Bulu bulu kemaluannya yang lebat. Dan bongkahan vaginanya yang membulat sempurna bak cangkang penyu. Kutelusuri bibir liang yang telah terkuak lebar itu kemudian kujulurkan lidah menggelitik kelentitnya yang telah sangat menonjol.
Istriku menggerinjal serta melenguh sangat nikmat setiap aku melakukannya.
Edo bangkit mendekati kami dengan tubuh yang sudah bertelanjang bulat. Batang kemaluannya yang hitam panjang dan kekar itu terlihat sudah sangat tegang. Mendongak minta jatah. Ia mengajak istriku berciuman. Tanganya mulai meremas remas buahdada istriku sementara tangan istriku telah menggeng gam batang kemaluannya.
Kujulurkan lidah dan kubenamkan berulangkali pada liang yang tanpa ujung itu. Kutusuk tusukkan sambil menikmati setiap aliran lendir asmaranya. Desah mulut Nana menjadi semakin keras terdengar. Edo bangkit menyodorkan kemaluannya ke mulut Nana. Batang sepanjang duapuluhan centi itu disam- but istriku dengan lidah yang terjulur. Lalu dengan sangat lahap istriku mulai mengulumnya. Kusibakkan kimono mandiku dan memelorotkan celana dalamku. Kugenggam dan kuurur urut otot sepanjang limabelas centi yang meyembul diantara pahaku sambil menyaksikan istriku sedang melu-mat penis hitam Edo yang panjang itu penuh nafsu. Aku menjadi semakin terangsang dan ingin segera menyetubuhi istriku. Kuangkat kedua kakinya kemudian kudorong batang kemaluanku kedepan mem-benamkannya dengan penuh perasaan kedalam liang syahwatnya.Sambil menikmati setiap gesekan lem but dengan dinding dinding dalam vaginanya.
Inci demi inci. Sekonyong konyong aku disergap berjuta juta gelombang kenikmatan selama proses pemasukan itu. Bermula dari ujung penisku lalu menjalar ke batangnya lalu menyebar keseluruh bagian tubuhku. Selanjutnya kucoba mengeksplorasi kenik-matan yang lebih besar dengan tak henti hentinya menggali….. menggali….. dan menggali liang itu lebih dalam lagi. Sementara itu istriku masih asyik mengulum black banana yang ada dalam genggam- an tangannya. Nana terus menerus mengerang nikmat saat tubuhnya bergoyang maju mundur diombang ambingkan gelombang birahi yang kuciptakan. Kemudian ia mengejang. Seluruh otot ditubuhnya berkontraksi hebat saat dirinya dilanda puncak ketegangan. Ia menjerit panjangggg pada saat badai orgasme tiba tiba meledak dan menyambar dirinya!. Cairan kenikmatannya memancar dan melumasi seluruh batang ke-maluanku yang masih terbenam di sana. Kami berganti posisi. Aku duduk disofa sedangkan Nana menyurukkan mukanya keselakanganku, ia menghisapi dengan lahap batang kemaluanku yang masih basah kuyub oleh lendir orgasmenya. Edo giliran yang menyetubuhi istriku dari belakang. Benda sepanjang sembilan inci itu digerakkan masuk keluar dengan sangat cepat. Terdengar suara “plok!plok! plok!” setiap kali zakar Edo menepuk nepuk pantat istriku.
“ Oooghttt….oooghffff….” desah istriku tanpa melepaskan batang kemaluanku dari mulutnya. Dan setiap kali istriku mendesah lebih keras Edo melesakkan batang kemaluannya lebih dalam lagi.
Edo tidak membiarkan dirinya segera mencapai puncak. Ia menarik diri lalu menelentangkan tubuh is-triku diatas sofa. Ia buka kedua kaki istriku lalu menaikkannya keatas bahunya sambil membenamkan kembali batang kemaluannya. Keduanya bergerak dalam irama yang selaras melaju dengan pasti menu-ju ke puncak tertinggi. Istriku tampak begitu menikmati setiap hujaman kemaluan Edo. Ia menyambut dengan goyangan pinggulnya yang menghentak hentak. Denyutan nikmat yang diciptakan Nana mem-buat Edo tambah bersemangat. Ia percepat gerakan keluar masuknya seperti sedang memacu seekor kuda balap. Terdengar napas keduanya terengah engah saling mengerang dan melenguh penuh nikmat. Beberapa menit kemudian istriku kembali memekik penuh kepuasan sambil mendekap erat erat tubuh Edo. Sementara itu Edo masih memompa dengan sangat cepat berusaha secepatnya mencapai klimaks. Beberapa detik sebelum terjadinya pancaran klimaks, Edo mencabut penisnya kemudian menghampiri wajah istriku. Ia merancap dengan sangat cepat sampai terdengar lenguhannya yang keras ketika ujung batang kemaluannya menyemburkan cairan kental berwarna putih pekat yang sengaja diarahkan kebibir Nana. Setelah mereda, istriku kembali menjilati ujung kemaluan Edo sampai bersih. Aku sejak tadi hanya bisa berdiri menyaksikan pergulatan keduanya sambil mengurut urut batang kema luanku sendiri. Melihat celah vagina Nana yang menganga dan mengkilap karena lendir birahinya mem buat aku sangat terangsang dan ingin memasukinya.
Selanjutnya ku tancapkan dengan sangat bernafsu. Meskipun liang senggama itu kini terasa sedikit longgar namun tetap saja mampu memberi rasa nikmat yang luar biasa. Kulumat liang itu dengan sangat bergairah. Nana kembali menggoyang pinggulnya membuat liang vaginanya bertambah nikmat ribuan kali. Aku semakin kesetanan saat menyetubuhinya. Apa yang kulakukan rupanya menyebabkan menyalanya kem bali gairah istriku. Sehingga kini kami berdua saling menuntut kepuasan puncak dengan saling mengge sek dan meraba. Sekian menit kemudian kupercepat gerakan pinggulku saat terasa desakan sangat kuat diujung penisku. Istriku memekik dengan keras ketika ia lebih dahulu sampai di puncak. Nyaris berbarengan kurasakan ujung penisku bergetar hebat. Sehingga kucoba menekan pinggul lebih dalam lagi. Akhirnya batang kemaluanku menggelepar gelepar sembari memuntahkan cairan kenikmatan dalam jumlah yang sangat banyak diantara himpitan liang vagina Nana. Saking banyaknya hingga meluber kelu ar dan meleleh diatas sofa.
Setelah membersihkan diri, kami melanjutkan permainan didalam kamar. Secara bergantian aku dan Edo menggarap vagina Nana. Malam itu belasan kali istriku mencapai klimaks disertai jeritan panjang penuh kepuasan.
Diposkan oleh loversdee di 22:29 Tukang Air, Listrik & Bangunan Label: Pesta Seks 0 komentar
Selasa, 24 November 2009
--------------------------------------------------------------------------------
Aku adalah anak kuliahan yang memiliki gairah seksualitas yang tinggi. Semenjak keperawananku direbut oleh kekasihku ketika SMA, aku selalu ingin melakukannya lagi dan lagi. Bahkan aku membayar orang untuk memuaskan nafsu seksualku ini. Terkadang aku suka membayangkan bagaimana rasanya bermain seks dengan para buruh kasar, pasti akan sangat menyenangkan, karena mereka memiliki tenaga yang besar dibandingkan anak-anak orang kaya yang tidak pernah mengerjakan apa-apa.
Ada seorang tukang air yang selalu mengangkut air minum untuk keluargaku. Orangnya sangat gagah, dan aku selalu menerka-nerka berapa “ukurannya” setiap kali dia mengantarkan minuman ke rumahku. Sehingga aku memikirkan sedikit rencana jahat untuk “ngerjain” dia. Wahyu selalu datang jam 10:00 setiap hari selasa, hari itu aku sudah siap-siap dengan rencanaku. Aku sudah menunggunya hanya dengan menggunakan handuk yang menutup tubuhku dari ketiak sampai pantat bawah, benar-benar minim. Dan aku juga tidak menggunakan apa-apa lagi di dalamnya. Dia pasti akan tergoda melihat pahaku yang putih mulus ini dengan dadaku yang berukuran 34B. Pas jam 10:00, ada orang datang dengan mengetuk pintu, aku berteriak tunggu berpura-pura bahwa aku sedang mandi. Dengan tergesa-gesa dan handuk yang agak acak-acakan aku membukakan pintu untuk Wahyu. Ternyata yang datang bukan Wahyu, tetapi tukang listrik, aku sedikit kaget, wah.. ada perubahan rencana nih, pikirku, tapi tak apalah, yang ini juga sangatlah gagah. Orang itu sedikit kaget karena aku hanya menggunakan handuk yang sangat minim. Tetapi aku tahu kalau “ade”-nya yang di dalam agak bangun melihat keadaanku.
Aku bersikap sangat biasa sambil minta maaf padanya karena lama membuka pintunya. Orang itu terlihat agak gugup, dan aku yakin dia pasti sangat ingin melihat di balik handukku ini. Berarti rencana tahap pertamaku berhasil. Aku melakukan rencana tahap keduaku, aku berpura-pura menjatuhkan bon yang dia berikan padaku dan aku mengambilnya dengan posisi membelakangi dia. Aku sangat yakin sekali kalau dia akan melihat pantatku. Dan seperti dugaanku, dia langsung menarik handukku. Aku berpura-pura kaget sambil menutup payudaraku dan kemaluanku. Dia hanya melihatku saja tanpa berkata apa-apa, tapi aku sangat yakin sekali dia sangat ingin menikmati tubuhku ini. Dengan perlahan-lahan kedua tanganku ini diturunkan, sehingga dia bisa menikmati tubuhku ini.
Setelah terdiam agak lama, dia tidak bereaksi sama sekali, aku pikir. Wah.. harus mulai duluan nih. Tapi ini benar-benar menjadi tantangan buatku. Aku mendekatinya, tangan kananku mengelus-elus “senjatanya” itu dari luar celana dan tangan kiriku memegang lehernya dan mendorong kepalanya ke arah payudaraku. Ketika mulutnya mencapai puncak dari payudaraku, rasanya sangat-sangatlah nikmat. Aku mengerang keenakan, dan tiba-tiba aku ingat kalau pembantuku ada di atas. Dengan bisikan yang sangat menggoda, “Mmmhh.. kita pindah.. mmhh.. ke kamarku yuk! Ada si bibi di atas.. eeuuhh.. enak banget,” tiba-tiba dia mengangkatku dengan posisi kakiku di pinggangnya dan kepalanya masih menikmati payudaraku. Tiba-tiba pintu terbuka dan Wahyu menongol dari pintu, aku begitu kaget. Hampir saja tukang listik itu menjatuhkan aku. Wahyu masuk perlahan-lahan, sambil tersenyum, dia berkata, “Wah.. lagi asyik nih, ikutan boleh nggak?” Aku tersenyum dan kemudian tukang listrik itu berjalan perlahan-lahan takut menabrak tembok dan meja diikuti oleh Wahyu. “Kamarnya dimana, Neng?” tanyanya padaku dengan mulutnya yang masih di payudaraku, rasanya benar-benar menggetarkan hatiku. “Itu.. aahh.. di situ.. di sebelah kiri.. ahh..!” aku benar-benar sangat menikmatinya dan sambil membayangkan dua orang yang akan memuaskanku.
Setelah meletakkanku di atas tempat tidur, Wahyu langsung menutup dan mengunci pintunya. Kupasang kaset keras-keras supaya si bibi tidak mendengar yang sedang terjadi di dalam kamarku. Kemudian Wahyu dan tukang listrik itu langsung membuka bajunya dan celananya masing-masing, lalu terlihatlah batang kesukaanku yang sudah berdiri keras, batang kemaluan mereka sangatlah besar dan panjang, aku baru melihat kemaluan sebesar itu sampai terbengong-bengong melihatnya. Secara tiba-tiba Wahyu langsung menyerbu kemaluanku yang sedari tadi sudah basah. Dia langsung melumatnya dalam-dalam di dalam mulutnya, aku berdesis keenakan, “Aaahh.. enaakk!” Lalu tukang listrik itu melumat payudaraku dan tangannya yang satu lagi meremas-remas payudaraku yang lain. Aku berteriak-teriak kecil menahan keenakan yang mereka perlakukan padaku. “Wahyu.. aku tak tahan lagi, masukin sekarang juga Yu!” tapi Wahyu tetap ngotot menikmati kemaluanku.
Kemuadian tiba-tiba ada bunyi gedoran di jendela kamarku, ternyata di situ ada tukang bangunan yang sedang membangun rumahku. Kemuadian dia teriak, “Wey.. ikutan donk!” Wahyu langsung memberi tanda agar si tukang bangunan masuk ke dalam. Si tukang listrik membukakan kunci pintu dan masuklah si tukang bangunan. Sambil tertawa, “Wah.. sudah lama saya ingin menikmati tubuhnya si Neng ini, akhirnya kesampean juga.” Kemudian dia membuka baju dan kulihat batangnya lebih besar dari Wahyu dan tukang listrik. Aku langsung berfikir, Wah.. bisa lemas nih aku melayani ketiga batang yang besar-besar ini. Wahyu mengambil posisi di payudaraku yang kiri dan tukang listrik di sebelah kanan dan tukang bangunan di kemaluanku. Kemudian ketiga jagoan ini memulai aksinya.
Tukang bangunan itu sangatlah ahli dalam memainkan lidahnya, dia terus menyedot-nyedot kemaluanku kemudian menggigitnya dan memasukkan lidahnya ke lubang kemaluanku. Wahyu melumat-lumatkan puncak payudaraku dan kadang-kadang menggigitnya. Dan si tukang listrik juga melakukan hal yang sama, tetapi dia lebih ganas, dia memasukkan seluruh payudaraku ke dalam mulutnya. Aku tidak tahan menghadapi mereka semua, sangat enak sekali. “Aaahh.. nggak tahan nih.. mau keluar.. ahh..” akhirnya aku mencapai orgasme yang sempat tertunda tadi. Wahyu dan kedua tukang itu berebut menjilati cairan yang keluar dari lubang kemaluanku, benar-benar membuatku melayang di udara. Dengan setengah merem-melek aku tak sadar kalau posisinya telah berubah sekarang. Wahyu tiduran dan mukaku tepat di atas batangnya yang besar itu, si tukang bangunan di belakangku sudah siap memasukkan batang kemaluannya ke dalam lubang kemaluanku dan si tukang listrik siap menikmati payudaraku yang terjuntai ke bawah. Permainan pun dimulai, si tukang bangunan mulai menggenjot di belakangku, aku merasakan setiap gesekannya sangatlah nikmat karena batangnya yang besar itu. Sementara mulutku menikmati batangnya si Wahyu yang sedari sudah tak sabar ingin kucoba. Dan tukang listrik itu sangat menikmati payudaraku. “Aaahh.. ahh..” Wahyu dan tukang bangunan mengerang keenakan. “Mmmhh.. nyam-nyam..” si tukang listrik menikmati setiap jengkal payudaraku. Dan aku, aku sampai tidak bisa berkata apa-apa saking enaknya.
Tiba-tiba genjotannya tukang bangunan makin cepat, aku rasa dia sudah mau keluar tapi aku masih belum mau keluar, dan kemudian.. “Croot.. croott..” diikuti erangan keenakan dari si tukang bangunan. “Aaahh..!” kemudian dia mencabut batangnya dari lubangku, aku melepas emutanku pada batangnya Wahyu dan dengan sedikit berteriak kepada tukang listrik, “Ayo cepat gantiin dia!” Si tukang listrik langsung menggantikan posisinya tukang bangunan, dan si tukang bangunan tergeletak di samping, dan batangnya sekarang sudah terlihat layu. Kemudian tak lama Wahyu pun orgasme, tapi aku terus menyedot-nyedot batangnya. Ternyata sodokannya tukang listrik lebih mantap dari tukang bangunan, tak lama kemudian aku orgasme yang kedua. Melihat itu bukannya berhenti, dia terus menggenjotnya sampai akhirnya dia pun orgasme.
Wahyu yang sudah mencapai orgasme tidak mau kalah dengan kedua tukang itu, dia langsung menyodokkan batangnya ke dalam lubang kemaluanku dan memaksaku untuk melayani nafsunya itu. Dia masih terus menggenjot padahal aku sudah sangat capai dan hampir mencapai orgasme lagi. Kedua tukang itu sekarang menonton kami sambil berteriak-teriak, “Ayo Yu.. terus.. terus!” aku benar-benar capai. Dan secara tiba-tiba mereka bertiga menyerangku dan mulai menjilati, mengulum, menggigit seluruh tubuhku, aku tak tahan lagi dan akhirnya orgasme lagi dan begitu juga Wahyu. Dan mereka bertiga langsung menjilati kemaluanku yang sudah banyak cairan baik itu sperma dan cairan dari kemaluanku.
Kemudian secara serentak mereka main kasar kepada tubuhku, si tukang bangunan duduk di perutku dan meremas-remas payudaraku, si tukang listrik menggigit-gigit kemaluanku dan memasukkan tangannya ke dalam lubang kemaluanku. Dan Wahyu lagi-lagi mita agar batangnya dikocok olehku. Mereka memaksaku, tapi aku sangat menyukai gerakan brutal ini sampai akhirnya aku orgasme. Benar-benar pengalaman yang memuaskan. Mereka bertiga sudah akan memulai lagi tetapi dengan sangat terpaksa aku memberhentikannya, “Jangan sekarang lagi donk! aku dah capek ngelayanin kalian bertiga. Besok kita main lagi yah.” Akhirnya mereka setuju dan masing-masing mengenakan pakaiannya lagi dan pamit pulang sambil mencium kemaluanku. Aduh, aku benar-benar puas dan aku menunggu besok datang, tapi sekarang aku mau tidur dulu buat persiapan besok.
Diposkan oleh Ryana D. Arthur di 23:36 Ketika Istriku Menjadi Budak Seks Bosku Label: Pesta Seks 0 komentar
Bagian I: Permulaan
Audrey
Cerita ini bermula ketika aku dan istriku sudah membina rumah tangga selama 2 tahun. Aku bernama Tommy dan Istriku bernama Audrey, umurnya saat ini 27 tahun, berwajah cantik, kulitnya putih, tinggi badan sekitar 165cm, rambutnya sedikit lebih panjang dari bahu. Kehidupan kami berumah tangga sangatlah baik, kami termasuk keluarga yang mapan. Sebagai istri, Audrey adalah istri yang baik, ia adalah seorang wanita yang alim dan sopan. Untuk urusan ranjang, Audrey dapat dikatakan bukanlah seorang ahli, laki-laki pertama yang menidurinya adalah aku yaitu pada saat malam pengantin kami. Dua tahun kehidupan perkawinan kami berjalan baik-baik saja, kami belum mempunyai keturunan, mungkin kekurangannya adalah kehidupan seks kami terlalu biasa-biasa saja. Kami mungkin hanya berhubungan badan sekali dalam 2 minggu dan itupun hanya dengan cara yang sangat konvensional yaitu posisiku di atas dan dia di bawah. Audrey tidak menyukai atau bahkan dapat dikatakan tidak mau dengan gaya lain selain gaya konvensional tersebut. Entah kenapa setelah 2 tahun berumah tangga, pada waktu berhubungan badan dengan Audrey, aku selalu membayangkan Audrey sedang disetubuhi laki-laki lain, dan hal tersebut terus berulang sampai-sampai pada saat sedang tidak berhubungan badanpun dengan Audrey aku selalu memikirkan bagaimana rasanya melihat Audrey disetubuhi laki-laik lain. Aku bekerja di sebuah perusahaan multi-nasional, bossku adalah seorang warga negara China, umurnya sekitar 59 tahun, badannya sangat gemuk dan kepalanya sudah mulai botak, hanya tinggal rambut-rambut tipis menutupi bagian kepala belakangnya. Bossku ini, namanya Wen sangatlah baik kepadaku, dapat dibilang akulah tangan kanannya di Indonesia. Orangnya suka bergurau masalah-masalah seks. Wen sering sekali menanyakan kabar Audrey, memang sudah beberapa kali Wen bertemu dengan Audrey dalam acara-acara kantor, terlihat sekali dia sangat tertarik pada Audrey yang memang sangat cantik dan menggiurkan banyak laki-laki. Suatu ketika Wen menanyakan kehidupan rumah tanggaku, seperti biasa dia menanyakan kabar Audrey dan menanyakan mengapa sampai saat ini kami belum mempunyai keturunan dan apakah hal tersebut disengaja karena memang belum menginginkan keturunan. Mendengar pertanyaan tersebut, akupun menjawab bahwa sebenarnya aku dan Audrey menginginkan keturunan tapi memang belum berhasil mendapatkannya.
“Mungkin cara kamu salah Tom, berapa kali kamu berhubungan badan dengan istrimu dalam seminggu” Tanya Wen kepadaku.
“Yah sekitar sekali dalam 2 minggu dan pada saat istriku dalam keadaan subur” jawabku singkat.
“Waah, mungkin kamu harus periksa ke dokter tuh, dokter ahli kandungan dan dokter ahli jiwa. Kenapa ke dokter ahli jiwa? Karena kamu punya istri cantik tapi hanya ditiduri sekali dalam 2 minggu atau pada saat subur saja. Kalau Audrey itu istriku, pasti aku tiduri dia tiap hari dan berkali-kali” candanya kepadaku.
Mendengar hal tersebut, entah setan apa yang menghinggapi diriku, timbul sebuah ide dalam benakku.
“Mr. Wen mau tidur dengan istriku? Bilang saja terus terang” celotehku.
Mendengar perkataanku muka Wen terlihat kaget dan tidak percaya.
“Kalau saya bilang memang sangat mau bagaimana?” katanya memancingku.
“Ya boleh saja” sahutku.
Kemudian aku menceritakan kepada Wen bahwa akhir-akhir ini aku selalu membayangkan aku menyaksikan Audrey ditiduri laki-laki lain, dan aku juga menjelaskan bahwa mungkin pikiranku ini hanya akan jadi khayalan semata mengingat betapa alimnya Audrey. Ternyata gayung bersambut. Wen menjelaskan dan meyakinkan kepadaku bahwa sebenarnya tidak ada wanita yang alim dalam seks, wanita hanya memerlukan pancingan dan pengaturan “permainan” dari laki-lakinya untuk membangkitkan nafsu yang ada dalam dirinya. Wen kemudian mengatakan bahwa dirinya akan dengan senang hati membantu khayalanku menjadi kenyataan kalau memang aku mempercayainya. Mendengar itu akupun langsung mengiyakan. Wen kemudian memastikan lagi apakah aku tidak akan apa-apa kalau dirinya meniduri Audrey dan menanyakan apakah aku meminta imbalan sesuatu dari dirinya agar dia diperbolehkan meniduri Audrey. Aku menjawab bahwa aku tidak meminta apa-apa, aku hanya minta diperbolehkan untuk melihat dan menonton Wen meniduri Audrey.
“Hahaha…rupanya kamu sudah ingin sekali melihat istrimu ditiduri laki-laki lain ya” candanya kepadaku.
“Ya begitulah”, jawabku singkat.
“Oke, kalau begitu jumat depan bawa istrimu ke villa xxx di puncak pada pukul 8.00 pm” sahut Wen sambil menunjukan ancer-ancer dimana villa itu berada.
Bagian II: Pesta di rumah Wen
Mr. Wen
Pukul 8 malam aku dan Audrey telah berada di depan villa yang dimaksud oleh Wen. Audrey memakai gaun malam panjang. Wajahnya terlihat sangat cantik dengan sapuan make-up tipis. Badannya tetap terlihat menawan meskipun ditutupi oleh gaun malam yang panjang. Seorang pelayan yang rupanya bertugas menyambut tamu mempersilahkan kami masuk ke ruang tengah. Villa tersebut sangatlah besar ditengah perkebunan teh dengan halaman belakang dengan kolam renang dan jacuzzi. Ruang tengah villa tersebut sangatlah besar dan telah disulap menjadi diskotik dengan lagu house music yang berdentum keras. Sudah banyak tamu lain baik wanita maupun laki-laki yang telah datang lebih dahulu daripada kami. Semua tamu kelihatannya adalah teman-teman Wen, mereka adalah sesama pengusaha China daratan yang ada di Indonesia, rata-rata mereka berusia di atas 50 tahun. Aku tidak melihat satupun rekan kerjaku di kantor yang datang, mungkin karena memang tidak diundang. Melihat kami, Wen menyambut aku dan Audrey dengan ramah. Wen kemudian mempersilahkan kami menikmati pesta yang diadakannya dan menjelaskan kepada kami bahwa pesta ini diadakan untuk networking sesama pengusaha China daratan di Indonesia. Kemudian Wen meninggalkan aku dan Audrey dan mempersilahkan kami untuk memesan minuman langsung ke bar di pojok ruang tengah. Kamipun menuju bar untuk memesan minuman. Audrey memesan segelas jus buah dan aku segelas bir, dan kamipun menikmati pesta tersebut dan berbincang-bincang dengan tamu-tamu yang lain. Sekitar satu jam kemudian, yaitu tidak beberapa lama setelah Audrey menghabiskan jus buahnya, aku melihat terjadi perubahan pada diri Audrey. Audrey mulai menikmati lagu house music di ruangan tersebut dan mulai menggerakan badannya mengikuti alunan house music. Wen kemudian mendekati kami dan mengajak Audrey ke dance floor. Audrey tanpa meminta ijin dariku mengikuti Wen ke dance floor dan mulai menari dan berdansa dengan Wen. Aku melihat teman-teman Wen baik wanita dan laki-laki semuanya mendekat kepada Wen dan Audrey dan kemudian menari bersama. Sedangkan aku hanya duduk disofa dan menonton sambil meminum birku. Pesta berlangsung meriah, tidak terasa 3 jam sudah berlalu. Audrey masih menari dan berdansa dengan tamu-tamu lainnya. Aku melihat sudah beberapa gelas minuman yang ditawarkan kepada Audrey dan dihabiskannya. Kemudian 3 tamu wanita mengajak Audrey ke lantai atas villa, aku berusaha mengikuti tapi tiba-tiba tangan Wen mencegahku di kaki tangga menuju lantai atas.
“Biarkan saja, kamu harus mengikuti semua arahan saya kalau mau rencana kita berjalan lancar” kata Wen kepadaku.
2 jam telah berlalu semenjak Audrey naik ke lantai atas villa, tamu-tamu sudah banyak yang pulang, ketika tiba-tiba Wen memanggilku.
“Ayo ke atas” ajak Wen kepadaku. Akupun mengikuti Wen ke lantai atas bersama 4 tamu pria yang lain yang aku tidak tahu namanya.
Di lantai atas, Wen membimbing kami ke dalam sebuah kamar. Kamar tersebut sangatlah besar lengkap dengan segala furniture mewah, dan tepat ditengah kamar terdapat tempat tidur king size dengan sprei berwarna merah marun dengan TV LCD yang sangat besar menempel di dinding dan menghadap ke tempat tidur tersebut. Sebuah connecting door yang tertutup telihat di salah satu sisi ruangan itu menandakan kamar tersebut tersambung dengan kamar yang lain. Audrey dan 3 tamu wanita sudah berada di kamar tersebut, mereka sedang berbincang-bincang dengan akrab.
“Nah, ini kamar buat Tommy dan Audrey, yang lain ayo ikut saya, akan saya tunjukan kamar masing-masing” kata Wen sambil mempersilahkan tamu-tamu yang lain keluar dari kamar itu.
“Selamat malam dan selamat tidur, besok kita pulang ke Jakarta” kata Wen kepadaku dan Audrey sambil meninggalkan kami berdua di kamar tersebut.
Aku tidak tahu apa rencana Wen jadi aku hanya mengikuti saja apa yang diinstruksikannya. Setelah membersihkan badan, aku dan Audreypun naik ke tempat tidur. Beberapa saat kami mencoba tidur namun tidak bisa. Aku masih bingung dengan apa yang akan terjadi, mengapa Wen tidak melakukan apapun juga, sedangkan Audrey terlihat gelisah tidak tahu apa penyebabnya. Tiba-tiba Audrey memalingkan wajahnya kepadaku dan memelukku. Tanpa berkata apa-apa dia menciumku dan aku balas ciumannya.
Beberapa saat kami berciuman, Audrey berkata “Buka bajunya Tom, aku kepengen nih”.
Sedikit kaget aku melihat Audrey menjadi agresif, tidak biasanya Audrey mengajak aku melakukan hubungan badan, biasanya aku yang selalu mengajaknya.
“Mungkin ini akibat minuman yang diberikan Wen di pesta” pikirku.
“Mungkin ini ada kaitannya dengan rencana Wen” pikirku lagi.
Maka akupun menuruti apa yang diinginkan Audrey. Akupun melepaskan seluruh pakaianku dan kemudian aku melepaskan seluruh pakaian Audrey sehingga kami berdua telanjang bulat. Aku dan Audrey berciuman, berpelukan dan melakukan foreplay, namun meskipun telah beberapa saat melakukan foreplay, aku menyadari sesuatu hal yang aneh, kemaluanku tidak dapat berdiri dan mengencang.
“Ini pasti karena bir yang diberi oleh Wen, dia pasti mencampur sesuatu pada birku” pikirku dalam hati.
Kami mencoba segala macam gaya foreplay, namun meskipun sudah lebih dari 1 jam teta kemaluanku tidak dapat berdiri.
Audrey terus mencoba membangunkan kemaluanku, namun tetap tidak berhasil. Raut frustasi nampak di wajahnya. Terlihat sekali Audrey ingin berhubungan badan, gejolak dalam dirinya sudah tidak tertahankan lagi, namun keinginannya tidak dapat terpenuhi karena kemaluanku tidak bisa berdiri dan mengeras. Kami terus mencoba, namun tetap tidak berhasil. Wajah Audrey semakin terlihat frustasi, namun nafsu seksnya masih menggebu-gebu bahkan aku lihat tiap menit semakin bertambah. Tiba-tiba connecting door kamar kami terbuka dan Wen masuk ke dalam kamar kami dengan hanya menggunakan jubah tidur. Aku dan Audrey sangat kaget. Audrey langsung menyembunyikan tubuhnya di bawah selimut.
“Maaf, mungkin saya bisa membantu kalian” kata Wen tiba-tiba.
“Pak Wen, harap keluar dari kamar kami” sahut Audrey dengan sedikit membentak.
Wen bukannya keluar kamar kami, tapi malah duduk dipinggir tempat tidur kami dan berkata “Saya melihat suamimu sedang dalam masalah, saya hanya ingin membantu”
“Apa maksudnya? Jangan kurang ajar!” sahut Audrey dengan keras.
“Tenang, saya hanya ingin membantu. Kita akan berpesta malam ini” kata Wen tegas.
Aku melihat Audrey sedikit takut mendengar bentakan Wen.
“Coba kita tanya suamimu apa pendapatnya” bentak Wen lagi kepada Audrey.
Aku sekarang menyadari inilah rencana Wen untuk dapat meniduri Audrey. Dan aku ingin sekali melihat Audrey ditiduri pria lain, maka akupun mengikuti permainan Wen.
“Terserah apa maunya Pak Wen, kami akan menuruti” kataku kepada Wen.
“Tom, aku tidak mau, apa-apan in….” Audrey belum menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba Wen menarik selimut yang menutupi tubuh Audrey dan dengan cekatan tangan kanannya memegang kedua tangan Audrey dan menariknya ke atas kepala Audrey, sedangkan tangan kirinya menangkap kedua kaki Audrey.
Wen kemudian memerintahkanku untuk memegang pergelangan kedua kaki Audrey dan membukanya lebar-lebar. Akupun menuruti sehingga posisi Audrey sekarang tiduran dalam dalam bentuk menyerupai Y terbalik.
“Tom, jangan bantu dia tapi bant…..uuggghhh…..” terhenti kata-kata Audrey ketika Wen mulai menciumi kedua payudaranya berukuran pas sesuai dengan ukuran badannya, sedangkan tangan kiri Wen yang bebas sudah menggerayangi vagina Audrey.
“Mmmhh… saya tahu kamu sudah nafsu berat, jangan melawan, nikmati saja” bisik Wen kepada Audrey sambil terus menjilati kedua payudara Audrey.
“Tom, apa yang kamu lakukan” desah Audrey sambil memandang sayu kepadaku.
Aku tidak menjawab atau lebih tepatnya pura-pura tidak mendengar. Terlihat dimuka Audrey bahwa dia sudah sangat terangsang karena ciuman dan jilatan-jilatan Wen dikedua payudaranya serta tangan kiri Wen yang memainkan klitorisnya. 15 menit diperlakukan demikian oleh Wen, Audrey mulai mengeluarkan erangan-erangan dan rintihan-rintihan pelan, perut dan pinggangnya mulai bergerak mengikuti irama permainan jari wen di klitorisnya. Mata Audrey semakin sayu, matanya mulai merem melek. Kemudian Wen menghentikan ciumannya di kedua payudara Audrey dan berkata “Gimana Tom, kamu lihat sendiri istrimu mulai menikmatinya”
“Sebentar lagi dia akan menikmati malam yang paling menakjubkan bagi dirinya” tambah Wen sambil tetap memaikan klitoris Audrey dengan jarinya.
“Coba kamu pangku istrimu di pinggir kasur, pegang dan buka kakinya lebar-lebar. Aku ingin menikmati vagina istrimu yang sudah basah ini” perintah Wen kepadaku kemudian.
Aku menuruti apa yang diperintahkan Wen. Aku angkat Audrey dan aku duduk dipinggir kasur sambil memangku Audrey. Aku pegang dan buka kaki Audrey lebar-lebar sehingga sekarang Audrey posisinya dipangku olehku dan mengangkang lebar sehingga menyerupai huruf “M”. Audrey sudah tidak melawan lagi, tubuhnya yang lemas menuruti apa yang aku lakukan terhadapnya. Audrey hanya memandangku sayu tanpa berkata apa-apa lagi. Kemudian Wen berlutut dilantai dipinggir kasur. Wen memandang Audrey dan berkata
“Wow indah sekali vaginamu Audrey, pasti banyak laki-laki yang ingin memcobanya”.
Audrey hanya memandang Wen dengan sayu dan tidak menjawab. Wen kemudian mulai menjilati vagina Audrey yang disertai erangan dari Audrey. Audrey hanya bisa memandang Wen menjilati vaginanya, Audrey mulai menggigit bibirnya sendiri tanda dia makin terangsang, kadang-kadang dia memandangku seakan-akan untuk memastikan bahwa aku tidak apa-apa kalau dia terangsang oleh pria lain. Kemudian tangan Wen membuka vagina Audrey dengan tangan kirinya. Hal ini membuat Audrey yang sedang memandang sayu kepadaku kaget dan melihat ke bawah kearah vaginanya.
“Jangan…” desah Audrey pelan.
“Tenang cantik… ini akan enak sekali” sahut Wen dengan kasar dan tegas.
Kemudian Wen memasukkan kedua jarinya ke dalam vagina Audrey dan menggerakkannya keluar masuk dan memutar disertai jeritan kecil Audrey. Lalu kembali menjilati vagina Audrey dan memainkan klitoris Audrey dengan lidahnya tanpa menghentikan kegiatan jarinya di vagina Audrey.
Erangan-erangan dan rintihan-rintihan Audrey semakin keras, badan dan pinggulnya bergerak mengikuti permainan Wen di vaginanya. 15-30 menit diperlakukan demikian oleh Wen, Audrey terlihat mulai mendekati orgasmenya, erangannya semakin keras, goyangan badannya juga semakin keras dan tidak beraturan. Sampai pada akhirnya tubuh Audrey mengejang hebat, matanya tertutup rapat dan kepalanya mendongak ke atas.
“UUUGGGHHHHH…….” erang Audrey keras menandakan dia mengalami orgasme yang hebat. Cairan keluar dari vaginanya, cairan tersebut sedikit memuncrat. Tidak pernah kau melihat Audrey mengalami orgasme yang sedemikian hebat, apalagi hanya karena dijilati vaginanya. 3 menit lamanya Audrey dipuncak orgasme. Namun anehnya setelah orgasmenya berlalu Audrey tidak lemas, matanya malah berbinar dan wajahnya tersenyum nakal kepada Wen.
“Istrimu sudah siap disetubuhi. Obat yang saya berikan dalam minumannya bekerja dengan baik dan cocok untuk dirinya. Istrimu siap untuk bersetubuh sepanjang malam. Setiap habis orgasme badannya akan terasa semakin segar dan nafsu seksnya semakin menggila” kata Wen menjelaskan kepadaku karena melihat aku heran dengan keadaan Audrey.
“Sekarang kamu, duduk saja di sofa itu dan menonton istrimu kusetubuhi. Aku lihat kemaluanmu mulai bisa bangun lagi, artinya obat yang kucampur di birmu mulai hilang, sehingga kamu bisa menikmati tontonan yang akan aku dan istrimu berikan spesial untukmu” perintah Wen kepadaku.
Aku menuruti Wen dan pindah ke sofa di samping tempat tidur. Wen mengangkat tubuh Audrey dan menelentangkannya di tengah tempat tidur. Wen kemudian melepaskan baju tidurnya. Ternyata di balik baju tidur tersebut Wen sudah tidak mengenakan apapun lagi, sehingga sekarang Wen dan Audrey berdua telanjang bulat di kasur. Audrey terlihat kaget melihat penis Wen. Penis Wen sangat besar, panjang, tebal dan berurat. Kemudian Wen mendekati kepala Audrey. Wen berlutut mengangkangi muka Audrey. Tangan kirinya mulai meraih vagina Audrey. Audrey yang merasa ada tangan di vaginanya langsung membuka kakinya lebar-lebar. Wen mengarahkan penisnya yang besar ke mulut Audrey, dan Audreypun tanpa diperintah membuka mulutnya lebar-lebar, dan Wen kemudian mulai memasukkan kemaluannya yang besar keluar masuk mulut Audrey yang mungil. Terlihat mulut Audrey kesulitan untuk menerima penis yang besar itu, namun Wen dengan sedikit kasar memaksakan penisnya keluar masuk mulut Audrey. Terlihat mulut Audrey penuh oleh penis Wen. Audrey kelihatan kepayahan namun tetap berusaha mengikuti maunya Wen. Kemudian Wen memerintahkan Audrey menjulurkan lidahnya keluar dengan tetap membuka mulutnya, dan Audrey menuruti apa maunya Wen, sehingga sekarang penis Wen keluar masuk mulut Audrey dan lidah Audrey menjilati batang penis Wen.
Sungguh suatu hal yang menakjubkan yang terjadi di depan mataku. Audrey yang biasanya paling tidak mau melakukan oral seks sekarang menuruti kemauan pria tua gendut yang sebenarnya tidak begitu dikenalnya. 10 menit kemudian penis Wen sudah terlihat sangat kencang, kemudian Wen menurunkan badannya dan mengarahkan penisnya ke vagina Audrey. Mengetahui apa yang akan dilakukan Wen, Audrey membuka makin lebar kedua kakinya. Wen kemudian dengan perlahan memasukkan penisnya yang besar ke dalam vagina Audrey secara perlahan. Audrey terlihat menahan sakit ketika penis Wen mulai memasuki vaginanya, namun raut mukanya segera berubah menjadi raut muka takjub ketika penis Wen telah seluruhnya masuk ke vaginanya. Mungkin Audrey tidak menyangka vaginanya dapat menampung seluruh penis Wen yang sangat besar dan panjang itu. Setelah penis Wen masuk seluruhnya ke dalam vagina Audrey, Wen tidak langsung menggenjotnya, namun Wen menunggu beberapa saat agar Audrey terbiasa dengan penisnya yang besar di dalam vaginanya. Satu menit kemudian Wen mulai menggerakkan penisnya keluar sampai hanya tinggal kepala penisnya di dalam vagina Audrey, kemudian Wen memasukkan seluruh penisnya kembali secara perlahan ke dalam vagina Audrey dan hal tersebut dilakukannya berulang-ulang dengan menambah tempo iramanya makin lama makin cepat. Audrey terlihat sangat menikmati permainan dan gerakan Wen, matanya berbinar, erangan-erangan kecil keluar dari mulutnya yang mungil, pinggulnya bergerak mengikuti irama permainan Wen dan kadang-kadang Audrey menciumi dada Wen yang ditumbuhi bulu sangat lebat itu. Tempo permainan dan genjotan penis Wen di dalam vagina Audrey semakin cepat, racauan Audrey semakin kencang, matanya merem melek menikmati genjotan-genjotan penis Wen di vaginanya. Wen yang mengetahui Audrey sangat menikmati persetubuhannya makin mempercepat gerakannya. Wen menciumi, menjilati dan sedikit menggigit puting kedua payudara Audrey secara bergantian. Audrey diperlakukan demikian semakin hanyut dalam nafsu birahinya, racauannya semakin keras lagi, mulutnya terbuka, matanya terpejam dan kedua tangannya meremas-remas sprei tempat tidur. 20 menit kemudian tubuh Audrey, Audrey, mulai mengejang, tanda dia akan mengalami orgasme yang hebat.
“Terus…terus…jaaanngaan berheen..ti” teriakan kecil keluar dari mulut Audrey.
Kemudian badannya mengejang hebat sampai badannya melengkung ke belakang, kedua kakinya diapitkan di pinggul Wen dan kedua tangannya merangkul leher Wen dengan kencang.
“OOOOhhhhh……” lolong Audrey ketika dia dipuncak orgasmenya, dan kemudian badannya sedikit melemas dan Audrey langsung menciumi bibir Wen dan mereka berdua berciuman dengan ganasnya, lidah Audrey dan lidah wen saling berpautan, hal yang tidak pernah dilakukan Audrey terhadapku.
Melihat adegan live Audrey dan Wen membuat penisku menegang dengan keras. “Akhirnya kahayalanku menjadi kenyataan” pikirku dalam hati.
Setelah beberapa menit berciuman, Wen kemudian memindahkan posisi Audrey sehingga Audrey sekarang tiduran sambil menyamping menghadap ke arah diriku di sofa. Tanpa memgeluarkan penisnya dari vagina Audrey. Wen memindahkan tubuhnya ke belakang Audrey sehingga sekarang mereka berdua tidur menyamping menghadap diriku dengan Audrey didepan dan Wen di belakangnya. Wen kemudian melanjutkan genjotan penisnya yang sangat besar itu di vagina Audrey. Tangan kiri Audrey dilipatnya ke belakang sehingga tangan kiri Wen dapat dengan bebas memijat-mijat kedua payudara Audrey. Wen menggenjot penisnya dalam vagina Audrey dengan cepat, tangan kirinya bergantian memijat kedua payudara Audrey dan klitoris Audrey. Audrey kembali tenggelam dalam nafsu seksnya, matanya terlihat sayu, mulutnya terbuka sedikit dan tanpa sadar Audrey mengangkat kaki kirinya ke atas, sehingga terlihat olehku vaginanya yang mungil penuh sesak oleh penis Wen yang besar dan panjang itu. Sekitar 40 menit Wen telah menyetubuhi Audrey dengan gaya menyamping, gerakan-gerakannya semakin ganas. Audrey tergoncang-goncang dengan hebatnya, racauan-racauan Audrey sudah berubah menjadi terikan-teriakan kenikmatan. Gelombang demi gelombang orgasme melanda Audrey, namun Wen masih dengan semangatnya menyetubuhi Audrey dan belum ada tanda-tanda bahwa Wen akan orgasme, sedangkan aku saja sudah dua kali mengalami orgasme melihat Audrey disetubuhi oleh Wen dengan ganasnya. Wen yang belum puas dengan Audrey kembali mengubah posisi Audrey lagi. Kali ini Audrey dimintanya tengkurap menungging dengan kepala menghadap diriku di sofa, dan kemudian Wen menyetubuhi Audrey dengan gaya doggy style, hal mana yang belum pernah dilakukan oleh diriku dan Audrey karena Audrey selalu menolaknya, namun dengan Wen, Audrey dengan senang hati menurutinya. Wen menggenjot vagina Audrey dari belakang dengan tempo yang berubah-ubah, kadang cepat sekali dan secara tiba-tiba memelankan genjotannya seperti slow motion dan kemudian cepat lagi. Hal ini membuat Audrey semakin tidak bisa mengontrol dirinya, kepalanya tertunduk dan bergerak ke kanan kiri tidak beraturan. Tangan Audrey kembali meremas-remas sprei tempat tidur dengan kencangnya, racauan-racauan dan teriakan-teriakan Audrey semakin membahana di kamar itu.
Kemudian tangan kiri Wen meraih rambut Audrey, menjambaknya dan menariknya ke belakang sehingga kepala Audrey mendongak ke atas. Genjotan penis Wen dalam vagina Audrey masih dalam tempo yang berubah-ubah, tangan kanan Wen kadang-kadang menampar kedua pantat Audrey bergantian. Kepala Audrey terdongak ke atas, kedua matanya terpejam rapat dan mulutnya terbuka lebar. Audrey sudah tidak dapat lagi bergerak mengikuti permainan Wen, tubuhnya hanya tergoncang-goncang keras karena sodokan-sodokan penis Wen ke dalam vaginanya. Gelombang-demi gelombang orgasme kembali melanda Audrey. Setiap mengalami orgasme tubuh Audrey mengejang untuk beberapa menit dan dari vaginanya sedikit memuncratkan cairan kewanitaannya, hal mana tidak pernah terjadi apabila Audrey bersetubuh denganku. Setiap setelah mengalami orgasme, tubuh Audrey terlihat melemas untuk beberapa saat, namun tidak lama kemudian terlihat tubuh Audrey menjadi segar kembali dan siap menerima genjotan-genjotan ganas penis Wen yang besar di dalam vaginanya. “Ini pasti karena obat yang diberikan Wen dalam minuman istriku” pikirku dalam hati melihat stamina Audrey yang sangat kuat malam itu. Kedua tangan Wen kemudian meraih kedua tangan Audrey dan menarikanya ke belakang, sehingga tubuh Audrey sedikit terangkat ke atas dengan kedua lututnya masih bertumpu pada kasur, dan Wen menggerakan penisnya yang besar keluar masuk secara pendek-pendek dan dalam tempo yang sangat cepat pada vagina Audrey. Teriakan-terikan nikmat Audrey semakin gencar karena diperlakukan demikian, mata Audrey masih tertutup rapat dengan mulut terbuka lebar.
“Buka matamu Audrey dan pandang suamimu!” perintah Wen dengan tegas.
Audrey menuruti apa yang diperintahkan Wen sehingga Audrey sekarang melihat diriku duduk di sofa sambil bermastrubasi.
“Lihat Audrey, suamimu sangat menikmati melihat kamu disetubuhi pria lain” sahut Wen kepada Audrey.
“Kamu suka disetubuhi pria lain?” Tanya Wen kepada Audrey.
Audrey tidak menjawab, mungkin dia malu, namun raut wajahnya tidak bisa membohongi diriku. Terlihat sekali dia sangat menyukai dan menikmati persetubuhannya dengan Wen.
“Jawab!!!” hardik Wen dengan tiba-tiba kepada Audrey sambil mempercepat genjotan penisnya dalam vagina Audrey.
“Aaagh….suu…ka….” sahut Audrey dengan terbata-bata karena sambil menikmati penis Wen dalam vaginanya.
“Enakan mana Audrey? suamimu atau saya” tanya Wen lagi sambil penisnya menggenjot dengan kasar vagina Audrey.
“Ee..naa….enak saaamaa pak…uughhh….wen” jawab Audrey sambil mengerang-erang kenikmatan.
“Mau kamu saya setubuhi kapan saja saya mau” tanya Wen lagi dengan kasar.
“Maaa…..uuuuu….ppaak weeen….” jawab Audrey sambil tubuhnya mengejang tanda Audrey mengalami orgasme lagi.
Dengan tetap memegang kedua tangan Audrey ke belakang, Wen menghentikan gerakannya untuk beberapa saat dan membiarkan Audrey menikmati orgasmenya. Setelah beberapa saat Wen kembali menggenjot vagina Audrey dengan kencang, membuat nafsu seks Audrey kembali bergelora. Benar-benar takjub aku melihat adegan demi adegan yang dipertontonkan Audrey dan Wen. Audrey yang cantik dengan kulitnya yang putih mulus dengan setia melayani nafsu binatang seorang tua bangka bermuka jelek dan berperut gendut.
“Audrey, lihat suamimu sangat menikmati kamu disetubuhi olehku. Boleh suamimu menonton setiap kali kamu saya setubuhi?” tanya Wen dengan sedikit nada memerintah kepada Audrey.
“Boo…leehhh….aaagghh….paak…uggghhh…wen” jawab Audrey sambil meracau kenikmatan.
Melihat Audrey menurut dan tunduk sepenuhnya pada Wen membuat penisku kembali memuncratkan sperma untuk kesekian kalinya dan sedikit mengenai bibir atas Audrey. Melihat hal itu Wen memerintahkan Audrey menjilat dan menelan spermaku yang menempel dibibir atasnya, dan yang menakjubkan adalah tanpa pikir panjang Audrey menuruti apa yang diperintahkan Wen padahal aku tahu Audrey biasanya paling jijik dengan sperma apalagi harus menjilat dan menelannya. 20 menit sudah semenjak aku mencapai orgasmeku. Aku sudah terlalu capek untuk bermastrubasi lagi, namun Audrey masih dihajar vaginanya dengan ganas dari belakang oleh Wen dan Audrey sudah mengalami orgasme-orgasme yang sangat dahsyat. Beberapa saat kemudian Wen terlihat mulai akan orgasme. Rupanya Audrey menyadarinya.
“Uugh…aaghhh…pak wen…jaaa…ngaaan…keluar aaggghh… di dalam” pinta Audrey sambil mengerang-erang kenikmatan.
“Naaan…tiii aaaggghhh…saya….hamil….” tambah Audrey lagi dengan tetap merintih-rintih penuh nikmat.
“Kalau tidak boleh di dalam, berarti harus keluar di mulutmu ya Audrey, dan harus ditelan semua tidak boleh ada yang tercecer keluar” kata Wen kepada Audrey.
“Iii…yaaaaa….paaak weeeeen……di mulut saya…AAAAGHHHHH, adduuuuhhhhh niiikkmaaattt sekali pak weeeeennn…aampunnnn…nikmat……” teriak Audrey sambil orgasme lagi.
Kemudian Wen membalikkan tubuh Audrey sehingga Audrey terlentang di kasur. Wen kembali mengangkangi Audrey dan menjambak rambut Audrey dengan kasar dan memasukkan penisnya yang besar ke dalam mulut Audrey.
“Telan…telan semua…jangan sampai ada yang keluar” perintah Wen kepada Audrey.
Terlihat penis Wen yang besar berdenyut dengan keras, sedangkan mulut Audrey menghisap-hisap penis Wen dan terlihat tenggorokan Audrey bergerak-gerak tanda Audrey sedang menelan sesuatu dalam jumlah yang banyak. Wen menumpahkan seluruh spermanya ke dalam mulut Audrey dan Audrey menelan setiap tetes sperma Wen yang masuk ke dalam mulutnya. Setelah beberapa saat Wen mengeluarkan penisnya yang besar dari mulut Audrey.
“Bersihkan…jilat sampai bersih…!” kembali Wen memerintahkan Audrey yang langsung dituruti oleh Audrey.
Selagi Audrey menjilat-jilati penis dan biji Wen, Wen bertanya kepadaku “Boleh pinjam istrimu malam ini? Aku terkesiap mendengar permintaan Wen. Aku tidak percaya dengan apa yang aku dengar.
Melihat aku tidak menjawab, Wen berkata lagi kepadaku “Audrey kelihatannya sangat menyukai aku setubuhi, dan obat yang aku berikan kepadanya masih bekerja, sehingga Audrey masih ingin dipuaskan nafsu seksnya.
“Bagaimana Audrey” tanya Wen kemudian kepada Audrey. Audrey sambil tetap menjilati penis Wen hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanda membenarkan apa yang dikatakan Wen kepadaku.
Melihat Audrey memberikan persetujuannya maka akupun mengiyakan permintaan Wen. Wen kemudian menyruh Audrey pindah ke kamar sebelah dan Audrey menuruti permintaan Wen.
“Tom, kamu istirahat saja di kamar ini, aku dan Audrey ada di kamar sebelah. Connecting door akan tetap terbuka, sehingga kapan saja kamu ingin melihat istrimu disetubuhi olehku, kamu dapat masuk ke kamar sebelah’ kata Wen kepadaku.
Aku hanya mengganggukan kepala tanda setuju, dan kemudian Wen meninggalkan aku dikamar sendirian dan Wen pindah ke kamar sebelah menyusul Audrey. Aku sudah terlalu capek untuk membersihkan badan atau berpakaian. Aku langsung naik ke tempat tidur dan menyelimuti tubuhku dengan selimut yang masih sedikit basah bekas cairan kewanitaan Audrey….dan beberapa saat kemudian mulai terdengar rintihan-rintihan nikmat Audrey dari kamar sebelah menandakan Wen dan Audrey sudah mulai lagi dengan persetubuhan mereka…namun aku terlalu capek untuk beranjak dari kasur….dan kemudian terlelap….
Bagian III: Di kamar Sebelah
Sinar Matahari tepat jatuh dimataku, ketika aku mulai bangun dari tidurku. Melihat posisi matahari dari jendela kamar itu, aku menyadari bahwa hari telah siang. Aku gerakan badanku dikasur untuk membangunkan diriku. Keadaanku masih telanjang bulat dan aku masih terkesima dengan apa yang telah terjadi tadi malam. Rintihan-rintihan dan erangan-erangan nikmat Audrey dari kamar sebelah, membuat diriku terbangun dari lamunanku.
“Ah, gila mereka, apa mereka masih bersetubuh terus” pikirku dalam hati.
“Apakah mereka melakukan persetubuhan secara non-stop sepanjang malam?” pikirku lagi.
Rasa lapar mulai terasa diperutku, dan aku mulai berpakaian. Rintihan-rintihan nikmat Audrey di tidak menggugahku untuk ke kamar sebelah. Namun ketika kakiku melangkah ke pintu kamar karena aku ingin ke dapur mencari makan, terdengar kegiatan di kamar sebelah sedikit aneh dan mengusik rasa ingin tahuku. Aku sepertinya mendengar lebih dari 2 orang di kamar sebelah. Maka akupun mengurungkan niatku untuk keluar kamar dan akupun melangkahkan kakiku ke connecting door yang menghubungkan kamarku dengan kamar sebelah. Betapa kagetnya ketika aku masuk ke dalam kamar sebelah tersebut. Aku melihat 2 wanita muda yang tadi malam bersama Audrey sedang duduk disofa panjang di sebelah tempat tidur di kamar itu sambil tertawa-tawa kecil menonton adegan yang sedang berlangsung di tempat tidur tersebut. Lebih kaget lagi ketika aku menyadari apa yang sedang terjadi di tempat tidur. Istriku Audrey, sedang disetubuhi oleh Wen dan salah seorang tamu Wen yang tadi malam menginap di villa!!! Posisi Audrey bertumpu pada kedua lutut dan kedua tangannya dengan pantat yang sedikit menungging ke belakang. Terlihat tamu Wen tersebut, seorang pria tua berumur sekitar 60 tahunan berbadan besar dan buncit dengan bulu yang lebat memenuhi sekujur tubuhnya sedang menyetubuhi Audrey dengan kasar dari belakang. Sedangkan Wen yang tangan kanannya sedang menjambak rambut Audrey yang sekarang telah dikuncir buntut kuda terlihat asyik menggenjot penisnya dengan kasar di dalam mulut Audrey.
“Ah, kamu sudah bangun Tom” kata Wen ketika melihat diriku masuk ke dalam kamar.
“Silahkan duduk Tom” kata Wen lagi sambil mempersilahkan aku duduk di sofa di antara kedua wanita yang sedang menonton Audrey disetubuhi dua laki-laki tua itu.
“Ini namanya Pak Lam, dia ini salah satu sahabatku” kata Wen kemudian sambil memperkenalkan pria tua yang sedang menyetubuhi Audrey dengan kasar dari belakang. Yang disebut Pak Lam hanya menengok sebentar sambil melambaikan sebelah tangannya kepadaku dan kemudian melanjutkan kegiatannya pada Audrey.
Mr. Lam
“Aku selalu berbagi apapun dengannya. Vagina Audrey sangat nikmat untuk disetubuhi, sehingga aku harus membaginya kepada sahabat tuaku ini biar dia juga tahu betapa nikmatnya istrimu ini. Aku harap kamu tidak keberatan ya Tom. Toh istrimu tidak keberatan, malah suka…” kata Wen sambil terkekeh kecil.
“Audrey, kamu suka disetubuhi Pak Lam kan?” tanya Wen kepada Audrey.
Audrey tidak menjawab. Audrey terlihat sedang asyik sendiri menikmati persetubuhannya.
“Hahaha…wanita cantik ini rupanya sudah dalam kenikmatannya sendiri” tawa Wen sambil melihat Audrey yang sedang menikmati setiap genjotan penis Lam dan penis Wen.
Aku yang masih shock hanya menuruti perintah Wen dan duduk di sofa di antara kedua wanita muda tersebut.
“Ladies, tolong bantu sang suami tercinta ini agar dapat menikmati istrinya disetubuhi oleh 2 pria sekaligus” perintah Wen kepada kedua wanita yang duduk disamping kiri dan kananku.
Mendengar perintah Wen, kedua wanita muda itu langsung membuka dan melepaskan celana dan celana dalamku. Kemudian mereka berdua dengan tetap sesekali menonton adegan Audrey dengan Lam dan Wen mulai menjilati penisku secara bergantian, membuat penisku langsung berdiri dengan tegak. Di atas tempat tidur aku melihat Audrey sedang disetubuhi habis-habisan oleh kedua pria tua itu. Mereka memperlakukan Audrey dengan kasar, namun terlihat Audrey meskipun kepayahan melayani nafsu kedua pria tersebut, Audrey nampak menikmatinya. Semakin Audrey diperlakukan kasar oleh kedua pria tua itu, semakin nampak Audrey menikmatinya. Rintihan-rintihan Audrey semakin keras apabila Lam dan Wen menggenjot penisnya masing-masing dalam vagina dan mulut Audrey dengan kasar. Sambil sesekali menampar kedua belahan pantat Audrey dengan tangan kirinya, Lam menggenjot penisnya di vagina Audrey dari belakang dengan cepat dan kasar. Kemudian tangan kanannya melingkar di pinggul Audrey dan terus ke arah vagina Audrey dari arah depan sehingga jari-jari tangannya dapat memainkan klitoris Audrey. Audrey tanpa sadar mengangkat kaki kanannya sehingga posisinya sekarang seperti anjing yang sedang kencing untuk memberikan akses yang lebih luas bagi jari-jari tangan Lam di vagina Audrey. Dengan posisi satu kaki mengangkang ke atas, aku dapat melihat ternyata bulu-bulu di sekitar vagina Audrey telah dicukur habis. Aku tidak tahu kapan mereka mencukur habis bulu-bulu di sekitar vagina Audrey, mungkin tadi malam ketika aku sudah tidur. Rupanya mereka telah berpesta seks sepanjang malam. Vagina Audrey terlihat putih mulus tanpa sehelai bulupun dengan bibir vaginanya terlihat sedikit berwarna merah muda tanda vagina itu telah digenjot habis sepanjang malam. Ketika jari-jari tangan Lam mulai mempermainkan vagina Audrey dan mencubit-cubit kecil klitoris Audrey, tubuh Audrey bergoyang hebat, pinggulnya, badannya naik turun tidak beraturan. Erangan-erangan dan rintihan-rintihan nikmat keluar dari mulut Audrey.
Wen sekarang menggunakan kedua tangannya untuk menjambak rambut Audrey sehingga dapat membuatnya semakin kencang menyetubuhi mulut Audrey. Diperlakukan demikian, Audrey semakin bergoyang-goyang,tubuhnya meliuk-liuk karena ditekan dari belakang dan dari depan. Racauan dan rintihannya semakin keras, matanya tidak berkedip dan selalu memandang ke arah muka Wen. Lam dan Wen semakin mempercepat gerakannya sehingga Audrey benar-benar tergoncang-goncang hebat. Audrey terlihat bermaksud menurunkan kaki kanannya agar lebih memudahkannya menerima hajaran-hajaran penis Lam dan Wen di vagina dan mulutnya. Namun hal itu tidak dapat dilakukannya karena terhalang tangan kanan Lam yang telah benar-benar menggenggam vagina Audrey, terutama klitorisnya. Melihat adegan live didepan mataku, aku orgasme dengan cepat, dan kedua wanita muda yang melayani aku menghisap dan menelan seluruh spermaku sampai habis. Melihat aku sudah orgasme, Wen kemudian memerintahkan salah satu wanita disebelahku untuk mengambil sesuatu
“Ambil pil yang biasa di laci itu” kata Wen memerintahkan wanita tersebut sambil menunjuk salah satu laci disamping tempat tidur.
Wanita yang disuruh Wen, mengeluarkan sebuah botol dari laci tersebut, membukanya, dan mengeluarkan sebuah pil serta kemudian menyerahkannya kepada Wen.
“Buka mulutmu Audrey, telan pil ini supaya kamu tidak hamil, Lam ingin memuntahkan spermanya dalam vaginamu. Saya juga ingin orgasme dalam vaginamu, bosan saya orgasme dalam mulutmu terus sepanjang malam” perintah Wen kepada Audrey.
Kemudian Wen mengeluarkan penisnya yang besar dari mulut Audrey dan memasukkan pil tersebut ke dalam mulut Audrey yang langsung ditelan Audrey tanpa menggunakan air sedikitpun. Setelah itu Wen kembali menjambak rambut Audrey dan kembali melanjutkan genjotan penisnya pada mulut Audrey. 20 menit telah berlalu, namun aku melihat baik Audrey, Wen maupun Lam belum ada yang orgasme. Terus terang terkejut aku melihat perubahan pada diri Audrey. Audrey tidak orgasme-orgasme, tidak seperti tadi malam yang dengan mudahnya dia mencapai orgasme berulang-ulang. Tatapan mata Audrey terlihat sangat sayu dan sedikit kosong, namun dari rintihan-rintihannya aku tahu dia lebih menikmati persetubuhannya saat ini daripada persetubuhannya tadi malam. Melihat raut wajahku yang penuh tanda Tanya, Wen kemudian menjelaskan kepadaku apa yang telah terjadi.
“Tadi pagi Audrey saya beri obat ramuan China. Obat ini membuat Audrey lebih lama mencapai orgasme, ini agar Audrey dapat mengimbangi kami sehingga tidak cepat lelah. Namun dengan obat ini otot vagina Audrey akan semakin kencang sehingga jepitannya pada penis yang masuk ke dalam vaginanya akan semakin kuat dan hal ini membuat Audrey dan siapapun pria yang menyetubuhinya merasa lebih nikmat. Setiap gesekan penis dalam vagina Audrey akan berpuluh-puluh kali lipat lebih terasa nikmat bagi Audrey dan pria tersebut” kata Wen menjelaskan kepadaku.
“Lihat Audrey sekarang sudah benar-benar menikmati setiap gesekan penis Lam dalam vaginanya, bahkan dia sangat menikmatinya sampai-sampai dia tidak begitu sadar akan sekelilingnya lagi, hanya kenikmatan dan kenikmatan yang dia rasakan saat ini. Dipikirannya hanya ada rasa kenikmatan yang amat sangat dan tidak ada rasa yang lain selain kenikmatan tersebut. Kenikmatan yang Audrey rasakan saat ini sudah menguasai dan menghipnotis seluruh badan dan pikirannya” tambah Wen kepadaku.
“Tom, kamu lihat nanti waktu istrimu mengalami orgasme. Kamu akan lihat bagaimana seorang wanita mengalami orgasme yang super dahsyat. Kamu pasti tidak akan menyangka bahwa istrimu bisa orgasme sehebat yang nanti kamu akan lihat” lanjut Wen kepadaku.
45 menit telah berlalu, ketika aku melihat perubahan pada diri Audrey. Erangan-erangan dan rintihan-rintihan nikmatnya mulai memelan, namun badannya semakin bergoyang-goyang dengan kencang dan tidak beraturan. Lam dan Wen semakin gencar menggenjot penisnya masing-masing dalam vagina dan mulut Audrey, membuat Audrey sulit untuk tetap bertumpu pada kedua tanganya dan satu lututnya. Badan Audrey benar-benar bergoncang hebat karena tekanan dari belakang dan dari depan disertai goyangan badannya sendiri yang semakin tidak beraturan. Mata Audrey tetap memandang kearah wajah Wen dengan sekali-kali mendelik-delik. Kedua tangannya beberapa kali jatuh karena tidak kuat menahan badannya, namun jambakan Wen pada rambutnya membuat Audrey tidak tersungkur ke kasur. Suara Audrey semakin pelan bahkan sekarang hampir tidak terdengar sama sekali, tangannya yang sudah tidak kuat menumpu badannya dan mulai mencari pegangan lain. Kedua tangan Audrey terlihat berusaha memegang kedua sisi pinggul Wen, kemudian beralih ke kedua tangan Wen yang sedang menjambak rambutnya, lalu kembali kasur menumpu badannya dan begitu seterusnya terlihat Audrey sedang mencari posisi yang enak untuk menumpu badannya yang bergoyang hebat dan dihajar dari depan dan belakang oleh Wen dan Lam.
“Right on time. She is nearly there, I also nearly there” sahut Lam tiba-tiba kepada Wen.
Mendengar itu Wen hanya tersenyum kemudian Wen berpaling kepada kedua wanita muda yang sedang menemaniku.
“Kalian berdua kesini, bantu Audrey agar tetap pada posisinya, agar Pak Lam bisa menikmati orgasmenya dengan lancar” perintah Wen kepada kedua wanita itu.
Kedua wanita yang diperintah Wen kemudian naik ke kasur dan memposisikan diri mereka masing-masing berlutut disamping kiri dan kanan Audrey. Kemudian kedua wanita tersebut meraih masing-masing pundak Audrey dari arah bawah sehingga sekarang tangan-tangan kedua wanita tersebut masing-masing menumpu pundak Audrey, membuat kedua tangan Audrey terbuka kearah kiri dan kanan. Sudah tidak terdengar suara rintihan Audrey. Badan Audrey juga bergerak memelan namun terlihat Audrey berusaha memundurkan pinggulnya agar penis Lam makin masuk jauh ke dalam vaginanya. Gerakan Audrey yang pelan meliuk-liuk terlihat sangat kontras dengan gerakan Lam dan wen yang semakin ganas menggenjot penisnya masing-masing ke dalam vagina dan mulut Audrey.
“Tom, sini naik ke kasur agar kamu bisa melihat dengan jelas. Istrimu sebentar lagi akan orgasme yang hebat” kata Wen kepadaku.
Tanpa menunggu lagi akupun segera naik ke kasur agar bisa melihat Audrey dari dekat dan dengan jelas. Lam kemudian melepaskan tangan kanannya dari klitoris Audrey sehingga kali Audrey bisa turun dan kedua lututnya bisa kembali menumpu badannya. Lam lalu sedikit berjongkok serta kedua tangannya meraih pinggul Audrey. Dengan posisi demikian Lam bisa dengan lebih leluasa menggenjot penisnya dengan keras ke dalam vagina Audrey. Kira-kira sepuluh menit kemudian, badan Audrey makin meliuk-liuk ke kiri dan ke kanan serta menekan ke belakang ke arah penis Lam.
“Ooh, this baby still want it more, although my dick has reached the inside end of her vagina” kata Lam yang merasa Audrey terus menekan pinggulnya ke belakang ke arah penisnya.
“Your vagina is not deep enough darling, but if you want it, I’ll give it to you” lanjut Lam sambil menghentikan genjotannya dan menarik pinggul Audrey kebelakang dan secara bersamaan memajukan pinggulnya sendiri ke depan dan kemudian membiarkannya dalam keadaan begitu.
Ditekan dari belakang dengan keras sampai ke ujung vaginanya, membuat mata Audrey mendelik. Kemudian Wen mengeluarkan penisnya dari mulut Audrey dan melepaskan jambakan tangannya di rambut Audrey sehingga sekarang kepala Audrey bebas bergerak.
“She is all yours, Lam” kata Wen kepada Lam.
“Ooh, she is real good, look at her hips moving, she knows how to please a man” sahut Lam merasakan goyangan meliuk-liuk pinggul Audrey.
“Her vagina is very tight, my dickhead being played by her wall end of vagina. Damn..this girl is good” lanjut Lam sambil merasakan ujung penisnya bergesekan pada bagian yang paling dalam dari vagina Audrey.
Audrey terus memainkan penis besar Lam dalam vaginanya. Pinggul Audrey naik turun dan memutar-mutar secara perlahan ditambah tekanan pinggul Lam dari belakang dan tangan Lam yang menarik pinggul Audrey ke belakang, membuat kedua manusia yang meskipun berbeda umur sangat jauh menjadi satu kesatuan dan sama-sama menikmati persetubuhan mereka. Sepuluh menit kemudian, Audrey memejamkan matanya, jari-jari tangannya membuka dan mengepal secara perlahan, mulutnya terbuka lebar, goyangan pinggulnya menjadi patah-patah.
“Oh, she is coming, let us come together baby…!!!!’ sahut Lam dengan keras.
Seperti mengerti perintah Lam, Audrey menghentikan goyangannya, pinggulnya secara keras didorongnya ke belakang, kepalanya terdongak ke atas dengan mulut terbuka lebar, seluruh badannya menegang dan terdengar desahan kecil Audrey.
“Oohh… this is goooood…..I am in heaven….” desah Audrey pelan.
Bersamaan dengan itu Lam memuntahkan spermanya di dalam vagina Audrey.
“Take that bitch…., you like being fill up with cum you little whore!” teriak Lam sedikit keras sambil terus memuntahkan spermanya di dalam vagina Meda.
“Oooh… yeeesss… fill me up….oohhhh…this is too good….I am your whore, your little whore” desah Audrey sangat pelan.
Kembali sesuatu yang menakjubkan terjadi didepan mataku, sudah 10 menit berlalu tapi Nampak orgasme Audrey belum turun juga. Audrey masih terus dipuncak kenikmatan. Ketika Wen melepaskan pegangannya pada pinggul Audrey dan mulai menarik penisnya keluar dari vagina Audrey, Nampak raut muka Audrey sedikit sedih.
“Don’t take it off now…pleaseee…I am not finished yet” rengek Audrey pelan sambil kembali meliuk-liukan pinggulnya secara perlahan untuk memancing Lam mengurungkan niatnya.
Lam tidak mendengarkan rengekan Audrey, dan mencabut penisnya. Tapi kekecewaan Audrey hanya sebentar karena Wen langsung siap menggantikan posisi Lam. Ditidurkannya Audrey telentang di atas kasur dibukanya kaki Audrey lebar-lebar.
“Masih kurang Audrey?” Tanya Wen menggoda Audrey sebelum mulai memasukkan penisnya ke dalam vagina Audrey.
“Masih…pak Wen…saya masih orgasme…..ooohhhh nikmat sekali…..mau disetubuhi sekarang…” rengek Audrey sambil menarik pinggul Wen ke arahnya.
“Oohhhh……” desah Audrey ketika penis Wen masuk ke dalam vaginanya sampai mentok.
Wen kemudian secara perlahan menggenjot vagina Audrey dengan penisnya. Setiap gerakan Wen selalu disertai lolongan pelan namun panjang dari Audrey. Kepala Audrey terdongak ke belakang, matanya terpejam rapat, dadanya membusung ke atas sehingga sebagian punggungnya terangkat dari kasur. Bibir kecilnya mengigit-gigit pelan jari telunjuk kanannya, lolongan pelan namun panjang terdengar dari mulut Audrey setiap kali Wen menggerakan penisnya secara perlahan.
Penasaran dengan apa yang dirasakan Audrey, aku membisikinya dan bertanya.
“Bagaimana rasanya Drey? Enak?” tanyaku.
“Ennakkk…ooohhhhh…. Terima kasih Tom atas pengalaman indah ini…..orgasmeku tidak berhenti-henti nih…..oohhhh panjang sekali…..oohhhh…..aku disetubuhi sambil orgasme…..” jawab Audrey pelan kepadaku sambil terus menikmati orgasmenya yang berkepanjangan.
Lima belas menit kemudian, penis Wen berdenyut kencang pertanda dia akan orgasme, dan tubuh Audreypun tiba-tiba lebih menegang lagi.
“Oohhh….apa ini pak wen….kenapa saya……” desah Audrey pelan kepada Wen.
“Inilah puncaknya orgasme dari orgasme Drey. Nikmati saja” jawab Wen.
Bersamaan dengan itu, tubuh Audrey dan Wen benar-benar menegang. Keduanya berusaha menarik satu sama lain dan merapatkan persenggamaan mereka. Kaki Audrey melingkar di pinggul Wen. Dada Audrey makin membusung, kepalanya makin terdongak ke belakang dan giginya menggigit bibir bawahnya sendiri. Sedangkan kepala Wen berada di pundak Audrey, mulutnya sedikit menggigit pundak Audrey dan penisnya ditekan dengan keras ke dalam vagina Audrey.
“OOOhhhhh……” teriak Audrey dan Wen bersamaan. Wen memuntahkan seluruh spermanya ke dalam vagina Audrey, Dua manusia mengalami orgasme hebat secara bersamaan.
Beberapa menit Wen dan Audrey berada di puncak orgasme mereka.
“Oke semuanya keluar dari kamar ini. Biarkan Audrey istirahat dulu” kata Wen setelah selesai memuntahkan seluruh spermanya dalam vagina Audrey.
Wenpun beranjak dari atas tubuh Audrey, tidur disampingnya dan menyelimuti dirinya dan Audrey dengan selimut. Audrey hanya tersenyum dengan mata terpejam dan menidurkan kepalanya di dada Wen yang ditumbuhi bulu yang sangat lebat, sedangkan yang lainnya termasuk aku pergi meninggalkan kamar itu dan membiarkan Wen dan Audrey istirahat.
Bagian IV: Basement Villa
Menjelang sore terlihat Wen keluar dari kamar itu dan bergabung dengan aku dan tamu-tamu yang lain di ruang tengah villa. Rupanya yang menginap di villa tersebut selain aku, Audrey, Wen, Lam dan kedua wanita yang siang tadi berada di kamar, juga ada satu wanita lagi dan tiga tamu laki-laki.
“Wah, sudah pada berkumpul rupanya, maaf saya baru bangun” kata Wen kepada aku dan tamu-tamu lainnya.
Kamipun mengobrol di ruang tengah villa itu sampai menjelang malam. Kurang lebih jam 6.30pm Wen menginstruksikanku untuk membangunkan Audrey.
“Tom, bangunkan istrimu, kita akan makan malam bersama” sahut Wen kepadaku.
Akupun segera menuruti perintah Wen dan naik ke lantai atas villa menuju kamar tempat Audrey istirahat karena memang aku sudah mulai kuatir terhadap Audrey sebab setelah kejadian siang tadi di kamar aku belum melihatnya lagi. Sesampainya di kamar, aku melihat Audrey sudah bangun namun masih tiduran tengkurap di atas kasur, tubuhnya masih telanjang, terlihat mukanya nampak habis menangis. Melihat aku masuk ke kamar, air mata menetes kembali dari matanya.
“Tom, apa yang kamu lakukan terhadapku. Kenapa kamu jahat terhadapku, kenapa kamu membiarkan semua ini terjadi?” tangis Audrey kepadaku.
Akupun berusaha menenangkan dan menghibur istriku, kami berbincang-bincang di kamar itu cukup lama sambil aku berusaha terus menghiburnya sampai tiba-tiba salah satu dari tamu wanita masuk ke kamar dan meminta Audrey untuk mandi dan membersihkan diri karena aku dan Audrey sudah ditunggu di ruang makan oleh Wen dan tamu-tamu yang lain. Dengan sedikit malas Audrey menurutinya. Setelah Audrey mandi dan berpakaian kamipun keluar dari kamar itu dan menuju ruang makan. Terlihat Audrey ragu-ragu untuk keluar dari kamar. Terlihat Audrey sedikit malu untuk bertemu dengan Wen dan tamu-tamu yang lain setelah kejadian tadi malam dan tadi siang.
Sesampainya di ruang makan, tamu-tamu yang lain sudah menunggu. Wen mempersilahkan aku dan Audrey duduk di kursi yang disediakan di ruang makan itu demikian juga terhadap tamu-tamu yang lain masing-masing dipersilahkan duduk oleh Wen. Kamipun menyantap hidangan malam yang disediakan sambil mengobrol. Pembicaraan di meja makan itu kebanyakan tentang bisnis antara Wen dan tamu-tamunya. Tidak ada yang menyinggung kejadian tadi malam dan tadi siang, seakan-akan kejadian tersebut tidak pernah terjadi. Hal itu membuat Audrey terlihat sedikit tenang. Selesai santap malam Wen mempersilahkan tamu-tamunnya, termasuk aku dan Audrey ke ruang tengah. Di ruang tengah makanan kecil dan minuman telah disediakan dan Wen mempersilahkan kami semua untuk mencicipi makanan kecil dan minuman tersebut kemudian melanjutkan obrolan bisnisnya dengan tamu-tamunya di ruang tengah, Wen sedikit mengacuhkan aku dan istriku karena memang obrolannya adalah masalah bisnis. Setelah kurang lebih 2 jam berbicara bisnis dengan tamunya tiba-tiba Wen berkata
“Ok saya rasa omomgan bisnis sudah cukup untuk malam ini. Sekarang kita ke topik selanjutnya”
“Zhou, obatmu ternyata sangat manjur, lihat saja ini hasilnya” sambung Wen sambil memencet remote TV.
TV menyala dan betapa kagetnya aku melihat apa yang muncul di TV. Rekaman persetubuhan Audrey tadi malam dan tadi siang terlihat di layar TV. Aku melihat wajah Audrey sangat terkejut dan malu melihat tamu-tamu yang lain menyaksikan tayangan persetubuhannya dilayar TV. Audrey bangkit dari tempat duduknya dan bermaksud meninggalkan ruang tengah itu, namun Wen menghardiknya dengan tegas.
“Audrey, duduk kamu! Tidak ada yang menyuruh kamu untuk pergi!” bentak Wen dengan sangat keras.
Mendengar bentakan Wen aku sangat terkejut. Aku bermaksud untuk turut berdiri, namun aku merasakan tubuhku lemas dan aku tidak mampu berdiri. Kelihatannya Wen telah mencampurkan sesuatu lagi dalam minumanku sehingga badanku lemas tidak berdaya.
Aku melihat Audrey sedikit ketakutan mendengar bentakan Wen, namun dikarenakan aku hanya tetap duduk dan tidak membela Audrey, maka Audreypun mengurungkan niatnya dan kembali duduk. Wen dan tamu-tamu lainnya kemudian membahas adegan demi adegan persetubuhan Audrey yang ditayangkan TV. Mereka membahasnya seakan-akan Audrey tidak ada di ruangan itu. Komentar-komentar keluar dari mulut mereka. Wen memuji Zhou atas kemanjuran obatnya. Wen menjelaskan bagaimana Audrey yang alim itu bisa menjadi seorang pelacur murahan dikarenakan meminum obat itu. Ada lagi tamu yang lain memuji daya tahan Audrey karena obat itu. Setelah rekaman adegan persetubuhan Audrey di TV selesai, kemudian Wen dengan suara tegas memerintahkan Audrey
“Nah, Audrey, tolong hibur tamu-tamuku ini. Jangan biarkan mereka hanya menonton kamu di TV saja, perbolehkan mereka juga menikmati dirimu.”
Mendengar itu dengan raut muka penuh ketakutan, Audrey bangkit dari tempat duduknya dan berusaha lari keluar dari villa, namun baru beberapa langkah berlari, Wen dan Zhou dengan sigap menangkap Audrey.
“Wow, rupanya pelacur ini tidak mau menuruti perintah. Ck…ck..ck…Audrey kamu sangat mengecewakan” kata Wen sambil mencengkram tubuh Audrey dari belakang.
“Kamu harus dihukum dan dididik yang benar supaya bisa menjadi budak seks yang patuh” lanjut Wen kemudian kepada Audrey.
Audrey meronta-ronta dengan keras dan berusaha melepaskan diri, namun cengkraman Zhou dan Wen pada dirinya terlalu kuat, sehingga usaha Audrey untuk melepaskan diri menjadi sia-sia. Kemudian Wen dan Zhou menyeret Audrey ke basement villa, diikuti oleh tamu-tamu yang lain. Mereka meninggalkan aku di ruang tengah. Aku kembali berusaha bangkit untuk membantu Audrey, namun aku sama sekali tidak dapat berdiri sehingga aku hanya dapat terduduk lemah di sofa melihat perlakuan Zhou dan Wen terhadap Audrey. Tidak lama mereka meninggalkan aku di ruang tengah. Kira-kira 15 menit kemudian 2 orang tamu pria mendatangiku dan segera membopongku ke basement villa. Basement villa itu ternyata suatu ruangan yang kelihatannya sering digunakan untuk pesta seks yang aneh-aneh. Aku melihat banyak peralatan seks yang lebih mirip sebagai alat penyiksaan tergantung di dinding basement itu. Banyak peralatan seks yang belum pernah aku lihat sebelumnya.
Merinding aku ketika memasuki basement villa itu, namun yang membuat aku lebih kaget dan takut lagi adalah ketika aku melihat Audrey sudah terikat dalam keadaan telanjang bulat. Posisi Audrey berdiri dengan kedua tangan terikat ke atas melebar oleh rantai-rantai yang tertancap kuat dilangit-langit basement, sedangkan kakinya mengangkang lebar terikat dengan rantai-rantai yang menancap kuat ke lantai basement, sehingga posisi Audrey menyerupai huruf “X”. Aku melihat Audrey meronta-ronta sekuat tenaga, air matanya mengucur deras di kedua pipinya. Permohonan-permohonan untuk dilepaskan keluar dari mulutnya, namun rengekannya hanya dibalas dengan tawa sinis oleh orang-orang yang berada di basement villa itu. Kedua tamu yang membopongku kemudian mendudukanku di sebuah kursi persis di hadapan Audrey.
“Teman-teman, malam ini kita akan mendidik pelacur ini supaya mau menjadi budak seks yang patuh. Harap teman-teman duduk di kursi-kursi yang telah disediakan, dan kita akan segera mulai pendidikan buat pelacur ini” sahut Wen tiba-tiba.
Mendengar itu semua yang ada di basement itu duduk di kursi yang telah disediakan disekeliling tempat Audrey terikat dan menunggu apa yang selanjutnya Wen akan lakukan terhadap Audrey.
“Audrey, ini kesempatan kamu yang terakhir. Kamu bisa secara sukarela menjadi budak seksku yang patuh atau aku akan membuat kamu menjadi budak seksku yang patuh. Kedua-duanya pada akhirnya kamu akan menjadi budak seksku yang patuh, namun cara kedua pasti jauh lebih menyakitkan” kata Wen kemudian sambil tertawa.
Mendengar itu aku melihat ketakutan yang amat sangat di wajah Audrey. Audrey semakin kencang meronta-ronta berusaha melepaskan diri. Tangisannya semakin keras, permohonan minta dilepaskan juga semakin keras.
“Ok, kalalu kamu mau dengan cara yang menyakitkan” kata Wen setelah melihat Audrey tetap berusaha melepaskan diri.
Wen kemudian mengambil sebuah cambuk kuda dan berdiri di belakang Audrey. Aku melihat Audrey merinding ketakutan melihat cambuk kuda tersebut.
“Ctaarr….ctttarr….cttaaarrr…..” suara cambuk 3 kali berbunyi disertai raungan kesakitan Audrey. Wen telah mencambuk punggung Audrey dengan keras.
Raungan tangis Audrey semakin keras, badannya tetap meronta-ronta untuk melepaskan diri.
“Cttaar…cttarr…ctarr..ctaarrr…” bunyi cambuk kembali bertubi-tubi mendera punggung Audrey hingga Audrey pingsan. Melihat Audrey pingsan salah seorang tamu wanita mengguyurkan air ke kepala Audrey untuk membangunkannya.
Ketika Audrey siuman, Wen menanyakan kepada Audrey apakah Audrey bersedia menjadi budak seksnya. Setiap kali Audrey mengatakan tidak atau berusaha meronta-ronta untuk melepaskan diri, maka bunyi cambuk akan terdengar lagi, dan kali ini tidak hanya mendera punggung Audrey, namun juga mendera ke pantat, kedua payudara dan vaginanya. 30 menit Audrey dicambuki seluruh tubuhnya, bekas-bekas cambuk berwarna kemerahan terlihat disekujur tubuhnya. Tubuh Audrey sudah kelihatan lemas. Tidak ada lagi raungan tangis keluar dari mulutnya.
“Bagaimana Audrey, apakah kamu sekarang bersedia jadi budak seksku?” tanya Wen kemudian.
Audrey hanya menggelengkan kepalanya secara lemah tanda penolakannya.
“Ok, kalau kamu tetap tidak mau. Kita akan ke tahap selanjutnya. Kita lihat sampai mana kamu tahan siksaan ini” sahut Wen kepada Audrey sambil mengisyaratkan sesuatu kepada seorang tamu wanita.
Tamu wanita yang diberi isyarat oleh Wen kemudian maju ke depan. Dia membawa sebuah jarum dan sebuah cincin yang terbuat dari emas dan menyerahkannya kepada Wen. Kemudian Wen berjongkok di depan vagina Audrey. Dibukanya vagina Audrey secara perlahan. Mengetahui akan apa yang akan terjadi, Audrey meronta-ronta dengan hebat, namun beberapa tamu maju ke depan dan memegang erat-erat tubuh dan pinggul Audrey sehingga Audrey tidak dapat bergerak.
“Jangan…jangan….” pinta Audrey lirih.
“AAAUOOCCCHHH….” Kemudian terdengar teriakan Audrey. Ternyata Wen menusuk bibir dalam bagian atas vagina Audrey dengan jarum dan kemudian memasukkan cincin tersebut dalam lubang yang telah dibuatnya pada bibir vagina Audrey tersebut.
Raungan keras kesakitan Audrey membahana di basement itu, kemudian Audrey kembali pingsan. Kemudian Wen kembali berdiri dan mundur beberapa langkah untuk melihat hasil kerjanya. Dia terlihat puas dengan apa yang telah diperbuatnya pada Audrey. Audrey terlihat dalam posisi terikat, masih pingsan dengan sebuah cincin di bibir atas vaginanya dengan sedikit darah terlihat disekitar bibir atas vaginanya. Seorang tamu wanita kembali mengguyurkan air ke kepala Audrey dan membersihkan vagina Audrey dari bekas darah tersebut. Kemudian tamu wanita tersebut memberikan wewangian ke hidung Audrey agar Audrey siuman. Siuman dari pingsannya, terlihat sekali Audrey menahan sakit di vaginanya. Kemudian Wen kembali menghampiri Audrey dengan membawa jarum tersebut lagi beserta sebuah cincin emas lainnya. Tangan kiri Wen kemudian meraih puting payudara sebelah kiri Audrey dan tangan kanan Wen memegang jarum siap menusuknya.
“Jangan….jangan….ampun….jangan…sakit…saya bersedia jadi budak seks Pak Wen asalkan jangan siksa saya lagi” tiba-tiba terdengar suara pelan Audrey.
Mendengar hal itu Wen dan tamunya tertawa penuh kemenangan.
“Benar kamu mau jadi budak seksku dan menuruti semua keinginanku” Tanya Wen kepada Audrey.
“Iya…iya….saya mau…tolong jangan sakiti saya lagi” jawab Audrey menyerah.
“Ok, bagus..bagus…, ladies…beri hadiah kepada budak seksku yang baru ini, buat dia menikmati statusnya yang baru sebagai budakku” kata Wen sambil memberi isyarat kepada para tamu wanita untuk maju ke depan.
Para tamu wanita tanpa perlu diperintah lebih lanjut langsung maju ke depan mengelilingi Audrey. Satu tamu wanita berjongkok di hadapan vagina Audrey dan mulai menjilati dan menghisap-hisap vagina Audrey. Tamu-tamu yang lain menciumi dan menjilati kedua payudara Audrey, paha Audrey, punggung Audrey dan sekujur tubuhnya.
15 Menit diperlakukan demikian terlihat tubuh Audrey mulai mengkhianatinya. Audrey mulai meliuk-liukan badannya mengikuti permainan para tamu wanita tersebut di seluruh tubuhnya. Melihat reaksi Audrey, para tamu wanita tersebut semakin ganas mengerjai tubuh Audrey. Jari-jari tangan mereka secara bergantian keluar masuk vagina Audrey yang mana hal tersebut semakin membuat Audrey tidak dapat mengontrol tubuhnya. Tidak beberapa lama kemudian terdengar erangan Audrey tanda Audrey telah mencapai orgasmenya yang disambut oleh tepuk tangan meriah dari para tamu pria di basement itu. Tidak menunggu sampai orgasme Audrey reda, Wen kemudian melepaskan ikatan Audrey dan membimbingnya untuk berdiri di hadapanku.
“Mulai sekarang istrimu adalah budak seksku. Mulai sekarang aku harus didahulukan oleh istrimu dan bukan kamu lagi. Apabila kamu macam-macam rekaman dvd persetubuhan istrimu akan aku sebar di internet” kata Wen kepadaku.
Aku hanya diam tercekat oleh ancaman Wen itu. Badanku masih lemas sehingga aku tidak dapat berbuat apa-apa meskipun sebenarnya ingin aku meninju Wen. Kemudian Wen mengaitkan sebuah bel kecil keperakan di cincin emas yang berada di bibir atas vagina Audrey, dan kemudian Wen mengetes bunyi bel tersebut dengan jarinya.
“Ting…ting…ting” terdengar bunyi bel pelan.
Audrey kemudian diposisikan membungkuk ke depan dengan kedua tangan bertumpu di kedua pegangan kursi tempat aku duduk. Pantatnya di keataskan sedikit oleh Wen sehingga Audrey sedikit berjinjit dengan pantat sejajar dengan selangkangan Wen. Wajah Audrey dengan wajahku menjadi berhadapan dengan sangat dekat. Lalu Wen memelorotkan celananya sendiri. Terlihat penis Wen yang besar sudah mengacung keras, dan tanpa basa basi lagi dimasukkannya penis besar itu ke dalam vagina Audrey dari belakang. Erangan kecil keluar dari mulut Audrey disertai bunyi bel berdenting beberapa kali. Mata Audrey terpejam rapat. Aku melihat ke bawah ke arah vagina Audrey. Terlihat vagina Audrey sudah penuh dengan penis Wen yang besar dengan sebuah bel kecil yang bergoyang-goyang tergantung dari bibir atas vaginanya. Wen mulai memompa penisnya keluar masuk vagina Audrey yang disertai erangan-erangan kecil Audrey dan bunyi bel yang bergoyang. Tubuh Audrey terdorong ke depan sehingga wajahnya sekarang berada disamping kuping kananku.
Terdengar erangan-erangan Audrey di kupingku setiap kali penis Wen yang besar memasuki vaginanya.
“Maafkan aku Tom, aku tidak kuat disiksa…” tiba-tiba bisik Audrey di kupingku. Aku tidak menjawab dan hanya diam saja.
Genjotan-genjotan penis Wen pada vagina Audrey semakin keras, dan erangan-erangan Audrey semakin terdengar keras. Badan Audrey mulai mengikuti irama permainan Wen. Terlihat vagina Audrey sudah sangat basah, cairan kewanitaannya mulai terlihat membasahi kedua paha dalamnya.
“Wah vagina istrimu sangat basah…dia sangat menikmatinya” kata Wen kepadaku sambil tertawa.
“Saatnya kita ke tahap selanjutnya” kata Wen kemudian sambil dengan tiba-tiba memasukkan 2 jarinya secara kasar ke dalam anus Audrey.
Jeritan keras terdengar dari mulut Audrey. Audrey berusaha menarik badannya namun dengan sigap Wen menahannya.
“Diam Audrey!!!” hardik Wen kepada Audrey.
Setelah beberapa menit puas mengobok-obok anus Audrey dengan kedua jarinya, Wen lalu mencabut penisnya dari vagina Audrey dan mengarahkannya ke anus Audrey. Wen menarik badan Audrey ke belakang sehingga wajah Audrey sekarang kembali berhadapan dengan wajahku. Terlihat wajah kesakitan dari Audrey ketika penis Wen yang besar mulai memasuki lubang anusnya. Air mata mulai meleleh dari kedua mata Audrey. Perlu beberapa menit sampai seluruh penis Wen masuk ke dalam lubang anus Audrey, dan kemudian Wen mulai memompa penisnya keluar masuk lubang anus Audrey. Jeritan-jeritan sakit terdengar dari mulut Audrey, matanya kembali terpejam menahan sakit. Dua tamu wanita kemudian mendatangi Audrey dari kedua sisi. Salah satunya membawa vibrator yang cukup besar dan menyalakannya.
“Ziiing…….” terdengar bunyi vibartor itu. Salah satu tamu wanita tersebut kemudian berjongkok disisi sebelah kiri Audrey dan memasukan vibrator tersebut ke dalam vagina Audrey yang disertai erangan-erangan Audrey. Tamu wanita yang lainnya berjongkok disisi kanan Audrey dan mulai meraba-raba dan menciumi payudara Audrey yang bergantung bebas. Tubuh Audrey kembali terdorong ke depan, sehingga wajahnya kembali berada disebelah kuping kananku. Badan Audrey bergoyang hebat dikarenakan genjotan penis Wen di lubang anusnya dan genjotan vibrator di vaginanya. Erangan-erangan Audrey terdengar keras bersahut-sahutan dengan bunyi vibrator dan bel yang bergoyang keras di bibir atas vaginanya. Erangan-erangan Audrey tidak lagi terdengar sebagai erangan kesakitan tapi telah berubah menjadi erangan kenikmatan. Tanpa disadarinya, Audrey mulai menciumi kuping dan leherku dan sesekali menggigit pelan leherku. Tidak butuh waktu lama untuk Audrey mencapai orgasmenya kembali, badannya mengejang hebat disertai lenguhan kecil ketika dia mencapai puncak orgasmenya. Namun Wen belum ada tanda-tanda bahwa Wen akan mencapai orgasmenya. 40 menit telah berlalu, Audrey telah berkali-kali mengalami orgasme, sampai akhirnya Wen memuntahkan seluruh spermanya didalam anus Audrey. Wen kemudian menarik penisnya keluar dari lubang anus Audrey dan membimbing Audrey ke matras di tengah basement itu. Ternyata salah satu tamu pria Wen telah tidur terlentang di atas matras itu dengan keadaan telanjang bulat dan penis besar yang mengacung ke atas. Wen membimbing Audrey menduduki penis tersebut. Audrey hanya menurut saja apa yang dikehendaki Wen. Setelah penis besar tamu Wen yang bernama Liem itu masuk seluruhnya ke dalam vagina Audrey, Liem kemudian menarik kedua putting payudara Audrey sehingga posisi badan atas Audrey meniduri dada Liem. Liem lalu mencium bibir Audrey dengan ganas, dan aku melihat Audrey melayaninya. Lidah Audrey dan lidah Liem bertautan, mereka berciuman dengan ganasnya. Sementara itu Zhou yang juga sudah telanjang bulat mendekati pantat Audrey dari belakang, dan tanpa basa-basi memasukan penisnya yang juga besar ke dalam lubang anus Audrey, sehingga sekarang posisi Audrey terjepit di antara tubuh Liem dan Zhou dengan 2 penis menancap masing-masing di vaginanya dan di anusnya.
Mata Audrey terlihat berbinar ketika Liem dan Zhou mulai memompa penisnya masing-masing pada vagina dan anus Audrey. Tidak ada lagi penolakan dari Audrey, bahkan Audrey turut menggoyang-goyangkan pinggulnya seirama dengan genjotan Liem dan Zhou.
“Lihat, istrimu mulai menikmati dan menerima statusnya yang baru sebagai budak seks. Saya harap kamu juga dapat menerimanya. Kamu tidak mau kan rekaman dvd istrimu tersebar di internet, lagipula aku lihat kamu juga mulai menikmatinya, lihat penis kamu mulai membesar” bisik Wen kepadaku.
“Kamu menurut saja, dan kamu dapat mendapatkan impianmu selama ini, yaitu melihat istrimu disetubuhi pria lain” lanjut Wen kepadaku.
Aku hanya mengangguk pelan. Terus terang melihat Audrey disandwich oleh 2 laki-laki tua telah membangkitkan nafsu birahiku. Obat yang diberikan Wen kepadaku mulai memudar dan tubuhku mulai tidak lemas lagi, namun bukannya aku membantu Audrey melepaskan diri tapi aku malah menikmati adegan seks di depanku. Terasa lama sekali untuk Liem dan Zhou mencapai orgasmenya, namun sebaliknya sangat cepat sekali Audrey mengalami orgasme. Setelah Audrey mengalami orgasme berkali-kali, barulah Liem dan Zhou secara bersamaan memuntahkan spermanya masing-masing dalam vagina dan anus Audrey. Selesai memuntahkan spermanya dalam anus dan vagina Audrey, Liem dan Zhou segera digantikan oleh tamu pria yang lainnya. Kali ini giliran Lam dan satu tamu lainnya yang bernama Kong. Audrey diposisikan tiduran terlentang di atas tubuh gemuk Lam dengan penis Lam yang menancap di anus Audrey, sedangkan Kong menancapkan penisnya ke dalam vagina Audrey dari atas. Lam dan Kong dengan segera menggenjot penisnya masing-masing dengan kasar pada vagina dan anus Audrey. Audrey terlihat kepayahan melayani nafsu Lam dan Kong. Kedua tangan Audrey bertumpu di dada Lam, kedua kakinya terbuka lebar memberikan akses seluas-luasnya bagi penis Kong di vaginanya. Sementara itu, ketiga tamu wanita yang semuanya telah telanjang bulat menyerbu penisku, mereka memelorotkan celana dan celana dalamku dan mulai menjilati penisku secara bergantian yang membuat nafsu birahiku semakin memuncak. Tanganku mulai berani meraba-raba payudara ketiga wanita tersebut. Audrey kadang-kadang terlihat memandang ke arahku yang sedang dioral service oleh ketiga tamu wanita tersebut. Entah cemburu atau karena tidak mau kalah melihat aku menikmati service ketiga tamu wanita tersebut, Audrey kembali berkonsentrasi dengan persetubuhannya dengan Lam dan Kong. Tangan kanannya meraih belakang kepala Kong dan ditariknya kedepan dan Audrey menciumi bibir Kong dengan ganasnya.
Lidah Audrey terlihat bermain dengan lidah Kong, pinggul Audrey bergoyang makin hebat seakan-akan memberi semangat untuk Lam dan Kong agar menggenjot penisnya masing-masing dengan semakin ganas pada vagina dan anusnya. Orgasme demi orgasme melanda Audrey, sampai akhirnya Lam dan Kong menghabiskan seluruh spermanya dalam vagina dan anus Audrey. Aku sendiripun telah mengalami orgasme, seluruh spermaku ditelan habis oleh ketiga tamu wanita tersebut. Setelah selesai menghabiskan seluruh spermaku, ketiga wanita tersebut bermain seks bertiga. Rupanya mereka adalah lesbian. Ketika aku bermaksud untuk ikut serta, secara halus mereka menolakku. Sementara itu Audrey masih melayani kelima pria tua di atas matras. Mereka secara bergantian atau bersama-sama menyetubuhi Audrey dengan berbagai macam gaya seks. Terkadang seluruh lubang yang ada di Audrey yaitu mulut, vagina dan anus Audrey harus melayani penis-penis pria-pria tua tersebut secara bersamaan. Terlihat juga Audrey melayani kelima pria tua tersebut secara bersamaan. Audrey duduk di atas Wen yang berbaring terlentang dimatras dengan penis Wen pada vagina Audrey, sedangkan Kong asyik menggenjot anus Audrey dari belakang. Secara bersamaan mulut Audrey menjilati dan menghisap penis Lam, sedangkan tangan kiri Audrey sibuk mengocok penis Zhou dan tangan kanan Audrey sibuk mengocok penis Liem. Terlihat suatu adegan yang fantastis di hadapanku, Audrey istriku yang cantik, berkulit putih dan mulus sibuk melayani 5 pria tua yang semuanya bertubuh gemuk dan berbulu lebat. Erangan-erangan mereka membahana di basement itu disertai bunyi bel kecil yang tergantung di bibir atas vagina Audrey. Orgasme-orgasme silih berganti melanda mereka. Sudah banyak sekali sperma kelima pria tua itu memenuhi vagina, lubang anus dan mulut Audrey. Bekas-bekas sperma nampak dibibir vagina dan lubang anus Audrey, juga demikian di bibir mulut Audrey, namun mereka terus bersetubuh sepanjang malam itu sampai pagi menjelang ketika mereka semua kehabisan tenaga dan tidur bersama di basement itu dengan keadaan telanjang bulat.
Bagian V: Penutup
Hari sudah siang ketika Audrey dan kelima pria tua bangun, merekapun mandi bersama-sama. Ketiga tamu wanita sudah tidak nampak di villa, kelihatannya mereka sudah pulang duluan ke Jakarta. Tidak terasa sudah dari jumat malam aku dan Audrey berada di villa. Sekarang sudah hari minggu, namun tidak terlihat Wen dan 4 pria lainnya akan pulang ke Jakarta. Mereka masih asyik menyetubuhi budak seks barunya, yaitu Audrey istriku. Tidak henti-hentinya mereka menyetubuhi Audrey baik secara bergantian maupun secara bersama-sama. Mereka menyetubuhi Audrey baik di ruang tengah, di ruang makan, di kolam renang, di jacuzzi maupun di kamar tidur. Aku melihat Audrey berusaha melayani nafsu binatang mereka dengan sebaik-baiknya. Terlihat sekali istriku sudah menerima status barunya sebagai budak seks. Meskipun terlihat sulit bagi Audrey untuk mengimbangi kemampuan seks kelima pria tua itu, namun Audrey terlihat mulai menikmatinya, terutama apabila Audrey disetubuhi dengan gaya-gaya baru yang belum pernah dicobanya. Kelima pria itu terus menyetubuhi Audrey sepanjang hari Minggu, Senin sampai hari Selasa, mereka hanya berhenti kalau saatnya makan dan tidur sebentar. Kagum aku melihat stamina kelima pria tua tersebut mengingat usia mereka semuanya sudah di atas 50 tahun. Kadang-kadang ketika mereka beristirahat sebentar, mereka mengijinkanku untuk dioral oleh Audrey, namun mereka tidak pernah mengajakku untuk secara bersama-sama menyetubuhi Audrey. Hari Rabu pagi, mereka baru mengijinkan aku dan Audrey kembali ke Jakarta dengan instruksi bahwa cincin dan bel kecil di bibir atas vagina Audrey tidak boleh dilepas, mulai sekarang Audrey hanya diperbolehkan memakai rok dengan tidak boleh memakai BH dan celana dalam, setiap hari Audrey harus meminum pil anti hamil yang diberikan oleh Wen, Audrey harus selalu mencukur bulu-bulu disekitar vaginanya sehingga vaginanya selalu mulus tanpa bulu sehelaipun, aku tidak boleh menyetubuhi Audrey, aku hanya boleh dioral saja oleh Audrey dan kapanpun Wen dan teman-temannya memanggil Audrey atau datang ke rumah kami, Audrey harus siap melayani. Apabila kami tidak menuruti maka dvd rekaman persetubuhan Audrey di villa tersebut akan tersebar di internet. Audrey hanya mengangguk tanda setuju mendengar instruksi Wen sedangkan aku hanya diam tanpa bisa berbuat apapun. Kamipun pulang ke Jakarta pada hari Rabu pagi itu dengan status baru istriku sebagai budak seks pemuas nafsu.
Diposkan oleh Ryana D. Arthur di 23:26 kisah smp Label: Pesta Seks 0 komentar
Minggu, 22 November 2009
Kisah ini terjadi sewaktu aku masih kelas 3 SMP. Sekarang aku sudah hampir kuliah, tinggal nunggu pengumuman saja. Sebut saja aku Vita, waktu itu aku masih berumur 15 tahun. Tapi entah kenapa bentuk tubuhku sudah berbeda dengan teman-teman sebayaku. Dengan tinggi 163 cm dan berat 45 kg, aku cukup dikenal di sekolah, apalagi aku tergabung sebagai anggota cheerleader yang sering tampil di depan umum. Rambut hitamku aku panjangkan hingga sebahu, kulitku putih bersih (tapi aku bukan chinesse), dan ukuran dadaku cukup besar 34B.
Saat itu aku sudah mengenal seks, itu aku dapatkan ketika aku masih duduk di kelas 2 SMP, saat itu aku masih pacaran dengan seorang mahasiswa dari sebuah universitas swasta di kotaku. Semenjak saat itu gairah seks-ku semakin meningkat. Hampir setiap hari kami melakukan hubungan itu. Namun semenjak aku putus dengan pacarku, aku kehilangan orang yang dapat memenuhi kebutuhan biologisku. Sebagai gantinya aku sering melakukan mastrurbasi bila aku sedang terangsang.
Aku sering tidur dalam keadaan telanjang, hanya dilapisi selimut biar nggak kedinginan. Kalau sudah begitu aku pasti akan berfantasi sedang berhubungan intim dengan teman-teman sekolahku. Aku lebih suka berfantasi dengan teman sekolahku daripada dengan orang yang lebih tua apalagi orang bule. Fantasiku tidak hanya teman cowok, tetapi juga cewek-cewek yang cukup cantik dan seksi. Mungkinkah aku hypersex?
Dibalik selimutku, aku sering memasukkan jari-jariku ke dalam vaginaku, kemudian memainkan klitorisku hingga aku mencapai orgasme, dan aku ulangi lagi hingga benar-benar badanku lelah dan tubuhku penuh dengan keringat. Tidak jarang aku masukkan juga sikat gigi ke dalama vaginaku, kemudian jari-jariku memuntir-muntir puting susuku yang aku lakukan dalam tempo yang lambat.
Aku membayangkan saat itu aku sedang disetubuhi oleh temanku, hingga akhirnya aku mencapai orgasme. Kemudian sikat gigi yang basah oleh cairan vaginaku itu aku oleskan ke sekitar puting susu yang sudah menegang. Itu aku lakukan berulang kali hingga aku kehabisan tenaga. Orang tuaku tidak pernah tahu hal itu, karena mereka sibuk, lagipula kamarku cukup mendukung. Bahkan ketika aku berhubungan seks dengan pacarku dulu, tempatnya juga di kamarku.
Pagi itu aku bangun dalam keadaan telanjang, dan sikat gigi masih menancap di vagina dan cairan vaginaku tampak masih meleleh keluar, puting susuku terasa lengket, cukup banyak aku orgasme tadi malam. Aku tersenyum melihat diriku di cermin, kemudian aku berdiri dan membiarkan sikat gigi menancap di vagina. Aku masuk ke kamar mandi yang kebetulan masih berada di kamarku. Kemudian dengan shower aku siram tubuhku, terutama bagian payudara dan vagina. Ketika sikat gigi aku cabut, tiba-tiba aku merasa terangsang lagi, segera aku semprotkan shower ke dalam vagina sambil mengusap payudaraku dengan sabun, cukup lama aku hingga aku orgasme. Setelah itu aku mandi seperti biasa.
Hari ini ada pelajaran olahraga. Aku tidak begitu suka dengan pelajaran ini, selain aku tidak mahir olahraga, pasti aku akan jadi pusat perhatian cowok-cowok, mana pakaiannya ketat banget, huuhh.. (Aku lebih suka memakai seragam cheers, karena aku merasa lebih seksi bila memakai seragam itu. Seragam cheers sekolahku rok mini dengan atasan model sailor. Hmm..)
Akhirnya pelajaran olah raga selesai juga, kami cewek-cewek segera ganti pakaian. Kami segera menuju ke loker ganti. Aduhh.. Penuh.. Terpaksa aku ganti di toilet. Segera aku berlari ke toilet, meskipun toilet tetapi cukup bersih dengan kloset duduk yang bersih dan mengkilat. Aku lihat toilet kosong, aku maklum karena kelas lain masih pelajaran biasa, lagipula ini toilet terjauh dari kelas-kelas, biasa digunakan oleh anak ekskul karena dekat dengan aula. Segera saja aku masuk, ketika mau aku kunci ternyata kuncinya rusak.
"Ya sudah deh nggak usah dikunci aja, lagian nggak ada orang juga.." begitu pikirku.
Aku mulai membuka pakaian olah ragaku, cukup susah membuka bagian atasnya,
"Dadaku terlalu besar atau bajunya terlalu kecil ya?" gumanku sendiri..
Akhirnya aku berhasil juga membukanya, tetapi BH-ku menjadi berantakan, puting susuku menonjol keluar.
"Aku biarkan saja dulu ah" pikirku, kemudian aku lepas celana olah raga ku. Aku melihat celana dalamku basah oleh cairan vaginaku.
"Lho.. Kok aku keluar ya.. Padahal aku nggak ngapa-ngapain lho.. Pantesan putingku tegang banget.." gumanku.
Segera aku ambil tissue di toilet kemudian dengan hati-hati aku bersihkan vaginaku. Saat itu posisiku membungkuk membelakangi pintu sehingga aku nggak tahu kalau pintunya terbuka. Tiba-tiba aku dipeluk dari belakang, kontan saja aku kaget.
"Eh.. Eh.. Apa-apain nih.. Heeii!!" teriakku sambil membalikkan badan.
Tiba-tiba mulutku dibekap dengan tangan dan aku melihat Angga.
"ANGGA!!" teriakku..
Tetapi karena mulutku dibekap, suaraku bagaikan tidak keluar. Angga adalah cowok tajir yang naksir aku, rupanya dia ngikutin aku tadi. Angga kemudian membawaku ke toilet sebelah, kami masuk dan Angga mengunci pintunya, rupanya yang ini bisa dikunci, SIAL!! Rutukku dalam hati.. Tiba-tiba Angga mengeluarkan sebilah pisau dari kantongnya dan menempelkan di leherku.
"Diem terus ikutin perintah gue!!" bentaknya kepadaku sambil memepetku ke tembok.
Angga mengeluarkan tali kemudian mengikat kedua tanganku, aku hanya bisa diam, takut sama pisaunya. Angga melepas sepatuku dan kaus kakiku dan melemparkan ke tolilet sebelah. Tanganku diikat ke engsel pintu bagian atas hingga akhirnya tanganku tergantung ke atas, dengan begitu Angga bisa bebas melihat semua lekuk tubuhku yang setengah telanjang.
"Body lu seksi Vit.. payudara lu bikin gue horny" bisik Angga di telingaku sambil memegang payudaraku. Lalu dengan pisaunya, Angga memutus tali BH ku dan tali celana dalamku. Dengan sekali tarik, aku sudah telanjang bulat di depan Angga. Angga membuang pisau ke luar toilet dan segera mendekat, langsung memegang payudaraku dan memutarnya..
"Ahh.. Duuhh.. Jangan kenceng-kenceng dong.. Sakit.." rintihku kepada Angga, rupanya dia belum pernah berhubungan seks sebelumnya, masih perjaka rupanya dia, diam-diam aku tersenyum.
"Eh sorry.. Sakit ya.." dia minta maaf, bodoh banget ya?
Angga kemudian membuka semua pakaiannya, sehingga dalam beberapa menit dia sudah telanjang bulat. Aku melihat penisnya sudah menegang dengan mengacung ke atas dan berdenyut-denyut. Angga mendekat dan mengusap payudaraku sambil memelintir puting susuku yang sudah tegang dari tadi.
Tiba-tiba Angga menempelkan penisnya ke vaginaku, dan mendorongnya ke dalam. Karena belum berpengalaman maka Angga selalu meleset memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. Karena kasihan aku buka kakiku ketika Angga mencoba untuk yang ke 4 kalinya. Penis Angga masuk ke dalam vaginaku, dan aku lihat Angga merasa surprise banget, dan Angga membuka mulutnya sembari mendesah..
"Ah.. Ah.. Ah.." desah Angga setiap mendorong penisnya ke dalam vaginaku.
Aku hanya bisa diam saja. Penis Angga sudah masuk sepenuhnya dan dia mulai menggoyangkan penisnya keluar-masuk vaginaku. Aku sengaja diam saja, karena kalau aku ikut menggoyangkan pinggulku, aku percaya Angga akan langsung ejakulasi. Ternyata belum ada 10 goyangan, Angga sudah ejakulasi di vaginaku. Rupanya dia nggak bisa menahan lebih lama lagi. Cukup lama dia menancapkan penisnya di vaginaku, mungkin untuk merasakan sensasi ejakulasi yang baru saja dia alami. Aku hanya bisa tersenyum saja ketika dia menatapku saat dia mencabut penisnya.
"Kok cuma sekali aja Ga?" tanyaku menantang.
"Kamu masih mau lagi?" balasnya, nampaknya pertanyaan pancinganku mengena.
"Masih dong, tapi aku yang kendalikan kamu, gimana?" usulku..
"Maksud loe?" tanya Angga enggak ngerti.
"Lepasin talinya terus kamu ikutin apa kataku" kataku sambil tersenyum nakal.
Rupanya Angga baru mengerti, dia kemudian keluar untuk mengambil pisau yang dia buang tadi, kemudian memotong tali yang mengikat tanganku.
"Bersihin penis lu dulu gih" pintaku ke Angga yang kemudian segera dibersihkan dengan saputangannya.
Ketika aku melihat Angga membersihkan penisnya menggunakan saputangannya, libidoku memuncak cepat hingga aku hampir tidak bisa mengendalikan diri. Tak lama kemudian dia selesai.
"Duduk di kloset itu, shut up, and look me!" perintahku.
Di depan Angga aku mulai menari. Menari? Ya menari, aku menari erotis di depan Angga. Aku meraba dan memuntir puting susuku kemudian memasukkan jari ke dalam vaginaku lalu aku jilat cairan vagina yang menempel di jariku, sambil tetap menari. Kemudian aku tempelkan tubuhku ke tembok lalu berlutut di lantai, kemudian sambil merangkak aku mendekati Angga, aku melihat penisnya sudah berdiri dan berdenyut-denyut.
Aku bergerak mendekati penis Angga, kemudian menjilatinya, kemudian mengecupnya, sesekali aku masukkan ke dalam mulutku kemudian aku keluarkan lagi. Dengan ujung jariku aku mengusap kepala penisnya sambil kujilat lubang penisnya. Penis Angga tidak besar tapi cukup bersih. Aku melirik sambil tersenyum kepada Angga, tampaknya dia sudah hampir ejakulasi lagi.
"Cepet banget sih ni anak?" pikirku.
Kemudian aku kocok penisnya perlahan-lahan, sambil tetap aku jilat kepala penisnya. Aku merasakan ditanganku penis Angga mulai berdenyut-denyut, segera aku masukkan penis Angga ke dalam mulutku, kemudian aku hisap, tak sampai 3 kali hisap, Angga sudah ejakulasi lagi. Aku hisap air maninya hingga habis. Kemudian penis Angga aku siram dengan air maninya yang terkumpul di mulutku. Kemudian dengan mulut yang masih ada sisa-sisa air mani, aku berdiri dan mendekati Angga. Kemudian aku duduk di pangkuan Angga dengan menghadap ke arahnya. Aku cium bibir Angga dengan sisa-sisa air maninya sendiri.
"Kenapa? Ini khan air mani kamu sendiri" protesku ketika dia mau menolak ciumanku.
Aku mencium bibir Angga dengan lembut sambil kuhisap mulutnya, kemudian aku masukkan lidahku ke mulutnya, jadilah kami French kiss. Cukup lama kami berciuman, hingga Angga hampir kehabisan napas.
"Sudah Vit, aku sudah capek.." pintanya kepadaku.
"Apa capek? Aku padahal baru mulai.." kataku..
"Apa? Baru mulai? Padahal.." Angga mencoba protes.
"Sudah diem!! Salah sendiri kamu yang mulai, sekarang ikutin kataku kalau nggak mau namamu tercemar di sini!!" ancamku kepadanya.
Rupanya Angga keder juga dengan ancamanku.
"Hihihihihihi.." aku tertawa kecil.
"Aku bakal bikin kamu nggak akan ngelupain hari ini.." kataku sambil mencium bibirnya lagi.
Kemudian aku suruh Angga untuk membuka kakinya lebar-lebar hingga kakiku bisa berdiri tepat di depan penisnya yang sudah lunglai.
"Aku kasih waktu buat bangunin penis kamu sampai vaginaku sampai di depan penis kamu!!" perintahku kepada Angga.
Dengan posisi berdiri seperti ini, posisi vaginaku tepat berada di depan muka Angga, aku pegang kepala Angga, kemudian aku suruh menjilati vaginaku.
"Jilatin vagina gue!!" kataku ketika aku sudah berdiri seimbang.
"Jangan seperti itu njilatinnya, pelan-pelan aja.." protesku ketika Angga menjilat vaginaku secara sembarangan.
Sekali-kali aku lihat penis Angga, rupanya sudah hampir tegang penuh. Lama kelamaan aku merasa terangsang, apalagi ketika lidah Angga menyentuh klitorisku. Aku pegang kepala Angga, dan menggoyangkan pinggulku di depan kepalanya, aku gesek-gesekkan vaginaku ke mukanya, sambil aku membenarkan posisi kakiku, kemudian aku gesekkan vaginaku ke dagu, dada, hingga sampai perut. Aku sudah nggak bisa turun karena pantatku kehalang penis Angga yang sudah tegang. Aku angkat pinggulku kemudian arahkan vaginaku ke penis Angga. Nampaknya Angga sudah siap betul. Sambil menatap Angga aku masukkan penis Angga ke dalam vaginaku, kemudian dengan cepat aku keluarkan lagi. Aku tertawa kecil dan aku mengulanginya lagi sampai beberapa kali hingga aku merasa terangsang.
Kemudian aku masukkan vaginaku tetapi hanya setengahnya saja kemudian aku jepit penisnya dengan sekuat tenaga, kemudian aku tarik pelan-pelan hingga sampai kepala penisnya, kemudian aku masukkan lagi hingga setengah dan aku tarik lagi. Aku lakukan itu beberapa kali hingga aku lelah menjepit penis Angga. Bersamaan itu, Angga ejakulasi lagi, rupanya dia sudah tidak tahan dengan permainanku.
"Aduuhh.. Kok sudah keluar lagi sih" batinku agak kecewa..
Aku keluarkan penis Angga dari vaginaku lalu aku kulum penisnya untuk membersihkan penisnya lagi. Kemudian aku kembali ke posisi semula. Kemudian dengan penis Angga yang masih lunglai aku berusaha masukkan lagi ke dalam vaginaku, agak susah sih, karena nggak bisa menembus vaginaku yang masih cukup rapat.
Akhirnya bisa juga karena aku buka lebar-lebar mulut vaginaku, dan mendorong penis Angga masuk ke dalam. Begitu masuk ke dalam vaginaku, aku tunggu Angga hingga dia ereksi sempurna, beberapa menit kemudian, segera aku goyangkan pinggulku dengan tempo lambat. Aku yakin Angga nggak bakalan cepet keluar lagi soalnya penisnya sudah mulai pengalaman dan persediaan air maninya sudah hampir habis? Sewaktu menggoyangkan pinggulku itu aku sekali-sekali menjepit penis Angga kemudian aku lepaskan lagi. Hingga akhirnya aku merasa hampir orgasme aku percepat tempo goyanganku. Rupanya Angga juga sudah hampir keluar.
"Tahan Ga, kita keluar barengan" pintaku.
Rupanya Angga sudah hampir bisa mengimbangiku, dan benar saja ketika aku orgasme Angga menyusul kemudian, hebat dia bisa 2 detik lebih lama dariku.
"Kamu sudah mulai hebat Ga.." bisikku sembari mencium bibirnya dengan lembut.
Kami berpelukan dan tanpa terasa kami ketiduran cukup lama hingga aku merasakan penis Angga mulai ereksi lagi di dalam vaginaku. Segera aku melepaskan penis Angga dari dalam vaginaku, kemudian aku berdiri sembari menunggu penis Angga berdiri. Rupanya cukup lama hingga harus aku bantu dengan mengocoknya. Saat penis Angga sudah ereksi sempurna, aku membalikkan badan dan berpegangan di pintu sambil membungkukkan badanku.
"Ga.. Masukin sini.." pintaku manja sambil menunjuk ke vaginaku.
Angga segera bangun dan langsung menempelkan penisnya ke vaginaku.
"Pelan-pelan aja dulu, jangan buru-buru.." kataku ketika penis Angga secara kasar ditusukkan ke vaginaku.
Akhirnya setelah penisnya dikeluarkan, Angga mencoba untuk memasukkannya kembali, kali ini dia lebih lembut lagi, pantatku diusapnya dulu, kemudian tangan kirinya meraba payudaraku dari belakang, kontan saja putingku langsung menegang ketika tangan Angga menyentuh payudaraku.
Sementara itu, tangan kanannya memegang pinggangku agar tidak bergerak, lalu dia mulai memasukkan penisnya. Nampaknya dengan gaya seperti ini penisnya gampang masuk, dengan 2 kali coba, penisnya sudah masuk ke vaginaku. Kali ini Angga tidak terlalu buru-buru, sehingga aku merasakan nyaman, aku rasa Angga pun demikian.
"Digoyang Ga.." pintaku kepada Angga ketika penisnya sudah menancap di vaginaku, langsung saja Angga menggoyang pinggulnya. Ini adalah gaya favoritku, sehingga setiap penis Angga menyodok masuk, aku merasakan kenikmatan yang luar biasa, tanpa sadar aku meracau keenakan.
"Ahh.. Uhh.. Yeah.. Ahh.. Aahh.. Terus Gaa.. Uhh.." racauku tanpa sadar.
Dan tampaknya Angga tidak tahu kalau aku hanya meracau, dia segera mempercepat goyangannya. Aku terkejut dengan yang dilakukannya, meskipun nikmat tapi aku merasa khawatir..
"Aahh.. Aku keluaarr.." erang Angga kemudian..
Tuh khan, yang aku khawatirkan terjadi juga, Angga masih terlalu amatir untuk berhubungan seks. Angga kemudian membenamkan penisnya ke dalam vaginaku untuk beberapa saat, kemudian dia mencabutnya.
"Plaakk.." aku menampar pipi Angga.
"Aku khan sudah bilang jangan buru-buru!! Kamu tu masih amatir!!" makiku kepadanya.
Angga hanya bisa terkejut dan nggak bisa ngomong apa-apa lagi. Segera aku keluar toilet dan kembali ke tolietku semula.
"Sial!! BH dan celana dalamku dirobek Angga. Gimana ya? Mana vaginaku masih banyak air mani Angga!!" Aku mengumpat dalam hati.
Segera aku bersihkan vaginaku lagi. Kali ini aku tutup pintunya dengan benar. Setelah itu aku kenakan rok-ku.
"Aduh pake apa ya.." aku bingung harus pake apa buat dalemannya, akhirnya aku gunakan celana olahragaku buat pengganti celana dalam, padahal rok-ku sempit, jadinya dengan tambahan celana olahragaku, rok-ku jadi tambah sempit.
"Tapi BH-nya pake apa ya? Masa nggak pake BH? Mana seragamku tipis.." pikirku.
Akhirnya aku langsung pake seragam tanpa BH. Bisa dibayangkan dengan ukuran payudara segitu (34B) pake seragam sekolah, tanpa BH, dan puting yang menonjol, pasti bikin ngeres orang yang liat. Aku berniat masuk kelas untuk mengambil rompi yang selalu aku bawa, tapi sekarang rompi itu ada di kelas.
Akhirnya dengan hati-hati aku keluar dan menunggu hingga sepi untuk bisa masuk kelas dan kemudian mengambil rompiku. Aku berharap tidak ada orang yang melihatku. Ketika kau keluar dari toilet aku berpapasan dengan Angga, nampaknya dia masih merasa bersalah, aku hanya tersenyum kepadanya ketika dia memanggilku.
"Nggak ada waktu.." pikirku, dan aku segera melesat ke kelas.
Aku berjalan melewati lorong dengan perasaan khawatir, khawatir kalau ketemu guru atau teman. Kalau dengan kondisi biasa sih enggak masalah, tapi dengan kondisi seperti ini? Gile banget deh..
Akhirnya setelah melalui perjuangan panjang, sampai juga aku di kelasku, rupanya kelas sepi, anak-anak sedang jajan di kantin. Kesempatan!! pikirku, segera saja aku masuk dan menuju ke tasku dan segera memakai rompiku.
"Vita..!!" tegur seseorang..
"O.. Oww.." aku kaget setengah mati, rupanya Wulan teman sekelasku.
Wulan cewek cantik di kelasku, menurutku dia seksi, dengan ukuran payudara yang hampir sama denganku, hanya saja dia lebih gemuk 2 kilo dariku. Aku 163/45, sedangkan Wulan 162/47. Wulan adalah salah satu cewek di sekolahan ini yang sering aku jadikan objek fantasiku. Dan aku rasa Wulan ada perhatian denganku, apakah Wulan lesbian? Entahlah.. Tapi aku tebak, Wulan sudah nggak virgin lagi.
"Kenapa kamu Vit?" tanya Wulan kemudian.
"Nggak Papa kok Lan.." sembari duduk di kursiku..
Wulan kemudian duduk di sebelahku. Rupanya aku lupa mengancing rompiku, dan aku rasa Wulan melihat aku nggak pakai BH saat itu.
"Kamu kok nggak pake BH Vit?" tanyanya tiba-tiba..
Kontan aja aku kaget, kok dia tahu..
"Ehmm.. Ahh.. Uhhmm.. Gimana ya.. Ehmm.." bingung bow jawabnya.
Tapi Wulan sepertinya mengerti dengan apa yang terjadi denganku.
"Sama siapa kamu barusan? Terus celana dalem kamu kemana? Tangan kamu kok ada bekas ikatan?" pertanyaannya bikin aku mati kutu.
Karena aku tidak bisa menjawab, Wulan akhirnya tersenyum.
"Tenang aja lagi, aku ngerti kok, enggak usah khawatir" bisik Wulan sambil tersenyum, kemudian Wulan mencium pipiku, lalu keluar kelas menuju kantin. Aku kaget juga dengan yang dia lakuin barusan, Wulan cium aku? Apa maksudnya nih? Tapi aku sudah ngerasa tenang dan sedikit senang karena Wulan ada perhatian denganku.
Tepat pukul 10.15 guru English masuk ke kelas, guru ini terkenal on-time dan agak killer, makanya begitu tahu gurunya datang, anak-anak langsung pada masuk.
"Vit, aku duduk sebelah kamu ya.." Wulan tiba-tiba duduk di sebelahku.
"Ha.. Oohh.. Ok.. Silakan aja.." jawabku terbata-bata.
Aku memang duduk sendiri, karena jumlah murid di kelasku ganjil, maka aku nggak dapet teman sebangku sendiri. Kasian ya gue? Selama pelajaran berlangsung Wulan mengamati aku, aku jadi salah tingkah dibuatnya, makanya aku pura-pura tidur saja.
"Vita, are you ok?" Tanya guru English-ku.
"She's sick sir, I'll take Vita to UKS.." Wulan langsung menjawab pertanyaan guruku.
"Oohh.. Ok, please Wulan.." Guruku mengizinkan.
"Ayo Vit, kita ke UKS" ajak Wulan sambil menggandeng tanganku.
"Apa-apaan nih?" batinku dalam hati.
Wulan membawaku ke ruang UKS, padahal aku nggak sakit. Selama perjalanan Wulan menggandeng mesra tanganku, sembari memepetkan tubuhnya ke tubuhku. Aku hanya bisa diam dan mengikuti apa maunya.
Akhirnya kami tiba di ruang UKS, ruangan ini terdiri dari beberapa kamar yang tertutup, sehingga orang tidak mengetahui apa yang terjadi di dalam. Wulan membawaku ke kamar yang paling ujung. Di dalam kamar itu terdiri dari 3 tempat tidur. Tiba-tiba Wulan mengunci pintunya.
"Lan, maksud kamu apa s.." belum selesai aku ngomong tiba-tiba Wulan mencium bibirku dengan lembut. Sambil tangannya meraba-raba tubuhku. Mau tak mau aku terangsang juga, tapi aku berusaha untuk mengendalikan diri.
"Kamu cantik Vit, aku suka kamu.." bisiknya kepadaku.
Rupanya Wulan benar-benar ada rasa denganku. Aku kaget juga, soalnya setahuku dia juga punya pacar. Tapi apakah dia seperti aku juga? Aku juga sering berfantasi dengannya, dan sekarang aku malah sudah berhadapan dengannya.
Aku tersenyum ketika dia akan mencium bibirku, aku balas ciumannya, akhirnya kita berciuman dengan agak liar, sampai akhirnya Wulan mendorongku ke tempat tidur. Wulan menindihku, payudara kami saling bertemu. Kemudian dia menciumku lagi, aku merasakan tubuh Wulan menggesek-gesek tubuhku, aku cukup terangsang saat ini, aku merasa vaginaku basah, aku lebih mudah terangsang bila dengan cewek. Aku peluk tubuh Wulan dan mencoba untuk membuka resluiting rok Wulan. Sedangkan Wulan masih menciumiku sambil mengelus-elus rambutku, rupanya dia sudah menantikan saat ini, ini dilihat dari nafsunya yang sangat tinggi.
Wulan kemudian melepaskan rok-nya yang sudah longgar, rupanya Wulan sudah tidak pakai celana dalam, kemudian aku lepaskan pelukanku. Dengan posisi Wulan berada di atasku, Wulan membuka satu-persatu kancing seragamku. Akhirnya seragamku lepas dan payudaraku menyembul keluar. Wulan kemudian melepaskan rok-ku, dan celana olahragaku, akhirnya aku telanjang bulat, dan benar vaginaku sudah basah oleh cairanku.
Wulan kemudian melepaskan seragamnya dan BH-nya, sehingga jadilah kami telanjang bulat. Wulan kembali menindihku sehingga payudara kami saling bertemu lagi tanpa halangan. Karena payudara kami sama-sama sudah tegang, maka Wulan agak kesulitan untuk menciumku, tapi akhirnya bisa juga. Wulan menggesek-gesekkan vaginanya ke vaginaku, sehingga aku merasakan kenikmatan, Wulan pun merasakan hal yang sama.
Aku hanya diam dan menikmati semua yang dilakukan Wulan. Wulan kemudian menciumi leherku, dan payudaraku. Dia menghisap puting susuku dengan lembut, kadang-kadang dia menggigitnya. Aku merasakan kenikmatan yang luar biasa saat itu. Kedua payudaraku dijilatinya secara rata dan di usapnya hingga putingku berdiri tegak.
"Ahh.. Ah.. Ahh.." aku mendesah karena nikmat yang aku rasakan.
Wulan kemudian turun lagi, dia menciumi perutku yang rata, menjilati pusarku, dan kemudian dia menjilati vaginaku. Wulan memasukkan jarinya ke dalam vaginaku dan mencari klitorisku, setelah itu dia menjilatinya. Aku merasakan sensasi yang luar biasa saat lidah Wulan menyentuh klitorisku, aku serasa melayang.
"Ahh.. Iya.. Disitu.. Aahh.." aku mendesah saat Wulan menggigit klitorisku. Tak lama kemudian aku orgasme, aku merasakan orgasme kali ini sungguh spesial, karena aku orgasme karena cewek. Rasanya sungguh nikmat dibandingkan dengan cowok.
Wulan kemudian bangun dan mengambil thermometer yang ada di ruangan UKS ini, Wulan memasukkan thermometer itu ke dalam vaginaku.
"Apa yang kamu lakuin?" protesku.
Tapi Wulan hanya tersenyum saja sembari tetap memasukkan thermometer ke dalam vaginaku.
"320 Celcius.." gumannya saat Wulan melihat penunjuk di thermometer, rupanya Wulan memasukkan thermometer ke dalam vaginaku hanya untuk mengukur suhunya, sialan batinku.
Kemudian Wulan membuka lemari UKS, rupanya Wulan sudah merencanakan hal ini, buktinya dari dalama lemari itu, Wulan mengambil beberapa alat yang pernah aku lihat di film-film porno. Seperti penis buatan (dildo), vibrator, masker, hingga sabuk penis. Wulan memakai sabuk penis hingga dia seperti seorang cowok berpenis besar dan panjang, namun juga berdada besar.
Wulan mendekatiku yang masih terbaring di tempat tidur, Wulan kemudian memasukkan penis itu ke dalam vaginaku, kemudian mulai menggoyangnya, aku yang baru saja orgasme, langsung timbul lagi gairahku, segera saja aku imbangi goyangannya sehingga kami dapat menimbulkan goyangan yang seirama. Sudah lama aku tidak merasakan seperti ini lagi semenjak putus dengan pacarku dulu.
Aku kadang-kadang meremas-remas payudara Wulan, nampaknya Wulan suka ketika aku pelintir puting susunya, Wulan semakin bersemangat menggoyangnya setiap aku sentuh payudaranya. Sesekali aku meraba pantatnya, kemudian memasukkan jariku ke dalam anusnya, Wulan sepertinya juga merasakan hal yang sama denganku, karena aku lihat dari raut mukanya, dia menunjukkan kenikmatan. Tak lama kemudian, karena goyangan penis yang konstan dan terus menerus, akhirnya aku mencapai orgasme. Saat aku orgasme Wulan terus menggoyang pinggulnya, nampaknya Wulan tidak tahu aku sudah orgasme.
"Aduuhh.. Ahh.. Sudahh.. Aku keluaarr.." rintihku ketika Wulan masih tetap menggoyang pinggulnya. Namun Wulan bukannya berhenti malah mencabut penisnya dan kemudian memasukkan ke dalam anusku. Sakit sekali rasanya saat itu.
"Aduuhh.. Jangaann.. Please.. Sakiitt.." aku setengah berteriak. Namun nampaknya Wulan tidak peduli, dia terus saja menggoyangnya. Beberapa saat kemudian karena anusku tidak licin lagi, Wulan kembali mencabut penisnya dan memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. Kontan saja aku kaget, karena selama ini aku belum pernah merasakan hal semacam ini. Karena kalau cowok pasti nggak bakalan bisa kayak gini. Wulan terus menggoyang pinggulnya hingga aku hampir orgasme lagi. Gilee.. Akhirnya aku orgasme lagi. Wulan kemudian mencabut penisnya, lalu bangun dan melepaskan penisnya. Sementara aku masih terbaring kelelahan.
"Kamu juga harus coba Vit.." katanya sambil memberikan sabuk penisnya kepadaku.
Aku mengambilnya dan mencoba memasangnya, cara memakainya rupanya seperti memakai sabuk pengaman para wall climber. Aku tersenyum sendiri ketika sabuk penis itu sudah terpasang, rasanya aneh, karena sekarang aku serasa punya sesuatu yang baru di tubuhku. Aku melihat Wulan sudah terlentang di tempat tidur sambil menekuk kakinya, hingga vaginanya terlihat.
"Masukkan sini Vit.." pintanya lembut.
Aku segera mendekatinya dan mencoba memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Agak kikuk, karena biasanya aku dimasuki, kini aku harus memasuki. Aku pegang penisku, dan pelan-pelan aku tempelkan di bibir vagina Wulan, kemudian dengan dibantu tanganku, penisku aku dorong masuk ke dalam vagina Wulan, sulit juga, pantesan tadi Angga susah. Akhirnya dengan mata kepalaku sendiri aku melihat penisku masuk ke dalam vagina Wulan sedikit demi sedikit. Aku sempat melihat Wulan, dia membuka mulutnya sambil mendesah setiap aku mendorong penisku masuk.
"Sshh.. Yaahh.. Sshh.." desahnya setengah berbisik.
Aku dorong penisku terus, namun rupanya penis ini terlalu panjang, karena belum sampai penuh, aku merasakan ujung penisnya sudah menyentuh rahim Wulan. Kemudian pelan-pelan aku goyangkan pinggulku, sementara Wulan juga melakukan hal yang sama. Jadilah aku seperti cowok sekarang, sementar itu Wulan masih tetap mendesah dan sekali-kali meraba-raba payudaraku dan memegangi pinggangku. Cukup lama kami bergoyang hingga akhirnya Wulan mencapai orgasme, aku sendiri tidak tahu karena aku tidak merasakan apa-apa ketika menyetubuhi Wulan tadi, namun aku tetap merasa terangsang, karena memandang wajah Wulan yang cukup cantik. Pada saat Wulan orgasme, penisku aku cabut, dan aku arahkan ke mulut Wulan.
Aku duduk di payudara Wulan, sedangkan aku arahkan penisku yang masih berlumuran cairan vagina kami ke mulutnya. Wulan rupanya tahu dengan maksudku dan segera menghisapnya hingga bersih. Setelah itu, aku bangun dan melepaskan sabuk penis itu. Aku mengantinya dengan vibrator. Aku setel dengan speed yang medium, kemudian sebagian aku masukkan di vaginaku, sementara ujung yang satunya, aku masukkan ke vagina Wulan. Aku berbaring di sebelah Wulan sambil memeluknya, Wulan pun menyambut pelukanku. Kami saling berpelukan, berciuman, sementara kami terus mendesah karena sensasi yang ditimbulkan vibrator di vagina kami. Beberapa menit kemudian kami orgasme bersamaan, dan cairan kami berdua membasahi vibrator dan sprei. Selang beberapa saat aku bangun, kemudian mulai menjilati vagina Wulan, vagina Wulan cukup rapat, dengan klitoris yang cukup besar sehingga mudah untuk kujilat dan kugigit. Wulan mengerang ketika aku gigit klitorisnya.
"Ahh.. Yaa.. Teruuss.." Wulan mengerang setengah berteriak.
Aku khawatir ada orang yang mendengar, maka aku putar tubuhku, hingga sekarang kami berposisi 69. Aku di atas, sedanngkan Wulan di bawah. Kami saling menjilati, menggigit klitoris, dan memasukkan jari ke dalam vagina. Entah berapa lama hingga kami mencapai orgasme yang bersamaan. Setiap orgasme, kami tukar tempat. Wulan di atas, aku di bawah. Kadang aku masukkan beberapa thermometer ke dalam anus Wulan, Wulan pun demikian, dia memasukkan vibrator yang dia bawa ke dalam anusku, kami mencoba semua alat yang dibawa Wulan hingga kami kelelahan.
Hingga akhirnya, kami tertidur sambil berpelukan dengan kondisi telanjang, dan hampir semua barang Wulan menancap di vagina dan anus kami. Di anusku sabuk penis menancap, dan vibrator menancap di vaginaku dalam kondisi masih bergetar, aku sangat menikmatinya sehingga aku tidak berniat untuk mematikannya. Sedangkan kondisi Wulan tidak jauh berbeda denganku. Di vaginanya tertancap 2 buah dildo dan di anusnya tertancap 3 buah thermometer. Payudara kami saling bertemu dan terasa lengket, sedangkan tubuh kami bermandikan keringat. Kasur dan sprei acak-acakan, namun kami tetep cuek saja, dan tetap tidur.
Aku terbangun karena aku merasakan hampir orgasme, rupanya vibrator yang masih bergetar itu sudah membuatku orgasme beberapa kali tanpa aku sadar. Itu terlihat dari cukup banyak cairan yang keluar dari sela-sela vibrator yang menancap vaginaku. Aku kemudian mencabut semua yang menancap di tubuhku, kemudian membersihkan badanku dengan handuk yang ada di ruangan itu. Kemudian aku berpakaian seperti biasa. Aku melihat jam, sudah jam 2 sore. Cukup lama kami bercinta tadi. Wulan masih tertidur pulas, dengan barang-barang yang menancap di vagina dan anusnya.
Aku mendekati Wulan dan mencium bibirnya dengan lembut, kemudian aku cabut dildo dan menukarnya dengan vibrator, dan aku setel dengan speed yang low. Wulan tampak mendesah ketika aku masukkan vibrator itu ke dalam vaginanya. Aku cium sekali lagi bibirnya kemudian melangkah keluar dan pulang menuju rumah. Hari yang melelahkan dan tidak terlupakan.
Diposkan oleh khey di 07:06 Aku, Kristin dan Eric Label: Pesta Seks 0 komentar
Selasa, 17 November 2009
Hai.. Namaku Dewi, umur 26 tahun. Aku termasuk cewek yang punya tingkat libido yang tinggi. Aku nggak pernah lama pacaran, karena aku orangnya nggak pernah puas ngesek sama pacar-pacarku dan cepat bosan. Bahkan sampai sekarangpun aku sering mencari kepuasan sendiri. Dan itupun nggak terbatas, cowok bahkan cewek sekalipun aku doyan.
Yang paling ngedukung adalah wajahku yang lumayan dan bodiku yang nggak ngecewain. Hanya dengan modal senyum dan baju sexy, banyak cowok yang pengin berbagi kenikmatan denganku. Kebayakan mereka nggak tahan kalau melihat dadaku yang padat membusung atau pahaku yang sekal. Aku juga nggak perlu capek cari partner cewek, karena aku mengenal betul siapa cewek-cewek yang bisa diajak main.
Aku bekerja sebagai asisten akuntan di sebuah Jasa Akuntan Publik yang cukup terkenal di Surabaya. Pekerjaan yang melelahkan dari jam delapan pagi sampai delapan malam itu terkadang memerlukan refresing juga. Bahkan hari ini aku lembur sampai jam setengah sebelas. Makanya ketika Kristin, teman kerjaku ngajakin dugem, aku langsung mengiyakan. Aku tahu Kristin nggak mungkin hanya mengajak dugem aja. Karena aku tahu Kristin itu penganut paham lesbisme. Tapi tak apalah, aku juga ketagihan digerayangin jemari lentik cewek. Apalagi Kristin sangat menggairahkan. Dadanya montok sedikit tak serasi dengan tubuhnya yang agak kurus, tapi kencang banget. Sudah lama aku pengin meremas-remas payudaranya bahkan mengemut puting payudaranya itu.
Dengan naik mobilnya, kami segera meluncur ke sebuah diskotik yang tak terlalu besar tapi cukup ramai. Sesampainya di diskotik kami segera mencari meja kosong di sudut diskotik. Walaupun di pojok tapi cukup mudah memandang ke arah floor dance. Lalu kami memesan minuman beralkohol ringan untuk menghangatkan badan. Ketika si pelayan beranjak pergi setelah mengantarkan pesanan kami, Kristin mulai merapatkan tubuhnya kepadaku. Aku pura-pura tak peduli sambil terus mengobrol dengannya. Tapi makin lama jemari Kristin mulai berani meraba-raba pahaku yang masih terbalut span ketat. Rangsangan itu mengena padaku hingga aku balas dengan makin memperdekat jarak duduk kami. Tapi belaian Kristin makin panas menyusup ke balik rokku. Karena tak tahan dan malu jika harus dilihat orang, aku segera mengajak Kristin melantai.
“Kita turun yuk?” kataku.
“Enak disini aja ah,” jawabnya menolak.
“Ayo dong Kris.”
Aku menarik tangannya untuk turun ke floor dance. Kami ngedance mengikuti hingar bingar musik diskotik. Dalam keremangan dan kilatan lampu, aku lihat keayuan wajah Kristin yang nampak lugu. Melihatku tersenyum-senyum kearahnya, Kristin meliuk-liukkan tubuhnya erotis. Daya rangsang yang dinampakkannya dari gerakan tubuhnya dan senyuman nakalnya semakin membuatku mabuk. Sambil bergoyang aku peluk tubuhnya hingga kedua payudara kami saling berbenturan. Sesekali tanganku dengan nakal meremas bokongnya yang masih tertutup celana panjang. Tangannya mendekap erat tubuhku bagai tak ingin terlepas. Tanganku kian nakal mencoba berkelana dibalik kemejanya dan meremas kedua payudaranya yang masih terbalut BH. Ooohh.. begitu halusnya payudara Kriswin, halus dan kenyal banget. Lalu tanganku bergerak melepas pengait BH nya sehingga dengan bebas tangan kananku dapat membelai dan meremas buah dadanya yang keras sementara tangan kiriku telah membekap kemaluannya yang masih terlindung celana panjangnya.
Sementara Kristin memejamkan matanya meresapi setiap sentuhanku sambil terus bergoyang mengikuti musik yang menghentak-hentak. Tubuhnya bergerak merapat ke tubuhku.
“Kamu ganas juga, ya?” bisiknya.
“Tapi kamu suka kan?”
Kristin merapatkan tubuhnya sambil menciumi belakang telinga kananku. Hembusan hangat nafas Kristin membuat gairahku bagai dipacu. Jemariku segera mencari-cari puting susunya lalu memelintirnya sampai membuat Kristin mengikik kegelian.
Satu jam kemudian Kristin mengajakku pergi dari diskotik itu. Kami telah sama-sama sepakat akan meneruskan gairah kami hingga terpuaskan. Kami menuju ke sebuah hotel terdekat lalu segera menuju kamar yang telah kami pesan. Setibanya di kamar Kristin melucuti pakaiannya sambil menirukan gaya penari stripis. Secara halus, perlahan demi perlahan dilucutinya pakaiannya satu persatu dengan gerakan yang membuat air liurku hendak nenetes. Tinggal CD-nya saja yang masih melekat. Dengan kedua payudara yang menggantung indah Kristin mendekatiku perlahan sambil mempermainkan CDnya yang sudah basah. Akupun ikut melucuti pakaianku dengan gerakan-gerakan yang juga aku buat seerotis mungkin. Mata Kristin berbinar-binar ketika BH-ku menghilang dari kedua payudaraku.
“Wowww.. besar dan kencang sekali.. buat aku ya..” kata Kristin sambil membelai pinggiran buah dadaku, kemudian Kristin mengulum putingnya yang sudah mengeras sejak tadi.
“Ooogghh.. sshh.. enak banget,” rintihku.
Diisapnya dalam-dalam putingku itu dengan keahliannya. Sambil mengisap jemarinya terus menari-nari di payudara kiriku. Tanganku meremas-remas rambutnya yang mulai kucal sambil meremas-remas payudara kirinya yang sempat aku gapai.
Lidah Kristin yang sudah terlatih menyapu seluruh permukaan payudaraku dan melumat putingku secara bergantian. Desahan kami berpacu diantara nafas-nafas kami yang sudah tak teratur lagi. Kemudian Kristin mencumbui perutku dan terus kebawah ke arah pusat kenikmatanku yang sebelumnya telah ditelanjanginya.
“Bukit venusmu indah banget Wi..” pujinya membuatku tersanjung.
Otot-otot vaginaku terasa menegang ketika jari-jari Kristin merenggangkan labia mayoraku. Lalu jari tengahnya mengorek-ngorek klitorisku dengan penuh perasaan.
“Aaahh.. sshh.. mmhh..” desahku untuk kesekian kalinya. “Jilatin say.. aku paling suka..”
Kristin menjilat klitorisku yang terasa tegang. Lalu menghisapnya kuat-kuat. Uaahh.. rasanya nikmat banget.. bahkan ketika lidahnya mulai turun menyusuri daerah sekitar lubang kawinku. Rasanya ingin mengeluarkan semua lava kenikmatanku yang menggedor-gedor ingin keluar.
Akhirnya Kristin menjatuhkan diri ke tempat tidur dan menarik tanganku. Sementara buah dadanya kian kencang. Putingnya kian memerah. Nafasnya tersengal-sengal. Keringat sudah membasahi sekujur tubuhnya. Seperti keringatku. Juga nafasku. Aku lorot CD-nya yang sudah basah benar. Lalu aku menindihnya hingga tubuh dan payudara kami saling berimpitan, bibirku dilumatnya dengan liar. Vagina kami saling bergesekan hingga menimbulkan rasa panas di masing-masing vagina kami. Suara srek.. srek.. akibat gesekan rumput vagina kami menambah nikmat sensasi yang tercipta.
“Ooohh.. Wi.. sudah lama banget aku naksir kamu.. aahhgghh..”
“Malam ini aku milikmu Kriiss..”
Setelah sepuluh menit kami saling berpagutan lidahku bergerak menuruni leher jenjang Kristin sampai bibirku hinggap di payudaranya yang kencang dan ramun. Aku hisap puting susunya yang keras dan coklat. Akhirnya tercapai juga keinginanku untuk mengganyang pentilnya yang besar itu.
“Wii.. terus aachh.. ehmm..” desahnya keenakan.
Kemudian aku semakin turun dan menghisap pusarnya, Kristin tidak tahan diperlakukan demikian. Erangannya semakin panjang.
“Aaach.. geli aach.. Wii..”
Aku terus menghisap-hisap pusarnya lalu aku turun dan saat sampai di Vaginanya. Aku sibak rumput-rumput liar di bukit belahnya itu kemudian mulai menjilatinya dan sesekali menghisap klitorisnya yang menyembul sebesar kacang.
“Aaacchh.. Wii terus achh.. enak..”
Kristin semakin menggelinjang tangannya menarik-narik sprei kamar hotel itu dan beberapa saat kemudian dia menjerit kuat. Aaacchh..!! Dan dari vaginanya menyembur lendir kenikmatan yang cukup banyak. Sruupp.. langsung aku hisap habis. “Aaach Wii.. acchh..” jeritnya untuk kesekian kalinya.
Setelah mengalami orgasme yang pertama itu, Kristin tergeletak di atas ranjang. Aku segera meraih HPku di dalam tas. Lalu segera mengirim SMS buat Eric, temanku ngewe. Kristin yang tahu kalau aku menghubungi seseorang berlagak cemburu. Dia segera duduk tepat di depanku.
“Sms siapa sih say?” tanya Kristin cemberut.
“Ada deh..” jawabku sambil tersenyum padanya.
“Ah, nggak asyik. Katanya kamu malam ini milikku?” rajuk Kristin yang kemudian mengutak-utik vaginaku.
Birahiku kembali bergelora. Aku biarkan saja Kristin mempermainkan daerah tersensitifku itu dengan jari-jari lentiknya. Nafasku memburu ketika ujung jari telunjuk Kristin masuk ke dalam lipatan vaginaku yang berair kemudian mengelus-elus lipatan dalamnya.
“Hoohh.. baby swety.. enak banget..” rintihku.
Payudaraku yang telah bengkak dijilatnya dengan lidahnya kemudian dilumatnya putingku yang sudah sangat keras itu. Sedangkan telunjuknya terus memilin-milin clitorisku.
“Aaaghh.. terus.. yeaahh.. jilatin say..”
Kristin berganti menjilati vaginaku sedangkan tangannya beralih meremas-remas payudaraku yang sudah sangat bengkak dan berwarna merah oleh hisap-hisapannya. Rasanya kakiku tak kuat menyangga tubuhku yang terasa berat oleh birahi yang telah sampai di ubun-ubun. Maka aku menghempaskan tubuhku diatas kasur dan Kristin meneruskan permainannya yang membawaku ke awang-awang. Kini kami melakukan 69 style. Saling hisap, saling jilat dan terkadang aku menekan lubang kenikmatannya dengan jempolku. Lubang asyiknya yang merah merona aku tusuk dengan jari telunjukku berkali-kali, begitu pula yang dilakukannya terhadapku. Berkali-kali klitorisku dihisap oleh Kristin kuat-kuat. Berkali-kali Kristin mengalami orgasme, tapi aku masih bisa bertahan. Hingga kemudian pintu kamar dibuka dari luar dan Eric muncul dari balik pintu.
“Hallo gadis-gadis! Sedang asyik nih?” sapanya.
“Ric, cepat sodokin aku dengan penismu!” teriakku pada Eric.
Kristin segera minggir ketika Eric melucuti seluruh pakaiannya. Sepintas kulihat roman muka Kristin yang sedikit cemberut. Tapi aku nggak peduli yang penting Eric segera memuaskan birahiku dan membawaku ke pucuk-pucuk kenikmatan. Eric tersenyum lebar memandangi bibir kemaluanku yang semakin basah. Aku enggak tahan lagi, segera aku arahkan penis Eric yang sudah mengacung-acung keras itu ke lubang kemaluanku.
“Aaaggh!” pekikku saat Eric menekan penisnya agar masuk semua ke dalam lubang kemaluanku.
Blees!! Akhirnya seluruh batang penis Eric mampu menjebol lubang kenikmatanku. Rasa perih bercampur nikmat jadi satu ketika Eric mulai mengocok liang kawinku keluar masuk.
“Aaawww.. enak banget vagina kamu Dewi.. seret.. tapi siip..” bisik Eric menyanjungku.
Eric terus memompa vaginaku sampai kami tak sadar mengeluarkan desahan dan rintihan birahi yang membuat Kristin terangsang banget. Rasa cemburunya hilang bahkan Kristin mendekatiku lalu mengenyot payudara kiriku, sedangkan Eric juga mengenyot payudara kananku. Segala kenikmatan syahwat aku rasakan dengan mata tertutup dan bibir yang menganga mendesah-desah. Hingga kemudian aku merasakan lava kenikmatanku yang menggedor-gedor.
“Aaahh aku mau keluar.. aahh.. sshh.. aahh..” pekikku.
Eric memompa penisnya semakin cepat hingga aku kesulitan untuk mengimbanginya. Sedangkan lidahnya maupun lidah Kristin semakin liar menjelajahi payudaraku. Lalu.. aahh.. Lendir kenikmatanku menghangat basah dan licin menyembur hingga membecek di sekitar selakanganku. Eric terus memompa dengan liar hingga kemudian dia berteriak tertahan,
“Aaagghh!!” Croot..croot.. spermanya muncrat tertelan lubang kenikmatanku hingga menghangat di dalamnya.
“Riic.. keluarin penismu itu biar Kristin ngerasain nikmatnya pejuhmu. Kriiss.. hisap vagina aku say..” kataku kemudian.
Kristin menjilat dan menghisap tandas semua cairan di vaginaku setelah Eric mencabut penisnya dari Vaginaku. Tapi tiba-tiba saja Kristin terpekik keras,
“Aaacchh!!”
Ternyata Eric menusukkan penisnya ke vagina Kristin yang cantik kalau menungging. Kristin misuh-misuh tapi kemudian ikutan ngerasain nikmatnya sodokan Eric yang sudah sangat berpengalaman ngentotin cewek-cewek dari berbagai usia. Sambil mengocok maju mundur, Eric berpegangan sambil meremas-remas payudara Kristin yang sudah keras banget. Aku sendiri menjilati vagina dan klitoris Kristin dan sekali-sekali menjilat buah pelir Eric hingga membuat mereka sampai di pucuk-pucuk asmara.
“Aduuh sayang.. terus.. ah.. enak say.., nikmat sekali.. rasanya ingin keluar say, aduuh.. nikmatnya, terus.. yang cepat.. say.. aduh aku nggak tahan ingin keluar..” Kristin menceracau tak karuan beberapa saat kemudian tubuh Kristin menegang dan sur.. suurr croot.. croot.. Kemudian kami bertiga terkulai lemas bersimbah keringat yang membanjir.
“Makasih ya say.. kalian berdua memang hebat,” gumamku penuh kepuasan.
“Aku juga. Aku kira paling enak itu jadi lesbian, ternyata aku butuh variasi juga,” sambung Kristin.
“You’re welcome. Kapan-kapan aku bersedia di episode berikutnya..,” ujar Eric. Lalu kami tertidur kelelahan tapi penuh kepuasan.
Tamat
Diposkan oleh Fakhru Jlex di 00:11 Aku dan 3 Cewek Cantik Label: Pesta Seks 0 komentar
Minggu, 15 November 2009
Entah mengapa, semakin sering aku melakukan making love dengan seseorang, membuat kehidupan sex aku semakin baik aja. Dan entah semuanya itu semakin bisa aku nikmati. Mungkin semua ini adalah dampak dari terlalu tingginya libiloku sehingga saat aku mood, tidak jarang setelah pulang kerja aku melakukan dengan teman kantorku.
Aku selalu bersyukur mempunyai kelebihan dalam urusan bercinta. Ditambah Pengetahuan sex aku yang aku dapatkan dari film bf, buku-buku sampai obrolan-obrolan dengan teman di kantorku, membuat aku semakin bisa menyelami tentang apa itu sex. Sehingga aku benar-benar fasih dalam menerjemahkan apa yang aku dapat dari pengetahuan tentang sex. Itu terbukti dengan keluarnya banyak pujian dari para teman making love aku. Rata-rata mereka sangat puas saat bercinta denganku, dan mereka menemukan, merasakan dan menikmati sesuatu yang sebelumnya belum pernah mereka rasakan dalam masalah sex.
*****
Cerita ini berawal dari perkenalanku dengan seorang wanita karir, yang entah bagaimana ceritanya wanita karir tersebut mengetahui nomor kantorku.
Siang itu disaat aku hendak makan siang tiba-tiba telepon lineku berbunyi dan ternyata operator memberitau saya kalau ada telepon dari seorag wanita yang engak mau menyebutkan namanya dan setelah kau angkat.
"Hallo, selamat siang joko," suara wanita yang sangat manja terdengar.
"Helo juga, siapa ya ini?" tanyaku serius.
"Namaku Karina," kata wanita tersebut mengenalkan diri.
"Maaf, Mbak Karina tahu nomor telepon kantor saya dari mana?" tanyaku menyelidiki.
"Oya, aku temannya Yanti dan dari dia aku dapat nomor kamu," jelasnya.
"Ooo.. Yanti," kataku datar.
Aku mengingat kisahku, sebelumnya yang berjudul empat lawan satu. Yanti adalah seorang wanita karir yang juga 'mewarnai' kehidupan sex aku.
"Gimana kabarnya Yanti dan dimana sekarang dia tinggal?" tanyaku.
"Baik, sekarang dia tinggal di Surabaya, dia titip salam kangen sama kamu," jelas Karina.
Sekitar 10 menit, kami berdua mengobrol layaknya orang sudah kenal lama. Suara Karina yang lembut dan manja, membuat aku menerka-nerka bagaimana bentuk fisiknya dari wanita tersebut. Saat aku membayangkan bentuk fisiknya, Karina membuyarkan lamunanku.
"Hallo.. Joko, kamu masih disitu?" tanya Karina.
"Iya.. Iya Mbak.." kataku gugup.
"Hayo mikirin siapa, lagi mikirin Yanti yaa?" tanyanya menggodaku.
"Nggak kok, malahan mikirin Mbak Karina tuh," celetukku.
"Masa sih.. Aku jadi GR deh" dengan nada yang sangat menggoda.
"Joko, boleh nggak aku bertemu dengan kamu?" tanya Karina.
"Boleh aja Mbak.. Bahkan aku senang bisa bertemu dengan kamu," jawabanku semangat
"Oke deh, kita ketemuan dimana nih?" tanyanya semangat.
"Terserah Mbak deh, Joko sih ngikut aja?" jawabku pasrah.
"Oke deh, nanti sore aku tunggu kamu di Mc. Donald plasa senayan," katanya.
"Oke, sampai nanti joko.. Aku tunggu kamu jam 18.30," sambil berkata demikian, aku pun langsung menutup teleponku.
Aku segera meluncur ke kantin untuk makan siang yang sempat tertunda itu. Sambil membayangkan kembali gimana wajah wanita yang barusan saja menelpon aku. Setelah aku selesai makan aku pun langsung segera balik ke kantor untuk melakukan aktivitas selanjutnya.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, tiba saatnya aku pulang kantor dan aku segera meluncur ke plasa senayan. Sebelumnya prepare dikantor, aku mandi dan membersihkan diri setelah seharian aku bekerja. Untuk perlengkapan mandi, aku sengaja membelinya dikantin karena aku nggak mau ketemu wanita dengan tanpak kotor dan bau badan, kan aku menjadi nggak pede dengan hal seperti itu.
Tiba di Plasa Senayan, aku segera memarkirkan mobil kijangku dilantai dasar. Jam menunjukkan pukul 18.15. Aku segera menuju ke MC. Donald seperti yang dikatakan Karina. Aku segera mengambil tempat duduk disisi pagar jalan, sehingga aku bisa melihat orang lalu lalang diarea pertokaan tersebut.
Saat mataku melihat situasi sekelilingku, bola mataku berhenti pada seorang wanita setengan baya yang duduk sendirian. Menurut perkiraanku, wanita ini berumur sekitar 32 tahun. Wajahnya yang lumayan putih dan juga cantik, membuat aku tertegun, nataku yang nakal, berusaha menjelajahi pemadangan yang indah dipandang yang sangat menggiurkan apa lagi abgian depan yang sangat menonjol itu. Kakinya yang jenjang, ditambah dengan belahan pahanya yang putih dan juga montok dibalik rok mininya, membuat aku semakin gemas. Dalam hatiku, wah betapa bahagianya diriku bila yang aku lihat itu adalah orang yang menghubungiku tadi siang dan aku lebih bahagia lagi bila dapat merasakan tubuhnya yang indah itu.
Tiba-tiba wanita itu berdiri dan menghampiri tempat dudukku. Dadaku berdetuk kencang ketika ...
...dia benar-benar mengambil tempat duduk semeja dengan aku.
"Maaf apakah kamu Joko?" tanyanya sambil menatapku.
"Iy.. Iyaa.. Kamu pasti Karina," tanyaku balik sambil berdiri dan mengulurkan tanganku.
Jarinya yang lentik menyetuh tanganku untuk bersalaman dan darahku terasa mendesr ketika tangannya yang lembut dan juga halus meremas tangaku dengan penuh perasaan.
"Silahkan duduk Karina," kataku sambil menarik satu kursi di depanku.
"Terima kasih," kata Karina sambil tersenyum.
"Dari tadi kamu duduk disitu kok nggak langsung kesini aja sih?" tanyaku.
"Aku tadi sempat ragu-ragu, apakah kamu memang Joko," jelasnya.
"Aku juga tadi berpikir, apakah wanita yang cantik itu adalah kamu?" kataku sambil tersenyum.
Kami bercerita panjang lebar tentang apapun yang bisa diceritakan, kadang-kadang kami berdua saling bercanda, saling menggoda dan sesekali bicara yang 'menyerempet' ke arah sex. Lesung pipinya yang dalam, menambah cantik saja wajahnya yang semakin matang.
Dari pembicaraan tersebut, terungkaplah kalau Karina adalah seorang wanita yang sedang bertugas di Jakarta. Karina adalah seorang pengusaha dan kebetulan selama 4 hari dinas di Jakarta.
"Karin, kamu kenal Yanti dimana?" tanyaku.
Yanti adalah teman chattingku di YM, aku dan Yanti sering online bersama. Dan kami terbuka satu sama lain dalam hal apapun. Begitu juga kisah rumah tangga, bahkan masalah sex sekalipun. Mulutnya yang mungil menjelaskan dengan penuh semangat.
"Emangnya Yanti menikah kapan? Aku kok nggak pernah diberitahu sih," tanyaku penuh penasaran.
"Dia menikah dua minggu yang lalu dan aku nggak tahu kenapa dia nggak mau memberi tahu kamu sebelumnya," Jawabnya penuh pengertian.
"Ooo, begitu.." kataku sambil manggut-manggut.
"Ini adalah hari pertamaku di Jakarta dan aku berencana menginap 4 hari, sampai urusan kantorku selesai," jelasnya tanpa aku tanya.
"Sebenarnya tadi Yanti juga mau dateng tapi berhubung ada acara keluarga jadi kemungkinan dia akan datang besok harinya dia bisa dateng," jelasnya kembali.
"Memangnya Mbak Karina menginap dimana nih?" tanyaku penasaran.
"Kebetulan sama kantor sudah dipesankan kamar buat aku di hotel H.."jelasnya.
"Mmm, emangnya Mbak sama siapa sih?" tanyaku menyelidik.
"Ya sendirilah, Joko.. Makanya saat itu aku tanya Yanti," katanya
"Tanya apa?" tanyaku mengejar.
"Apakah punya teman yang bisa menemaniku selama aku di Jakarta," katanya.
"Dan dari situlah aku tahu nomor telepon kamu," lanjutnya.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 10.25 wib, dan aku lihat sekelilingku pertokoan mulai sepi karena memang sudah mulai larut malam. Dan toko pun sudah mulai tutup.
"Jok.. Kamu mau anter aku balik ke hotel nggak?" tanyanya.
"Boleh, masa iya sih aku tega sih biarin kamu balik ke hotel sendirian," kataku.
Setelah obrolan singkat, kami segera menuju parkiran mobil dan segera meluncur ke hotel H.. Yang tidak jauh dari pusat pertokoan Plasa Senayan. Aku dan Karina bergegas menuju lift untuk naik ke lantai 5, dan sesampainya di depan kamarnya, Karina menawarkan aku untuk masuk sejenak. Bau parfum yang mengundang syaraf kelaki-lakianku serasa berontak ketika berjalan dibelakangnya.
Dan ketika aku hendak masuk ternyata ada dua orang wanita yang sedang asyik ngegosip dan mereka pun tersenyum setelah aku masuk kekamarnya. Dalam batinku, aku tenyata dibohongi ternyata dia nggak sendiri. Karina pun memperkenalkan teman-temannya yang cantik dan juga sex yang berbadan tinggi dan juga mempunyai payudara yang besar dia adalah Miranda(36b) sedangkan yang mempunyai badan yang teramat sexy ini dan juga berpayudara yang sama besarnya bernama Dahlia(36b). Dan mereka pun mempersilahkan aku duduk.
Tanpa dikomando lagi mereka pun perlahan-lahan memulai membuka pakaian mereka satu persatu, aku hanya bisa melotot saja tak berkedip sekali pun, tak terasa adik kecilku pun segera bangun dari tidurnya dan segera bangun dan langsung mengeras seketika itu juga. Setelah mereka telanjang bulat terlihatlah pemandangan yang sangat indah sekali dengan payudara yang besar, Karina pun langsung menciumku dengan ganasnya aku sampai nggak bisa bernafas karena serangan yang sangat mendadak itu dan aku mencoba menghentikannya.
Setelah itu dia pun memohon kepadaku agar aku memberikan kenikmatan yang pernah aku berikan sama Yanti dan kawan-kawan. Setelah itu Karina pun langsung menciumku dengan garangnya dan aku pun nggak mau tinggal diam aku pun langsung membalas ciumannya dengan garang pula, lidah ......kamipun beraduan, aku mulai menghisap lidahnya biar dalam dan juga sebaliknya. Sedangkan Miranda mengulum penisku ke dalam mulutnya, mengocok dimulutnya yang membuat sensasi yang tidak bisa aku ungkapkan tanpa sadar aku pun mendesah.
"Aaahh enak Mir, terus Mir hisap terus, aahh.."
Sedangkan Dahlia menghisap buah zakarku dengan lembutnya membuat aku semakin nggak tertahankan untuk mengakhiri saja permaianan itu. Aku pun mulai menjilati vagina Karina dengan lembut dan perlahan-lahan biar dia bisa merasakan permaianan yang aku buat. Karina pun menjerit keras sambil berdesis bertanda dia menikmati permainanku itu.
Mirandapun nggak mau kalah dia menghisap payudaranya Karina sedangkan Dahlia mencium bibir Karina agar tidak berteriak ataupun mendesis. Setelah beberapa lama aku menjilati vaginanya terasa badannya mulai menegang dan dia pun mendesah.
"Jok.. Akuu mauu keeluuarr."
Nggak beberapa lama keluarlah cairan yang sangat banyak itu akupun langsung menghisapnya sampai bersih tanpa tersisa. Setelah itu aku pun langsung memasukkan penisku ke dalam vagina Karina, perlahan-lahan aku masukkan penisku dan sekali hentakan langsung masuk semua ke dalam vaginanya yang sudah basah itu. Aku pun langsung menggenjotnya dengan sangat perlahan-lahan sambil menikamati sodokan demi sodokan yang aku lakukan dan Karina pun mulai mendesah nggak karuan.
"Aaahh enak Jok, terus Jok, enak Jok, lebih dalam Jok aahh, sstt.."
Membuat aku bertambah nafsu, goyanganku pun semakin aku percepat dan dia mulai berkicau lagi.
"Aaahh enak Jok, penis kamu enak banget Jok, aahh.."
Setelah beberapa lama aku mengocok, diapun mulai mengejang yang kedua kalinya akupun semakin mempercepat kocokanku dan tak beberapa lama aku mengocoknya keluarlah cairan dengan sangat derasnya dan terasa sekali mengalir disekitar penisku. Akupun segera mencabut penisku yang masih tegang itu. Miranda segera mengulum penisku yang masih banyak mengalir cairan Karina yang menempel pada penisku, sedangkan Dahlia menghisap vaginanya Karina yang masih keluar dalam vaginanya dengan penuh nafsunya.
Miranda pun mulai mengambil posisi, dia diatas sedangkan aku dibawah. Dituntunnya penisku untuk memasuki vaginanya Miranda dan serentak langsung masuk. Bless.. Terasa sekali kehangatan didalam vaginanya Miranda. Dia pun mulai menaik turunkan pantatnya dan disaat seperti itulah dia mulai mempercepat goyangannya yang membuat aku semakin nggak karuan menahan sensasi yang diberikan oleh Miranda.
Dahlia pun mulai menghisap payudara Miranda penuh gairah, sedangkan Karina mencium bibir Miranda dengan garangnya, Miranda mempercepat goyangannya yang membuat aku mendesah.
"Aaahh enak Mir.. Terus Mir.. Goyang terus Mir.. Lebih dalam lagi Mir.. Aaahh sstt"
Dan selang beberapa menit aku merasakan penisku mulai berdenyut,
"Mir.. Aku.. ingiin keeluuaarr"
Seketika itu juga muncratlah air maniku didalam vaginanya, entah berapa kali munceratnya aku nggak tahu karena terlalu nikmatnya dan diapun masih mengoyang semakin cepat. Seketika itu juga tubuhnya mulai menegang dan terasa sekali vaginanya berdenyut dan selang beberapa lama keluarlah cairan yang sangat banyak sekali, aku pun langsung mengeluarkan penisku yang sudah basah kuyup ditimpa cairan cinta. Mereka pun berebutan menjilati sisa-sia cairan yang masih ada dipenisku, Dahlia pun langsung menjilati vaginanya Miranda yang masih mengalir cairan yang masih menetes di vaginanya. Akupun melihat mereka seperti kelaparan yang sedang berebutan makanan, setelah selang beberapa lama aku mulai memeluk Dahlia dan aku pun mulai mencium bibirnya dan mulai turun ke lehernya yang jenjang menjadi sasaranku yang mulai menari-nari diatasnya.
"Ooohh.. Joko.. Geelli.." desah Dahlia.
Serangan bibirku semakin menjadi-jadi dilehernya, sehingga dia hanya bisa merem melek mengikuti jilatan lidahku.
Miranda dan Karina mereka asyik berciuman dan saling menjilat payudara mereka. Setelah aku puas dilehernya, aku mulai menurunkan tubuhnya sehingga bibirku sekarang berhadapan dengan 2 buah bukit kembarnya yang masih ketat dan kencang. Aku pun mulai menjilati dan sekali-kali aku gigit puntingnya dengan gigitan kecil yang membuat dia tambah terangsang lagi dan dia medesah.
"Aaahh enak sekali Jok.. Terus Jok hisap terus Jok enak Jok aahh sstt.."
Dahlia pun membalasnya dengan mencium bibirku dengan nafsunya dan setelah itu turun ke pusar dan setelah itu dia mulai mengulum, mengocok, menjilat penisku didalam mulutnya. Setelah dia puas aku kembali menyerangnya langsung ke arah lubang vaginanya yang memerah dan disekelilingi ...
...rambut-rambut yang begitu lebat. Aroma wangi dari lubang kewanitaannya, membuat tubuhku berdesis hebat. Tanpa menunggu lama lagi, lidahku langsung aku julurkan kepermukaan bibir vagina.
Tanganku bereaksi untuk menyibak rambut yang tumbuh disekitar selangkangannya untuk memudahkan aksiku menjilati vaginanya.
"Ssstt.. Jok.. Nikmat sekali.. Ughh," rintihnya.
Tubuhnya menggelinjang, sesekali diangkat menghindari jilatan lidahku diujung clitorisnya. Gerak tubuh Dahlia yang terkadang berputar-putar dan naik turun, membuat lidahku semakin menghujam lebih dalam ke lubang vaginanya.
"Joko.. Gila banget lidah kamu.." rintihnya
"Terus.. Sayang.. Jangan lepaskan.." pintanya.
Paha Dahlia dibuka lebar sekali sehingga memudahkan lidahku untuk menjilatnya. Dahlia menggigit bibir bawahnya seakan menahan rasa nikmat yang bergejola dihatinya.
"Oohh.. Joko, aku nggak tahan.. Ugh.." rintihnya.
"Joko cepet masukan penis kamu aku sudah nggak tahan nih," pintanya.
Perlahan aku angkat kaki kanannya dan aku baringkan ranjang yang empuk itu. Batang kemaluanku sudah mulai mencari lubang kewanitaannya dan sekali hentak.
"Bleest.." kepala penisku menggoyang vaginanya Dahlia.
"Aowww.. Gila besar sekali Jok.. Punya kamu," Dahlia merintih.
Gerakan maju mundur pinggulku membuat tubuh Dahlia mengelinjang hebat danm sesekali memutar pinggulnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa dibatang kemaluanku.
"Joko.. Jangan berhenti sayang.. Oogghh," pinta Dahlia.
Dahlia terus menggoyangkan kepalanya kekanan dan kekiri seirama dengan penisku yang menghujam dalam pada lubang kewanitaannya. Sesekali Dahlia membantu pinggulnya untuk berputar-putar.
"Joko.. Kamu.. Memang.. Jagoo.. Ooohh," kepalannya bergerak ke kiri dan ke kanan seperti orang triping.
Beberapa saat kemudian Dahlia seperti orang kesurupan dan ingin memacu birahinya sekencang mungkin. Aku berusaha mempermainkan birahinya, disaat Dahlia semakin liar. Tempo yang semula tinggi dengan spontan aku kurangi sampai seperti gerakan lambat, sehingga centi demi centi batang kemaluanku terasa sekali mengoyang dinding vagina Dahlia.
"Joko.. Terus.. Sayang.. Jangan berhenti.." Dahlia meminta.
Permainanku benar-benar memancing birahi Dahlia untuk mencapai kepuasan birahinya. Sesaat kemudian, Dahlia benar-benar tidak bisa mengontrol birahinya. Tubuhnya bergerak hebat.
"Joko.. Aakuu.. Kelluuaarr.. Aaakkhh.. Goyang sayang," rintih Dahlia.
Gerakan penisku kubuat patah-patah, sehingga membuat birahi Dahlia semakin tak terkendali.
"Jok.. Ooo.. Aaammpuunn," rintihnya panjang.
Bersamaan dengan rintihan tersebut, aku menekan penisku dengan dalam hingga mentok dilangit-langit vagina Dahlia. Aku merasakan semburan cairan membasahi seluruh penisku.
Dahlia yang sudah mendapat kedua orgasmenya, sedangkan aku masih berusaha untuk mencari kepuasan birahiku. Posisi Dahlia, sekarang menungging. Penisku yang masih tertancap pada lubang vaginanya langsung aku hujamkan kembali ke lubang vaginanya Dahlia.
"Ooohh.. Joko.. Kamu.. Memang.. Ahli.." katanya sambil merintih.
Kedua tanganku mencengkeram pinggul Dahlia dan menekan tubuhnya supaya penisku bisa lebih menusuk ke dalam lubang vaginanya.
"Dahlia.. Vagina kamu memang enak banget," pujiku.
"Kamu suka minum jamu yaa kok seret?" tanyaku.
Dahlia hanya tersenyum dan kembali memejamkan matanya menikmati tusukan penisku yang tiada hentinya. Batang kemaluanku terasa dipijiti oleh vagina Dahlia dan hal tersebut menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Permainan sexku diterima Dahlia karena ternyata wanita tersebut bisa mengimbangi permainan aku.
Sampai akhirnya aku tidak bisa menahan kenikmatan yang mulai tadi sudah mengoyak birahiku.
"Dahlia.. Aku mau.. Keluar.."kataku mendesah.
"Aku juga sayang.. Ooohh.. Nikmat terus.. Terus.." Dahlia merintih.
"Joko.. Keluarin didalam.. Aku ingin rasakan semprotan.. Kamu.." pintanya.
"Iya sudah.. Ooogh.. Aaakhh.." rintihku.
Gerekan maju mundur dibelakang tubuh Dahlia semakin kencang, semakin cepat dan semakin liar. Kami berdua berusaha mencapai puncak bersama-sama.
"Joko.. Aku.. Aku.. Ngaak kkuuaatt.. Aaakhh" rintih Dahlia.
"Aku juga sudah.. Ooogh.. Dahh," aku merintih.
"Crut.. Crut.. Crut.." spermaku muncrat membanjiri vaginanya Dahlia.
Karena begitu banyak spermaku yang keluar, beberapa tetes sampai keluar dicelah vagina Dahlia. Setelah beberapa saat kemudian Dahlia membalikkan ......tubuhnya dan berhadapan dengan tubuhku.
"Joko, ternyata Yanti benar, kamu jago banget dalam urusan sex. Kamu memang luar biasa" kata Dahlia merintih.
"Biasa aja kok Mbak, aku hanya melakukan sepenuh hatiku saja," kataku merendah.
"Kamu luar biasa.." Dahlia tidak meneruskan kata-katanya karena bibirnya yang mungil kembali menyerang bibirku yang masih termangu.
Segera aku palingkan wajahku ke arah Karina dan Miranda, ternyata mereka sudah tertidur pulas mungkin karena sudah terlalu lelah, dan akupun tak kuasa menahan lelah dan akhirnya akupun tertidur pulas. Dan setelah 4 jam aku tertidur aku pun terbangun karena ada sesuatu yang sedang mengulum batang kemaluanku dan ternyata Miranda sudah bangun dan aku pun menikmatinya sambil menggigit bibir bawahku. Dan kuraih tubuhnya dan kucium bibirnya penuh dengan gairah dan akhirnya kami pun mengulang kembali sampai besok harinya. Dengan terpaksa aku menginap karena pertarunganku dengan mereka semakin seru aja.
Ketika pagi telah tiba akupun langsung ke kamar mandi di ikuti oleh mereka dan akupun mandi bareng dan permainan dimulai kembali didetik-detik ronde terakhir. Tanpa terasa kami berempat sudah naik didalam bathup, kami mandi bersama. Guyuran air dipancurkan shower membuat tubuh mereka yang molek bersinar diterpa cahaya lampu yang dipancarkan ke seluruh ruangan tersebut. Dengan halus, mereka menuangkan sabun cair dari perlengkapan bag shop punya mereka. Aku mengosok keseluruh tubuh mereka satu persatu, sesekali jariku yang nakal memilih punting mereka.
"Ughh.. Joko.." mereka merintih dan bergerak saat aku permainkan puntignya yang memerah.
Sebelum aku meinggalkan mereka, kami berempat berburu kenikmatan. Dan entah sudah berapa kali mereka yang sedang membutuhkan kehangatan mendapatkan orgasme. Kami memburu kenikmatan berkali-kali, kami berempat memburu birahinya yang tidak kenyang.
Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 08.00 wib, dimana aku harus berangkat kerja dan pada jam seperti ini jalanan macet akupun mempercepat jalannya agar tidak terkena macet yang berkepanjangan. Aku meninggalkan Hotel H.. Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan yang sudah ditinggalkan oleh permainan tadi.
E N D
Diposkan oleh Fakhru Jlex di 21:26 Bercinta Dengan Istri Konglomerat Label: Pesta Seks 0 komentar
Senin, 02 November 2009
--------------------------------------------------------------------------------
Aku sedang menyantap makan siang di sebuah cafe yang terletak di lantai dasar gedung kantorku. Hari itu aku ditemani Pak Erwan, manajer IT perusahaanku dan Lia, sekretarisku. Biasanya aku makan siang hanya dengan Lia, sekretarisku, untuk kemudian dilanjutkan dengan acara bobo siang sejenak sebelum kembali lagi ke kantor. Tetapi hari itu sebelum aku pergi, Pak Erwan ingin bertemu untuk membicarakan proyek komputerisasi, sehingga aku ajak saja dia untuk bergabung menemaniku makan siang.
Aku dan Pak Erwan berbincang-bincang mengenai proyek implementasi software dan juga tambahan hardware yang diperlukan. Memang perusahaanku sedang ingin mengganti sistem yang lama, yang sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan perusahaan yang terus berkembang. Sedangkan Lia sibuk mencatat pembicaraan kita berdua.
Sedang asyik-asyiknya menyantap steak yang kupesan, tiba-tiba HPku berbunyi. Kulihat caller idnya.. Dari Santi.
"Hallo Pak Robert. Kapan nih kesini lagi" suara merdu terdengar diseberang sana.
"Oh iya. Nanti sebentar lagi saya ke sana. Saya sedang makan siang nih. Bapak tunggu sebentar ya" jawabku.
"He.. He.. Sedang nggak bisa ngomong ya Pak" Santi menggoda.
"Betul Pak.. OK sampai ketemu sebentar lagi ya" kataku sambil menutup pembicaraan.
"Dari klien" kataku.
Aku sangat hati-hati tidak mau affairku dengan Santi tercium oleh mereka. Hal ini mengingat Pak Arief, suami Santi, adalah manajer keuangan di kantorku. Kebetulan Pak Arief ini sedang aku kirim training ke Singapore, sehingga aku bisa leluasa menikmati istrinya.
Seusai menikmati makan siang, aku berkata pada Lia bahwa aku akan langsung menuju tempat klienku. Seperti biasa, aku minta supaya aku tidak diganggu kecuali kalau ada emergency. Kamipun berpisah.. Mereka kembali ke lantai atas untuk bekerja, sedangkan aku langsung menuju tempat parkir untuk berangkat mengerjai istri orang he.. He..
Setelah kesal karena terjebak macet, sampai jugalah aku di rumah Santi. Hari sudah menjelang sore. Bayangkan saja, sudah beberapa jam aku di jalan tadi. Segera kuparkirkan Mercy silver metalik kesayanganku, dan memencet bel rumahnya. Santi sendiri yang membukakan pintu. Dia tersenyum gembira melihat kedatanganku.
"Aih.. Pak Robert kok lama sih" katanya.
"Iya.. Tadi macet total tuh.. Rumah kamu sih jauh.. Mungkin di peta juga nggak ada" candaku.
"Bisa aja Pak Robert.." jawab Santi sambil tertawa kecil.
Dia tampak cantik dengan baju "you can see" nya yang memperlihatkan lengannya yang mulus. Buah dadanya tampak semakin padat dibalik bajunya. Mungkin karena sudah beberapa hari ini aku remas dan hisap sementara suaminya aku "asingkan" di negeri tetangga.
Kamipun masuk ke dalam rumah dan aku langsung duduk di sofa ruang keluarganya. Santi menyuguhkan orange juice untuk menghilangkan dahagaku. Nikmat sekali meminum orange juice itu setelah lelah terjebak macet tadi. Dahagakupun langsung hilang, tetapi setelah melihat Santi yang cantik, dahagaku yang lainpun muncul. Aku masih bernafsu melihat Santi, meskipun telah lima hari berturut-turut aku setubuhi dia.
Kucium bibirnya sambil tanganku mengelus-elus pundaknya. Ketika aku akan membuka bajunya, dia menahanku.
"Pak.. Santi ada hadiah nih untuk bapak"
"Apaan nih?" jawabku senang.
"Ini ada teman Santi yang mau kenal sama bapak. Orangnya cantik banget."
Lalu dia bercerita kalau dia berkenalan dengan seorang wanita, Susan, saat dia sedang berolahraga di gym. Setelah mulai akrab, merekapun bercerita mengenai kehidupan seks mereka. Singkat cerita, Susan menawarkan untuk berpesta seks sambil bertukar pasangan di rumah mereka.
"Dia ingin coba ini bapak. Katanya belum pernah lihat yang sebesar punya Pak Robert" kata Santi sambil meraba-raba kemaluanku.
"Saya sih OK saja" jawabku riang.
"Oh ya.. Nanti pura-pura saja Pak Robert suamiku" kata Santi sambil pamit untuk menelpon kenalan barunya itu.
Aku dan Santi kemudian meluncur menuju rumah Susan di kawasan Kemang. Untung jalanan Jakarta sudah agak lengang. Tak lama kamipun sampai di rumahnya yang luas. Seorang satpam tampak membukakan pintu garasi. Santipun menjelaskan kalau kami sudah ada janji dengan majikannya. Susan menyambut kami dengan ramah.
"Ini perkenalkan suami saya"
Seorang laki-laki paruh baya dengan kepala agak botak memperkenalkan diri. Namanya Harry, seorang pengusaha properti yang sukses. Santipun memperkenalkan diriku pada mereka.
Aku kagum pada rumah mereka yang sangat luas. Dengan perabot-perabot yang mahal, juga koleksi lukisan-lukisan pelukis terkenal yang tergantung di dinding. Bayangkan saja betapa kayanya mereka, karena orang sekelas aku saja kagum melihat rumahnya yang sangat wah itu.
Tetapi aku lebih kagum melihat Susan. Wanita ini memang cantik sekali. Terutama kulitnya yang putih dan mulus sekali. Ibaratnya kalau dihinggapi nyamuk, si nyamuk akan jatuh tergelincir. Disamping itu bodynya tampak seksi sekali dengan buah dada yang besar dan bentuk tubuh yang padat. Sekilas mengingatkan aku pada bintang film panas di jaman tahun 80-an.. Entah siapa namanya itu.
Merekapun menyuguhkan makan malam. Kamipun bercerita basa-basi ngalor ngidul sambil menikmati hidangan yang disediakan. Ditengah makan malam itu, Santi pamit untuk ke toilet. Dengan matanya dia mengajakku untuk mengikuti dia.
"Pak, habis ini pulang aja yuk" kata Santi berbisik perlahan setelah keluar dari ruang makan.
"Kenapa?" tanyaku.
"Habisnya Santi nggak nafsu lihat Pak Harry itu. Sudah tua, botak, perutnya buncit lagi".
Aku tertawa geli dalam hati. Tetapi aku tentu saja tidak menyetujui permintaan Santi. Aku sudah ingin menikmati istri Pak Harry yang cantik sekali seperti boneka itu. Kupaksa saja Santi untuk kembali ke ruang makan.
Setelah makan, kamipun ke ruang keluarga sambil nonton video porno untuk membangkitkan gairah kami. Tak lama, seorang gadis pembantu kecil datang untuk menyuguhkan buah-buahan. Tetapi mungkin karena kaget melihat adegan di layar TV home theater itu, tanpa sengaja dia menjatuhkan gelas kristal sehingga pecah berkeping-keping. Kulihat tampak Susan melotot memarahi pembantunya itu, sedangkan si pembantu kecil itu tampak ketakutan sambil meminta maaf berkali-kali.
Adegan di TV tampak semakin hot saja. Tampak Pak Harry mulai mengerayangi tubuh Santi di sofa seberang. Sedangkan Santi tampak ogah-ogahan melayaninya.
"Sebentar Pak.. Santi mau lihat filmnya dulu"
Aku tersenyum mendengar alasan Santi ini. Sementara itu Susan minta ijin ke dapur sebentar. Akupun mencoba menikmati adegan di layar TV. Meskipun sebenarnya aku tidak perlu lihat yang seperti ini, mengingat tubuh Susan sudah sangat mengundang gairahku. Tak lama akupun merasa ingin buang air kecil, sehingga akupun pamitan ke belakang.
Setelah dari toilet, aku berjalan melintasi dapur untuk kembali ke ruang keluarga. Kulihat di dalam, Susan sedang berkacak pinggang memarahi gadis kecil pembantunya tadi.
"Ampun non.. Sri nggak sengaja" si gadis kecil memohon belas kasihan pada majikannya, Susan yang cantik itu.
"Nggak sengaja nggak sengaja. Enak saja kamu bicara ya. Itu gelas harganya lebih dari setahun gaji kamu tahu!!" bentak Susan.
"Gajimu aku potong. Biar tau rasa kamu.."
Si gadis kecil itu terdiam sambil terisak-isak. Sementara wajah Susan menampakkan kepuasan setelah mendamprat pembantunya habis-habisan. Mungkin betul kata orang, kalau wanita kurang dapat menyalurkan hasrat seksualnya, cenderung menjadi pemarah. Melihat adegan itu, aku kasihan juga melihat si gadis pembantu itu. Tetapi entah mengapa justru hasrat birahiku semakin timbul melihat Susan yang sepertinya lemah lembut dapat bersikap galak seperti itu.
"Dasar bedinde.. Verveillen!!" Susan masih terus berkacak pinggang memaki-maki pembantunya. Dengan tubuh yang putih bersih dan tinggi, kontras sekali melihat Susan berdiri di depan pembantunya yang kecil dan hitam.
"Ampun non.. Nggak akan lagi non.."
"Oh Pak Robert.." kata Susan ketika sadar aku berada di pintu dapur. Diturunkannya tangan dari pinggangnya dan beranjak ke arahku.
"Sedang sibuk ya?" godaku.
"Iya nih sedang kasih pelajaran ik punya pembantu" jawabnya sambil tersenyum manis.
"Yuk kita kembali" lanjutnya.
Kamipun kembali ke ruang keluarga. Kulihat Santi masih menonton adegan di layar sementara Pak Harry mengelus-elus pahanya. Aku dan Susanpun langsung berciuman begitu duduk di sofa. Aku melakukan "french kiss" dan Susanpun menyambut penuh gairah.
Kutelusuri lehernya yang jenjang sambil tanganku meremas buah dadanya yang membusung padat. Susanpun melenguh kenikmatan. Tangannya meremas-remas kemaluanku. Dia kemudian jongkok di depanku yang masih duduk di sofa, sambil membuka celanaku. Celana dalamku dielusnya perlahan sambil menatapku menggoda. Kemudian disibakkannya celana dalamku ke samping sehingga kemaluankupun mencuat keluar.
"Oh..my god.. Bener kata Santi.. Very big.. I like it.." katanya sambil menjilat kepala kemaluanku.
Kemudian dibukanya celana dalamku, sehingga kemaluankupun bebas tanpa ada penghalang sedikitpun di depan wajahnya. Dielus-elusnya seluruh kemaluan termasuk buah zakarku dengan tangannya yang halus. Tingkah lakunya seperti anak kecil yang baru mendapat mainan baru.
Kemaluankupun mulai dihisap mulut Susan dengan rakus. Sambil mengulum dan menjilati kemaluanku, Susan mengerang,emmhh.. emhh, seperti seseorang yang sedang memakan sesuatu yang sangat nikmat. Kuelus-elus rambutnya yang hitam dan diikat ke belakang itu.
Sambil menikmati permainan oral Susan, kulihat suaminya sedang mendapat handjob dari Santi. Tampak Santi mengocok kemaluan Pak Harry dengan cepat, dan tak lama terdengar erangan nikmat Pak Harry saat dia mencapai orgasmenya. Santipun kemudian meninggalkan Pak Harry, mungkin dia pergi ke toilet untuk membersihkan tangannya.
Sementara itu Susan masih dengan bernafsu menikmati kemaluanku yang besar. Memang kalau kubandingkan dengan kemaluan suaminya, ukurannya jauh berbeda. Apalagi setelah dia mengalami orgasme, tampak kemaluan Pak Harry sangat kecil dan tertutup oleh lemak perutnya yang buncit itu. Tak heran bila istrinya sangat menikmati kemaluanku.
Tak lama Santipun kembali muncul di ruang itu, dan menghampiriku. Susan masih berjongkok di depanku sambil mempermainkan lidahnya di batang kemaluanku. Santi duduk di sampingku dan mulai menciumiku. Dibukanya bajuku dan puting dadakupun dihisapnya. Nikmat sekali rasanya dihisap oleh dua wanita cantik istri orang ini. Seorang di atas yang lainnya di bawah. Sementara Pak Harry tampak menikmati pemandangan ini sambil berusaha membangkitkan kembali senjatanya yang sudah loyo.
Kuangkat baju Santi dan juga BHnya, sehingga buah dadanya menantang di depan wajahku. Langsung kuhisap dan kujilati putingnya. Sementara tanganku yang satu meremas buah dadanya yang lain. Sementara Susan masih mengulum dan menjilati kemaluanku.
Setelah puas bermain dengan kemaluanku, Susan kemudian berdiri. Dia kemudian melepaskan pakaiannya hingga hanya kalung berlian dan hak tingginya saja yang masih melekat di tubuhnya. Buah dadanya besar dan padat menjulang, dengan puting yang kecil berwarna merah muda. Aku terkagum dibuatnya, sehingga kuhentikan kegiatanku menghisapi buah dada Santi. Susan kemudian menghampiriku dan kamipun berciuman kembali dengan bergairah.
"Ayo isap susu ik " pintanya sambil menyorongkan buah dada sebelah kanannya ke mulutku. Tak perlu dikomando lagi langsung kuterkam buah dadanya yang kenyal itu. Kuremas, kuhisap dan kujilati sepuasnya. Susanpun mengerang kenikmatan.
Setelah itu, dia kembali berdiri dan kemudian berbalik membelakangiku. Diapun jongkok sambil mengarahkan kemaluanku ke dalam vaginanya yang berambut tipis itu. Kamipun bersetubuh dengan tubuhnya duduk di atas kemaluanku menghadap suaminya yang masih berusaha membangunkan perkakasnya kembali. Kutarik tubuhnya agak kebelakang sehingga aku dapat menciumi kembali bibirnya dan wajahnya yang cantik itu.
"Eh.. Eh.. Eh.." dengus Susan setiap kali aku menyodokkan kemaluanku ke dalam vaginanya. Aku terus menyetubuhinya sambil meremas-remas buah dadanya dan sesekali menjilati dan menciumi pundaknya yang mulus.
Sementara itu Santi bersimpuh di ujung sofa sambil meraba-raba buah zakarku, sementara aku sedang menyetubuhi Susan. Terkadang dikeluarkannya kemaluanku dari vagina Susan untuk kemudian dikulumnya. Setelah itu Santi memasukkan kembali kemaluanku ke dalam liang surga Susan.
Setelah beberapa menit, aku berdiri dan kuminta Susan untuk menungging di sofa. Aku ingin menggenjot dia dari belakang. Kusetubuhi dia "doggy-style" sampai kalung berlian dan buah dadanya yang besar bergoyang-goyang menggemaskan. Kadang kukeluarkan kemaluanku dan kusodorkan ke mulut Santi yang dengan lahap menjilati dan mengulumnya. Benar-benar nikmat rasanya menyetubuhi dua wanita cantik ini.
"Ahh.. Yes.. Yes.. Aha.. Aha.. That's right.. Aha.. Aha.." begitu erangan Susan menahan rasa nikmat yang menjalari tubuhnya. Hal itu menambah suasana erotis di ruangan itu.
Sementara Pak Harry rupanya telah berhasil membangunkan senjatanya. Dihampirinya Santi dan ditariknya menuju sofa yang lain di ruangan itu. Santipun mau tak mau mengikuti kemauannya. Memang sudah perjanjian bahwa aku bisa menikmati istrinya sedangkan Pak Harry bisa menikmati "istriku".
Sementara itu, aku masih menggenjot Susan secara doggy-style. Sesekali kuremas buah dadanya yang berayun-ayun akibat dorongan tubuhku. Kulihat Pak Harry tampak bernafsu sekali menyetubuhi Santi dengan gaya missionary. Tak beberapa lama kudengar erangan Pak Harry. Rupanya dia sudah mencapai orgasme yang kedua kalinya.
Santipun tampak kembali pergi meninggalkan ruangan. Sementara aku masih menyetubuhi Susan dari belakang sambil berkacak pinggang. Setelah itu kubalikkan badannya dan kusetubuhi dia lagi, kali ini dari depan. Sesekali kuciumi wajah dan buah dadanya, sambil terus kugenjot vaginanya yang sempit itu.
"Ohh.. Aha.. Aha.. Ohh god.. I love your big cock.." Susan terus meracau kenikmatan.
Tak lamapun tubuhnya mengejang dan dia menjerit melepaskan segala beban birahinya. Akupun sudah hampir orgasme. Aku berdiri di depannya dan kusuruh dia menghisap kemaluanku kembali. Sementara, aku lirik ke arah Pak Harry, dia sedang memperhatikan istrinya mengulumi kemaluanku. Kuremas rambut Susan dengan tangan kiriku, dan aku berkacak pinggang dengan tangan kananku.
Tak lama akupun menyemburkan cairan ejakulasiku ke mulut Susan. Diapun menelan spermaku itu, walaupun sebagian menetes mengenai kalung berliannya. Diapun menjilati bersih kemaluanku.
"Thanks Robert.. I really enjoyed it" katanya sambil membersihkan bekas spermaku di dadanya.
"No problem Susan.. I enjoyed it too.. Very much" balasku.
Setelah itu, kamipun kembali mengobrol beberapa saat sambil menikmati desert yang disediakan. Kamipun berjanji untuk melakukannya lagi dalam waktu dekat.
Dalam perjalanan pulang, Santi tampak kesal. Dia diam saja di dalam mobil. Akupun tidak begitu menghiraukannya karena aku sangat puas dengan pengalamanku tadi. Akupun bersenandung kecil mengikuti alunan suara Al Jarreau di tape mobilku.
"We're in this love together.."
"Kenapa sih sayang?" tanyaku ketika kami telah sampai di depan rumahnya.
"Pokoknya Santi nggak mau lagi deh" katanya.
"Habis Santi nggak suka sama Pak Harry. Udah gitu mainnya cepet banget. Santi nanggung nih."
Akupun tertawa geli mendengarnya.
"Kok ketawa sih Pak Robert.. Ayo.. Tolongin Santi dong.. Santi belum puas.. Tadi Santi horny banget lihat bapak sama Susan make love" rengeknya.
"Wah sudah malam nih.. Besok aja ya.. Lagian saya ada janji sama orang".
"Ah.. Pak Robert jahat.." kata Santi merengut manja.
"Besok khan masih ada sayang" hiburku.
"Tapi janji besok datang ya.." rengeknya lagi saat keluar dari mobilku.
"OK so pasti deh.. Bye"
Sebenarnya aku tidak ada janji dengan siapa-siapa lagi malam itu. Hanya saja aku segan memakai Santi setelah dia disetubuhi Pak Harry tadi. Setidak-tidaknya dia harus bersih-bersih dulu.. He.. He.. Mungkin besok pagi saja aku akan menikmatinya kembali, karena Pak Arief toh masih beberapa hari lagi di luar negeri.
Kukebut mobilku mengarungi jalan tol di dalam kota. Semoga saja aku masih dapat melihat film bagus tayangan HBO di TV nanti.
*****
Bagi para pembaca, terutama para wanita, yang ingin berkenalan, dapat menghubungiku di alamat e-mailku.
E N D
Diposkan oleh Ryana D. Arthur di 16:22 Binalnya Istriku Label: Pesta Seks 0 komentar
Akhirnya kuselesaikan juga tugas dinasku selama empat bulan penuh di Australi. Aku pulang mem-bawa setumpuk laporan hasil kerja yang nantinya kuserahkan pada boss. Beruntung tadi malam aku masih sempat jalan jalan di pusat kota Perth dan tak lupa mengunjungi sex shop terbesar disana seperti yang dipromosikan teman teman. Kubeli beberapa sextoys dan puluhan dvd bokep sebagai cenderama- ta buat istri tercinta dan beberapa kolega. Harganya relative lebih murah dibanding beli di dalam negeri
Pukul enam pagi waktu setempat aku terbang kembali ke negeri tercinta. Setelah transit dibeberapa bandara akhirnya jam empat sore aku mendarat dibandara A Yani. Setelah kudapatkan semua barang bawaanku, aku selekasnya beranjak keluar. Kulihat istriku berdiri di ujung koridor. Mengenakan kaus ketat tanpa lengan yang dipadu blouse mini setengah paha membuat ia terlihat sangat cantik dan meng gairahkan. Ada sebatang rokok tergamit di jarinya. Kami berpelukan sejenak melepas setumpuk kerinduan. Lalu kukecup bibirnya. Setelah itu aku bermaksud mengajaknya pulang.
“ Kenalin dulu, Ko! ini Edo….” Ujar istriku menunjuk pada seorang pria muda yang berdiri tepat disisinya, sembari menghisap dalam dalam rokok A mild mentholnya.
“ Jay…” kataku sambil mengulurkan tangan.
“ Edo” balasnya.
“ Jemput siapa nih, Do?”
“ Justru gue lagi nunggu jemputan, Bro…. Sejak tadi gue kontak kantor cabang tapi engga nyambung terus. Linenya lagi rusak kali “
“ Dimana sih tujuan elu?”
Dia menyebut sebuah kantor di jalan Gajah Mada.
“ Kebetulan itu searah dengan kami…. Mau ikut?” aku menawarkan diri.
Edo setuju lalu kami berjalan menuju tempat parkir. Sepanjang perjalanan selama yang memakan waktu kurang lebih duapuluhan menit kami saling ngobrol saling mengakrabkan diri. Ia ternyata dari Indonesia Timur. Seorang manager pada sebuah perusahaan pembiayaan yang berpusat dikotaku ini. Meski warna kulitnya hitam keling namun terlihat wajahnya sangat ramah dan bersahabat. Ia tidak ganteng tapi cukup menarik. Edo bilang kalau dua tiga tahun sekali ia harus terbang kekantor pusat untuk memberi laporan hasil pekerjaannya dikantor cabang di NTT sana. Kuturunkan dirinya tepat didepan gedung yang ditujunya. Dan sebelum berpisah kami sempat bertukar nomor hape. Kemudian aku meneruskan perjalanan kerumah.
“ Kayaknya sekarang kamu banyak berubah deh Say….” Ujarku.
“ Maksud Koko?” tanyanya sembari mengerinyitkan dahi.
Lalu aku sampaikan padanya kalau dulunya istriku tidak suka mengenakan pakaian yang sexy ditempat umum kecuali di acara pesta. Dulu ia juga bukan pecandu rokok. Dan dulu ia kurang welcome dengan orang asing tapi tadi kayaknya ia begitu cepat akrab dengan Edo seperti sudah kenal bertahun tahun saja.
“ ahh…Koko terlalu sensi saja…. Tapi bolehkan kalau aku sedikit merubah gaya?” tanyanya sembari menghembuskan asap rokoknya yang segera terhisap keluar lewat celah jendela mobil yang sedikit dibuka.
“ Iya engga apa apa toh, Say! Aku malah tambah suka koq! Kamu jadi terlihat semakin sexy dan menggemaskan aja sekarang! Oh ya…. Ayo cerita dong petualanganmu selama kutinggal!”
Kemudian dengan polos Nana menceritakan semuanya. Bagaimana ia dikerjai disebuah ruang karaoke, lalu pengalaman bercinta dengan Mark, lalu pengalaman ber three some bersama Mark dan istrinya. Dan beberapa petualangan lain. Saat menyimak pengalaman istriku bukannya aku menjadi jealous malahan aku menjadi begitu horny. Sudah tidak waraskah diriku???.
Begitu sampai dirumah, aku selekasnya menarik masuk Nana kedalam kamar. Saat itu aku benar benar sedang kasmaran. Kudekap dirinya. Menciumi bibirnya lehernya dan sepanjang lekuk tubuhnya. Satu persatu kupereteli pembalut ditubunya hingga ia telanjang bulat. Kubalikkan tubuhnya. Kulingkarkan tangan pada pinggangnya lalu kuciumi punggungnya. Ia meraih tanganku untuk mengajakku berbaring diranjang. Kuusap usap pipinya , dagunya lalu kuraba lekuk payudaranya yang sangat montok dan kencang.
Nana meraih bajuku kemudian melepasinya. Ia mulai menciumi dadaku yang sedikit ditumbuhi bulu. Kami bergulingan diatas ranjang….. saling menyentuh, menjilati, dan menghisap. Aku berguling diatas tubuhnya lalu menyurukkan muka tepat diselakngannya. Kuamati vaginanya telah basah memerah dan menganga lebar penuh hasrat birahi. Kujulurkan lidah kedalam, menggerakannya berkeliling, dan menggetarkan dinding dinding vaginanya. Saat kugelitikkan lidahku Nana melengkungkan punggung penuh rasa nikmat dan kulakukan terus menerus sampai lendir birahinya membanjir keluar.
Kutindih tubuhnya sambil melesakkan batang kemaluan yang sudah sangat tegang itu kedalam liang syurgawinya. Kugerakkan pinggul naik turun dengan sangat cepat seperti sedang kesetanan saking ka ngennya diriku padanya. Aku terus memompa seperti gerakan sebuah piston main lama makin cepat…. Nana mencapai puncaknya sambil mengangkat pinggulnya keatas. Ia dekap erat erat diriku seolah olah sangat takut kehilangan.
Selanjutnya ia dekatkan mulutnya ke batang kemaluanku. Ia keluar masukkan dengan sangat gemas. Ia juga menghisapinya dengan rakus. Sebelum aku mencapai klimaks, kutarik tubuhnya dan menempat kannya diatasku. Ia mengggoyangkan pantatnya maju mundur seperti sedang menggilas pakaian. Saat itu ia tanpa sadar merendahkan tubuhnya kedepan sehingga aku dapat membenamkan mukaku kedalam belahan payudaranya dan dengan bebas dapat menghisap putingnya. Istriku terus bergerak. Aku juga mengehentak hentakkan pinggul dari bawah. Sangat liarrrrr……………….. sampai tubuh kami berge-tar dan bersama sama memancarkan cairan orgasme.
Kami beristirahat sebentar saling ngobrol sambil merokok. Kuminta istriku bercerita lagi tentang petua langan asmaranya dengan pria pria lain. Ada setidaknya enam orang lelaki yang pernah berkencan dengannya. Wuih! Ternyata istriku menjadi pecandu seks juga sekarang. Hanya dalam waktu empat bulan saja. Dan kembali aku menjadi sangat terangsang saat mendengarkannya. Penisku yang semula loyo berangsur mulai menengang dan mengeras.
Kami saling merapatkan bibir, berpagutan, saling meraba dengan tingkat perangsangan lembut. Kugelitik payudaranya dan menghisapi putingnya. Aku terus meremas dan merangsang buahdadanya sampai putingnya berdiri mengeras. Lalu beralih pada selakngannya. Kulumat dan kucumbu bagian tubuhnya yang sangat kurindukan siang malam selama empat bulan. Bulu bulu kemaluannya yang tumbuh lebat masih terawat dengan baik. Aroma khas vaginanya juga masih menjadi bau yang menya lakan nafsu birahiku. Liangnya sudah merekah bagai kelopak bunga tampak becek dan sangat licin karena lendir cintanya yang deras mengalir keluar. Kukitari bibir liang itu beberapa saat sebelum ku gelitiki klitorisnya dengan ujung lidah.
“ Ooooh! Ayolah, Koooo! “ ujarnya penuh tuntutan.
Kutarik tubuhnya membuatnya merangkak membelakangiku. Kubenamkan penisku dari belakang. Zakarku menepuk nepuk pantatnya setiap kali aku memompa vaginanya. Kunikmati denyutan denyut an dinding vaginanya yang membuat tusukanku bertambah nikmat ribuan kali. Nana terus mendesah. Setiap kali ia mendesah lebih keras aku mendorong penisku lebih dalam. Aku mengakhiri perjalanan birahinya dengan sebuah desakan kuat dan sedalam dalamnya.
“ Aaaaaagggggggccc……………!” Nana memekik penuh kepuasan.
Kutarik tubuhnya ketepi ranjang. Menelentangkan disana. Lalu kunaikkan kakinya keatas bahuku. Dalam posisi berdiri kumauki vaginanya kembali. Nana menggoyangkan pinggulnya secara mendatar setiap kali aku mendorong batang kemaluanku. Semakin lama goyangannya semakin menghentak hen-tak. Liang senggamanya memang luarbiasa nikmatnya sehingga aku ingin menikmatinya semalaman. Namun karena sudah sangat terangsang akhirnya kami sama sama menjerit penuh ketegangan disertai memancarnya lendir orgasme kami dalam waktu yang hampir bersamaan.
Dua hari kemudian…..
Siang itu Nana menelpon saat aku sedang menyelesaikan laporan di kantor. Tidak seperti biasanya. Pasti ada hal yang special pikirku. Ternyata memang benar adanya.
“ Ko….. tadi Edo kontak ke hapeku. Ia bilang kalau pesawatnya dicancel sampai besok sore… Dia juga bilang lagi kesulitan mencari hotel untuk sekedar transit……… Kalau…………”
“ kita suruh ia nginap dirumah aja bagaimana, itu khan maksud elu?” potongku.
“ Iya…ya Ko….… kasihan khan kalau ia bener bener ga dapat hotel?” jawab istriku yang tiba tiba menjadi sangat perhatian.
“ Kasihan dia apa kasihan kamu, Na? Apa kamu pingin nyoba pisang hitam panjang nih?”
“ Engga…engga! Masa Koko berpikir begitu sih?......Gimana Ko, boleh engga Edo kita suruh nginap dirumah?” kata istriku terus membujuk.
Akhirnya aku menyerah juga.
“ Ya bolehlah kalau kamu emang menyukainya”
“ Kamu memang suami yang luarbiasa Kooo……! Trim’s ya….. I love you! Cup! Cup!Cup!”
Lalu telephone diputus. Saat itu jam satu lewat duapuluh menitan. Akupun sibuk meneruskan pekerja anku. Sekitar jam empat mendadak aku pingin nelpon ponsel istriku sekedar menyapanya. Tapi sedang tidak diaktifkan. Kucoba beberapa kali namun tetap tidak bisa. Lalu kucoba menghubungi kantornya . Kebetulan aku sudah mengenal operator yang bertugas saat itu.
“ Hallo Shanti! Nana ada?”
“ Engga tuh Mas Jay. Hari ini doi cuman dating lalu berpamitan mau jenguk famili yang sakit”
Hah? Family sakit? Apa pula ini??? Aneh…….!
“ apa engga jalan bareng toh Masss?” Tanya Shanti sedikit ragu.
“ Engga sih Shan… gue lagi sibuk dikantor…..okey gitu dulu, Shan……….. thank’s yaaaa”
Lalu kuputuskan kontak.
Sialan! Bener bener istriku jadi binal! Pasti ia telah bersama Edo seharian ini. Atau mungkin sejak kemarin.
“ Dasarrrr wanita gatel!” Omelku dalam hati.
Membayangkan keduanya lagi bercinta membuat aku terangsnag sendiri sehingga kucoba mempercepat pekerjaanku yang masih setumpuk. Namun baru jam setengah tujuh malam aku bisa merampung kannya.. Secepat kilat kupacu mobilku menuju rumah. Dibenakku hanya ada keiginan untuk melaku-kan three some dengan istriku dan Edo Hari sudah mulai gelap saat aku sampai. Teras rumahku sudah terang benderang oleh temaramnya lampu yang dinyalakan. Nana keluar menyambutku. Ia menyapaku dengan senyuman yang sangat manis dan manja. Kami berciuman sejenak sebelum kutarik masuk tubuhnya. Saat itu ia hanya mengenakan gaun tidur model kimono dari bahan satin yang dihiasi renda renda dibagian dadanya. Putingsusunya tampak menyembul dan tercetak jelas pada gaun itu sehingga dengan mudah kutebak kalau ia tidak mengenakan pakaian dalam. Masih tersisa peluh didahinya seba-gaimana seseorang yang habis berolah raga atau bekerja keras.
“ Habis kerjaaa keras nih!” sindirku.
“ AH! Koko bisa aja” sahutnya dengan pipi yang tersipu.
“ Edo dimana, Na?”
“ Kayaknya lagi mandi….”
Kutarik tangannya menuju sofa yang ada diruangan tengah. Mengajaknya berciuman sebentar sebelum kulanjutkan bertanya, “ lelaki itu hebat, Na?”.
Ia tidak menjawab hanya membeliakkan mata kearahku.
“ Berapa kali kamu dapat klimaks? Enam delapan?” sambungku yang juga tidak dijawabnya.
Kembali kulumat bibirnya dan mulai menggerayangi bagian dadanya. Nana menolak dengan halus karena ia ingin aku mandi terlebih dahulu sementara ia akan menyiapkan makan malam. Aku setuju.
Selesai mandi aku keluar menuju ruang tengah dengan mengenakan kimono mandi dan celana dalam saja. Edo dan istriku sudah ada dimeja makan menungguku. Kemudian kami bersantap malam sambil berbincang bincang mengenai banyak topic. Setlah selesai Nana memunguti piring piring kotor untuk dibawanya kedapur sementara aku dan Edo melangkah ke ruang tengah. Aku duduk di sofa panjang sedang ia duduk disofa single diseberangku.
“ Bagaimana istriku, Do?” tanyaku dengan nada sengaja kupelankan agar tidak terdengar oleh Nana yang masih sibuk mencuci piring.
“ Luar biasa, Jay! Elu bener bener suami yang sangat beruntung punya bini secantik dia…. “
“ Berapa kali kalian melakukannya?”
“ Mungkin lima atau enam kali aku engga ingat… soalnya “V” bini elu sungguh sangat nikmat kenyal dan pulennnn…. Belum lagi servicenya yang benar benar luarbiasaaa…. Aku jadi ketagihan be-rat padanya!”
“ Sialan kalian! Lagi ngomongin gue yaaa!” omel Nana yang mendadak telah beridiri di sisiku. Ia lalu kutarik duduk disebelahku.
“ Edo bilang aku suami yang beruntung punya bini sesempurna dirimu, Say….” Ujarku.
“ Biasa lelaki kalau ada maunya pasti ngumbar rayuan mauttt”
“ Bukan gitu Na…. tapi emang kamu istri yang sangat sempurna…..” lanjutku seraya menempel kan bibir kebibirnya.
Istriku kembali menolakku dengan halus karena ia mengusulkan untuk lebih dulu menonton dvd porno yang kubeli di Perth tempo hari. Aku kembali setuju. Dan dengan santai kami nikmati adegan adegan penggugah nafsu itu bertiga. Belum sampai selesai film yang kami tonton ketika kulihat Nana mulai tidak tenang duduknya. Berkali kali ia geser geser dan ubah ubah posisi kakinya sepertinya ada sesuatu yang aneh dipangkal pahanya.
Kuciumi lehernya sambil merabakan tangan pada tonjolan buahdadanya yang masih terbalut kimono satinnya. Kali ini istriku tidak menolak. Bahkan ia sangat menikmati ciuman dan remasanku. Putingnya menjadi semakin mengeras dan semakin menyembul. Dengan sangat gampang kutarik lepas tali pengi-kat kimononya kemudian menyibakkan ujung ujungnya kekanan kekiri. Kutatap dengan penuh kekagu man kedua payudaranya yang montok dan ranum sebelum kujilat jilat serta kuhisapi. Ketika kuselipkan tangan pada pangkal pahanya kutemukan sebuah celah yang sudah sangat becek penuh lendir birahi.
“ Uuuhhhhfsss……….” Desahnya perlahan namun terdengar sangat nikmat.
Nana meraih kepalaku lalu mengiringnya kearah selakangannya. Akupun menurut. Sembari bergerak kuciumi setiap bagian tubuhnya yang kulewati. Perutnya. Pusarnya. Bulu bulu kemaluannya yang lebat. Dan bongkahan vaginanya yang membulat sempurna bak cangkang penyu. Kutelusuri bibir liang yang telah terkuak lebar itu kemudian kujulurkan lidah menggelitik kelentitnya yang telah sangat menonjol.
Istriku menggerinjal serta melenguh sangat nikmat setiap aku melakukannya.
Edo bangkit mendekati kami dengan tubuh yang sudah bertelanjang bulat. Batang kemaluannya yang hitam panjang dan kekar itu terlihat sudah sangat tegang. Mendongak minta jatah. Ia mengajak istriku berciuman. Tanganya mulai meremas remas buahdada istriku sementara tangan istriku telah menggeng gam batang kemaluannya.
Kujulurkan lidah dan kubenamkan berulangkali pada liang yang tanpa ujung itu. Kutusuk tusukkan sambil menikmati setiap aliran lendir asmaranya. Desah mulut Nana menjadi semakin keras terdengar.
Edo bangkit menyodorkan kemaluannya kemulut Nana. Batang sepanjang duapuluhan centi itu disam- but istriku dengan lidah yang terjulur. Lalu dengan sangat lahap istriku mulai mengulumnya.
Kusibakkan kimono mandiku dan memelorotkan celana dalamku. Kugenggam dan kuurur urut otot sepanjang limabelas centi yang meyembul diantara pahaku sambil menyaksikan istriku sedang melu-mat penis hitam Edo yang panjang itu penuh nafsu. Aku menjadi semakin terangsang dan ingin segera menyetubuhi istriku. Kuangkat kedua kakinya kemudian kudorong batang kemaluanku kedepan mem-benamkannya dengan penuh perasaan kedalam liang syahwatnya.Sambil menikmati setiap gesekan lem but dengan dinding dinding dalam vaginanya. Inci demi inci. Sekonyong konyong aku disergap berjuta juta gelombang kenikmatan selama proses pemasukan itu. Bermula dari ujung penisku lalu menjalar kebatangnya….. lalu menyebar keseluruh bagian tubuhku. Selanjutnya kucoba mengeksplorasi kenik-matan yang lebih besar dengan tak henti hentinya menggali….. menggali….. dan menggali liang itu lebih dalam lagi. Sementara itu istriku masih asyik mengulum black banana yang ada dalam genggam- an tangannya. Nana terus menerus mengerang nikmat saat tubuhnya bergoyang maju mundur diom-bang ambingkan gelombang birahi yang kuciptakan. Kemudian ia mengejan. Seluruh otot ditubuhnya berkontraksi hebat saat dirinya dilanda puncak ketegangan. Ia menjerit panjangggg pada saat badai orgasme tiba tiba meledak dan menyambar dirinya!. Cairan kenikmatannya memancar dan melumasi seluruh batang ke-maluanku yang masih terbenam disana.
Kami berganti posisi. Aku duduk disofa sedangkan Nana menyurukkan mukanya keselakanganku, ia menghisapi dengan lahap batang kemaluanku yang masih basah kuyub oleh lendir orgasmenya. Edo giliran yang menyetubuhi istriku dari belakang. Benda sepanjang sembilan inci itu digerakkan masuk keluar dengan sangat cepat. Terdengar suara “ plok!plok! plok!” setiap kali zakar Edo menepuk nepuk pantat istriku.
“ Oooghttt….oooghffff….” desah istriku tanpa melepaskan batang kemaluanku dari mulutnya. Dan setiap kali istriku mendesah lebih keras Edo melesakkan batang kemaluannya lebih dalam lagi. Edo tidak membiarkan dirinya segera mencapai puncak. Ia menarik diri lalu menelentangkan tubuh is-triku diatas sofa. Ia buka kedua kaki istriku lalu menaikkannya keatas bahunya sambil membenamkan kembali batang kemaluannya. Keduanya bergerak dalam irama yang selaras melaju dengan pasti menu-ju ke puncak tertinggi. Istriku tampak begitu menikmati setiap hujaman kemaluan Edo. Ia menyambut dengan goyangan pinggulnya yang menghentak hentak. Denyutan nikmat yang diciptakan Nana mem-buat Edo tambah bersemangat. Ia percepat gerakan keluar masuknya seperti sedang memacu seekor ku-da balap. Terdengar napas keduanya terengah engah saling mengerang dan melenguh penuh nikmat.
Beberapa menit kemudian istriku kembali memekik penuh kepuasan sambil mendekap erat erat tubuh Edo. Sementara itu Edo masih memompa dengan sangat cepat berusaha secepatnya mencapai klimaks. Beberapa detik sebelum terjadinya pancaran klimaks, Edo mencabut penisnya kemudian menghampiri wajah istriku. Ia merancap dengan sangat cepat sampai terdengar lenguhannya yang keras ketika ujung batang kemaluannya menyemburkan cairan kental berwarna putih pekat yang sengaja diarahkan kebibir Nana. Setelah mereda, istriku kembali menjilati ujung kemaluan Edo sampai bersih.
Aku sejak tadi hanya bisa berdiri menyaksikan pergulatan keduanya sambil mengurut urut batang kema luanku sendiri. Melihat celah vagina Nana yang menganga dan mengkilap karena lendir birahinya mem buat aku sangat terangsang dan ingin memasukinya. Selanjutnya ku tancapkan dengan sangat bernafsu. Meskipun liang senggama itu kini terasa sedikit longgar namun tetap saja mampu memberi rasa nikmat yang luar biasa. Kulumat liang itu dengan sangat bergairah.
Nana kembali menggoyang pinggulnya membuat liang vaginanya bertambah nikmat ribuan kali. Aku semakin kesetanan saat menyetubuhinya. Apa yang kulakukan rupanya menyebabkan menyalanya kem bali gairah istriku. Sehingga kini kami berdua saling menuntut kepuasan puncak dengan saling mengge sek dan meraba. Sekian menit kemudian kupercepat gerakan pinggulku saat terasa desakan sangat kuat diujung penisku. Istriku memekik dengan keras ketika ia lebih dahulu sampai di puncak. Nyaris berbare ngan kurasakan ujung penisku bergetar hebat. Sehingga kucoba menekan pinggul lebih dalam lagi. Akhirnya batang kemaluanku menggelepar gelepar sembari memuntahkan cairan kenikmatan dalam ju mlah yang sangat banyak diantara himpitan liang vagina Nana. Saking banyaknya hingga meluber kelu ar dan meleleh diatas sofa.
Setelah membersihkan diri, kami melanjutkan permainan didalam kamar. Secara bergantian aku dan Edo menggarap vagina Nana. Malam itu belasan kali istriku mencapai klimaks disertai jeritan panjang penuh kepuasan.
xXx
Diposkan oleh Ryana D. Arthur di 16:17 Pembalasan Perselingkuhan Label: Pesta Seks 0 komentar
--------------------------------------------------------------------------------
Setelah peristiwa bersama Rico, hubunganku dengan Risa makin membaik secara kualitas, namun secara kuantitas aku agak jarang bertemu dengan Risa karena aku harus bekerja dan melanjutkan studi di luar kota. Sehingga paling dua minggu atau tiga minggu sekali aku bertemu dengannya.
Perihal dengan Rico aku tak cemburu lagi dengannya, apalagi aku sudah dikenalkan juga dengan pacarnya Rico. Findi namanya. Anaknya lumayan cantik, badannya juga seksi meski teteknya tak sebesar Risa, pacarku. Kutaksir ukuran BHnya sekitar 34B.
Kisahku ini terjadi ketika aku pulang ke kota K, untuk menengok Risa. Kangenku padanya sudah nggak ketulungan, harusnya aku pulang 2 minggu lagi, tapi aku pulang seminggu lebih awal, karena udah tak tahan kangen. Sengaja Risa tak kuberi kabar untuk memberikan kejutan kepadanya, karena saat kutelepon katanya ia kangen sekali denganku.
Pagi-pagi benar aku sudah sampai di kota K, setelah melepas lelah aku meluncur naik taksi ke dekat rumah Risa. Dari wartel yang berjarak 500 m, kutelepon ke rumahnya.
"Pagi, Risanya ada?"
"O.. Risanya pergi baru dua menit yang lalu" Ibunya Risa yang mengangkat telephone.
"Kemana ya Bu?"
"Aduh kurang tahu ya.. Katanya mau bimbingan skripsi atau apa gitu?"
"Ya udah Bu, makasih"
Begitu kuletakkan telepon, kulihat mobil Risa melintas di depanku, entah kenapa aku tak terlintas dalam benakku untuk mengikutnya. Kulihat Risa berdandan sangat cantik dan sexy, mungkin itu juga yang membuatku curiga karena selama ini setiap ia bimbingan, dandanannya biasa-biasa saja. Akhirnya kuminta sopir taksi untuk mengikuti mobil Risa.
Setelah berjalan 3 km, tiba-tiba mobil berhenti, kemudian pintu dibuka, kulihat cowok yang sangat kukenali wajahnya, Rico teman sekampus Risa, sesaat mereka ngobrol kemudian Rico masuk ke mobil melalui sebelah kanan. Ternyata mereka ganti stir, Rico yang memegang stir kemudian Risa duduk si sebelahnya.
Beberapa saat mobil berjalan Risa menoleh ke belakang, aku terkejut langsung kutundukkan badanku agar ia tak mengenaliku. Saat ku munculkan lagi wajahku betapa terkejutnya aku ketika Risa ternyata mencium pipi Rico, kemudian ia menggelayut mesra di bahu Rico sambil Rico terus menyetir. Hampir saja kuminta sopir taksi untuk menghentikan mobil mereka, namun naluriku berkata lain aku harus ikuti kemana mereka pergi.
Mobil Risa terus meluncur melewati batas kota K melewati kota U arah menuju areal wisata di kota B. Tiba-tiba badanku merinding, keringat dingin membasahi tubuhku, jangan-jangan mereka benar ke kota B, tempat aku dan Risa biasa memadu asmara. Sejenak aku diam menenangkan diri, tiba-tiba kulihat Hpku, aku ada ide coba telp HP Risa, toh ia tidak tahu kalo aku lagi pulang ke kota K.
"Hallo Sayang, lagi ngapain?"
"Eh Ryan, kupikir siapa kok nggak ada nomornya?" jawab Risa santai
"Oh iya aku pakai private number, sori belum kuganti. Lagi dimana nih?"
"Ini Ryan mau ke tempatnya Bu Ani, konsultasi skripsi"
"Emang rumahnya di mana?"
"E.. Di jl. KS.." Kudengar Risa agak gugup, ia menjawab sekenanya. Padahal setahuku Bu Ani itu rumahnya di Jl. RHT.
"Ya udah, ati-ati ya.."
"Ok Ryan Bye, cup ah.." Gila kupikir Si Risa, dia bohongi aku tapi masih juga sempat bersikap mesra.
Dengan jawaban tadi aku yakin betul kalo Risa dan Rico sedang menuju ke tempat wisata di kota B. Terbayang di wajahku pergumulan yang pernah aku lakukan bersama Rico dan Risa, ada gairah, ada cemburu yang membara. Tapi kenapa mereka lakukan ini? Kenapa Risa menghianatiku? Kenapa Rico menyalahgunakan kepercayaanku? Bukankah kuajak dia ikut bergabung pada permainan dulu itu agar tak ada cemburu diantara kita? Kenapa mereka melakukan ini tanpa seijinku bahkan berbohong kepadaku? Sejuta pertanyaan terus melintas di kepalaku.
Aku menyalahkan diriku sendiri kenapa kuajak Rico waktu itu? Ah semuanya sudah telanjur, aku nggak bisa membayangkan lagi apa yang mereka perbuat selama ini ketika aku di luar kota. Dengan dalih skripsi mereka bebas melakukan apa saja.
Di sela-sela kegundahanku tiba-tiba kuingat Findi, pacar Rico. Sedang apa kira-kira dia? Tahukah ia kalo Rico selingkuh dengan Risa. Tiba-tiba ada gairah dalam diriku untuk menikmati tubuh Findi, kubayangkan bodynya, putihnya dan pantatnya yang aduhai. Kulihat Hpku kucoba cari nomornya, ah bersyukur aku ternyata aku masih menyimpan nomornya.
"Hallo Findi?"
"Iya.. Siapa nih?"Suaranya merdu dan manja sekali.
"Ini Ryan.."
"Oh Bang Ryan. Gimana kabarnya Bang?" sapanya sangat lembut dan ramah.
"Baik.. Findi sendiri gimana? Baik juga kan?"
"Iya Bang"
"Lagi dimana nih Fin"
"Di tempat temen Bang, di U"
"Lho nggak pacaran, kan hari sabtu?"
"Aduh Bang, Rico lagi sibuk sekali akhir-akhir ini ngerjain skripsi, jangankan pacaran telp aja aku takut ganggu.. Lho bukannya Rico lagi ke dosen ama Mbak Risa? Abang di K kan? Belum ketemu Mbak Risa?" tanyanya seperti memberondong.
"Oh ya tho.. Belum tuh Riss.. Eh kamu di kota U ya? Aku juga di U nih.. Gimana kalo kita ketemu, itung-itung ngilangin kangen sebagai sesama ditinggal pacar sibuk skripsi.. He.. He.." kucoba sambil bercanda sekaligus menghilangkan rasa cemburuku pada Risa dan Rico.
"Ah Abang bisa aja.. Tapi boleh juga Bang, soalnya temenku juga mau pergi bentar lagi"
"Ya udah kujemput kamu ya.." Setelah Findi memberikan alamat temennya lalu kusuruh sopir taksi meluncur ke alamat tersebut.
"Pagi Fin"
Gila kulihat cantik sekali Findi pagi ini badannya yang dibalut kain ketat serta celana ketat tiga perempat seolah memamerkan semua tonjolan yang ia punya.
"Eh Abang.. Udah dateng kok cepat sekali?"
"Iya nih.. Ternyata posisiku tadi udah dekat.. Yuk" ajakku sambil mengandengnya masuk ke taksi. Terasa harum wangi parfumnya membuat 'adik'ku menggeliat.
Setelah memasuki taksi, kemudian kami meluncur dengan cepatnya, seakan tahu betul sopir taksi itu mengarahkan ke obyek wisata B.
"Kemana kita Bang?" Tanya Findi melihat taksi ke arah B
"Gimana kalo kita ke B, sambil lihat pemandangan. Di jakarta lihatnya gedung terus sih.."
"Boleh Bang.. Siapa takut.. Asal nggak aneh-aneh aja Abang"
"Aneh-aneh gimana maksudnya?"
"Ya kan dah lama nggak ketemu Mbak Risa.. Aku nanti jadi pelampiasan lagi" katanya sambil mengerling penuh arti.
"Dasar kamu.." kataku sambil kucubit dia.
Di perjalanan kami terus bercanda, cerita kesana-kemari sampe akupun agak lupa kalo tujuanku adalah investigasi Risa dan Rico. Hingga karena taksi dikemudikan sangat cepat maka tanpa diduga sebelumnya posisi taksiku persis di belakang mobil Risa yang dikemudikan Rico.
"Bang itu bukannya mobil Mbak Risa? Yang nyetir Rico kan? Mau kemana mereka? Kok kemari?"
"Itulah yang juga Abang ingin tahu, Abang sejak tadi membuntuti mereka. Trus Abang telp Findi, eh pas di kota U juga, jadi sekalian aja pikirku. Abang juga penasaran kok Fin"
"Pantesan sibuk terus mereka, jangan-jangan"Findi tak meneruskan kata-katanya, matanya berkaca-kaca, ia rebahkan tubuhnya ke dadaku.
"Bang.. Gimana nih Bang?"
"Udahlah Fin.. Gak pa-pa.. Santai aja, toh Findi kan juga sama Abang.. Jadi satu-satu nantinya hehe"
"Ih Abang genit..
"Katanya sambil terus merapatkan ke badanku seakan nggak mau ia lepaskan. Kulihat Findi mulai agak tenang.
Taksi kami terus mengikuti arah mobil Risa, dari belakang kulihat sesekali Risa mencium Rico, kadang sebaliknya Rico yang mencium Risa.
"Ih.. Mereka genit sekali" kata Findi sebel.
"Aku cium Abang juga ah.." Tanpa peduli pada sopir taksi tiba-tiba Findi menciumku.
"Ih nakal kamu" Padahal saat itu adikku betul-betul tegang, aku bergairah melihat apa yang akan diperbuat Risa dan Rico sekaligus bergairah karena Findi terus merapat ke badanku.
Tiba di kota B. Kulihat mobil Risa belok ke arah Hotel KDR, aku hafal betul karena di tempat itu aku dan Risa sering memadu kasih, lalu kuminta sopir taksi untuk terus dulu supaya nggak ketahuan mereka kalo aku dan Findi membuntuti.
"Bang mereka ke Hotel. Mau ngapain mereka? Masak konsultasi di Hotel?" Findi semakin sebel diliputi rasa cemburu, rasa yang sama yang pernah kurasakan dulu (Cemburu Membawa Sensasi).
"Udah Fin, tenang aja nanti kita ikutin mereka"
Setelah beberapa saat taksi kemudian kuminta berputar masuk ke hotel, aku berbincang-bincang sesaat dengan reseptionist yang aku udah lumayan kenal karena langganan lalu aku minta kamar di sebelah Risa dan Rico. Sedangkan sopir taksi kuminta dia pulang setelah kubayar, karena aku berpikir pulangnya bareng sekalian dengan Risa dan Rico.
Jalan menuju ke kamarku melewati depan kamar Risa dan Rico, saat aku lewat terdengar desahan-desahan yang sangat menggairahkan. Kurang ajar batinku ternyata mereka udah nggak mampu menahan lagi, tapi di sisi lain desahan-desahan itu justru membuatku terasa bergairah.
Begitu masuk kedalam kamar aku dan Findi segera mencari lubang yang dapat kami gunakan untuk mengintip aktivitas Risa dan Rico, tanpa menemui kesulitan kami menemukan lubang yang mampu melihat aktivitas mereka secara jelas namun tak mungkin mereka lihat karena tempatnya sangat tersembunyi.
"Oh Ris.. Aku kangen sekali ama tetekmu" ujar Rico sambil memegang dada Risa yang masih terbungkus kain lengkap.
"Ohh.. Ohh.. Aku juga Ric, aku kangen ama batangmu yang tegak itu" desah Risa sambil terus mereka berciuman bibir.
Kulihat Findi begitu dongkol melihat kelakuan mereka, namun sisi laen aku juga lihat kalo Findi wajahnya merah, kuduga selain menahan amarah ia juga menahan gairah melihat aktivitas Rico dan Risa. Perlahan kuraba paha Findi yang masih terus mengintip aktivitas Rico dan Risa.
"Ohh.. Oh.." Lenguhnya tanpa menggeser posisi mengintipnya.
Sementara di seberang kamar kulihat Rico telah berhasil melucuti pakaian atas Risa hingga yang tertinggal di atas hanyalah BH Risa.
"Ohh.. Ric.. Lidahmu nakal sekali"
"Tapi kamu suka kan?"
"He eh.. Ehm.. Oh.. Terusin nakalmu Ric, lepaskan BH ku" Risa semakin bernafsu.
Aku hafal betul kalau Risa paling tidak tahan jika teteknya di pegang. Dalam sekejap BH Risa sudah terlepas dari tempatnya, kini yang nampak adalah dua buah gunung kembar yang menjulang dengan puting yang sudah mengeras. Rico dengan lahap menjilati puting tersebut.
"Ohh.. Enak sekali Ric.. Kok bisa ya sekecil ini di jilat rasanya sampe ke ubun-ubun.. Oh" lenguh Risa dengan manja menahan gairah. Sementara aku sendiri terus bergerilya di paha Findi..
"Ough.. Ohh.. Enak Bang"
"Lepasin celanamu ya.." Pintaku dengan berbisik
"Ho.. Oh" Kulepas celananya yang tiga perempat, sengaja kusisakan CD-nya biar ada sensasi tersendiri.
"Uhh.. Bang" rintihnya ketika tanganku mengucap vegynya yang masih tertutup CD, namun nampak jelas rambut-rambutnya yang hitam kecoklatan.
"Ohh.. Ouhh.. Ohh.. Kamu pintar sekali Bang" desahannya makin keras tatkala kuraba bibir vegynya yang sudah basah.
Di seberang kamar kulihat Risa dan Rico sudah tak berpakaian lagi alias telanjang bulat. Risa kulihat sedang mengoral penis Rico.
"Ohh.. Ris enak.. Sekali.. Oh" Rico meracau.
"Enak mana ama kuluman Findi Ric?" Tanya Risa sambil terus mengoral.
"Enakan oralmu Ris".
Mendengar ucapan Rico, Findi menjadi jengkel. Seolah ia akan membuktikan ucapan Rico, kemudian ia segera melucuti celanaku. Terpampanglah penisku yang sudah tegak mengacung. Tanpa banyak basa basi ia langsung kulum penisku.
"Oh.. Ohh.." Bibir tipis Findi ternyata lihai juga mengoral penisku, memang kuakui bibir tebal Risa lebih mantap untuk mengulum penis, namun demi menyenangkan hati Findi aku tetap memuji dia.
"Auh.. Ogh, enak.. Fin.. Bohong kalo Rico bilang enakan kuluman Risa.. Ohh.." Seakan makin bersemangat Findi terus mengocok penisku dengan cepat.
"Oh.. Fin enak sekali.. Aku nggak tahan Fin.." sambil terus Findi mengulum penisku, tanganku menyelusup ke dada Findi, kutemukan dua gunung yang memang nggak sebesar punya Risa.
"Ohh.. Bang.. Aku bergairah sekali.. Bang.. Oh.."
Kulihat di kamar sebelah Risa dan Rico sudah tidur berpelukan, terdengar dengkuran halus Risa yang sangat kukenal. Karena aku dan Findi terlalu asyik bermain sehingga tidak sempat melihat sampai klimaks Rico dan Risa dalam mendaki kenikmatan.
"Bang masukin punyamu Bang.. Ohh.. Aku nggak tahan lagi" perlahan kumasukin penisku di vagy Findi.
"Pelan-pelan Bang.. Oh.. Nikmat.. Ohh"
"Ohh.. Ough.."
"Ouhh.. Ough.. Oghh.. Ohh" Kami terus berpacu mengjar nafsu yang semakin membara seolah lupa kalo di sebelah ada pasangan kita masing-masing.
"Ohh.. Bang aku hampir sampe"
"He eh.. Abang juga.. Dikeluarin dimana?"
"Di luar aja Bang aku lagi subur.. Oh"
"Ya udah Findi keluarin dulu.."
"Oh.. Bang.. Oh.. Ohh" Rintihan panjang Findi mengakhiri klimaksnya.
Ia semburkan lahar basahnya ke penisku, sementara penisku segera kutarik dan kukgoyang-goyangkan dengan keras di atas perut Findi.
"Ohh.. Ohh" cret cret spermaku keluar dengan derasnya di perut Findi.
Kami kemudian berpelukan sangat erat. Sementara itu di kamar sebelah Rico dan Risa masih tertidur, demikian pula dengan Findi, ia tertidur mungkin karena kecapekan. Sedangkan aku sendiri tak bisa tidur. Sambil menghisap rokok aku berpikir keras untuk menggali ide agar dapat menyelesaikan konflik perselingkuhan ini dengan happy ending dengan tanpa amarah bahkan kalo bisa dengan gairah, karena bagaimanapun awalnya aku yang salah dan aku memang sangat mencintai Risa, tapi vegy Findi pun juga lezat rasanya.
*****
Bagi pembaca yang penasaran silakan kirim ke emailku, mudah-mudahan aku sempat membalas di sela-sela kerjaku.
E N D
Diposkan oleh Ryana D. Arthur di 16:12
Posting Lebih Baru Posting Lama Halaman Muka
Langgan: Entri (Atom)
Peringatan ADMINSitus ini adalah situs yang berisikan materi-materi berbau pornografi atau menceritakan adegan seksual tanpa sensor, hanya kami tujukan bagi kalangan dewasa berusia 17 tahun keatas dan telah menikah.
Jika anda masih berada di luar cakupan tersebut atau tidak ingin membaca dan melihat materi-materi pornografi dan seksual, maka anda diharuskan untuk segera meninggalkan situs ini sebelum melangkah terlalu jauh.
Yahoo Chat
Cerita X Seru's Fan BoxCerita X Seru on Facebook
Our FacebookDee Karvov
Buat Lencana Anda
Cerita X Seru
Promosikan Halaman Anda Juga
Chat X Seru SMS Gratis
Server Status
You have 100 from 2867 Free SMS left
We use 7 server for faster SMS delivery
Send Free SMS 4 All
Phone:
Message: This is your Free SMS message, you may include your name or number here
SMS Char Left:
Click at the same number to send SMS
CLICK TO READ SMS REPLY
How To Send SMS ?
Cerita DewasaDaun Muda (41) Guru Murid (1) Lain-lain (17) Pemerkosaan (23) Pesta Seks (34) Sedarah (68) Sesama Jenis (13) Setengah Baya (43) Tukar pasangan (7) Umum (56) Artikel UnikCurhat (3) Humor (25) Kisah Inspirasi (17) Tips dan Triks (8) DownloadEbook (2) Gallery Photo (11) Video (20) Pengikut
Cerita X Seru | WPTheme by EZwpthemes
BloggerTheme By BloggerThemes.net
This template is brought to you by : allblogtools.com | Blogger Templates